[βœ“] HOME: sincerity

By Yeonkkochh

131K 22K 6.9K

β€Ή π‡πŽπŒπ„ β€Ί ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞ More

0.1 HOME
0.2 SUDDEN
0.3 FIANCE
0.4 MORNING
0.5 GARDEN
0.6 AWKWARD
0.7 COME
0.8 DOUBT
0.9 SHOULDER
1.0 DISEASE
1.1 HEARTBEAT
1.2 DON'T LIKE
1.3 HE HOPES ...
1.4 SORRY
1.5 FEELING
1.6 YEONBIN
1.7 RELAPSE
1.8 VISIT
1.9 YOU'RE MY HOUSE
2.0 HONEST
2.1 COMPETE
2.2 PROMISE
2.3 CRY
2.4 KNOW
2.5 HOSPITAL
2.6 FAILED
2.7 YEONJUN
2.8 UNEXPECTED
2.9 UNEXPECTED Β²
3.0 TIRED
3.1 THREAT
3.3 BAM
3.4 SHE
3.5 LOVE
3.6 HAPPINESS AND PAIN
3.7 DISAPPOINTED
3.8 A PLAN
3.9 PLANNING
4.0 YES OR NO
4.1 I'M SORRY
4.2 FIREWORKS
DEAR SOOBIN

3.2 CALL

1.7K 372 212
By Yeonkkochh

"Jadi bagaimana hubungan kalian saat ini? Apa baik-baik saja?"

Soobin yang hendak mengambil air minum di dapur langsung berhenti melangkah. Kepalanya menoleh pada sang ayah yang sedang menonton acara televisi bersama dengan sang ibu.

"Ah, baik-baik saja." Soobin membalas.

"Benarkah? Syukur kalau begitu. Acara pertunangan kalian sudah semakin dekat. Ayah harap, kau bisa menjaga perasaan Cho Nam Hee. Ayah tidak ingin mendengar ada kejadian tidak mengenakan tentang kalian berdua," jelas ayah.

Soobin tersenyum dan mengangguk.

"Tentu, Ayah. Soobin akan menjaga perasaan Nam Hee. Soobin berjanji pada ayah bahwa Soobin tidak akan membuat Nam Hee menangis," kata Soobin penuh keyakinan. "Soobin ke dapur dulu, ya."

"Setelah dari sana kembalilah ke kamar. Istirahat. Jika ada tugas, selesaikan segera," ucap ibunya.

Soobin mengangguk lagi. Setelah itu dia melangkahkan kaki untuk pergi menuju dapur.

◍◍◍

Soobin diam di kursi belajarnya. Tangannya masih setia memegang pulpen yang digunakan menulis. Pikirannya sedang tertuju pada kejadian di rooftop tadi.

Soobin mungkin jarang sekali marah, tapi jika dia sudah marah, dia mungkin bisa mengambil tindakan yang berbahaya. Untuk ancaman yang diberikan pada Min Na Eun, Soobin tidak main-main. Dia bisa saja membuat perempuan itu merasakan ancamannya.

"Maafkan aku, Nam Hee. Aku hampir gagal menjagamu," ucap Soobin dengan pelan. Hingga tiba-tiba saja ponselnya yang berada di sebelah kanan menyala.

Soobin menoleh, dilihatnya sebuah nomor telepon yang tidak diketahui membuat panggilan. Soobin menekuk alisnya. "Siapa yang menelepon?" Tangan Soobin bergerak meraih ponsel tersebut. Lalu tanpa pikir panjang, dia menerima panggilannya.

"Hallo."

"..."

"Hallo. Siapa?"

"..."

Soobin menjauhkan ponselnya dari telinga. Dia menekuk alis karena kebingungan. Pasalnya, orang yang membuat panggilan itu tidak mengatakan apapun.

"Choi Soobin, apa kabar?"

Soobin diam. Suara itu sangat familiar di telinganya.

"Soobin-ah, kenapa tidak membalas?"

"Siapa kau?"

