[✓] HOME: sincerity

By Yeonkkochh

131K 22K 6.9K

‹ 𝐇𝐎𝐌𝐄 › ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞ More

0.1 HOME
0.2 SUDDEN
0.3 FIANCE
0.4 MORNING
0.5 GARDEN
0.6 AWKWARD
0.7 COME
0.8 DOUBT
0.9 SHOULDER
1.0 DISEASE
1.1 HEARTBEAT
1.2 DON'T LIKE
1.3 HE HOPES ...
1.4 SORRY
1.5 FEELING
1.6 YEONBIN
1.7 RELAPSE
1.8 VISIT
1.9 YOU'RE MY HOUSE
2.0 HONEST
2.1 COMPETE
2.2 PROMISE
2.3 CRY
2.4 KNOW
2.5 HOSPITAL
2.6 FAILED
2.7 YEONJUN
2.8 UNEXPECTED
2.9 UNEXPECTED ²
3.0 TIRED
3.1 THREAT
3.2 CALL
3.3 BAM
3.4 SHE
3.5 LOVE
3.6 HAPPINESS AND PAIN
3.8 A PLAN
3.9 PLANNING
4.0 YES OR NO
4.1 I'M SORRY
4.2 FIREWORKS
DEAR SOOBIN

3.7 DISAPPOINTED

1.5K 340 273
By Yeonkkochh

Typo?
Kasih tempe, ya.

+×+

Soobin terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang dia rasakan adalah rasa sakit. Tubuhnya benar-benar sakit, seperti sudah remuk. Dia beranjak dan duduk di atas kasur.

Kepalanya langsung pusing.

"Aw."

Soobin menyentuh sudut bibir yang sepertinya terluka. "Apa yang terjadi?" Tanya Soobin bergumam. Lantas, dia segera turun dari kasur dan berjalan menuju cermin.

Soobin menekuk alisnya setelah melihat luka sobek di sudut bibir dan juga luka lebam di pelipis dan pipinya. "Apa yang terjadi..." Soobin berusaha mengingat kejadian yang membuatnya terluka seperti ini.

Sambil mengingat, Soobin melihat sekeliling kamarnya. Lalu dia melangkahkan kaki menuju pintu untuk melihat keadaan luar kamar.

Ceklek

Soobin tersentak karena begitu pintu terbuka, ibunya sudah berdiri sambil membawa segelas susu di nampan.

"Kau sudah bangun?" Tanya ibu.

Soobin kebingungan. Tidak biasanya dia melihat wajah ibunya yang terlihat suram. Sama sekali tidak ada senyum yang biasanya beliau berikan pada Soobin.

"Ibu..."

Ibunya menerobos masuk. Soobin mengikuti dari belakang.

"Cepatlah mandi, kau harus pergi sekolah. Setelah itu minum susu hangat ini dan segera pergi sarapan," jelas ibunya sambil menaruh segelas susu di meja belajar.

"Ibu, apa yang terjadi?"

Ibunya berbalik badan. "Kau tidak ingat?"

"Aku... Aku belum bisa mengingatnya, kepalaku pusing," jawab Soobin.

Ibunya menghela napas. Untuk kali ini dia merasa dikecewakan oleh anak tersayangnya. "Semalam kau berkelahi dengan ayahmu. Sebaiknya cepat mandi dan pergi sekolah. Ibu akan menunggu di ruang makan." Setelah mengatakan itu, ibunya berjalan melewati Soobin.

Hingga saat tiba di ambang pintu, ibunya menoleh. "Mandi yang bersih agar tubuhmu tidak bau alkohol."

◍◍◍

"Nam Hee-ya, ayo bangun."

Ibu Nam Hee masuk ke dalam kamar putrinya. Dia melihat Nam Hee masih tertidur di atas kasur.

Semalam, Nam Hee pulang dengan keadaan menangis, bahkan dia langsung masuk kamar begitu saja. Dan yang membuat ibunya merasa bingung, Nam Hee tidak diantar pulang oleh Soobin, melainkan oleh Yeonjun.

Ibunya sempat bertanya pada Yeonjun apa yang terjadi. Tetapi Yeonjun tidak memberitahunya dan menyuruh ibu Nam Hee bertanya pada Nam Hee saja.

"Nam Hee, sayang ayo bangun."

Ibunya menepuk bahu Nam Hee. Namun, Nam Hee seperti tak merasa terganggu. Perempuan itu masih saja tertidur.

