Diabolic || Kth 2

By yoshioka97

56.3K 5.1K 2.1K

©® yoshioka97 # 😈Kim Taehyung, seseorang yang dulunya selalu berkata kasar dan kejam pada Raerin, bahkan men... More

01. So Far Away
02. New Rival
03. Busy
04. Dare
05. Jealous
06. Mad
07. Mischievous
08. Dark And Rain
09. Orientation
10. Surprise
11. Sweet Pay
12. Meet His Ex
13. Wrangle
14. Punishment
15. His Grief
16. Anger
17. Sweet Annoying Devil
18. Misunderstood
19. You're So Mean
20. Puzzle
22. Wet Night
23. Secret Feeling
24. Dope

21. Party

1.6K 165 41
By yoshioka97

Rasanya Raerin ingin membungkam mulut Yeri dengan segala pertanyaan anehnya. Bagaimana tidak? Saat Raerin tengah berkonsentrasi pada mata kuliah yang dibawa oleh dosen terdisiplin fakultas, Yeri malah membisikan sesuatu.

“Oh, ayolah.. kau harus jawab pertanyaanku. Aku pikir kau lebih berpengalaman dalam berhubungan dengan seorang pria.”

“Aku sungguh tak mengerti arah ucapanmu itu. Aku memang tinggal dengan Taehyung sunbae. Tapi kami tidak akan melakukan hal aneh.” Jawab Raerin penuh dengan penekanan.

Mata Yeri membulat. “Jadi kalian belum melakukannya???”

Raerin hampir menyumpal mulut Yeri dengan remasan kertas, sebab Dosen Jung berdeham berkali-kali menyuruh untuk tidak berisik.

“Kenapa kau syok sekali? Lagipula hal seperti itu tidak harus dilakukan?”

“Bukan begitu. Sebenarnya... Jungkook sunbae pernah bercerita padaku tentang Taehyung sunbae.”

Raerin memasang telinganya baik-baik untuk mendengar kelanjutan ucapan Yeri.

“Apa? Cepat jelaskan.”

“Jadi.. sejak awal era ospek angkatan Taehyung sunbae, ada banyak mahasiswi yang mengincar pria itu. Bahkan pernah ada yang berpura-pura mabuk agar bisa menempel pada Taehyung sunbae saat acara pesta penyambutan mahasiswa baru. Kau pasti tidak tahu, sekarang pun masih banyak yang mencoba menghubunginya. Kau tidak mengecek isi ponselnya, kan?” Yeri menghela napas lalu kembali berkata. “Aku ini perhatian padamu, jadi dengarkan kata-kataku. Berdandanlah lebih cantik agar Taehyung sunbae tidak tergoda dengan perempuan lain.”

Raerin mengerucutkan bibirnya seraya menatap pantulan wajahnya dari layar ponsel. “Aku sudah berdandan.”

Ppffff.. kau sebut itu berdandan? Warna bibirmu masih pucat. Ya ampun, kenapa kemampuan bermake up-mu malah menurun?”

Tck, sudahlah. Gara-garamu, aku jadi tidak bisa fokus pada materi.”

Sungguh semua ucapan Yeri mengganggu pikirannya saat ini.

Jam perkuliahan yang dibawa Dosen Jung usai tepat pada waktunya. Beruntung tidak ada tugas tambahan yang diberikan oleh Dosen tersebut. Raerin meregangkan kedua tangannya ke atas kemudian menjatuhkan kepalanya di atas tumpukan buku.

Dari arah belakang, seorang mahasiswa mencolek bahu Raerin dan membuat gadis itu mau tidak mau menoleh. “Raerin-ssi, mau makan siang bersamaku?”

Mendengar hal itu, Yeri segera menyela. “Ya! Doyoung-ah, buat apa kau ajak-ajak Raerin untuk makan siang bersamamu?”

“Aku tidak bertanya padamu, Kim Yeri.” Balas Doyoung sembari menjewer telinga gadis itu, dan tentu saja Yeri segera menjambak rambut Doyoung. Sudah jadi hal biasa bagi Raerin melihat pertengkaran Yeri dengan kakak sepupunya itu.

Sosok pria dengan balutan kemeja hitam tiba-tiba saja muncul dari arah belakang. Segera sebelum memanggil Raerin, pria itu sedikit berdeham.

“Raerin-ssi, aku sudah mengirim sebagian bahan presentasi besok ke email-mu. Pastikan kau cek ya.”

“Oh, terima kasih, Jaehyun-ssi. Aku akan susun materi untuk presentasi kelompok besok.”

Tanpa membalas apa-apa lagi, pria bernama Jaehyun itu segera melengang pergi dengan wajah dinginnya.

