NEULAND | txt ft. itzy

By janearayaa

240K 36K 13.2K

Selamat! Anda telah terpilih sebagai penduduk kota Neuland! 彡Friends for day, foes for night彡 [SUDAH DITERBIT... More

Intro
TRAILER
00. Prologue #5
00. Prologue #1
00. Prologue #2
00. Prologue #3
00. Prologue #4
01. Strange City
02. Infection
03. What is Neuland?
04. Platform 4
05. Incident in the Center of NEUC
06. Chase The Stick Game
07. Postponement Night
08. [1st Night] Player & Controller
09. [1st Night] Snatch the Stick
NEULAND II - Intro
Neuland's House Plan
🌃 21. Quarantine Day
🌃 22. Subway Crash
🌃 23. Half-Blood
🌃 24. The History of Zoo
🌃 25. Puma Evolution
🌃 26. The First Section, Again
🌃 27. We Adopt The Red Haired Pet
🌃 28. Leader is Not Believer
NEXT FF (bkn update)
00. The Vaccine
00. The Zoo That Became History
00. Pure-Blood
DIBALIK LAYAR
PENGUMUMAN 🌆
PENGUMUMAN II 🌆
NEULAND UNIVERSE
READY STOCK DI SHOPEE 🌆
WEBSITE OPEN! 🌆
NEXT FF
INFO PRE-ORDER 2 🌆
PRE-ORDER 2 🌆

10. Don't Trust the Girls

5K 1K 267
By janearayaa

Lia dan Yeji duduk bangkunya, memandangi tiap-tiap monitor yang ada di hadapannya, memantau kondisi tiap-tiap pemain yang bahkan sudah terlihat sangat mengenaskan di hari pertama mereka bermain. Kai dan Beomgyu yang sedari tadi hanya diam di tempat mereka, Soobin yang terlihat berkeliaran di kota tanpa arah tujuan, Taehyun yang mencoba mempertahankan stick-nya di sepanjang gorong-gorong kota, dan Yeonjun yang dengan bangganya telah merebut stick dari tangan Taehyun. Semuanya sungguh dramatis.

"Aku baru saja dengar kabar, salah seorang pemain dari Distrik A tewas terjatuh dari tebing di pinggir laut, salah seorang pemain dari Distrik C juga tewas setelah tak sengaja terlempar keluar melewati garis kuning," ujar Yeji.

"Aku juga sudah dengar," balas Lia.

"Dan mereka semua mati sia-sia hanya karena memperebutkan stick. Apa menurutmu permainan ini bisa bertahan sampai ada salah seorang pemain yang menang? Maksudku, ini masih hari pertama dan sudah memakan korban. Bagaimana bisa mereka melanjutkan permainan untuk hari-hari berikutnya?"

"Bukankah ini terlalu kejam?"

"Semua orang tahu bahwa NEUC itu agak kejam. Tapi tenang saja, buktinya Distrik D masih bertahan sampai sekarang. Kau tidak perlu panik, Distrik D merupakan kumpulan anak-anak yang kuat, Beomgyu akan baik-baik saja."

"Bukankah kita juga kejam? Kita tidak seharusnya menuruti perintah NEUC. Seharusnya sekarang kita membantu menyelamatkan semua anak-anak malang itu. Seharusnya sekarang kita saling bekerja sama dengan distrik lain untuk kabur dari sini. Toh, sekarang posisi kita adalah Controller, kita bisa mengontrol semuanya, kita bisa membuka segel garis kuning, kita bisa kabur bersama-sama dari kota ini."

"Oh my god, Lia. Kita tidak bisa kabur dari sini sekalipun kita adalah seorang Controller. Selama kalung ini masih menggantung di leher kita, kita tidak bisa pergi kemana-mana, posisi kita akan selalu terlacak oleh NEUC."

"Kalau begitu cabut paksa kalungnya, aku sudah lelah sekali," keluh Lia sambil menidurkan kepalanya di atas meja.

"Kau ingin membuka segel garis kuning? Selama tidak ada yang tahu, tidak apa-apa, kan? Setidaknya itu membantu menurunkan resiko kematian, haha," balas Yeji.

