Ex Boss! My Husband [ On Goin...

By anggihao

445K 22.4K 666

Teresha Putri Pradana & Aksara Putra Pranaja❤️ #1 in ex [18/6/2021] #1 in work [4/6/2021] #15 in chicklit [17... More

part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
Part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
Part 30
part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
part 40
part 41
info

part 12

10.9K 604 3
By anggihao

Happy reading ❤️

___________________________________________________

Tere memasuki apartemen saat dirinya baru saja pulang dari kantor.

Memang meskipun mereka akan pergi berlibur. Kamis pagi tadi mereka harus tetap bekerja seperti biasa. 'kalau masih ada waktu untuk bekerja kenapa tidak' itu yang di katakan Aksa saat tadi mereka semua protes.

Lelah karena seharian ini banyak sekali yang Tere kerjakan di kantor membuat tubuhnya terasa lemas. Meskipun pulang ngantor lebih awal tetap saja ia merasa butuh tidur sekarang.

Jam baru menunjukkan pukul 16.50 wib. Itu artinya Tere masih punya waktu untuk tidur sebelum ia akan berangkat jam 19.00 wib nanti. Lantas ia langsung terlelap diatas kasurnya tanpa mengganti pakaian yang tadi ia gunakan. Dan Tere lupa kalau ia belum menyiapkan keperluan untuk di Bali nanti.

Deringan ponsel membuat Tere terbangun dari tidurnya. Ia langsung mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"Cepat ke apartemen saya sekarang." Suara di sebrang sana terdengar sedikit kencang.

"Siapa ini?" Tanya Tere masih belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya.

"Teresha jangan bercanda. Cepat datang ke apartemen saya sekarang." Lagi-lagi suara itu terdengar marah membuat Tere melihat siapa yang menelephone-nya. Mampus, ternyata si bos.

"Baik pak, sekarang saya akan langsung ke apartemen bapak." Ucap Tere setelah melihat siapa yang menelephone-nya.

Setelah panggilan terputus Tere langsung berlari ke kamar mandi. Ia akan membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum datang ke apartemen Aksa.

Tak butuh waktu lama sekarang ia sudah mengenakan jins hitam dengan kaos putih berlogo channel yang di padukan dengan jaket bomber pink tak lupa memakai sepatu kets putih andalannya dan membiarkan rambut nya yang di Curly tergerai indah.

Benar-benar terlihat seperti remaja padahal umurnya sudah 25 tahun.

Setelah mengambil tasnya ia langsung turun ke bawah menunggu taxi yang sudah ia pesan tadi. Karena dirinya masih mengantuk terpaksa ia memasan taxi.

"Udah malem ngapain coba pak Aksa nyuruh gue ke apartemennya?" Tere bertanya pada dirinya sendiri saat sudah duduk di dalam taxi.

15 menit kemudian Tere sampai di apartemen mewah yang Aksa tinggali.

Memencet bel namun tak kunjung pintu dibuka membuat Tere sedikit kesal. Hingga sebuah pesan masuk membuat ia mendengus kesal.

Boss Gila

"080403. Itu kata sandi apartemen saya. Buka aja sendiri! Saya males bukain kamu pintu."

Astaga! Aksa benar-benar keterlaluan ia sendiri yang menyuruh Tere datang tapi ia juga yang malas membuka pintu untuk Tere.

Jika tidak ingat kalau Aksa adalah bosnya maka setelah masuk ke dalam sudah di pastikan Tere akan melempar wajah Aksa dengan sepatu ketsnya. Biar saja wajah Aksa lebam. Namun tetap saja Tere tak bisa melakukannya.

Matanya tak lepas mengelilingi setiap penjuru apartemen Aksa. Mewah kata itu mewakili semua yang ada di apartemen Aksa. Meskipun sudah terbiasa melihat barang mewah tetap saja ia tak bisa berhenti mengagumi kemewahan apartemen Aksa.

