Meteor in Me [END]

By YunitaChearrish

7.6K 2.5K 664

[Berhasil masuk list bacaan akun wattpad official (WattpadRomanceID), tema 'Kisah Klasik di Sekolah' per Sept... More

Prolog
1). Familiar Parade
2). That Caring Teng Tang Jing
3). Winnie's Perspective
4). Afin's Perspective
5). Getting Closer
6). Another Disaster
7). Overspread
8). About Charm and Statement
9). About Fransisco
10). Run the Plan
11). Alvaro's Perspective
12). Jealous? Actually, yes.
13). The Truly Intention
14). Zenya's Plan
15). School Anniversary
16). D-day
17). Truth or Dare
18). Truth or Dare (2)
19). That Kissing
20). Derwin's Coming
21). Derwin to the Rescue
22). Andro's Perspective
23). Derwin's Plan
25). Staycation
26). Derwin's Plan Part 2
27). Jealous? Actually, Super Yes.
28). The Truth is....
29). You Must be Prepared For That
30). Ars' Perspective
31). Afin's Teasing and Kissing
32). Freya's Perspective
Epilog

24). About Afin and His Family

114 55 11
By YunitaChearrish

Freya mengira dunia konglomerat pastilah kompleks seperti yang pernah diperingatkan oleh Afin sebelumnya, sewaktu dia tidak sengaja menyebar kabar tentang pertunangan antara Alvaro dengan Winnie dua bulan yang lalu. Juga sejauh drama yang pernah ditontonnya, cukup baginya untuk membenarkan apa yang dikatakan oleh cowok itu.

Jangankan kehidupan konglomerat, kehidupan artis ternama yang sedang naik daun saja tidak bisa leluasa menikmati hidupnya sendiri. Belum lagi saat mereka terjebak dalam rumor yang menuntut mereka menyelenggarakan konferensi pers atau membuat pernyataan resmi yang diwakilkan oleh agensinya atau menjelaskan sendiri.

Oleh sebab itu, untuk menghindari munculnya rumor yang dipastikan memicu kehebohan dalam dunia media, pencitraan pastilah menjadi solusi yang terbaik. Freya sendiri sudah membuktikannya lewat berpacaran dengan Afin dalam metode sandiwara supaya hubungan Alvaro-Winnie berjalan dengan lancar tanpa embel-embel rumor tambahan lain yang bisa memperburuk semuanya.

Freya pikir, meski dia dan Afin berhasil mengelabui yang lain, kebenaran tersebut pastilah akan terbongkar suatu saat. Cepat atau lambat. Setidaknya, fakta tersebut akan diketahui oleh keluarga inti Afin sebelum menyebar ke yang lain. Mungkin saja saat itu terjadi, Freya akan diejek-ejek atau dihina karena latar belakangnya yang bukan dari dunia konglomerat.

Bukannya itu yang terjadi dalam drama? Terlepas dari hubungan mereka palsu atau tidak, jika dihadapkan dengan keluarga pacarnya, pastilah akan diinterogasi. Jika cewek itu beruntung, minimal dia hanya akan dihina. Namun sebaliknya yang terburuk, mungkin dia akan mendapat tamparan di pipi atau lemparan uang tunai di mukanya.

Maka dari itu, Freya telah berusaha menyiapkan mental untuk menghadapi keluarga Afin yang jumlahnya cukup banyak itu. Sebenarnya dia sudah ciut duluan karena tidak menyangka harus berhadapan dengan beberapa anggota keluarga sekaligus meski seharusnya dia bersyukur karena dia tidak dipertemukan dengan orang tua Afin.

Mungkin belum waktunya, batin Freya dengan jantung yang hampir melemah karena sudah berdetak terlalu lama. Tubuhnya mendadak panas dingin karena sejak awal tidak dalam kondisi prima, tetapi dia berusaha mengabaikan rasa ketidaknyamanan itu karena baginya, yang paling penting adalah pencitraan. Walau bagaimanapun, statusnya adalah pacar Afin dan dia tidak mau membuat cowok itu kehilangan muka gegara dirinya.

Namun, beberapa menit telah berlalu dan Freya tidak merasakan tanda-tanda dia akan dihina atau setidaknya ditatap dengan tatapan tidak suka oleh keluarga inti Afin. Alih-alih diinterogasi dengan mata yang dipicingkan atau sindiran, mereka malah memperlakukannya seakan dia adalah bocah ingusan yang perlu diberikan perhatian lebih.

"Where should we go?" tanya Delvino dari depan.

"Kita pergi makan kali, ya?" usul Sarah, yang duduk di sebelah kiri Freya. Matanya beradu dengan mata suaminya dari kaca spion tengah. "Freya pasti lapar banget. Iya, kan, Sayang?"