Tak lama setelah itu, Yuna masuk ke dalam ruangan, menghampiri kedua kakaknya dan langsung mengambil foto bersama melalui ponsel miliknya yang layarnya sudah pecah, "Tersenyumlah  untuk selfie harian Shin Yuna!" kemudian Yuna berseru lagi, "Wah? Kakak ganteng yang berambut pirang itu menang, ya!? Wah, keren!"

Yeji membalas, "Kau suka orang itu? Kepribadiannya buruk sekali."

Yuna membalasnya lagi, "Tapi kan ganteng.."

***

Permainan di hari pertama yang penuh dengan kejutan sudah resmi berakhir. Untuk kembali ke tempat peristirahatan, rumah mereka, Soobin menjemput rekan-rekannya yang lain terlebih dahulu. Kemudian mereka pulang ke rumah bersama-sama sambil terus waspada akan serangan Goma.

Rumah dua lantai ditambah loteng itu sangat gelap. Tidak ada pencahayaan sama sekali karena genset-nya kehabisan bensin. Namun karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, kelima anak yang sudah sangat kelelahan itu memilih untuk tidak menyalakan genset dan langsung beristirahat demi mengumpulkan tenaga untuk esok hari. Masuklah mereka ke dalam rumah yang pintunya masih terbuka semenjak mereka meninggalkannya.

Yeonjun langsung naik ke lantai dua. Ia berjalan menuju ruang kendali dan meletakkan stick miliknya di sana. Baru setelah itu ia menuju kamarnya dimana hanya ada dia seorang diri. Itu adalah kamar yang digunakan untuk menampung Kai dan Beomgyu di hari pertama mereka diterima di rumah ini, kamar milik Yeonjun. Sesungguhnya Yeonjun bukanlah anak yang seburuk itu, buktinya ia masih mau meminjamkan kamarnya kepada rekan yang lain.

Melihat Yeonjun yang sudah masuk ke kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat, Soobin langsung mengarahkan kedua anak baru yang masih belum tahu banyak mengenai rumah ini, "Beomgyu, Taehyun, tidurlah bersama di kamar Kai."

"Tidak usah. Aku dan Kak Beomgyu akan tidur di loteng saja," jawab Taehyun.

"Sirkulasi udara di loteng kurang baik, kesehatan kalian bisa terganggu. Kaki Beomgyu juga masih sakit, akan kesulitan jika ia harus naik tangga lagi menuju loteng."

"Tidak apa-apa, Kak! Aku merasa kakiku sudah lebih membaik. Aku juga harus membiasakan diri untuk berjalan," bantah Beomgyu.

"Oh, baiklah. Jaga diri kalian baik-baik, ya."

Beomgyu dan Taehyun mengangguk mantap. Kemudian Taehyun membantu Beomgyu untuk menaiki tangga menuju loteng. Sementara itu, Soobin langsung membawa Kai menuju ruang kendali. Dinyalakannya beberapa lilin sebagai penerangan lalu ia ambil sebuah jarum suntik dari laci dan disuntikkanlah ke lengan Kai untuk mengambil sampel darahnya.

Soobin hendak memeriksa persentase infeksi Kai. Karena listrik tidak terhubung dan semua monitor mati, Soobin menggunakan metode pengecekan yang biasa dilakukan oleh NEUC, dengan menggunakan sebuah alat khusus yang lebih efektif. Prosesnya hanya beberapa detik saja dan hasil persentase itu langsung keluar.

"Hanya 20%? Wow, kau cukup kebal dengan serangan Goma. Padahal penolongannya cukup telat. Bersyukurlah infeksinya tidak menjalar terlalu banyak," jelas Soobin.

"Huh, syukurlah. Kupikir akan lebih dari 80%," balas Kai.

Soobin tersenyum. Setelah itu, ia melepas kantong yang melilit perutnya dan dibukanya kantong tersebut. Isinya mirip dengan kantong para anggota yang lain, ada botol air mineral kecil dan antiseptik, bedanya, Soobin juga mengantongi sebuah amplop coklat yang diberikan oleh NEUC tepat sebelum mereka berangkat.

