[✓] HOME: sincerity

By Yeonkkochh

131K 22K 6.9K

‹ 𝐇𝐎𝐌𝐄 › ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞ More

0.1 HOME
0.2 SUDDEN
0.3 FIANCE
0.4 MORNING
0.5 GARDEN
0.6 AWKWARD
0.7 COME
0.8 DOUBT
0.9 SHOULDER
1.0 DISEASE
1.1 HEARTBEAT
1.2 DON'T LIKE
1.3 HE HOPES ...
1.4 SORRY
1.5 FEELING
1.6 YEONBIN
1.7 RELAPSE
1.8 VISIT
1.9 YOU'RE MY HOUSE
2.0 HONEST
2.1 COMPETE
2.2 PROMISE
2.3 CRY
2.4 KNOW
2.5 HOSPITAL
2.6 FAILED
2.7 YEONJUN
2.8 UNEXPECTED
2.9 UNEXPECTED ²
3.0 TIRED
3.1 THREAT
3.2 CALL
3.3 BAM
3.4 SHE
3.6 HAPPINESS AND PAIN
3.7 DISAPPOINTED
3.8 A PLAN
3.9 PLANNING
4.0 YES OR NO
4.1 I'M SORRY
4.2 FIREWORKS
DEAR SOOBIN

3.5 LOVE

1.7K 356 162
By Yeonkkochh

Gk di koreksi ulang hehe.
Kalo ada yg salah kasih tau aja.

+×+

Nam Hee dan Soobin melangkah bersama di trotoar. Saat ini mereka sedang berjalan sambil memakan Bungeoppang yang tadi Soobin beli. Harapannya, supaya Nam Hee tidak merajuk karena cemburu.

"Jadi... Perempuan tadi itu teman dekatmu, ya?" Tanya Nam Hee sambil menoleh pada Soobin yang berada di sebelahnya.

Soobin mengangguk. "Eung... Waktu di sekolah yang lama, aku dekat dengan dia. Tapi kami hanya berteman saja. Dia teman sebangkuku," jawab Soobin.

Nam Hee manggut-manggut. Dia kembali memakan camilan yang ada ditangannya.

"Eum... Cho Nam Hee," panggil Soobin.

Nam Hee kembali menoleh pada Soobin.

"Kenapa?"

"Kau... Apa kau tadi cemburu?"

Seketika Nam Hee langsung memalingkan wajahnya. "Ti—tidak. Biasa saja," jawabnya mengelak dari kenyataan. Jujur, ketika melihat Arin yang memeluk Soobin, hatinya sangat sakit. Ada rasa tidak terima yang sulit diutarakan.

"Begitu, ya..."

Nam Hee menoleh setelah mendengar suara sedih lelaki di sebelahnya. Nam Hee menekuk alis.

"Jadi kau tidak cemburu? Kau belum sepenuhnya mencintaiku, ya?"

Pertanyaan Soobin membuat Nam Hee speechless. Jawaban yang diberikan olehnya malah membuat Soobin berpikir seperti itu. Padahal... Nam Hee sangat mencintai Soobin. Dan sebenarnya dia sangat cemburu.

Bukannya menjawab, Nam Hee memilih untuk kembali memakan camilannya. Dia tidak bisa mengatakan apa pun. Ingin jujur, tapi dia malah merasa ragu untuk mengungkapnya.

"Nam Hee-ya, apa kau belum mencintaiku sepenuh hati?" Tanya Soobin tiba-tiba.

"Tidak... Bukan begitu..."

"Lalu?"

"Aku..." Nam Hee berkata tanpa menoleh.

Soobin menghentikan langkahnya. Lalu dia membalikkan tubuh Nam Hee hingga perempuan itu berhadapan dengannya.

Nam Hee langsung membeku di tempat. Matanya bertatapan dengan mata Soobin.

"Kau mencintaiku, kan?" Tanya Soobin.

Hening beberapa saat. Orang-orang yang berlalu-lalang sama sekali tidak mempedulikan keduanya.

"Jawab aku, Cho Nam Hee," pinta Soobin. "Kau mencintaiku, kan?" Tanyanya sekali lagi.

Nam Hee menelan ludahnya. Matanya memutus kontak mata.

"Aku... Kenapa kau tiba-tiba menanyakan ini?" Tanya Nam Hee.

"Kenapa? Apa tidak boleh? Aku hanya ingin tahu saja. Apa benar kau tidak merasa cemburu dengan kejadian tadi? Sebenarnya kau sudah mencintaiku atau belum?"

Nam Hee diam. Demi apa pun, Soobin membuat situasi menjadi canggung. Nam Hee benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa. Ingin jujur, tapi dia sendiri tidak berani.

"Nam Hee-ya, jawablah."

"Aku..." Nam Hee menggantungkan kalimatnya. Kemudian kepalanya mengangguk pelan bersamaan dengan kedua tangannya yang memegang erat bungkus Bungeoppang.

"Aku hanya ingin mendengar langsung dari mulutmu, bukan dengan anggukan," kata Soobin.

"Eoh?"

"Ayo katakan."

"Ah, ini sulit."

"Hey, sulit apanya? Kau hanya tinggal bilang kau mencintaiku."

"Choi Soobin, sudahlah. Sebaiknya kita segera ke halte." Nam Hee berusaha menyudahi pembicaraan.

"Tidak sebelum kau mengatakannya dulu."

"Apa harus?"

"Tentu saja."