Ditanya seperti itu, sukses membuat Freya kaget bukan main. Tubuhnya menegang seakan baru saja disiram dengan air es. "Hmm... i-iya, Kak."

Kebetulan Freya memang lapar karena sewaktu jam istirahat tadi, dia hanya makan setengah dari porsi biasa sehingga tanpa bisa dicegah, perutnya tiba-tiba mengeluarkan suara seperti belum makan seharian penuh.

Freya memejamkan matanya kuat-kuat dan harus menahan diri untuk tidak pingsan saking malunya sementara semua penghuni mobil tertawa gara-gara mendengar bunyi lambungnya itu.

"Kayaknya kalo lo nggak jawab pun, perut lo tetep akan demo," ledek Derwin yang menoleh ke arahnya dari depan dengan tawanya yang begitu lepas.

"Kamu manis banget, sih." Michelle memuji dari sebelah kanannya. Wanita itu begitu manis dengan kuciran ekor kuda, mengeskpos jelas leher jenjang, juga bahunya karena memakai atasan bermodel sabrina.

Freya mendadak merasa sangat tidak cocok berada di sana.

Mobil segera melaju ke jalan tol dan mereka semua mengisi durasi perjalanan dengan bertanya informasi umum soal Freya seperti misalnya apa kesukaan cewek itu; mulai dari hobi hingga kebiasaannya, termasuk makanan dan minuman favoritnya.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut didominasi oleh Sarah dan Michelle karena wajar saja, mereka berdua duduk mengapit Freya. Lagi pula, obrolan cewek ke cewek biasanya lebih nyambung.

Ini lebih dari cukup untuk Freya mengubah pikirannya setelah berbincang. Rupanya, mereka jauh lebih ramah dan tidak semua cerita dalam drama sama dengan realita. Mungkin saja, imajinasi liar tentang dilempari uang tunai ke mukanya suatu saat tidak perlu menjadi kenyataan.

Freya merasakan ponselnya bergetar, lalu mengecek nama di layar, tetapi keburu ditahan oleh Michelle.

"Win, your little brother is calling to Freya," lapor Michelle pada Derwin yang membuat cowok itu menoleh dan merebut ponsel di tangan Freya tanpa izin.

Dia juga mengakhiri telepon dari Afin secara sepihak tanpa izin, membuat cewek itu melipat dahinya dengan gagal paham.

Sarah yang berbaik hati menjelaskan, "Hmm... sori ya, Freya. Tapi ini bagian dari rencananya Derwin. Katanya, mau mengetes seberapa paniknya Defian setelah tau kalo Derwin perginya sama kamu berdua aja. Tanpa kami. Soalnya di antara kami semua, Derwin yang paling cemas sama adik kecilnya itu."

"Cemas kenapa?" tanya Freya yang masih bingung.

"Kamu tau tentang rahasia Defian, 'kan?" tanya Michelle. "Dia penggemar Hello Kitty. Kakak ada nonton siaran live-nya semalam. Dan kakak yakin kamu nggak bakalan putus sama pacar kamu setelah tau dia suka sama Hello Kitty. Tapi bukan itu yang mau dibahas sekarang. Derwin terlalu cemas karena di antara abang-abangnya, Defian nggak pernah terlibat hubungan dekat sama cewek mana pun kecuali Winnie. Tapi kalo menurut Kakak, sih... dia normal. Apalagi dia berani nyium kamu di depan publik, 'kan?"

Wajah Freya kontan memerah, membuat Michelle tersenyum lucu.

"Jadi, intinya," jelas Derwin pada Freya. "Kita semua udah tau kalo hubungan lo sama adik gue itu cuma sandiwara—–tenang aja, kita nggak bakalan bocorin ke orang lain, kok. Gila kali, sebarkan aib keluarga sendiri," protes Derwin setelah melihat reaksi Freya yang kaget karena rahasia mereka terbongkar. "Pokoknya, gue cuma mau ngetes aja biar gue bisa lebih tenang. Awalnya, gue seneng banget karena kira kalian beneran pacaran. Tapi karena kenyataannya bukan, gue terpaksa merancang rencana kayak gini. Lagian Kak Delvino sama Kak Sarah telanjur penasaran sama lo. Kak Michelle juga, sih, meski teknisnya udah pernah ketemu lo di rumah, cuman nggak ngobrol langsung aja."

Michelle mengangguk di sebelah Freya. "Dari awal Kakak nggak ragu sama Defian. Dia juga pasti suka sama kamu soalnya nggak nolak permintaan Delpiero, 'kan?"

"Hmm... menurut aku," kata Freya pelan. "Dia setuju karena bisa sekalian tegasin ke Winnie biar nggak terlalu lama move on-nya, Kak, jadi dia setuju pacaran sama aku. Lebih tepatnya, ini karena sama-sama bisa saling memanfaatkan."

