[✓] HOME: sincerity

By Yeonkkochh

131K 22K 6.9K

‹ 𝐇𝐎𝐌𝐄 › ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞ More

0.1 HOME
0.2 SUDDEN
0.3 FIANCE
0.4 MORNING
0.5 GARDEN
0.6 AWKWARD
0.7 COME
0.8 DOUBT
0.9 SHOULDER
1.0 DISEASE
1.1 HEARTBEAT
1.2 DON'T LIKE
1.3 HE HOPES ...
1.4 SORRY
1.5 FEELING
1.6 YEONBIN
1.7 RELAPSE
1.8 VISIT
1.9 YOU'RE MY HOUSE
2.0 HONEST
2.1 COMPETE
2.2 PROMISE
2.3 CRY
2.4 KNOW
2.5 HOSPITAL
2.6 FAILED
2.7 YEONJUN
2.8 UNEXPECTED
2.9 UNEXPECTED ²
3.0 TIRED
3.1 THREAT
3.2 CALL
3.3 BAM
3.4 SHE
3.5 LOVE
3.7 DISAPPOINTED
3.8 A PLAN
3.9 PLANNING
4.0 YES OR NO
4.1 I'M SORRY
4.2 FIREWORKS
DEAR SOOBIN

3.6 HAPPINESS AND PAIN

1.7K 345 309
By Yeonkkochh

Typo?
Beri tempe ya wkwk

+×+

"Soobin... Kau yakin dengan wahana ini?" Nam Hee menoleh pada Soobin yang duduk di sebelahnya. Saat ini, wahana pertama yang mereka naiki adalah Gyro Drop.

Demi apa pun, Nam Hee benar-benar merasa takut karena harus menaiki wahana yang satu ini. Ingin turun saja rasanya, tapi Soobin terus meyakinkan bahwa ini akan sangat menyenangkan.

Agar Nam Hee tidak merasa takut, Soobin memilih untuk memegang tangan Nam Hee hingga perlahan wahana itu mulai bergerak.

"Aaa, Soobin, aku turun saja. Aku takut. Semakin tinggi, astaga!"

Soobin terkekeh mendengar suara histeris Nam Hee. Tangannya semakin menggenggam tangan Nam Hee. Setelah itu, Wahana tersebut mulai terjun dari ketinggian 70 meter dengan kecepatan 100 km per jam. Tentu saja hal itu membuat mereka yang menaikinya termasuk Nam Hee berteriak.

Rasanya Nam Hee akan kehilangan jantung karena saking cepatnya. Perempuan itu memejamkan mata dan beralih menggenggam tangan Soobin dengan sangat erat ketika wahananya mulai terjun ke bawah.

"SOOBIN!! INI GILA!! AAAA!!!"

Nam Hee berteriak sambil memejamkan matanya. Angin berhembus diwajahnya dengan sangat kencang. Bahkan dia jadi tidak terlalu bisa berbicara akibat angin kencang yang menerpa.

Setelah terjun, wahana itu pun akhirnya berhenti. Semua orang mulai mengatur napas mereka. Nam Hee memegang dadanya untuk mengetahui kondisi jantungnya saat ini.

Mereka mulai melepas pengaman dan mulai beranjak meninggalkan wahana. Soobin yang lebih dulu melepaskan diri segera membantu Nam Hee.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Soobin sambil membantu Nam Hee beranjak.

Nam Hee belum menjawab. Dia memilih untuk berjalan menjauhi area wahana tersebut dengan jantung yang benar-benar berdegup kencang.

"Hey, kau baik-baik saja, kan?" Tanya Soobin lagi, kali ini dia berdiri dihadapan Nam Hee.

Nam Hee berhenti melangkah, dia mendongak pada Soobin. Setelah itu, dia memukul lengan Soobin. "Lain kali jangan ajak aku menaiki wahana menyeramkan seperti itu. Lebih baik aku menaiki Camelot Carousel."