“Kenapa aku jadi menggigil, sih!” Yeri menggosok kedua telapak tangannya. Matanya menatap sinis ke arah air conditioner yang sedang menyala.

“Baru kali ini aku melihat Jaehyun. Ku pikir dia tidak suka mengambil kelas Dosen Jung yang terkenal garang.” Ujar Doyoung.

Guys, aku baru saja mendapat pesan dari Seokjin sunbae. Daebak!” dengan girang Yeri justru memukul-mukul bahu Doyoung.

“Astaga... Kenapa aku harus punya adik sepupu yang suka nyiksa gini, sih? Bisa tidak kau memukul meja atau kepalamu sendiri?” gerutu Doyoung kesal.

“Raerin-ah, kita berdua diundang ke mansion milik Seokjin sunbae malam ini untuk merayakan ulang tahunnya.”

“Hei, aku akan ikut.”

Yeri memutar bola matanya. “Sorry, kau tidak termasuk tamu undangan.”

“Enak saja. Aku juga diundang.” Doyoung segera memperlihatkan undangan dari ponselnya. “Lagipula bukan hanya kalian saja yang bisa menikmati mansion super mewah milik Seokjin sunbae.” Doyoung menjulurkan lidahnya dengan wajah menyebalkan.

“Malam ini? Kenapa mendadak sekali? Kita bahkan belum membeli kado. Seharusnya Taehyung mengabariku tentang ini.” Raerin segera mengeluarkan ponselnya untuk menelpon pria itu.

Sayangnya, nomor yang ia tuju sedang tidak aktif. Sepertinya sedang sibuk.

“Tidak ada jawaban?” tanya Yeri.

Raerin mengangguk. “Aku bingung harus pergi atau tidak. Kemarin aku sudah bilang pada Taehyung sunbae kalau aku tidak akan pergi kemanapun malam ini. Lagipula, aku harus menyusun materi presentasi di rumah.”

“Oh, ayolah. Itu bisa kau kerjakan sekarang bukan? Kulihat kau membawa laptop. Tenang aku akan membantumu. Kita harus pergi malam ini, oke? Kapan lagi kita merasakan keindahan mansion milik Seokjin sunbae.”

Raerin menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dirinya pun dilanda rasa penasaran dengan mansion yang terkenal super mewah itu.




Raerin menekuk wajahnya setelah berdebat panjang dengan Yeri. Pasalnya, sahabat yang ia kenal sejak SMA itu memaksa Raerin untuk menggunakan gaun hitam miliknya. Raerin tentu berterima kasih kepada Yeri karena mau meminjamkan gaun miliknya, tapi begitu tahu ukuran gaun itu sangat minim, Raerin tidak setuju. Tubuhnya tidak terbiasa memakai pakaian seperti itu. Akhirnya Raerin bersikeras tidak ikut, tapi Yeri malah menangis.

Malam ini, Raerin pergi ke mansion dengan mobil Doyoung. Dengan ragu Yeri menoleh ke bangku penumpang dimana Raerin tengah duduk sendirian.

“Jangan cemberut. Aku sudah susah payah mendandanimu.” Tukas Yeri.

“Sekarang waktunya kita bersenang-senang, Raerin-ssi. Tersenyumlah. Bukankah siang tadi kalian berencana mencicipi hidangan lezat sepuasnya?” timpal Doyoung yang sibuk mengemudi.

Raerin menghela napas panjang dan mencoba menenangkan diri.

Hanya sekitar tiga puluh menit mereka sampai di depan mansion super megah itu. Kim Seokjin memang salah satu anak pengusaha kaya raya di Seoul sehingga keluarganya membangun mansion di daerah Gangnam untuk digunakan bermacam-macam kegiatan bisnis dan pertemuan.

Raerin membuka pintu mobil dengan sedikit gemetar. Diperhatikannya para tamu yang datang berpenampilan sangat elegan dan berkelas. Bila dilihat memang tidak begitu banyak mahasiswa Universitas Seoul yang datang. Justru Raerin tidak mengenali para tamu itu, mungkin kebanyakan adalah rekan-rekan bisnis Kim Seokjin.

Hyung, selamat menempuh usia baru ya. Kau terlihat semakin tua.” Canda Doyoung seenak jidat.

Seokjin yang tengah menyalami para tamu mencoba tetap tenang, setelah itu baru menjitak kepala Doyoung.

“Kau tidak sopan sekali. Maafkan sepupuku, sunbae. Apa kau tidak salah sudah mengundang Doyoung?”

Seokjin terkekeh. “Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa dengan kelakuannya. Ah, dia kuundang karena dia salah satu karyawan di perusahaanku.”

“Benarkah?!” Yeri menutup mulutnya setengah tak percaya.

“Seokjin sunbae, selamat ulang tahun ya. Ini kado untukmu. Maaf kalau tidak seberapa.” Cengir Raerin.