Soobin mengeluarkan amplop itu, membukanya, dan mengambil satu lembar kertas tebal di dalamnya. Itu hanyalah sebuah surat peresmian yang menyatakan bahwa Distrik D berperan sebagai Player. Lalu kemudian ia teringat akan sesuatu. Ia ingat bahwa ia sempat membawa surat milik Distrik E dan ia juga sempat melihat isinya, ia ingat betul bahwa Distrik E berperan sebagai Controller. Sekarang yang ada dipikirannya, apa bedanya Player dan Controller?

***

Pagi hari yang cerah akhirnya tiba. Pagi-pagi sekali, Yeonjun sudah mengisi ulang bahan bakar untuk menyalakan genset di garasi mereka dan listrik kembali bekerja dengan normal. Soobin dan Kai bersama-sama membuat makanan di dapur. Setelahnya, mereka berlima mengisi kegiatan pagi hari dengan sarapan bersama dibarengi dengan obrolan-obrolan menarik.

"Berapa hari sekali bahan makanan dikirim oleh NEUC?" tanya Beomgyu.

"Seminggu sekali. Setiap hari Minggu. Dan jujur saja, persediaan bahan makanan yang dikirim oleh NEUC sangat tidak cukup untuk seminggu, apalagi sekarang ditambah dua manusia baru," jawab Yeonjun.

"Setelah sarapan kita bisa pergi menjelajah kota untuk cari tambahan bahan makanan," ujar Soobin.

"Tapi, menyimpang dari itu, bukankah kita juga butuh transportasi? Kita juga punya persediaan bahan bakar yang cukup," ujar Kai.

"Transportasi macam apa? NEUC tidak memberi kita transportasi. Semua kendaraan yang mengantar kita ke kota ini juga sudah hancur semua. Satu-satunya transportasi hanyalah kereta bawah tanah yang ada dibawah kendali NEUC," balas Soobin.

"Mobil yang membawaku ke tempat ini sepertinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk diperbaiki," tambah Beomgyu.

"Perbaiki bus rongsok yang membawaku kesini saja," ujar Taehyun yang membuat keempat temannya menoleh kompak kepadanya.

***

Ketika matahari sudah agak tinggi, di sepanjang jalanan menanjak menuju perbukitan, Ryujin menggandeng tangan Chaeryeong dan mereka berdua berjalan bersama sambil menikmati pemandangan kota sebelah timur dari atas bukit, bahkan dari atas sana pun mereka bisa melihat pemandangan laut pula. Kedua gadis ini terus berjalan ke arah selatan menelusuri jalan setapak yang mereka lalui.

Semakin ke selatan, akhirnya mereka menemukan sebuah garis kuning selebar 15 cm yang terlukis di tanah. Bagi para anak-anak penghuni Neuland, itu sudah seperti sebuah garis yang membatasi antara hidup dan mati. Jika melewati garis keramat itu, maka sudah bisa dipastikan tubuhnya melepuh, hancur, kandas. 

Kemudian dengan beraninya dan tanpa ada perasaan ragu sedikit pun, Ryujin hendak melompati garis kuning itu, namun tiba-tiba suara seorang anak laki-laki yang meneriakinya dari kejauhan terdengar, membuat Ryujin mengurungkan niatnya untuk melompati garis.

"Shin Ryujin!" suara teriakan itu terdengar jelas, jika Ryujin masih ingat tipe suaranya, itu adalah suara Beomgyu. Dari kejauhan, diluar garis kuning, ada tiga anak lelaki yang berlari menghampirinya dengan panik.

Ryujin kebingungan. Padahal niatnya hanya ingin mengecek apakah segel garis kuning itu sudah terbuka dengan sempurna. Semalam Yeji sempat bilang bahwa ia akan membuka segel garis kuning Distrik D agar para anak laki-laki itu terhindar dari malapetaka atau ketidakberuntungan, seperti tidak sengaja terjatuh melewati garis kuning yang ujungnya malah akan membawa mereka menuju sakaratul maut. Namun, demi mematuhi perintah NEUC, Distrik E tetap harus menyembunyikan identitas mereka sebagai Controller.