Soobin mengelus lengannya yang terkena pukulan sambil tersenyum-senyum. Untuk pertama kalinya dia melihat wajah kesal Nam Hee. Menurutnya itu cukup lucu.

"Iya, aku minta maaf kalau begitu," balas Soobin. "Sekarang jangan kesal seperti ini. Bagaimana kalau aku membelikanmu makanan," kata Soobin kemudian.

Nam Hee menatap Soobin beberapa saat hingga akhirnya mengangguk setuju. Setelah itu Soobin menarik tangannya untuk pergi menunju penjual makanan yang ada di Lotte world.

"Es krim, mau?" Tanya Soobin pada Nam Hee.

"Aku tidak ingin makan es krim."

"Kalau begitu... Gula kapas?"

"Beli itu saja."

"Baiklah, ayo."

Baru saja Soobin hendak menarik tangan Nam Hee, tiba-tiba tidak jadi karena Nam Hee yang tak bergerak. Soobin kembali berbalik menghadap perempuan itu.

Dilihatnya Nam Hee yang sedang menunduk sambil memegang hidung.

"Nam Hee-ya, kau tidak apa-apa?" Tanya Soobin. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Nam Hee yang sedikit terhalang rambut.

Nam Hee mendongak. Tangannya menunjukkan darah yang keluar dari hidung. "Soobin, aku mimisan," ucap Nam Hee.

Soobin panik tentunya, dia langsung saja meminta Nam Hee untuk duduk di salah satu bangku yang ada. "Kau membawa tisu?" Tanya Soobin. Nam Hee mengangguk. Dia selalu membawa tisu kemana pun dia pergi untuk berjaga-jaga karena takutnya dia akan mengalami hal semacam ini secara tiba-tiba.

Soobin segera membuka sling bag Nam Hee untuk mengambil beberapa lembar tisu. Setelah itu dia meminta Nam Hee melihat ke arahnya agar bisa membersihkan darah yang ada di hidung perempuan itu.

Nam Hee menurut. Dia diam saja dan membiarkan Soobin membersihkan darah yabg keluar dari hidungnya.

"Apa kau lelah?" Tanya Soobin. "Maafkan aku jika kau mimisan karena menaiki wahana tadi. Aku jadi menyesal," kata Soobin.

Nam Hee menahan tangan Soobin. Matanya menatap mata Soobin. Dia menggeleng. "Tidak perlu menyesal, aku saja yang lemah. Aku ingin istirahat sebentar, boleh?" Tanya Nam Hee.

"Tentu saja. Kita istirahat dulu di sini. Oh iya, kau mau aku belikan apa?"

"Eum... Gula kapas?"

◍◍◍

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Soobin dan Nam Hee benar-benar sudah menikmati wahana yang ada di Lotte world kecuali wahana yang ekstrim-ekstrim.

Hari ini tidak akan pernah bisa mereka lupakan. Menghabiskan waktu bersama di Lotte world untuk pertama kalinya benar-benar membuat hati keduanya senang.

Sekarang, mereka berada di dalam bus. Setelah pergi dari Lotte world, mencicipi berbagai makanan, dan Soobin yang tiba-tiba membelikan Nam Hee buket bunga, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke tempat selanjutnya, yaitu jembatan Banpo.

Soobin sangat ingin melihat air mancur pelangi bersama Nam Hee di sana.

"Setelah dari sana, kita pulang saja, ya?" Kata Nam Hee tiba-tiba.

Soobin menoleh. Dia tersenyum dan mengangguk. "Iya, Tuan putri," balas Soobin sambil mengacak puncak rambut Nam Hee dan membuat Nam Hee blushing.

"Sepertinya malam ini akan ada banyak bintang."

"Darimana kau tahu itu?" Tanya Nam Hee.

"Langitnya tidak terlalu gelap. Tapi jika tebakanku itu salah, aku masih tetap bisa melihat bintang."

"Benarkah? Di mana?" Tanya Nam Hee.

"Di sebelahku ini. Saat ini di sebelahku ada satu bintang yang sangat terang sekali sampai aku bisa jatuh cinta padanya dan tidak ingin dia menghilang dari pandanganku."

◍◍◍

"Waaa... Indah sekali air mancur pelanginya." Nam Hee terkagum-kagum melihat pemandangan didepannya. Mereka sudah berada di bawah jembatan banpo, melihat keindahan air mancur yang berwarna-warni.

Nam Hee mengedarkan pandangannya. Ternyata tidak hanya ada mereka di sana. Ada orang lain yang di dominasi oleh pasangan muda yang juga datang ke tempat tersebut.

Sekarang, Nam Hee dan Soobin berdiri di sebelahan di dekat pagar pembatas sungai.

"Soobin-ah, kita duduk di bangku itu saja, ayo," ajak Nam Hee sambil menunjuk sebuah bangku dengan tangannya.

"Baiklah, ayo." Soobin menarik tangan Nam Hee. Mereka berdua duduk di bangku yang dimaksud.

"Hari ini benar-benar melelahkan, ya?" Kata Soobin.

"Tapi juga menyenangkan. Terima kasih, ya," balas Nam Hee.

Soobin menoleh dan tersenyum.

"Terima kasih kembali."

Setelah itu, keduanya sama-sama diam. Mata mereka melihat ke arah air mancur pelangi yang terlihat begitu indah.

Drrt drrt

Nam Hee terkejut, dia segera membuka sling bag untuk mengambil ponsel yang tiba-tiba berbunyi. Dilihatnya nama seseorang tertera di layar.

"Siapa?" Tanya Soobin.

"Bukan siapa-siapa. Aku pergi ke sana sebentar, ya, untuk menerima panggilan ini."

Soobin hanya mengangguk saja. Nam Hee segera beranjak dan berjalan menjauhi Soobin. Dia benar-benar heran karena Na Eun tiba-tiba menelponnya.

"Hallo."

"Kau di mana?"

"Tumben sekali menelponku dan bertanya aku di mana."

"Terpaksa. Ada yang harus kau tahu."

Nam Hee diam. Apa Na Eun sudah tidak bermusuhan lagi dengannya? Apa dia benar-benar sudah mengakhiri kebencian terhadapnya?

◍◍◍

Nam Hee berjalan untuk kembali menghampiri Soobin. Pikirannya memikirkan perkataan Na Eun yang terus meyakinkannya tentang suatu kejadian. Meskipun Nam Hee merasa itu hanya akal-akalan Na Eun agar hubungannya dan Soobin menjadi renggang, tapi Nam Hee tidak bisa untuk tidak memikirkan perkataan perempuan itu.

Nam Hee menghela napas. Perhatiannya yang tadi tertuju ke bawah segera melihat ke depan. Dan saat itu juga langkahnya langsung berhenti.

Kakinya langsung lemas. Hatinya pun terasa hancur saat itu juga. Ucapan Na Eun ternyata bukan kebohongan.

Nam Hee membeku di tempatnya. Matanya mulai memanas. Hingga akhirnya satu tetes air mata jatuh ke pipi. Nam Hee menangis.

Di depan sana, dilihatnya seorang perempuan berambut pendek sedang duduk bersama dengan Soobin. Dan hal yang benar-benar membuat Nam Hee merasakan sakit yang luar biasa di dalam hatinya adalah kenyataan bahwa mereka berdua sedang berciuman di sana.






"Choi... Soobin..."




















Maaf baru update.
Kemarin lupa update huweeee ( ꈨຶ ˙̫̮ ꈨຶ )

Dah lah semoga suka.















Continue Reading

You'll Also Like

11.2K 833 23
ANNYEONGZ !!!! • Just for fun • Dilarang salah lapak • Tiktok : wasesapark An Yujin >>>
774K 37.3K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
114K 16.1K 42
Ares; Dewa perang dalam mitologi kuno Yunani. Putra Zeus dan Hera yang lekat akan kebrutalan, liar, darah, dan kehancuran. Bagi Nanon, Ohm adalah pe...
55.8K 6.9K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...