By Your Side BTOB [√]

By Kimmie_Tan

10.1K 746 626

Apa ini? Kumpulan one shoot Born to Beat. Mengapa diberi judul By Your Side BTOB? Karena si pengarang akan t... More

Father
Gadis Musim Semi
Dear Seo Eunkwang
Abeoji 아버지
Temprament Blood Type AB
Melody?
Miracle: New Year
W I N D
Nunmuri Nanda 눈물이 난다
Maknae Sehari
Sungjae Babo-ya!
Sudut Pandang
Forgive Me
Yook Fiksi
Hadiah Natal
Lamaran Akhir Tahun
Ngidam Bitubi
Kimchinya Born to Beat
7pm: Selamat Datang Kembali
Flowing Time
Nan Gwaenchana
Mantra
Kkum
Sepetik Pengakuan
Akhir yang Bukan Akhir

Memories

211 18 14
By Kimmie_Tan

Pertengkaran bisa mempererat hubungan persaudaraan. Itu penggal narasi dari buku yang pernah kubaca, dan aku percaya, karena aku mengalaminya bersama enam anggota Born to Beat. Apalagi keributan antara kami akan berhenti pada akhirnya, lalu akan kembali akrab seperti biasa. Tidak ada masalah. Hanya yang menjadi masalah, jika terus mendengar suara keras secara mendadak aku bisa latah, serius!

Kali ini, Ilhoon datang-datang tidak bisa kalem. Mendobrak pintu ruang tunggu untuk masuk, kemudian mengeluarkan suara bernada tinggi yang dia punya.

"YOOK SUNGJAEEEE!"

Entah apa lagi yang diperbuat si maknae sehingga salah satu kakaknya menjadi ganas. Sejalan Ilhoon menuju Sungjae, perasaanku mulai tidak enak, lantas ketidakenakan benar terjadi saat mataku menyipit sedetik Ilhoon menyerang Sungjae menggunakan tindihan; Sungjae yang berposisi telentang di atas sofa panjang berlengan—sedang bermain ponsel, sekarang kepalanya menjadi terangkat karena Ilhoon menarik kerah kemejanya—kostum untuk kami tampil dua puluh lima menit lagi.

"Kembalikan milikku!"

Yook Sungjae memang memiliki kebiasaan mengganggu kakak-kakaknya yang lebih tua, punya energi lebih dalam arti tak kenal lelah jahil, tapi baru ini aku mengira Sungjae mengambil sesuatu dari Ilhoon tanpa bilang 'pinjam' pada pemilik. Jika Jung Ilhoon sampai berang, berarti apa yang diambil sungguh berharga bagi Jung.

"Hyung, aku tidak bisa bernapas." Kurasa tubuh Sungjae benar-benar terjepit badan Ilhoon. "Kalau aku mati sekarang, aku bersumpah akan menggentayangi orang bernama Jung Ilhoon—"

"Yaaak!" Ilhoon semakin ganas. Oh iya, dia paling tidak bisa mendengar namanya disebut tanpa embel 'hyung' oleh Sungjae.

"—Hyung." Sungjae menyempurnakan katanya barusan. "Aku benar akan mati."

"Kalau begitu aku sungguh akan mematikanmu seperti kutu di rambut Changsub hyung!"

Memang Changsub punya kutu rambut, ya? Astaga, aku baru tahu. Ini informasi sangat penting, biar aku minta Changsub keramas selama tiga jam pulang ke asrama nanti.

"Tolong, Hyung... napasku benar sempit sekarang. Dengar, aku belum seratus persen membahagiakan kedua orang tua, lalu belum merasakan bagaimana jatuh cinta, menikah, berbulan madu, dan punya anak. Lalu sudah meninggal tertindih? Bahkan alasan kematianku tidak keren...."

Kepintaran Sungjae bicara memang tidak bisa dianggap remeh, padahal ia sedang sekarat saat ini. Aku tidak tega, tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mau ikut campur. Lagipula, dua anak itu sudah sama-sama dewasa, aku ingin melihat bagaimana mereka menyelesaikan masalah tanpa bimbingan, sejauh mana mereka bisa mencari jalan keluar untuk masalah agar tidak terus berlarut apalagi berkembang.

BRUK!

Ilhoon yang jatuh, diriku meringis, merasa ngilu di punggung. Sungjae yang melakukannya, mungkin benar napas si bontot kian menyempit, tangannya refleks mendorong tubuh Ilhoon untuk pertahanan diri.

"Cukup aku ya yang suka drama, Hyung jangan ikut-ikutan, nanti ciri khasku terbagi olehmu. Aku tidak rela!" Sungjae berteriak pada Ilhoon di lantai yang tengah berjuang bangkit.

Kegaduhan mereka tidak mengusik masing-masing anggota dalam ruangan yang cukup luas. Pemilik acara menempatkan kami di sini, dan aku cukup bersyukur; Minhyuk sibuk dengan kamera yang dipinjamnya dari staf Beatcom, mengarahkan kamera itu pada Hyunsik yang sedang menelan potongan buah. Peniel tengah duduk di depan kaca, pantulan bayangannya memperlihatkan mata Peniel yang memejam sebab dirias wajahnya. Changsub setengah tertidur dengan kepala menunduk di sofa sudut. Ah, Changsub kelelahan, semalaman bergadang untuk memaksimalkan tarian. Itu juga alasan mengapa Changsub tidak bertindak saat Ilhoon menyinggung namanya, dia biasanya sensitif.

