The Perfect Scars

De MasterPlot723

5K 540 126

"Eonni, gue nggak mau lo jadi korban selanjutnya." suara Ryujin bergetar. Gadis sipit itu mulai berfikir ulan... Mais

Old wounds
Ryuddaeng oppa is back!!!
Naneun museowo...
The day
Bang!!!!
Perfect Scars
Heaven?
Room number 509
Untitled
Good News
A gift
Hwang Yeji, saranghae..
Sweet Home
Uninvited guests
Jagi???
Final Ending

Kajima

286 41 0
De MasterPlot723

Shin Ryujin POV
Matahari terbenam sore ini sangat indah dan cantik, aku dan Yeji eonni kini tengah menikmati pemandangan yang luar biasa ini dari dalam mobilnya. Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat suasana seindah dan sehangat ini. Suasananya sangat menenangkan dan membuat hati ini merasa nyaman.

Yeji eonni masih sibuk dengan kemudinya, namun sesekali ia tetap menikmati pemandangan alam itu dan sesekali juga tersenyum ke arahku. Senyum eonniku ini sangat menawan sekaligus cantik dalam waktu bersamaan, saat dia tersenyum mata sipitnya akan semakin tenggelam dan sangat menggemaskan.

Yeji eonni tiga tahun lebih tua dariku. Ya, dia seusia dengan So Hee eonni. Yeji eonni adalah seorang yang bisa segalanya, dia bisa menjadi seorang kakak, teman, sahabat. Dia memiliki semuanya, wajah cantiknya, kepintarannya, dan kebaikan hatinya, Yeji eonni terlihat sangat sempurna sebagai seorang gadis seusianya. Namun dibalik sikap dewasanya itu, sebenarnya Yeji eonni terkadang terlihat seperti anak kecil. Bahkan dia bisa lebih terlihat anak kecil dibandingkan aku yang lebih muda darinya. Namun bukan karena itu semua aku merasa nyaman di dekatnya, aku sangat nyaman dengannya karena dia adalah seorang yang luar biasa tulus kepada siapapun.

Lihat saja sekarang!! Di tengah kelelahannya mengurus semua pekerjaannya, dia tetap bersikeras untuk mengantarku pulang. Ya, hari ini aku ke studio 99 memang tidak membawa motor kesayanganku.

"Ryu, ada yang nggak beres sama mobil gue." suara Yeji eonni yang sedikit panik mengejutkanku yang sedang menikmati pemandangan petang ini.

"Eoh?! nggak beres gimana maksudnya eonni?" tanyaku membenarkan posisi duduk.

"Remnya nggak berfungsi." ucapnya dengan raut wajah yang mulai menegang.

"Mwo?! Jigeum eottokhae, eonni?!" tanyaku mulai ikut terbawa panik.

Yeji eonni tidak menjawab, ia terlihat berfikir seperti sedang mencari solusi terbaik untuk kami berdua, dan tak lama dia berkata lagi.

"Ryuddaeng, cuma ada 2 cara. Kita tetap di mobil ini lalu kita nabrakin diri ke sesuatu di jalan supaya mobil ini bisa berhenti, atau kita berdua lompat sama-sama dari mobil."

"Eoh?! eonni.. gue nggak mau lompat, resikonya sangat besar buat kita.

"Oke, kalau begitu gue akan benturkan mobil ini biar berhenti."

"Eonni chakkaman, jangan langsung dibenturkan. Lo coba kurangi giginya dulu, rem tangan lo masih berfungsi kan. Setau gue itu bisa memperlambat laju mobil, dan kaki lo jangan injak gas lagi."

"Oke.." sahut Yeji mengikuti arahan Ryujin. Yeji mulai mengurangi gigi mobilnya perlahan, meski dengan hentakan yang sedikit mengejutkan, namun cara itu berhasil membuat laju mobil mereka mulai sedikit berkurang kecepatannya secara bertahap.

"Eonni, coba lo injak berkali-kali remnya, siapa tau berfungsi." ucap Ryujin lagi, dan Yeji sedang berusaha menginjak pedal remnya berkali-kali sesuai arahan Ryujin.

"Nggak bisa, Ryu. Remnya blong." ucap Yeji masih dengan pandangan ke depan, dengan wajah yang terlihat sangat panik, karena meskipun kecepatan mobilnya sudah sedikit berkurang dengan tahapan-tahapan tadi, laju mobil itu tetap saja masih bisa dibilang melaju kencang.

"Eonni, jangan panik. Kita hadapi bersama. Kalaupun kita harus nabrak, nabrak material-material yang empuk, eonni." ucap Ryujin sambil berfikir keras.

Sementara Yeji masih terus fokus pada kemudinya hanya mengangguk, ia mencoba tenang mengendarai mobilnya yang bermasalah itu, ia bersyukur tidak sendirian di mobil saat ini, dan dia pun bersyukur karena setidaknya jalanan tidak terlalu ramai sore ini. Jadi tidak ada yang menghalanginya dalam perjalanan yang menegangkan itu.