"Apa? Kau menghapus nomorku, ya? Ini aku, Choi Arin. Kau tidak ingat?"

Soobin terdiam. Dia ingat siapa yang kini sedang menelepon. Choi Arin, teman kelasnya dulu yang dirumorkan menyukai Soobin diam-diam. Mereka berteman sangat baik. Namun tiba-tiba Soobin pindah sekolah untuk lebih dekat dengan Nam Hee.

◍◍◍

Nam Hee duduk di atas kasur sambil memperhatikan ponselnya yang tergeletak. Malam ini, dia sedang menunggu telepon dari Soobin karena ketika pulang sekolah tadi, Soobin bilang jika dia akan menelepon Nam Hee.

"Kenapa belum juga menelepon?" gumam Nam Hee.

Dan beberapa detik setelah Nam Hee bergumam, layar ponselnya menyala. Nam Hee refleks mengambil benda tersebut. Nam Hee yang menyangka jika itu panggilan dari Soobin langsung merasa kesal karena ternyata panggilan itu dibuat oleh Yeonjun.

"Ada apa?" tanya Nam Hee setelah menerima panggilan.

"Kau belum tidur, kan?"

"Belum. Memangnya kenapa?"

"Aku sedang ada di jalan menuju rumahmu."

"Apa? Bukannya kau harus les?"

"Aku sudah berhenti. Aku akan belajar bersama denganmu saja."

"Kau gila. Hanya karena itu kau memutuskan untuk berhenti?"

"Memangnya kenapa? Aku ini Choi Yeonjun. Semua materi bisa kuhafal tanpa les. Tetaplah di rumah, jangan ke mana-mana."

"Memangnya aku akan ke mana, sih," kata Nam Hee pelan.

Setelah itu, panggilan terputus. Nam Hee menghela napas. Matanya menatap layar ponsel. Menunggu panggilan dari Soobin.

"Apa aku saja yang menelepon, ya?"

Tanpa pikir panjang, Nam Hee memilih untuk menelepon Soobin lebih dulu. Namun, Nam Hee langsung kecewa karena nomor Soobin sedang sibuk.

"Kenapa sibuk, sih?!"

Nam Hee menjadi kesal sendiri.

"Tunggu dulu. Kenapa aku sangat berharap di telepon olehnya?" Pikir Nam Hee. "Apa? Apa aku sudah sangat menyukainya?"

◍◍◍

Ding dong

Ceklek

"Yeonjun?"

"Selamat malam, Bibi."

"Kau datang kemari malam-malam, tumben sekali. Bukannya kau harus pergi les?"

Yeonjun tersenyum. "Aku sudah berhenti. Aku akan belajar bersama dengan Nam Hee saja. Aku juga akan mengajarinya beberapa materi yang kudapat saat les," jawab Yeonjun.

"Ah, begitu. Baiklah. Ayo masuk, Nam Hee sedang ada di kamarnya."

Yeonjun masuk sesuai perintah. Setelah masuk, dia kembali di sambut oleh ayah Nam Hee yang sedang duduk sambil menonton acara televisi.

◍◍◍

Soobin menekan nomor telepon Nam Hee. Dan beberapa detik kemudian panggilannya terjawab.

"Nam Hee-ya. Maaf baru menelepon."

"Tidak apa-apa."

"Tadi aku sedang menyelesaikan sesuatu. Sekali lagi aku minta maaf."

"Iya, Soobin. Tidak apa-apa."

"Soobin yang menelepon?"

Suara yang sangat di kenal itu membuat Soobin terdiam. Yeonjun, lelaki itu kenapa bisa ada di rumah Nam Hee malam-malam begini?

"Nam Hee-ya, ada Yeonjun di rumahmu?" tanya Soobin.

"Eoh, eung. Dia sedang belajar bersamaku."

"Seperti itu, ya... Kalau begitu, aku akan belajar denganmu juga. Aku akan segera tiba di sana. Sampai jumpa."