"Apa yang harus kukembalikan? Hyung harusnya bicara baik-baik, jangan agresif seperti tadi."

Ilhoon yang baru saja berhasil berdiri menjawab, sampai ingin sekali rasanya aku menyumpal mulut Ilhoon menggunakan bantal leher yang ada di dekatku.

"Kau menciumku!"

Semestinya Ilhoon mengecilkan suara jika mengatakan soal cium-cium, di sini ada yang di bawah umur.

Siapa?

Peniel. Haha, aku bercanda. Habis, dia itu saking lugunya sampai pernah diriku berpikir kalau Peniel lebih bontot dari Sungjae. Aku terkikik dalam hati. Peniel itu bagian dari maknae line, tapi tidak pernah menyebut dirinya sendiri maknae. Changsub beda lagi, yang jelas-jelas sudah tua, dia merasa menjadi maknae. Tidak ada yang setuju sama pemikiran dia.

"Karena dirimu, aku kehilangan ciuman pertamaku. Pokoknya kembalikan, Yook!"

"Coba katakan, kapan aku mencuri ciuman pertamamu? Kau memintanya kembali seolah aku bajingan kecil yang mencuri."

"Kau memang mencurinya. Hari itu, saat acara ituuu... kau berjanji tidak akan menyerangku saat sebelum syuting, tapi apa? Kau malah menciumku! Ahh, bibirku...." Ilhoon memegang bibirnya sendiri, itu terlihat sedikit dramatis memang, tapi menggemaskan di waktu bersamaan.

"Kau juga mencuri ciuman dariku, 'kan? Dibanding dirimu, kejadian yang diriku belum lama ini. sampai di video ada tulisan 'benturan bibir'. Huh, kita sama, impas, anggap saja begitu. Lagipula bagaimana caranya aku mengembalikan ciuman itu? Mau kucium lagi?"

"Jangan macan-macam!" Ilhoon beringsut mundur kala Sungjae mendekatkan wajahnya.

"Aih! Manajer Yeom menyebalkan. Dia bilang, ciuman pertama memang harus diberi kepada orang spesial, seperti dia, lalu mengejekku."

"Berarti aku orang spesialmu, Hyung. Tenang saja, jangan sedih." Niat Sungjae menghibur dari nadanya, tapi yang ada Ilhoon tambah menggerutu. Bibir pertamanya tidak bisa kembali lagi, padahal bagi Sungjae itu bukan apa-apa.

"Di masa depan, kau mungkin bukan memberikan ciuman pertamamu kepada gadismu, tapi siapa peduli? Yang penting kau menyayangi pasanganmu kelak, 'kan?"

Ou, Sungjae kaget pada kalimatnya sendiri. Aku juga belum percaya kalau barusan Sungjae yang bicara. Jarang-jarang ada siraman rohani dari kalimat Sungjae.

"Tetap saja, ciuman pertamaku kenapa harus jatuh kepadamu. Seharusnya pada wanita cantik."

"Sungsook cantik, Hyung. Aku versi wanita tidak ada tandingannya."

"Terserah!" Ilhoon beranjak, meninggalkan Sungjae dan memilih duduk di sebelah Changsub. Kakaknya itu sempat terperanjat akibat bokong Ilhoon yang sepertinya amat keras menduduki sofa.

Sudah selesai ternyata. Jadi begitulah mereka menyelesaikan masalah. Memang sepele, tapi bagiku itu hal sederhana yang membuat hubungan mereka menguat. Mereka seperti berlatih untuk menghadapi masalah lebih besar sewaktu-waktu. Karena... kau tahu? Hidup tidak pernah lepas dari masalah.

Aku selalu merindukan momen itu. Hm, sudah berapa lama ya sekarang?

Dua puluh satu Maret sudah di depan mata, itu besok, hari ke delapan kami bersama, juga ketika kami berhasil mematahkan kutukan tujuh tahun. Aku telah memanjangkan kontrak. Ada yang bilang, meski kontrak sudah diperpanjang, masih saja ada idol grup yang kandas di tahun sebelum atau tepat ke tujuh, tapi itu tidak berlaku bagi kami, karena kami selalu saling menguatkan, saling memahami.

Ya ampun, aku merindukan Melody juga. Sebaiknya aku menulis surat untuk mereka besok, dan mengirim pesan pada maknae line yang sedang berjuang di ranah hiburan.

Sebetulnya, tidak pernah ada kata-kata bagus yang dapat menggambarkan rasa terima kasihku kepada anggota lain. Namun, aku punya satu kalimat yang senantiasa mengisi hati; terima kasih adik-adikku, tetap setia berdiri sebagai BTOB.

Intinya, tidak akan ada yang bisa memisahkan kami dari Melody, atau aku bersama anggota BTOB, bahkan di delapan puluh tahun kemudian.

.
.
.

Selesai ~

Kyaa, daku kembali //kecup, kecup//

Sebetulnya, Memories udah ditulis bulan-bulan lalu, sebelum unniv BTOB tahun ini. Gonta-ganti judul pula, tapi baru diseriusin sekarang (udah kayak gebetan, wakaka). Aku tu mau ucapin terima kasih banyak untuk kak SixStar32 yang telah membantu melancarkan riset kecil-kecilanku, dia lho yang kasih tahu aku nama lengkap manejer Dagyeom, ehehe. Thank u very much akak sayang.

Sampai jumpa lagi, Melodiesss 💙

Continue Reading

You'll Also Like

12K 422 9
Gw pake bahasa baku, non baku, so yap!
228K 34.2K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
459K 46.2K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1M 62.9K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...