“Terima kasih. Ku kira kau tidak akan datang.”

Raerin mengusap lehernya. “Ya begitulah. Selain karena dipaksa Yeri, aku ingin melihat mansionmu.”

Seokjin terbahak mendengar celotehan Raerin.

“Kalau gitu silakan nikmati semua fasilitas mansionku secara gratis.”

“Tentu.”

Di samping Raerin, Yeri sudah kegirangan. Yeri segera menarik tangan Raerin untuk menghampiri meja yang dipenuhi hidangan. Lantas mencicipi berbagai varian makanan yang belum pernah mereka makan. Semoga saja tamu lain tidak mempedulikan apa yang mereka lakukan.

“Enak sekali.” Gumam Yeri dengan wajah terharu yang dibuat-buat.

“Yang ini rasa matcha. Kau mau coba?” Raerin menyuapi Yeri dengan sesendok dessert mungil yang tidak ia ketahui namanya itu.

“Raerin-ah.”

“Ada apa?”

“Lipstik di bibirmu kenapa jadi berantakan?”

“Benarkah? Tadi aku tak sengaja mengusapnya dengan telapak tanganku.” Balas Raerin tak acuh dan masih asik menyantap puding.

Yeri menghela napas panjang. “Tck. Cepat sana ke kamar mandi dan perbaiki riasanmu!”

Arraseo.” Dengan terpaksa Raerin meninggalkan pudingnya yang belum habis dan bergegas menuju toilet sesuai arahan dari salah satu pelayan yang ia hampiri.

Saat gadis itu hendak berbelok melewati lorong, wajahnya menabrak dada bidang seorang pria dengan balutan kemeja bermerek Gucci.

“Maaf.”

Mendengar suara pria itu, buru-buru Raerin menunduk dan menutupi wajahnya dengan tas kecilnya. Tanpa menunggu pergerakan jarum detik, Raerin segera berlari menjauh.

“Hey, tunggu!”

Raerin terus berlari kecil dan mengabaikan panggilan pria itu. Sesampainya di toilet, gadis itu memegang dadanya karena napasnya yang tak beraturan.

Bodoh! Rutuk Raerin.

Matanya memandangi pantulan dirinya melalui cermin.

Sungguh, Raerin senang bisa mencoba gaun cantik milik Yeri. Namun, gadis itu merasa aneh membiarkan beberapa bagian tubuhnya terekspos. Ketika Raerin berusaha menurunkan gaunnya untuk menutupi pahanya, dadanya justru semakin terbuka.

“Haiisshh... Seharusnya aku membawa jaket.”

Setelah memperbaiki riasan wajah, Raerin menyembulkan kepalanya keluar toilet dan memastikan tak ada siapapun di lorong. Gadis itu mulai melangkahkan kakinya seraya menutupi wajahnya dengan tas kecil. Ia pun menghampiri Yeri yang kala itu sedang mengobrol dengan Jungkook.

Annyeong, Raerin-ah. Wah.. kau terlihat berbeda sekali dari biasanya.”

Annyeonghaseyeo, sunbaenim. Ini.. berkat Yeri yang telah membantuku berdandan.” Balas Raerin kikuk kepada Jungkook.

Jimin yang tiba-tiba datang langsung saja menepuk pundak Jungkook. “Sambutan dari Seokjin hyung akan segera dimulai. Ayo, saatnya kita menuju ballroom.”

Tak melupakan akan keberadaan Raerin, Jimin langsung mengedipkan sebelah matanya ke arah gadis itu dengan jenaka. Jungkook pun melirik Jimin dengan smirk di wajahnya.

Dasar pria-pria buaya!

Seluruh tamu undangan segera berpindah ruangan dan berkumpul di ballroom untuk memulai acara ulang tahun Seokjin, yang Raerin kira justru lebih mirip pesta pertemuan dengan para kolega perusahaan.

Raerin berdiri dengan fokus untuk mendengar sambutan dari Kim Seokjin. Saat itulah sesuatu datang, membuatnya bergidik.

Di belakang Raerin, seseorang mencoba merapatkan tubuhnya pada punggung gadis itu. Kemudian dapat Raerin rasakan hembusan napas yang terasa hangat di lehernya, juga disusul sebuah bisikan lembut namun mengintimidasi.

“Siapa yang berani mengajarimu berpakaian seperti ini, gadis manis?”

Holy crap! Suara rendah pria itu.



To be continued

Kira-kira kayak gini dress yang dipakai Raerin. Semoga aja tuh anak gak masuk angin 😂

5 Agustus 2020

Continue Reading

You'll Also Like

5.7M 70.2K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
2.6M 21.5K 44
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
2.2M 164K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.5M 21K 39
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...