Soobin langsung memutus sambungan. Dengan gerakan cepat dia mengambil beberapa buku agar bisa belajar bersama dengan Nam Hee juga. Soobin tidak akan membiarkan dua orang itu berduaan, apalagi dengan Yeonjun.

◍◍◍

"Dia akan kemari juga?"

Nam Hee mengangguk.

Setelah hampir 20 menit, suara bel membuat Nam Hee dan Yeonjun menoleh ke arah pintu.

"Itu pasti Soobin." batin Nam Hee. Lalu dia berdiri untuk membuka pintu.

Ceklek

Begitu terbuka, Nam Hee bisa melihat Soobin yang sedang mengatur napasnya. Jelas sekali bahwa lelaki dihadapannya bernapas dengan tidak teratur.

"Kau berlari?" terka Nam Hee.

Soobin tersenyum. "Menurutmu?"

"Kau berlari."

"Aku memang berlari agar bisa cepat sampai."

Nam Hee terdiam. "Eum, kalau begitu ayo masuk."

Soobin dan Nam Hee masuk ke dalam rumah. Yeonjun hanya bisa mengerlingkan bola mata. Rasanya sangat kesal karena lelaki itu tiba-tiba datang ke rumah Nam Hee.

"Kau juga di sini ternyata," kata Soobin sambil duduk di sofa.

"Kau kenapa kemari juga?"

"Kenapa? Tidak boleh?"

Nam Hee menghela napas. Sudah dia duga akan seperti ini jika kedua lelaki itu dipertemukan. "Yeonjun-ah, ini sudah hampir larut, sebaiknya kau pulang. Lagipula jadwal les sudah selesai. Ibumu pasti menunggu," jelas Nam Hee.

"Mengusirku?"

"Tidak, aku tidak mengusirmu."

"Aku akan di sini beberapa menit lagi, baru setelah itu pulang."

◍◍◍

Pukul setengah sebelas malam, Yeonjun sudah pamit pulang. Kini tinggallah Soobin dan Nam Hee yang berada di ruang tamu. Keduanya sedang membereskan peralatan tulis.

"Hati-hati di jalan, ya."

"Apa?"

Nam Hee yang sedang memasukkan pulpen ke tempatnya menoleh pada Soobin. "Hati-hati di jalan, sepulang dari sini jangan ada luka sedikit pun," balas Nam Hee sambil tersenyum.

"Hey, siapa yang akan pulang?"

Nam Hee speechless. Apa maksudnya?

"Eoh?"

Soobin tersenyum. Tangannya mengacak puncak rambut Nam Hee yang sedang menatapnya dengan raut kebingungan.



"Aku akan menginap semalam di sini."





Eaaaa akhirnya bisa update.

Kemarin Yeon nanyain ke Yeonjun, Soobin lagi apa pas acara MuBank selesai. Terus dia bilang Soobin kecapean, Hyuka sampe gendong Soobin gitu kata dia. Terus Yeon minta kirim foto Soobin yg lagi tidur, eh dikirim beneran wkwk. Katanya dia cape banget:(

Nasib LDR-an ya gini, gak bisa nemenin belahan jiwa. Maaf ya Soobin ♡

🤣🤣🤣

[Official Soundtrack: Bol4-LEO 'ft Baekhyun] 💜

Continue Reading

You'll Also Like

21.3K 4.7K 34
❝Saling merangkul jiwa yang pandai berpura-pura pada semesta.❞ Buana itu dunia, dan ini hanya sedikit cerita tentang bagaimana dunia penuh cinta dan...
1K 163 51
Mereka hanya sekumpulan mahasiswa biasa yang tinggal di asrama suatu universitas, sektor 3. Wilayah asrama mereka berada di sektor 3. Asrama yang ter...
227K 40.5K 28
About a boy named Hendery. Part One of WayV Universe ©️ 2019
145 55 3
Kompleks perumahan Edelweiss merupakan kompleks perumahan elit dan termahal di kota ini. Perumahan ini biasa disebut dengan rumah pengantin baru. Kar...