"Eonni, kalau gue nggak salah di jalan depan setelah tikungan itu ada tempat yang pagarnya masih kayu. Kita nabrak ke sana aja, semoga aja mobilnya udah berhenti sebelum kita nabrak bangunan utamanya." ucap Ryujin tiba-tiba.

"Semoga kita berhasil Ryuddaeng." sahut Yeji masih dengan kepanikan yang luar biasa. Sementara Ryujin, dia mencoba untuk menutupi ketakutannya sejak awal agar Yeji tidak semakin panik.

Mobil yang dikendarai Yeji masih meluncur mulus di jalanan yang lengang itu, di depan sana sudah terlihat sebuah tikungan yang dimaksud Ryujin tadi, dan itu artinya Yeji harus segera bersiap-siap untuk mengarahkan mobilnya ke sebuah komplek bangunan yang ditunjukkan Ryujin.

Mobil mereka sudah melewati tikungannya, dan bangunan itu pun sudah terlihat. Yeji segera mengambil ancang-ancang untuk melakukan adegan berbahaya itu, Yeji mengatur kegugupannya, kakinya tidak menginjak pedal gas sama sekali, Yeji siap memutar setirnya.

Namun ketika saatnya tiba, sebuah hantaman keras membuat mobil mereka terseret hingga terpelanting puluhan meter dari posisi semula, dan seketika itu juga mobil putih itu sudah terbalik di sisi jalan yang lain.

Sebuah truk berkecepatan tinggi dari arah lain menghantam mobil Yeji yang tengah bersiap untuk masuk ke komplek bangunan tujuan mereka tadi. Dan truk itu pun kini sudah dalam posisi terbalik juga, sama seperti mobil putih milik Yeji.

"Arrgghhh.." Ryujin mengerang, gadis itu merasakan rasa sakit yang luar biasa pada kepalanya, matanya masih terpejam sesaat. Dia sadar apa yang baru saja terjadi pada mereka.

Dan dengan mengingat Yeji, saat itu juga Ryujin memaksa untuk membuka matanya dalam posisi kepala di bawah, kepalanya terasa sangat berat, ada darah mengalir di dahinya, namun dia tetap mencoba membuka matanya untuk melihat keadaan Yeji. Pandangannya terlihat samar, Ryujin memejamkan matanya beberapa detik, lalu memaksa untuk melihat kondisi Yeji lagi.

"Yeji eonni.." suara Ryujin terdengar lirih.

Dilepasnya seat belt yang melingkari tubuhnya, Ryujin menatap Yeji yang tidak sadarkan diri. Ryujin berusaha untuk membuka pintu mobil di sampingnya, pintu itu tidak mau terbuka, ada bagian-bagian ringsek yang membuat pintu itu menjadi sulit untuk digerakkan, Ryujin tak kehabisan akal, ia tendang pintu mobil itu dengan sisa tenaganya, dan pintu itu pun akhirnya terbuka. Ryujin merangkak keluar dari mobil, dia mencoba untuk berdiri dan berjalan ke sisi sebelah mobil itu dengan terhuyung.

Ryujin membuka pintu mobil di depannya, dapat dilihat dengan jelas keadaan Yeji saat itu. Yeji benar-benar tidak sadarkan diri, darah yang keluar dari kening Yeji lebih banyak dibandingkan Ryujin. Ryujin membuka seat belt dari tubuh Yeji, dan dia memastikan bahwa tidak ada anggota tubuh Yeji yang terjepit kursi mobil atau langit-langit mobil yang kini berubah fungsi menjadi lantainya.

Setelah dipastikan aman, Ryujin menarik tubuh Yeji keluar dari mobil. Ryujin harus bergerak cepat, karena ia khawatir jika tidak segera keluar, mobil kemungkinan akan meledak karena mobil dalam posisi terbalik yang membuat bahan bakarnya kemungkinan besar tercecer.

Entah Ryujin mendapatkan kekuatan dari mana, yang jelas kini Ryujin menggendong Yeji di punggungnya setelah berhasil mengeluarkannya, dengan tenaga yang tersisa Ryujin membawa Yeji menuju tepi jalan tidak jauh dari mobilnya.

Ryujin menurunkan Yeji, dia menggoyangkan tubuh Yeji mencoba untuk membangunkan gadis bermata sipit itu ditengah matanya yang terpejam, "Eonni, ireona.."

Ryujin masih terus berusaha menggerakkan tubuh Yeji dan menepuk-nepuk pipinya, wajah gadis di depannya itu sudah bermandikan cairan berwarna merah, Ryujin mencoba membersihkan darah yang menodai wajah pucat seorang gadis yang dianggapnya kakak itu, dia menyekanya dengan sangat lembut dengan tangannya yang gemetar, "Eonni... Jebal.. ireona.." suara Ryujin terdengar semakin lirih dan memilukan, dia mencoba menahan air matanya yang hendak keluar melihat gadis di depannya tidak juga meresponnya.

Kali ini Ryujin memegang tangan Yeji, jemarinya mulai mengecek urat nadi Yeji, raut wajah Ryujin berubah, "Andwae.. eonni.. andwae.." suara Ryujin terdengar semakin panik.