Merasa ada yang aneh, ibu Nam Hee menepuk pipi putrinya dengan rasa panik. "Cho Nam Hee, Nam Hee-ya. Bangun, Nak." Nam Hee sama sekali tidak bergerak walau ibunya berusaha membangunkan. "Ayah!!! Ji Na-ya!!!!"

"Ada apa, Ibu?" Ji Na datang sambil berlari, di susul oleh ayahnya dari belakang.

"Nam Hee- Nam Hee tidak mau bangun," jawab ibu.

"Cepat siapkan mobil!" Pinta ayah dengan panik. Ibu Nam Hee langsung mengangguk dan segera berlari keluar.

Sedangkan, Ayah Nam Hee, beliau segera mengangkat tubuh putrinya untuk segera dilarikan ke rumah sakit.

◍◍◍

"Dasar anak berengsek!!!"

Bugh

Soobin tersungkur ke bawah setelah ayahnya memukul wajahnya dengan sangat keras. Sang ibu yang melihat itu tidak bisa melakukan apa pun, dia menjerit ketika melihat anaknya dipukul.

Untuk pertama kalinya sebuah pertengkaran ayah dan anak terjadi dalam keluarga mereka yang bisa dibilang selalu harmonis.

"Bangun! Bangun! Dasar memalukan! Aku tidak pernah mendidikmu untuk menjadi seperti ini!!!"

Bugh

"Ayah... Sudah, sudah. Kasian Soobin."

"Kau diam saja, jangan membela anak ini. Dia bukan anak kita. Soobin kita tidak akan pernah melakukan ini. Dia sudah benar-benar memalukan nama keluarga kita. Entah apa yang akan terjadi dengan pertunangan yang akan segera digelar," jelas ayah Soobin dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun. "Dasar anak tidak tahu di untung. Memalukan keluarga saja!!"

Bugh

Soobin kembali tersungkur. Sudut bibirnya terasa sangat perih. Dia melihat darah di jari jempolnya.

Soobin yang saat itu berada di bawah pengaruh alkohol hanya bisa tersenyum miring. Dia berusaha bangkit walau sempoyongan.

"Aku memalukan, ya?" Tanyanya pada sang ayah.

"Kau sadar? Iya! Kau memalukan sekali! Kau memalukan keluargamu sendiri! Dasar anak berengsek!"

Bugh

"Choi Soobin!!!" Ibunya berteriak memanggil nama Soobin. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya, putranya itu berani memukul sang ayah.

"Soobin, apa yang kau lakukan, hah?!" Ibunya memegang kedua lengan Soobin. Soobin tidak menatap mata ibunya, dia malah menatap mata sang ayah yang sedang berpegangan ke sofa sambil meringis kesakitan karena rahangnya ditonjok Soobin.

"Choi Soobin!! Dia ayahmu!!" Ibu Soobin berteriak di depan putranya.

"Dia... Dia menyebutku berengsek, hahaha... Apa aku berengsek? Aku... Aku di jebak, hahaha."

Ibunya menatap Soobin dengan berkaca-kaca. Berapa banyak kadar alkohol yang sudah putranya teguk?

"Ssshhh." Soobin meringis karena sudut bibirnya terluka. "Aku dijebak, hahaha... Aku dijebak!!! Dijebak!!!" Soobin meremas rambutnya sambil berteriak.

"Ibu..." Soobin menatap ibunya. "Ibu... Kau percaya, kan... Aku dijebak... Hhh aku dijebak, hahaha. Aku sudah dijebak oleh seseorang..."

"Sudah, sudah. Berhenti bicara. Sebaiknya kau ke kamar. Ayo."

"Aku dijebak..." Soobin terus mengucapkan kata itu selama dia diantar menuju kamar oleh ibunya.

◍◍◍

Soobin berjalan sambil memikirkan kejadian itu. Dia sudah ingat, semalam dia berkelahi dengan ayahnya. Soobin merasa menyesal. Itu semua terjadi karena pengaruh alkohol, dia jadi terpancing untuk balas memukul.

"Aku pergi dulu."

Soobin yang berjalan menuruni tangga melihat ke arah ayahnya yang sudah siap berangkat kerja. Ayah dan ibunya yang sadar pun menoleh. Soobin bisa melihat kalau ada luka lebam di sekitar rahang ayahnya. Apakah pukulannya sekeras itu? Pikir Soobin.

Soobin berjalan menghampiri orangtuanya yang sama-sama diam.

"Ay—"

"Tolong ajarkan anakmu itu agar tidak melawan ayahnya." Sang ayah memotong pembicaraan Soobin.