Sekarang Ryujin hanya bisa panik dan malah bertanya-tanya pada Chaeryeong di sampingnya, "Bagaimana ini? Bagaimana ini? Kita ketahuan?" ujarnya.

Hingga akhirnya ketiga laki-laki yang berlari dari kejauhan itu pun tiba tepat di hadapan kedua gadis, tanpa melewati garis kuning di depannya. Awalnya mereka pergi ke perbukitan untuk mencari bahan makanan, tapi malah tak sengaja bertemu dengan dua gadis yang hendak bunuh diri. Kasihan Beomgyu, ia sampai rela berlari dengan keadaan kakinya yang masih belum sembuh total. Kemudian bertemulah sekumpulan anak beda distrik di tengah-tengah perbatasan distrik mereka, saling bertatap muka, namun tak berani untuk melewati garis kuning tersebut.

"Kalian cari mati, ya!?" bentak seorang laki-laki yang datang lebih dulu, Soobin.

"Tidak, kok. Aku hanya.. hanya iseng saja. Hehehe," jawab Ryujin.

Tak lama kemudian, Kai yang sedari tadi membantu Beomgyu berlari ikut datang bersama Beomgyu pula. Beomgyu juga ikut memarahi gadis itu, "Kalian mau mati beneran, ya!?"

"Hei, sudahlah, aku hanya iseng saja, kok. Tidak perlu marah-marah begitu. Jadi, ngomong-ngomong, bagaimana permainan semalam?" tanya Ryujin sambil tersenyum sumringah.

"Kakiku masih belum pulih total jadi aku belum bisa berlari," jawab Beomgyu sambil meringis kesakitan karena barusan kakinya terasa nyeri lagi setelah ia paksa untuk berlari. Kai yang peka pun langsung mendudukkan Beomgyu di tanah.

Hal itu malah membuat semua teman-temannya ikut duduk di tanah. Mereka saling berbincang disana sambil menikmati pemandangan kota yang jelek dan tidak berani keluar dari garis perbatasan.

"Kak Yeonjun selalu mendominasi permainan," ujar Kai.

"Menurutku Taehyun lebih mendominasi. Ia berhasil mempertahankan stick itu selama sekitar 45 menit-an hanya saja Kak Yeonjun berhasil merebutnya di menit-menit terakhir," tambah Soobin. Sedari tadi mereka hanya bisa menggibahi anggota kelompok yang sedang tidak bersama mereka sekarang.

"Kalian sendiri, bagaimana permainannya? Siapa yang menang?" tanya Beomgyu.

"Kak Yeji."

"Kak Lia."

Ryujin dan Chaeryeong menjawab secara bersamaan setelah sempat berpikir sebentar. Ketiga anak laki-laki di depannya memandang mereka heran.

Ryujin langsung menepuk keras pundak Chaeryeong, "Hei, kau lupa ya? Kak Yeji yang berhasil merebut stick-nya."

"Oh? Iya benar, haha. Aku lupa," balas Chaeryeong.

"Waktu itu, Kak Lia sudah memegang stick-nya, kemudian Kak Yeji berhasil merampasnya dan mempertahankannya sampai akhir," jelas Ryujin lagi yang semakin mengarang ceritanya sendiri.

Sambil terus berbagi cerita terkait permainan semalam, ponsel Ryujin dan Chaeryeong berbunyi. Ada sebuah pesan dari groupchat mereka.

DISTRIK E (5)

Yeji : "Ryujin, Chaeryeong, dimana kalian?"

Yeji : "NEUC memergoki aksi kita. NEUC tahu bahwa kita telah membuka segel Distrik D. Sepertinya segelnya harus kututup lagi. Segera kembali ke Distrik E sebelum segelnya kututup, atau kalian berdua akan mati."

Ryujin : "NEUC bisa tahu aksi kita?"

Yeji : "Ya. Cepat kembali. Segelnya akan segera kututup."