"Cepat kamu siapkan semua keperluan saya untuk nanti." Suara itu mengalihkan perhatian Tere. Menatap Aksa dengan bingung kenapa Aksa menyuruhnya menyiapkan keperluan lelaki itu. 'Memangnya Aksa akan pergi kemana?' tanyanya di dalam hati.

Terlepas dari kebingungannya ia tetap melakukan apa yang disuruh Aksa setelah lelaki itu memberitahu dimana letak walk in closet-nya.

"Ingat jangan memasukan jas atau pakaian formal apapun. Cukup pakaian casual saja." Pinta Aksa pada Tere.

"Memangnya bapak mau pergi kemana?" Tanya Tere penasaran.

Aksa mengeryitkan dahinya mendengar pertanyaan dari Tere. Jangan bilang asistennya itu lupa kalau mereka akan ke Bali. Astaga! Kenapa Tere pikun sekali? Pikirnya.

"Koper kamu mana?" Tanya Aksa mencoba memastikan apakah Tere lupa atau tidak.

"Koper? Koper buat apa pak?" Tere semakin bingung kenapa Aksa menanyakan kopernya.

"Astaga! Teresha. Apa kamu lupa kalau jam 19.00 wib nanti kita akan berangkat ke Bali?" Tanya Aksa dengan memegang bahu Tere.

Tere menepuk jidatnya. Astaga! Kenapa ia bodoh sekali? Terus bagaimana ini? Ia bahkan hanya Mambawa tasnya saja! Untungnya ia tak lupa membawa dompet yang berisi semua kartu ATM.

Tere tak menjawab pertanyaan Aksa ia hanya menyegir bodoh. Aksa yang melihat itu tak percaya. Ternyata ada juga orang pikun sebelum mereka tua.

"Terus nanti kamu pakai apa disana?" Tanya Aksa lagi.

"Yah gampang pak! Tinggal beli aja. Apa susahnya?" Tere mengatakannya seolah bukan masalah besar kalau ia tak membawa apapun saat ke Bali nanti.

"Gaya kamu kayak orang banyak duit aja!" Ucap Aksa. Memang benar Tere hanya karyawan biasa tapi kenapa ia seolah-olah tak masalah untuk menghamburkan uangnya.

"Tenang aja pak. Saya gak akan kasbon cuma buat beli baju disana." Ucap Tere menjelaskan.

"Terserah kamu saja." Setelah mengatakan itu Aksa pergi meninggalkan walk in closet menuju kamar mandi.

Tere mulai memasukkan semua keperluan Aksa mulai dari baju, celana dan sepatu sport yang ia masukan ke dalam koper.
Ingat ini! Mungkin Tere mau menyiapkan pakaian Aksa tapi tidak dengan underwear-nya, BIG NO itu adalah hal menjijikkan yang tak mau ia sentuh.

"Jam tangan saya ada di laci nakas. Jangan lupa kamu masukin." Teriak Aksa dari dalam kamar mandi.

Tere langsung berjalan menuju kamar Aksa. Tak banyak barang yang ada disana hanya ada kasur king size dengan meja nakas di kedua sisinya dan juga sofa yang di taruh di dekat jendela. Tere dapat melihat balkon yang langsung mengarah ke pemukiman perkotaan. 'Pasti kalau malam suasananya sangat indah' pikirnya.

Ia langsung membuka laci nakas dan melihat dua buah jam tangan dengan merek rolex yang beda tipe. Lantas ia menaruh satu di atas nakas dan satunya lagi akan ia masukan ke dalam koper.

Saat kembali ke walk in closet ia mendapati Aksa sedang menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk. Sungguh pemandangan yang sangat indah apalagi Aksa hanya memakai handuk di pinggangnya dan membiarkan dada bidang lelaki itu bebas ia lihat.