Dengan ragu Ryujin memberanikan diri untuk mengecek nafas Yeji melalui hidung gadis di depannya itu, dia mengarahkan kedua jarinya, berharap bisa merasakan hembusan nafas yang akan diterima di kulit jemarinya, namun seketika air mata Ryujin pecah, bibirnya yang bergetar terus mencoba memanggil Yeji, "Yeji eonni, jebal.. Yeji eonni.. ireona.. jebal.."

Namun Ryujin tidak menyerah, ditengah tangisnya, Ryujin membaringkan tubuh Yeji telentang, gadis itu segera mungkin melakukan tehnik CPR dengan memompa dada Yeji berkali-kali, tapi Yeji tidak juga menunjukkan tanda-tanda dia masih bernafas. Ryujin menutup hidung Yeji, dan mulai memberikan bantuan pernafasan, lalu kembali mencoba mengkompresi jantung Yeji dengan melakukan CPR lagi, dirinya masih punya harapan besar akan datangnya sebuah keajaiban, tapi sayangnya seberapa kerasnya Ryujin berjuang untuk membuat Yeji bernafas lagi, hasilnya tetap saja nihil. Tidak ada tanda-tanda kalau Yeji meresponnya, tidak ada tanda-tanda kehidupan pada gadis di depannya itu. Tangis Ryujin semakin menjadi, Ryujin memeluk erat tubuh gadis berambut panjang itu.

"Eonni, kajimaaaaaaaa!!!" teriakan Ryujin mengejutkan seseorang di sampingnya.

"Ryu.. Ryu.. calmdown, Ryu."

Suara yang sangat familiar di telinganya membuat Ryujin membuka matanya, dilihatnya si pemilik suara itu, dan saat Ryujin mengetahui siapa orang itu, Ryujin langsung memeluk orang itu dengan erat sekali, "Yeji eonni.. kajima.. jebal.. kajima.." suara Ryujin terengah-engah setelah bangun dari mimpinya yang paling buruk itu.

Sementara Yeji yang kini sedang dipeluk seorang gadis yang sudah dianggap adiknya itu malah memasang wajah bingung melihat Ryujin yang tiba-tiba memeluknya sangat erat seperti enggan untuk melepaskan, "Gue nggak kemana-mana, Ryuddaeng. Lo mimpi apa heum?" tanya Yeji sambil membalas pelukan Ryujin.

"Eonni.. kajima.." Ryujin tidak menjawab pertanyaan Yeji, dia menangis sesenggukan masih memeluk Yeji erat.

"Gue disini Ryuddaeng, udahan nangisnya ya. Kita udah sampai rumah lo tuh. Tadi lo tidur nyenyak banget, kita udah sampai dari tadi, tapi gue nggak tega bangunin lo." ucap Yeji sambil mengusap kepala Ryujin.

Ryujin tidak mengindahkan kata-kata Yeji, dia masih sibuk memeluk Yeji dan mengulang kata-katanya, "Eonni, kajima.."

Sementara Yeji bingung harus berkata apa lagi untuk menenangkan Ryujin yang masih memeluknya itu. Sejujurnya Yeji khawatir pada Ryujin, ia takut gangguan kecemasan yang diderita Ryujin kembali lagi, Yeji tidak tau Ryujin bermimpi tentang apa hingga Ryujin terlihat sangat sedih dan terpukul saat bangun dari mimpinya tadi, dan saat ini yang bisa Yeji lakukan hanya membiarkan Ryujin merasa nyaman dalam pelukannya saja hingga Ryujin melepaskan sendiri pelukannya itu, dan kini Yeji pun memilih untuk mengeratkan pelukannya untuk gadis tomboy itu.

"Yeji eonni disini Ryujin-ah, Yeji eonni akan selalu ada buat Ryujin, heum." Yeji berbisik di telinga Ryujin kemudian mengecup kepala sahabatnya itu.

-To be continue-

Annyeong.. 😁😁😁

Double up??!

Bisa iya bisa nggak sih.. sebenarnya chapter "Kajima" ini satu chapter sama "Ryuddaeng oppa is back!!!"
tapi karena chapternya panjang banget, jadi gue bagi dua aja deh. Biar lebih enak juga bacanya kan.. 😊😊😊

Oke yeoreobun, gomawo sekali lagi udah pada mau mampir ke lapak gue. 👋👋👋 Sampai ketemu di chapter menegangkan selanjutnya.. 😂😂😂

Don't forget to vote and comment-nya yeoreobun.. 😉😉😉
Gomawo!!!

Salam,

pandaalien723

Continue lendo

Você também vai gostar

29.3K 2.5K 57
Sudah setahun Miyawaki Sakura bercerai dengan mantan suaminya yang bernama Hwang Minhyun. Sakura tinggal bersama kedua anaknya yaitu Hwang Yeji dan H...
25.8K 3.1K 16
GXG • WINRINA [Completed] Tentang Karina dan Musim dinginnya bersama sang kekasih. ©Biyuyaa2021
22.3K 2.4K 41
Katanya kalo benci bakalan jadi cinta, ternyata ga semua benci bakalan jadi cinta contohnya aja yeji sama lia. Yeji si songong nan bandel dan lia s...
56.5K 6.9K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...