Yeji : "Kita tidak bisa melakukan hal ini secara terang-terangan. Aku yakin ada cara lain. Nanti kita diskusikan lagi di rumah."

***

Di sisi kota yang lain, di bagian kota sebelah selatan, di dekat perbatasan Distrik D dengan kota lain, Yeonjun dan Taehyun berjalan bersama pula. Mereka menggendong tas ransel mereka masing-masing setelah mencuri beberapa peralatan dari toko.

Pagi itu Taehyun memimpin jalan menuju lokasi dimana ia mengalami kecelakaan bus di hari pertamanya dikirim ke Neuland. Lokasinya ada di pinggir distrik, tepat di perbatasan, bahkan 1/4 bagian bus itu melewati garis kuning yang tercetak di tanah. Bus itu juga sempat terbakar sebagian namun Taehyun masih sempat-sempatnya memadamkan api itu di hari pertamanya tersesat di kota ini. Ia sangat totalitas.

Niatnya, Yeonjun dan Taehyun hendak memperbaiki bus tersebut agar bisa digunakan kembali untuk mempermudah kelangsungan hidup mereka selama eksperiman di kota setan ini berlangsung. Dibawah perintah Soobin, kedua anak ini disuruh untuk memperbaikinya bersama-sama, padahal semalam mereka saling mengumpat satu sama lain hanya karena berebut stick.

Yeonjun dan Taehyun menurunkan tas ransel mereka dan mulai melakukan aksinya. Taehyun langsung memanjat bus itu dan naik ke atap, ia memang berbakat memanjat. Kemudian ia mulai mengeluarkan perkakasnya untuk memperbaiki fisik bus bagian atap.

Sementara Yeonjun sedang menelaah bagian dalam dan luar bus, ia sedang mencari-cari sumber kerusakan bus agar bisa membuat mesin bus ini kembali berfungsi. Sambil terus memeriksa beberapa bagian di dalam bus, Yeonjun meneriaki Taehyun, "Masih kutunggu klarifikasinya."

Taehyun yang sedang sibuk di atap itu membalas, namun sengaja dibalas dengan topik yang berbeda, "Kak Soobin bilang kau berasal dari sekolah teknik dan pandai dalam memperbaiki mesin kendaraan."

"Jangan mengalihkan topik pembicaraan."

"Ini masih topik yang sama. Aku tahu kau pasti mencurigaiku karena aku adalah anak dari presiden NEUC. Jadi apa salahnya jika aku juga curiga bahwa kau dan Kak Soobin sudah saling mengenal sebelumnya?"

Yeonjun terkekeh, "Kau lucu juga, ya. Lanjutkan pekerjaanmu."

Setelahnya, tidak terjadi percakapan lagi antara keduanya. Yeonjun masih fokus dengan aktivitasnya mencari sumber kerusakan bus hingga akhirnya ia menemukan sumber kerusakan tersebut dan berseru senang. Tanpa sadar, ia langsung berlari keluar dari dalam bus dengan langkah yang tidak santai, membuat bus rongsok itu berguncang hebat sampai Taehyun meneriakinya, "Kak Yeonjun, pelan-pelan!"

Kecerobohan Yeonjun itu baru ia sadari setelah ia berhasil keluar dari bus. Namun sepertinya tetap terlambat. Taehyun sudah terlanjur tidak bisa menjaga keseimbangannya. Anak itu langsung terjatuh dari atap. Tubuhnya berbenturan dengan tanah membuat Yeonjun melotot kaget sekaligus merasa bersalah. Sialnya lagi, Taehyun terjatuh di luar garis perbatasan.

10 Juli 2020

TO BE CONTINUED--


! Part 11 - 20 Diunpublish untuk kepentingan penerbitan

Continue Reading

You'll Also Like

92.4K 23.7K 31
"Maaf kalau kehadiran saya di kehidupan Ayah jadi benalu, setelah ini saya janji, saya bakal pergi jauh dari Ayah." Dean tidak menyangka, bila setela...
555K 156K 33
❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞
844K 183K 30
❝Cari buku itu secepatnya.❞ Dibaca sebelum Laboratorium & Mirror
293K 22.7K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...