"Sudah puas melihatnya?" Pertanyaan itu kembali menarik kesadaran Tere. Kenapa ia bodoh sekali? Pasti tadi Aksa melihat dirinya tengah menatap dada bidang lelaki itu yang tak terbalut apapun.

Tere langsung mengalihkan pandangannya setelah ketahuan oleh Aksa. Ia buru-buru menaruh jam tangan itu dan keluar tanpa mengatakan apapun.

Tere menunggu Aksa di ruang tamu karena lelaki itu sedang bersiap-siap.

"Pak cepatan dikit, yang lain udah pada nyampe bandara." Ucap Tere sedikit berteriak. Karena Aksa tak kunjung keluar. Entah apa yang dilakukan lelaki itu. Kenapa lama sekali?.

"Iya." Aksa terlihat menarik kopernya sambil menuju Tere.

Mereka berdua berjalan beriringan keluar sambil menunggu taxi.

Tak ada percakapan saat di dalam taxi hingga 30 menit kemudian mereka sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Tere dan Aksa langsung menghampiri yang lainnya. Tak ingin membuang waktu mereka langsung menaruh barang bawaan ke bagasi.

Tere sempat mendapat pertanyaan yang sama yang di tanyakan Aksa padanya yaitu 'koper lo mana?' dengan santainya ia hanya menjawab 'gue lupa nyiapin gara-gara di suruh ke apartemen si bos' ujarnya sambil melirik Aksa yang berada di sampingnya.

Dan disini-lah mereka, di pesawat class business dengan kemurahan hati Aksa yang memfasilitasi mereka semua.

Bukannya duduk dengan pak Andi yang notabenenya sebagai manager Aksa malah memilih Tere untuk duduk disampingnya alasannya karena Tere adalah asisten pribadinya, jika ia butuh sesuatu tak usah repot untuk memanggil Tere.

Harusnya perjalanan ini Tere lewatkan dengan bercengkrama bersama Nisa atau mba Andin tapi dirinya malah terjebak di samping sang atasan. Tak banyak yang bisa ia lakukan, hanya memejamkan mata lalu setelah itu kembali terjaga karena dirinya memang tak mengantuk.

"Kalau kamu memang bosen? Nikamti saja semua fasilitas disini, karena saya yakin kamu biasanya naik pesawat class ekonomi" ucap Aksa santai tanpa melihat Tere.

Asatga! Tere rasanya ingin membalas perkataan Aksa. Jangankan class business beli pesawatnya pun ia mampu.

Ingatkan ia untuk menambahkan sifat Aksa ternyata selain ngeselin ia juga sombong.

Tere tak menanggapi ucapan Aksa. Ia hanya diam sambil berusaha memejamkan matanya yang sedari tadi tak kunjung mengantuk.

Tiba-tiba seorang pramugari datang menghampiri Aksa dan Tere. Tere menatap ngeri pada pramugari itu. Baju ketat yang memperlihatkan belahan dadanya itu apalagi ia sambil membungkuk.

Mau tak mau Tere yang melihat itu refleks menengok pada Aksa. Takut-takut sang bos malah menikmati pemandangan itu.

Baru saja Aksa akan memalingkan wajahnya karena pemandangan tak senonoh yang ada di depannya ia urungkan karena melihat Tere melirik padanya. Takut-takut dikira bukan lelaki normal yang berusaha membuat raut wajahnya biasa saja seolah pemandangan di depannya bukan apa-apa.

"Permisi? Apa bapak atau ibu membutuhkan sesuatu" ucap pramugari itu dengan tersenyum manis.

Tere hanya melirik tak berniat menjawab sedangkan Aksa mengatakan bahwa mereka tak butuh apa-apa.

Lalu pramugari itu berlalu meninggalkan mereka dengan raut kecawa ia pikir Aksa sama seperti penumpang lainnya yang akan bermain dengannya walau sebentar.