"Tapi Kakak yakin terlepas dari itu, Defian memang tertarik sama kamu," kilah Michelle dengan senyum manisnya lagi. "Karena dia selalu cuek sama cewek sebelum ketemu sama kamu. Jadi menurut kamu, apakah pacaran dengan kamu itu satu-satunya cara buat bikin Winnie jauh-jauh dari dia?"

Freya langsung speechless, meski batinnya mulai mengakui bahwa apa yang dikatakan Michelle mungkin benar adanya.

⭐⭐⭐

Setelah memenuhi rasa laparnya, Freya diajak untuk mengunjungi rumah Delvino. Derwin tentu saja tidak berniat cepat pulang ke rumah Delpiero karena Afin pasti sudah menunggu di sana.

Menurutnya, semakin membuat Afin menunggu lama tentu akan semakin baik supaya hasilnya memenuhi ekspektasi.

Sesuai dugaan Freya, rumah Delvino juga sebesar istana dengan halaman yang begitu luas yang dilengkapi dengan gazebo. Kata Sarah, gazebo ini dibuat atas keinginannya karena suka menikmati pemandangan di luar sembari menyantap camilan setiap ada waktu luang.

Perjalanan mereka dilanjutkan ke ruangan lain, yang dipandu oleh Sarah sementara Michelle pamit untuk mandi, sedangkan Delvino sedari tadi tidak ikut. Begitu pula dengan Derwin. Wajar saja, untuk apa, sih, mengelilingi satu ruangan ke ruangan lain yang sudah biasa dilihat oleh mereka?

Setengah jam kemudian, Freya sudah selesai mandi, lengkap dengan setelan yang diberikan Sarah padanya. Teknisnya, setelan tersebut pas di tubuh karena ukurannya dengan Sarah tidak beda jauh. Hanya saja, Freya tidak terbiasa dengan modelnya.

Lebih tepatnya, pakaian itu terlalu modis untuknya meski semua mengakui kalau Freya tampak imut ketika memakai setelan itu.

Bagian atasannya adalah kaos berlengan pendek berwarna putih tetapi ukuran panjang baju tersebut juga didesain lebih pendek dari seharusnya sehingga kaos itu berhasil mengekspos bagian perut Freya yang dipadukan dengan celana jeans panjang berwarna pink pucat. Tidak tanggung-tanggung, Sarah juga memberinya aksesoris topi bundar berwarna merah dengan kalung choker serta anting-anting berukuran panjang yang herannya kelihatan cocok meski Freya gagal paham dengan perpaduan style tersebut.

Michelle bahkan memuji penampilan Freya, padahal cewek itu yakin kalau selera fashion Michelle lebih tidak biasa dibanding Sarah.

Derwin menepuk tangannya berkali-kali dengan bangga. "Meski lo bukan dari dunia konglomerat, tapi lo bisa modis juga. Tinggal didandan dikit, beres, deh."

"Papa sama Mama pasti bakal langsung nanyain nama keluarganya kalo liat Freya kayak gini," timpal Delvino sembari tersenyum lebar, lalu mengacungkan jempolnya dengan bangga.

"Hmm... memangnya Kakak nggak masalah, ya, sama latar belakang aku?" Freya bertanya refleks karena tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Nggak, sih." Derwin tidak disangka-sangka menjawab duluan. "Papa-Mama malah lebih aware sama inner calon mantunya daripada luarnya. Kalo soal kekayaan, mah, uang kami udah lebih dari cukup. Nggak ada kata kurang bagi keluarga Fransisco."

Nada yang terkesan pamer, tetapi di saat yang sama, Freya mengalami perasaan yang lebih tepat disebut sebagai perasaan lega.



Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

76.6K 6.1K 37
[ Selesai ditulis 17 juni 2019 ] ================================== Note : Follow terlebih dahulu sebelum membaca. =================================...
SUMMER TRIANGLE By -

Teen Fiction

273K 15.4K 51
Ada satu hal yang akan kau ketahui saat menatap mata Lyra. Bahwa gadis itu begitu mencintai Baren, namun sebaliknya mungkin Baren tidak.
ASTEROID By Fhateiliya

Science Fiction

64.1K 10.3K 23
COMPLETED #SequelBintang #UpdateKamis Setelah Bintang menemukan Senjanya menghadirkan Asteroid yang menawan. Kehidupan tercipta dari Sebuah komposisi...
40.6K 5K 52
[COMPLETED] Namanya Orion, manusia sedingin aphelion yang pernah gadis itu temui. Tampan? Sudah jelas. Pintar? Pasti. Namun, dingin dan cuek adalah s...