"Sayang, dia tidak sengaja. Dia terpancing karena berada di bawah pengaruh alkohol," bela ibunya.

"Kalau begitu ajarkan dia agar tidak meminum alkohol dengan kadar yang tinggi. Sudah, aku pergi dulu."

Setelah itu, ayah Soobin berjalan meninggalkan rumah. Soobin menunduk, dia benar-benar merasa bersalah.

Soobin berusaha mengingat kejadian waktu dia meminum sesuatu.

Drrt Drrt

Ibu Soobin segera berjalan menuju meja ruang tamu dimana ponselnya berada.

"Hallo."

"..."

"Apa?!"

Soobin menekuk alisnya setelah mendengar sang ibu memekik terkejut.

"Aku— aku akan segera ke sana."

Pip

"Ibu, apa yang terjadi?" Tanya Soobin.

Ibunya menoleh. "Nam Hee dilarikan ke rumah sakit karena tidak mau terbangun dari tidurnya."

◍◍◍

Nam Hee terus menangis tanpa suara. Di ruang rawat saat ini hanya ada dirinya saja. Dia yang meminta untuk ditinggalkan sendiri.

Melihat kejadian semalam, dia benar-benar kecewa dengan Soobin. Sampai-sampai dia tidak bisa memikirkan apa pun lagi. Dia sungguh kecewa pada lelaki bermarga Choi yang sudah dia cintai sepenuh hati itu.

"Hiks... Bagaimana bisa dia melakukan itu dengan orang lain?"

"Aku benar-benar kecewa padanya."







"Cho Nam Hee."

Nam Hee menoleh ke arah pintu masuk. Dilihatnya sosok lelaki yang menjadi penyebab dia menangis.

"Maaf..." Lirih Soobin.

Nam Hee diam saja. Soobin segera berjalan menghampiri.

"Kenapa kau ke mari? Sebaiknya pergi ke sekolah saja," ketus Nam Hee.

"Aku... Aku ingin melihat keadaanmu. Maafkan aku, Nam Hee."

Nam Hee diam.

"Pergilah."

Soobin terkejut, Nam Hee baru saja menyuruhnya pergi secara tiba-tiba.

"Tapi..."

"Pergilah... Aku tidak ingin melihatmu untuk saat ini."

"Nam—"

"Aku bilang pergi, ya, pergi!!" Nam Hee mulai berontak, dia bangun dan mendorong Soobin agar segera pergi. Namun, Soobin berhasil menahan kedua tangannya.

"Nam Hee-ya."

"Pergi!!! Pergi!!! Aku tidak mau melihatmu!" Nam Hee terus berontak. Dia berusaha melepas pegangan tangan Soobin. "Pergi aku kata!!! Kenapa kau masih di sini?!"

"Nam Hee-ya, tenang dulu."

Nam Hee menangis keras saat itu juga. Dia masih berontak. Hingga akhirnya tak ada pilihan lain bagi Soobin selain memeluk perempuan itu agar diam.

"Pergilah..." Lirih Nam Hee sambil menangis. Tangannya memukul Soobin walau tidak terlalu kuat. "Pergi..."

"Nam Hee, maafkan aku. Sungguh, aku dijebak. Maafkan aku." Soobin memeluk erat Nam Hee.

Perempuan itu masih menangis keras di dekapan Soobin. Tidak ada yang bisa Nam Hee katakan lagi, karena itu dia semakin menangis. Jujur, pikirannya ingin memaafkan, tapi hatinya yang sakit menolak untuk memaafkan.
















Ceklek

"Choi Soobin, ayo pergi. Ibu baru saja dihubungi oleh wali kelasmu."





















Jangan lupa ikut PO DEARGYU ya-!

Paypay~

Continue Reading

You'll Also Like

22.5K 1.6K 24
Kata orang, cinta dan bodoh itu tidak beda jauh, hanya pelafalannya saja yang membedakannya. Tinggal kan jejak dengan cara coment atau vote ya guys�...
758K 36.5K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
1.6K 113 25
YUK MAMPIR! BAGI YANG BINGUNG MILIH JAGOANNYA SIAPA SILAHKAN DI BACA DULU. AKU JUGA UDAH SELIPKAN VIDEO PROFILE FILM DARI MASING-MASING KONTESTAN. B...
140 55 3
Kompleks perumahan Edelweiss merupakan kompleks perumahan elit dan termahal di kota ini. Perumahan ini biasa disebut dengan rumah pengantin baru. Kar...