"Laki mah gitu kalau disodorin ikan seger gak bakal nolak" gerutu Tere sambil memejamkan matanya berharap semoga kali ini ia akan tertidur pulas.

Aksa hanya tersenyum tipis ketika mendengar perkataan Tere. Ia sangat senang karena bisa membuat sang asisten kembali marah.

22.30 WITA

Mereka semua baru sampai di Bali. Tak lama kemudian tiga buah mobil range rover SUV berhenti di hadapan mereka.

Lagi-lagi Tere harus berpisah dengan Nisa dan yang lainnya karena ia dengan terpaksa harus satu mobil dengan Aksa dan Ana.

Nisa dan Mba Andin. Lalu Arya, Satya dan Dika ikut bersama mobil pak Andi.

Tak lama kemudian mereka semua sampai di hotel bintang lima. Sungguh baik sekali Aksa mau memberikan semua fasilitas seperti ini secara gratis kepada mereka semua yang hanya karyawan biasa.

"Koper saya tolong kamu bawa ke lantai 20 nomor 33" perintah Aksa pada Tere.

"Dan kamu Ana, mari ikut saya" ucap Aksa kemudian berjalan diikuti Ana dibelakangnya.

Tere yang melihat itu hanya mendengus kesel. " Udah malem tetep aja pacaran terus".

Melihat kebelakang ternyata teman-temannya sudah menghilang dari peradaban ralat hilang dari lobby maksudnya.

Dengan perasaan dongkol Tere menarik koper Aksa menuju lantai 20.

Tere baru sadar ternyata lantai 20 adalah kawasan presidential suite dimana kamar ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan mewah.

Membuka kunci dengan memasukan kartu id card akhirnya Tere bisa melihat keindahan kamar tersebut. Berada di lantai 20 membuatnya dapat melihat keindahan kota Bali di malam hari. Gedung-gedung pencakar langit seolah menjadi tiang megah yang berdiri kokoh yang di kelilingi lampu-lampu jalan dan rumah-rumah warga.

Cklek

Pintu terbuat Tere dapat melihat Aksa masuk dengan membawa beberapa kantong belanjaan yang entah apa isinya.

"Saya gak tahu ukuran baju kamu, jadi tadi saya mengajak Ana" ucap Aksa sambil memberikan semua belanjanya pada Tere.

"Eh, gak perlu repot-repot, besok pagi juga saya mau beli sama Nisa pak" tolak Tere merasa tak enak dengan pemberian Aksa apalagi tadi ia sudah berprasangka buruk.

"Sudah berapa kali saya bilang, saya gak suka di tolak" ucap Aksa mentap tajam Tere.

Tere menghela napas lelah. Akhirnya dengan berat hati dan perasaan aneh ia menerima semua pemberian Aksa.

"Kalau begitu saya mau kembali ke kamar dan terimakasih untuk semua ini" ucap Tere.

Aksa hanya tersenyum lalu ia masuk ke kamar mandi. Tere pun meninggalkan kamar Aksa setelah bosnya itu hilang di balik pintu kamar mandi.

T.B.C

Note: 20 coment baru up

Selamat hari Kamis buat kamu cowok berkumis tipis yang punya senyum manis 🤣

Jangan lupa vote and coment ❤️

Follow ig author @its_anggirestiana

Kamis, 06 Agustus 2020

Continue Reading

You'll Also Like

885K 2.4K 6
Kisah Perselingkuhan penuh gairah, dari berbagai latar belakang Publish ulang di wattpad!
1.1M 88.8K 54
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...
124K 702 7
Menjadi pengganti ayah nya, dalam memenuhi kebutuhan hidup. Zenna harus menyerahkan tubuh nya pada sang atasan, tempat dia berkerja. Permainan pana...
314K 32.1K 48
Update setiap: Selasa, Kamis, dan Sabtu Beleaguered : Terkepung Meisya seorang jomlo menaun yang sedang dilanda kebingungan dengan perubahan hidupnya...