Good News

266 29 0
                                    

Sebuah mobil van hitam berhenti di depan salah satu pintu lobi di area perkantoran elit di kota Seoul, pintu mobil terbuka lebar, lalu keluarlah tiga orang laki-laki dan satu orang gadis dari dalam van hitam tersebut, tanpa basa-basi keempatnya berjalan lurus masuk ke area perkantoran yang dikenal memiliki penjagaan ketat itu.

Mereka berjalan lenggang dengan mudahnya melewati beberapa penjaga hanya dengan menunjukkan id card yang ada di tangan mereka. Keempatnya terus berjalan beriringan, melewati lobi utama, kemudian memasuki salah satu elevator yang akan membawa mereka ke lantai yang dituju, hingga sampailah mereka di sebuah lantai tertinggi di gedung elit tersebut.

Banyak pasang mata melihat ke arah mereka, beberapa penjaga dan beberapa staf pun hanya bisa terdiam dan menonton saja apa yang akan dilakukan para tamu yang tidak diundang itu.

Dan satu-satunya gadis dari keempat orang itu mendekati sebuah pintu yang dimana didepannya terdapat seorang gadis lainnya yang tengah duduk di kursi kerjanya.

"Nona.. ada yang bisa aku bantu?" tanya gadis itu pada seorang gadis polisi yang sudah bersiap membuka pintu di depannya.

Gadis polisi bernama Lee Chaeryeong itu tersenyum manis lalu menggelengkan kepalanya, kemudian melanjutkan untuk membuka pintu itu. Sementara gadis sekretaris itu kini mulai mengerti dan memahami situasi saat ketiga orang lainnya menunjukkan identitas mereka.

Pintu pun terbuka, polisi cantik itu langsung masuk ke ruangan tersebut dengan diikuti oleh tiga orang laki-laki dibelakangnya.

"CEO Jeon.. Anda kami tangkap atas kasus pembunuhan, penculikan dan pembunuhan berencana lainnya." ucap gadis polisi itu sambil menunjukkan selembar kertas yang diyakini adalah surat perintah penangkapan resmi dari kepolisian.

Pria paruh baya bermarga Jeon itu membelalakkan matanya ketika melihat keempat polisi itu tiba-tiba memasuki ruangannya, kemudian dirinya tertawa terbahak-bahak di kursi kerjanya tersebut.

"Hahaha... Baiklah.. silahkan bawa aku.." ucap pria paruh baya itu masih dengan tawanya berdiri dari tempat duduknya dan menyodorkan kedua tangannya kepada polisi yang ada di depannya.

Tanpa fikir panjang, salah satu polisi laki-laki itu segera mengunci kedua tangan pria bermarga Jeon itu dengan borgolnya. Kemudian dua orang polisi laki-laki lainnya segera menggeledah seluruh penjuru ruang kerja tersebut.

Tak berapa lama, para polisi itu pun akhirnya siap menggiring seorang CEO terpandang di Korea Selatan itu keluar dari ruangannya, namun tiba-tiba seorang pemuda muncul dihadapan mereka dengan nafas terengah yang tidak beraturan dan peluh yang sudah menghiasi wajah tampannya.

"Appa.. mianhaeyo.." ucap pemuda bermarga Jeon itu.

"Jungkook-ah.. apa kau yang melaporkan appa?" tanya pria paruh baya menatap putranya datar.

Jeon Jungkook menundukkan kepalanya, dirinya tidak berani menatap mata ayahnya kala itu, namun ada air mata yang menetes dari sudut matanya seketika.

Dengan sikap diamnya Jungkook, ayahnya sudah tau kalau memang benar putra kesayangannya itulah yang melaporkan ayahnya ke polisi. Ayahnya sudah tau kalau Jungkook tidak suka dengan segala tingkah laku ayahnya yang akan menghalalkan segala cara demi apapun yang ingin diraihnya.

Sepulangnya dari Amerika, Jungkook sangat marah pada ayahnya ketika dia tau ayahnya menggunakan dan memanfaatkan Ho Seok sebagai kaki tangannya untuk memuluskan segala rencana jahatnya.

Sementara Ho Seok, dirinya tidak punya pilihan untuk menolak segala keinginan ayah tirinya itu. Ayah tirinya selalu mengancam akan menyakiti ibunya jika saja Ho Seok tidak mau menuruti keinginan Tuan Jeon yang selama ini dipanggilnya Sajangnim itu. Ho Seok sangat mengenal sifat ayah tirinya itu, CEO terpandang itu tidak pernah main-main dengan ucapannya, dengan segala kekuasaan yang dimilikinya, semua jadi tampak mudah dipaksakan untuk selalu selaras dengan apa yang diinginkannya.

The Perfect ScarsWhere stories live. Discover now