00. Prologue #4

6.1K 1.5K 123
                                    

14 Mei 2092

Batu yang berukuran cukup besar itu dilemparkan ke sebuah pintu kaca suatu bangunan dan berhasil membuat pintu itu pecah. Pelakunya masuk ke dalam bangunan tersebut, melewati sebuah alat sensor, dan sedetik kemudian alarm menyala, tanda ada seseorang yang menyelundup.

Tapi manusia kurang ajar itu tetap masuk ke dalam dengan santai. Malah ia berharap ada seseorang yang memergoki aksinya karena selama seminggu ini ia tidak pernah bertemu dengan manusia semenjak tersesat di kota aneh ini.

Ia adalah seorang laki-laki muda bertubuh mungil dan berambut merah. Ia mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih dan celana jeans pendek, tak lupa juga tas ransel hitam yang selalu menggantung di punggungnya. Dari ekspresi wajahnya, ia terlihat sangat berani dan tidak takut dengan situasi ini, mungkin tersesat selama seminggu membuatnya mulai terbiasa hidup di kota mati ini.

Sekarang ia mulai menyorotkan senternya ke dalam bangunan yang gelap itu. Itu adalah sebuah minimarket yang sepertinya sudah sangat lama ditinggalkan dan barang-barang yang ada disana juga ditinggalkan begitu saja. Debu-debu yang tebal itu juga menempel dimana-mana dan membuat anak ini bersin berkali-kali.

Lalu apa tujuannya menyelundup ke sebuah minimarket tak terawat ini? Tentu saja untuk bertahan hidup. Ia pergi mencari makanan dan beberapa barang yang sekiranya masih layak digunakan. Tetapi karena malam ini ia belum makan, ia segera menuju tempat dimana makanan-makanan berada.

Untuk memilih makanan, ia harus cukup teliti karena hampir semua batas kedaluwarsa produk-produk makanan itu adalah 3 tahun yang lalu. Jika masih seminggu atau sebulan yang lalu, mungkin ia masih berani mengkonsumsinya.

Tapi setidaknya masih ada sebagian makanan yang tanggal kedaluwarsanya tidak terlewat jauh dengan tanggal hari ini jadi setidaknya malam ini ia masih bisa makan. Ia masukkan semua bungkus-bungkus makanan itu ke dalam tas ranselnya lalu mengambil beberapa barang-barang penting lainnya baru setelah itu ia melanjutkan petualangannya lagi di negeri horor ini.

Kakinya berjalan. Tangan kirinya menggenggam senter. Tangan kanannya menggenggam ponsel, kedua matanya menatap ke layar ponsel pula. Ia mengotak-atik akun milik Taehyun yang merupakan dirinya sendiri. Lalu setelah itu ia menatap ke sebuah tulisan legendaris yang selama seminggu ini selalu ia pikirkan.

" Your position is 0.8 km away from home. Enter the home to join the group chat. "

Tetapi semakin ia berjalan lurus, berharap jumlah angka itu berkurang, malah angkanya semakin naik dan tandanya ia semakin jauh dari rumah yang dimaksud.

Tapi sebenarnya ia tidak begitu memperdulikan hal tersebut. Anak bernama Taehyun itu adalah seseorang yang penyendiri dan sangat pendiam, ia bukanlah tipe orang yang suka bergaul di obrolan grup. Bahkan di saat-saat darurat seperti ini ia tetap tidak punya niatan yang besar untuk masuk ke obrolan grup tersebut. Walaupun sewaktu-waktu ia sangat ingin masuk ke obrolan grup itu karena dihantui rasa penasaran.

Hingga saat ini ia masih bingung, haruskah ia mencari rumah itu?

Karena jumlah angkanya yang selalu bertambah, ia pun berhenti berjalan dan duduk di depan gedung besar tak berpenghuni. Ia mulai memikirkan hal-hal horor yang akan terjadi apabila ia tak kunjung menemukan jalan keluar dari tempat yang sudah seperti neraka ini. Bahkan mungkin bagi anak itu, neraka masih jauh lebih mending.

Kemudian suara dentuman besar terdengar dan membuatnya otomatis menoleh ke sumber suara. Hal itu sangat membuatnya terkejut karena selama ini tidak pernah melihat tanda-tanda kehidupan disini. Jadi ia langsung berdiri dan segera menuju sumber suara untuk melihat apa yang terjadi.

Di sisi lain gedung yang halamannya ia jadikan tempat beristirahat tadi ada sebuah pemandangan baru. Sebuah mobil menabrak tembok gedung. Temboknya sedikit retak dan bagian depan mobil itu sudah penyok. Taehyun pun berlari menuju mobil sedan hitam tersebut untuk melihat dengan jelas, atau mungkin mengecek apakah ada seseorang di dalamnya.

Ada seorang anak laki-laki lain yang terduduk di dalam mobil dengan kondisi kepalanya yang sudah menghantam setir dan darah segar terus mengalir dari dahinya. Kejadian itu baru saja terjadi dan pasti anak itu juga baru saja pingsan.

Taehyun sebagai anak yang masih memiliki rasa kemanusiaan mencoba membuka paksa pintu mobil yang agak macet itu. Agak lama dan sulit, tetapi berhasil.

Begitu Taehyun berhasil melihat kondisi korban dengan jelas, matanya justru terfokus pada sebuah kalung berbentuk gembok yang menggantung di leher si korban. Kalung itu mirip persis dengan miliknya. Taehyun pun menggeser pelan kepala anak itu untuk melihat bagian belakang lehernya, dan benar saja, kalung itu menembus kulit tengkuknya. Persis seperti kalung yang Taehyun pakai, yang juga menembus kulitnya.


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

C O M I N G S O O N
12 . 06 . 2020

NEULAND | txt ft. itzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang