SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (C...

由 themagicpena

62.3K 6K 816

Siapkan hati untuk merenung, apa arti cinta dan keluarga. Qarira, gadis pengungsi dari Syria ingin menata dan... 更多

Berlin Hauptbanhof
Qarira Nur El-Bakri
Aleppo...Cintaku yang Terkubur
Kenangan
Dinda Abimanyu (1)
Dinda Abimanyu (2)
Sekolah Bahasa Jerman
Christian Martin
Pameran
Promosi
Pertemuan
Ku'damm
Marco Alejandro
Shopping
Konser
Konser (2)
Muhammad Akbar Permana
Luka yang Kurindu
Nasib atau Takdir Ilahi
Sang Model
Praduga
Mama
Dear Hati
Serupa tapi tak Sama
Malam yang Na'as
Firasat
Bisnis yang Menjanjikan
Air Tuba dibalas Air Tuba
Pertengkaran
Tangisan
Hati yang Terluka
Mukena Cinta
Dinner yang Penuh Kejutan
Kegaduhan Kecil
Meeting dengan Big Boss
Kecelakaan Tragis
Nyawa di Ujung Tanduk
Rencana Jahat
Luka diatas Luka
Selalu Sial
Rencana Yang Lebih Besar
Keadaan Kritis
Duka (1)
Duka (2)
Rahasia yang Terungkap
Bahasa Kalbu
Perang Mulut
Kehamilan
Penangkapan Pedro
Anna dan Pedro
Pukulan Telak
Cinta dan Keserakahan
Dia Bukan Anakku!
Siuman
Tanda Tanya
Sebuah Rahasia Terungkap Lagi
Perampokan Bank
Sang Penyelamat
Marco dan Dinda
Hilang Ingatan
Akan Aku Buktikan Cintaku (1)
Akan Aku Buktikan Cintaku (2)
Christian atau Akbar?
Nasib Qarira
Liburan
Aku Rela
Bunuh Diri?
Aku Cinta Padamu
Tragedi Opera
Candle Light Dinner
Double Wedding (1)
Double Wedding (2)
Tiga Pria
Segalanya Berakhir
Selamat Tinggal, Akbar!
Epilog

Kejutan Ulang Tahun

480 42 3
由 themagicpena

Para tamu undangan sudah hampir semuanya datang. Qarira sibuk membantu Dinda, menawarkan minuman dan makanan kecil pada para tamu. Apartemen kecil itu disulap Dinda menjadi tempat party  yang sangat menarik. Balon-balon dan pita-pita berwarna-warni di setiap sudut apartemen, buket bunga mawar di beberapa meja dan lilin-lilin beraroma spa dinyalakan menambah semaraknya suasana. Di ruang tamu sendiri disulap menjadi dancefloor kecil dengan DJ yang memainkan musik-musik berirama pop, RnB dan dance.

"Silahkan dicoba minumannya," sapa Qarira menawarkan minuman segar tanpa alkohol yang sengaja diraciknya sendiri.

"Terima kasih," kata seorang gadis seraya menyedot minuman itu, "hmmm, nikmat menyegarkan sekali," lanjutnya.

"Terima kasih. Itu salah satu minuman favorit di tempatku bekerja," timpal Qarira mengutas senyum dan berlalu lalu menawarkan kepada tamu-tamu yang lain.

"Kamu pasti Qarira, ya?" seorang laki-laki berparas tampan  dengan tatoo di tangan mendekat dan menyapa ramah Qarira, menatap wajah gadis itu erat.

"Hi, iya. Kamu?" tanya Qarira menautkan kedua alisnya menjadi satu.

"Aku Marco, pacar Dinda," Marco menyodorkan tangan mengajak Qarira untuk berjabat tangan.

"Hallo, Marco. Senang akhirnya bisa berkenalan dengan kamu," ucap Qarira menyambut tangan Marco.

"Aku juga Qarira. Terima kasih sudah menjadi teman dan sahabat buat Dinda. Dinda sering bercerita tentang kamu."

"Benarkah? Dia cerita apa saja?" tanya Qarira penasaran.

"Banyak. Mulai dia pertama kali bertemu dengan kamu, cerita tentang asal usul kamu, pacar kamu--"

"Sedetail itu?" Qarira menunduk malu, wajahnya memerah. Dinda, ternyata dia bocor juga, batin Qarira.

"Maaf, boleh minta minumannya?" seorang tamu tiba-tiba nongol diantara mereka.

"Oh tentu saja, silahkan!" Qarira menyampirkan nampan yang dibawanya, "maaf Marco, aku harus lanjutin dulu ya. Sampai nanti," pungkas Qarira meninggalkan Marco dan menawarkan minuman lagi kepada para tamu yang lain.

Dinda yang nampak sangat cantik malam itu menggenakan sebuah gaun warna biru terang sedang sibuk bercakap-cakap bersama beberapa tamu. Temen-teman kuliahnya, beberapa tetangga apartemennya dan beberapa kenalan.

"Qarira, sini!" panggil Dinda saat melihat Qarira melintas di dekatnya. Qarira menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sumber suara tadi. Dinda melambaikan tangan.

"Lihatlah dirimu, Dinda. Kamu nampak sangat bahagia malam ini dan paling cantik tentunya," bisik Qarira ke telinga Dinda.

"Terima kasih, Qarira. Kamupun juga begitu. Kamu belum cerita tentang kencanmu dengan Christian. Aku sudah tak sabar mendengarnya," goda Dinda mengerlingkan mata.

"Nanti pasti aku bakal cerita, Dinda. Eh si Akbar kok belom nongol juga ya?"

Dinda mengedikkan bahu. "Aku sudah mengiriminya Whatsapp dan beberapa kali menelponnya tapi masih belom ada respon dari dia. Mungkin dia masih bekerja, Qarira."

"Aneh banget sih. Christian pun sampai saat ini juga belum menghubungiku. Apa mereka berdua janjian ya membuat kita gelisah?" canda Qarira disambut gelak tawa kecil Dinda.

"Lupakan dulu mereka sejenak, sini ikut denganku!" Dinda menarik lengan Qarira, "kamu kan belum makan dari tadi, ayo makan dulu."

Mereka menuju sebuah meja bundar besar yang di atasnya sudah tersedia berbagai macam masakan yang sudah dimasak Dinda sejak kemarin. Semua masakan sangat menggugah selera makan.

"Oh my God, Dinda. Coba jelaskan makanan apa saja ini? Aromanya bikin aku lapar nih." Qarira membulatkan matanya menyaksikan beberapa jenis makanan yang ada diatas meja.

"Ini kamu coba Karedok, salah satu makanan khas dari Indonesia. Sejenis salat dengan bumbu kacang. Enak banget, ayo dicoba." Dinda mengambil piring, menuangkan tauge, kacang panjang, kol dan beberapa sayuran segar lainnya kemudian menambahkan saus kacang diatasnya.

"Hmm ... enak banget." Qarira melahap Karedok yang diberikan Dinda padanya. Menikmati masakan Dinda yang baru kali ini disantapnya.

"Nah setelah Karedok, kamu cobain yang ini ya--Soto Ayam." Dinda menyodorkan piring lain pada Qarira. Qarira yang sedang asyik makan tak kuasa menolak.

"Apalagi ini, Din? Aku belum selesai makan nih," pekik Qarira sambil mengunyah.

"Ini Soto Ayam, makanan khas dari Jawa Timur, Indonesia. Kamu pasti bakal ketagihan, Qarira."

"Hmm ... kamu hebat banget, Din. Bisa masak makanan seenak ini," Qarira menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Teman-teman sekalian ... mari kita nyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Dinda bersama-sama," suara Marco bergema lewat sebuah mikrofon. Beberapa tamu menarik Dinda ke tengah dancefloor kecil. Mereka berkumpul mengitari Dinda.

"Happy Birthday to you, Happy Birthday to you, Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday Dinda."

Para tamu bernyanyi bersama. Dinda merasa sangat bahagia. Hari ulang tahun yang sempurna baginya. Teman-temannya, sahabatnya dan juga pacarnya hadir di sana. Biasanya Marco datang saat semuanya sudah pulang atau bahkan lupa akan ulang tahunnya, tapi tahun ini terasa lain. Semuanya berjalan sesuai seperti yang direncanakannya.

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga .... sekarang juga."

Mereka bernyanyi lagi dengan riang gembira. Dinda meniup kue dengan lilin angka 25 di depannya. Semuanya bertepuk tangan. Mata Dinda berkaca-kaca. Marco mendekatinya, merangkul dan mengecup bibir Dinda.

"Selamat ulang tahun, sayang. Semoga panjang umur, sehat selalu dan berbahagia. Ich liebe dich," bisik Marco menatap dalam mata Dinda yang sudah basah. Semua bertepuk tangan dan bersiul sahut menyahut.

"Ich liebe dich auch, schatz," jawab Dinda merangkul balik erat Marco.

"Buka kadonya, buka kadonya, buka kadonya sekarang juga, sekarang juga ... sekarang juga," para tamu bernyanyi lagi. Dinda mengurai senyum bahagia memandangi tumpukan hadiah ulang tahunnya.

Dinda melangkah maju, mengambil sebuah kado dari salah satu teman kuliahnya. "Dari  Andy," kata Dinda seraya merobek kertas kado warna coklat dan membuka isinya, "terima kasih andy untuk kadonya."

"Dari Herr Berg," Dinda mengambil sebuah kado besar terbungkus kertas berwarna putih bertulis happy birthday, sebuah boneka beruang besar lambang dari kota Berlin. "Terima kasih sekali lagi, Herr Berg."

Herr Berg, tetangga Dinda itu tersenyum melihat tingkah Dinda. Dinda melanjutkan membuka kado-kado dari para tamu undangannya.

"Nah, kalau yang ini dari sahabat saya, Qarira," kata Dinda menarik tangan Qarira ketengah-tengah dancefloor. " Saya mengenalnya masih belum lama tapi kami begitu dekat. Dia teman curhat saya, dia sangat perhatian," lanjut Dinda.

Wajah Qarira merah padam. Semua mata memandang ke arahnya, belum pernah Qarira merasa diperhatikan oleh banyak orang seperti ini. Dinda yang tahu kegelisahan Qarira segera merangkulnya.

"Wow ... sebuah celemek! Terima kasih, Qarira. Kamu tahu ya kalau aku hobi memasak." Dinda memeluk erat Qarira. Qarira lega mendengarnya. Semua bertepuk tangan. Dinda membuka satu persatu kado yang dihadiahkan padanya. Tersisa sebuah kado terbungkus kertas putih bertabur "LOVE" dan diikat dengan sebuah pita berwarna merah muda .... sangat cantik.

"Marco--" ucap Dinda pelan. Marco melangkah maju, sekarang berhadap-hadapan dengan Dinda. "Aku buka ya sayang hadiah dari kamu," lanjut Dinda. Marco mengangguk pelan, menarik kedua ujung bibirnya.

Dinda menyobek kertas kado itu, matanya terbelalak tatkala melihat isinya. Dinda seperti melihat hantu, wajahnya berubah pucat seketika. Bibirnya bergetar. Sebuah gaun mini berwarna putih dengan corak bunga-bunga. Dipandangnya Marco dengan tatapan nanar, tangisnya hampir pecah. Dinda masih belum percaya dengan apa yang dilihat, dicek ulang bagian belakang gaun itu. Dan benar saja ada bagian yang sedikit robek di belakang resleting dekat leher.

"KAMU KETERLALUAN, MARCO!" teriak Dinda. Butiran-butiran bening itupun jatuh luruh tak terbendung.

"Apa maksudmu, Dinda?" Marco membulatkan mata tak mengerti dengan apa  yang dimaksud Dinda.

"Dari mana kamu dapatkan gaun ini? DARIMANA?"

"Itu aku beli dari--dari--" Marco gelagapan. Sirat wajahnya menampakkan sebuah ketakutan.

"KAMU BOHONG! Mereka mencurinya dariku! Kamu bersengkokol dengan mereka!"

"Kamu salah paham, Dinda sayang. Aku--bukan aku yang--"

"PERGI KAMU DARI SINI SEKARANG! PERGIII!"

Dinda menjerit, menutup wajah dengan kedua tangannya. Qarira berlari merangkul dan menopang tubuh Dinda yang limbung. Dinda menangis tersedu menumpahkan segala kekecewaan dalam hati. Hari ulang tahun  baginya adalah hari paling buruk sepanjang hidupnya, sampai kini.


❤❤❤❤

Herr= tuan/bapak
Ich liebe dich= aku cinta kamu
Auch= juga
Schatz= sayang

Dalam tradisi/budaya orang jerman, membuka kado di depan para tamu adalah sebuah kehormatan dan untuk menghargai si pemberi kado.


Assalamualaikum

Part kejutan lagi🤭😄
Semoga makin suka dengan cerita ini.
Silahkan di VOTE, KOMEN dan SHARE yaaa yang pada suka.
Sampai ketemu di part berikutnya

Wassalam

DS. Yadi

继续阅读

You'll Also Like

482K 17.3K 17
#KARYA 4 Dian sangat membenci TNI. Sangat-sangat benci. Karena bagi gadis Tionghoa itu, TNI bertanggungjawab atas peristiwa 1998 dan diskriminasi yan...
27.5K 3.9K 40
Follow dulu sebelum baca. Bert Ertugrul, seorang personel dari pasukan khusus IDF, Unit Mistaravim yang kaku, berhati dingin dan tidak pernah percaya...
1.6M 51K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
1.8K 1K 24
Pengobat luka ketika aku patah hati Pembawa bahagia ketika duniaku muram Berharap memang hanya kepada Allah Tetapi bolehkah aku berharap kepada-Mu ...