Nam Hee mengedarkan pandangannya ke segala arah. Yang benar saja Soobin ingin memintanya untuk mengatakan cinta di tempat ramai seperti ini.

"Aku... Aku akan mengatakannya jika sudah di dalam bus."

"Benarkah? Kau janji?"

"Aku janji."

Setelah itu, Soobin melihat ke arah jalan raya. Dan tepat sekali bus mulai mendekati halte. "Ayo." Soobin menarik tangan Nam Hee dan membawa Nam Hee berlari untuk cepat-cepat menuju halte.

Begitu bus berhenti, Soobin segera masuk ke dalam bus setelah sopir membuka pintu. Lelaki itu mengajak Nam Hee duduk di kursi paling belakang.

"Sekarang ayo katakan."

Nam Hee menatap Soobin dengan mata yang sedikit membulat. Lelaki di sebelahnya itu sangat menantikan ucapan yang sudah dijanjikan olehnya.

Tiba-tiba Nam Hee tertawa sambil menutup mulut menggunakan satu tangan. Soobin yang melihat itu menekuk alis bingung.

"Kenapa malah tertawa?"

Nam Hee kembali melihat Soobin. Perempuan itu mengembuskan napas, tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Kau ini tidak sabar sekali. Sangat ingin mendengarnya?"

"Tentu saja aku sangat ingin. Sekarang cepat katakan. Aku ingin mendengarnya," pinta Soobin.

Nam Hee diam untuk beberapa saat sambil menatap Soobin. Matanya diam-diam melirik ke arah tiga orang yang duduk di kursi paling depan. Bus benar-benar sepi penumpang. Dan beberapa detik kemudian Soobin membeku karena tiba-tiba saja Nam Hee mengecup bibirnya sangat cepat.

"Choi Soobin, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."

─── ∙ ~εïз~ ∙ ───

"Hari ini aku akan pergi ke Lotte world!! Senang sekali. Akhirnya aku bisa pergi ke sana, apalagi bersama dengan Soobin." Nam Hee tak henti-hentinya merasa senang. Ini sudah akhir pekan, dia sudah bangun pagi sekali untuk bersiap-siap.

"Kak Nam Hee."

Nam Hee yang sedang melihat penampilannya di cermin segera menoleh pada Ji Na yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Kakak mau ke mana pagi ini? Kenapa terlihat rapi sekali?" Tanya Ji Na kemudian.

"Kakak sudah cantik belum? Sempurna tidak?" Nam Hee memutar tubuh untuk memperlihatkan pakaiannya.

"Bagus, sih... Hanya saja... Kakak itu mau ke mana?"

"Kakak mau pergi liburan ke Lotte world tahu!"

"Benarkah? Dengan siapa?"

"Soobin tentunya." Nam Hee berbalik dan mulai menjepit rambutnya menggunakan jepitan panjang berwarna pink.

"Ikut juga boleh?"

"Tidak. Kau diam saja. Kau, kan, baru pulang karyawisata."

"Hih bilang saja tidak mau diganggu. Tuh, kak Soobin sudah menunggu tahu."

Nam Hee langsung berbalik. "Apa? Kenapa tidak bilang dari tadi?"

"Basa basi dulu. Sudahlah, cepat. Kasian dia menunggu. Lama sekali dandannya, nanti juga bau lagi."

"Apa?! Dasar adik menyebalkan!"

─── ∙ ~εïз~ ∙ ───

"Waaaa aku benar-benar menginjakan kaki di Lotte world?" Tanya Nam Hee tidak percaya. Matanya berbinar melihat suasana tempat tersebut.

"Kau senang?"

Nam Hee menoleh pada Soobin. "Kenapa harus tidak senang?"

Soobin tersenyum. "Jadi, sekarang kau ingin bermain apa saja?"

"Aku ingin menaiki balon udara."

"Hanya itu?"

Nam Hee mengangguk.

"Yang benar saja. Sebaiknya kau mencoba wahana lain juga. Aku akan menemani."

"Tapi..."

"Tidak apa-apa, ada aku di sisimu. Jangan jauh-jauh dariku nanti, aku tidak mau kehilanganmu di tempat ramai seperti ini."

"Ya, memangnya aku anak kecil yang bisa saja hilang?"

"Siapa tahu, kan. Tapi aku harap kau tidak hilang dari pandanganku. Kau harus selalu berpegangan tangan denganku, oke?"

Soobin menunjukkan telapak tangannya di hadapan Nam Hee. Nam Hee berkedip beberapa kali. Kemudian dia tersenyum dan mulai memegang tangan Soobin.

Baru saja Soobin akan melangkah. Nam Hee malah menahannya.

"Soobin-ah," panggil Nam Hee.

"Kenapa?"

"Jika suatu hari aku menghilang dan tidak bisa memegang tanganmu, bagaimana?"














(╯°□°)╯︵ ┻━┻

Gantengnya kebangetan walau ketutup masker.

Continue Reading

You'll Also Like

15.3K 2.8K 32
Di bawah rintiknya hujan, Yuan bertemu dengan seseorang yang membuat seluruh perhatiannya tertuju pada gadis itu. Tentang segala sendu dan pahitnya k...
55.6K 6.9K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
4.7K 755 27
"Orang gila yang suka ngajak ribut itu mantan gue"
11.2K 833 23
ANNYEONGZ !!!! • Just for fun • Dilarang salah lapak • Tiktok : wasesapark An Yujin >>>