AKUNTAN(geng)SI [COMPLETED]

By Merynft

38.5K 3.9K 985

- Akibat terlalu pandai mendebet rasa tanpa mengkredit gengsi - Bagi Keandra, Kirana adalah poros dunianya. I... More

PROLOG
bagian 1 | imah vs nduk singa
bagian 2 | hadiah dari pak tua
bagian 3 | tragedi ruwat
bagian 4 | serumah sama singa
bagian 5 | ruwat season II
bagian 6 | the meaning of Imah
bagian 7 | dalam misi meluluhkan hati imah
bagian 8 | mas keandra?
bagian 9 | ngedate
bagian 10 | uas alias ujian anak sholeh
bagian 11 | si cakep yang tidak diharapkan
bagian 12 | amukan singa betina
bagian 13 | juara di hati imah
bagian 14 | poros dunia imah
15 | WARI(OR) GARUDA NATION
16 | KEMBALINYA SANG LEADER
17 | SIR QUITE
18 | CINTA DI MATA WANITA
19 | ASPAL 201 METER
20 | A HEART
21 | P E R F E C T
22 | THE GUEST STAR
24 | BOYFRIEND
25 | I AM YOURS
26 | START UP
CHIT CHAT (1)
CHIT CHAT (2)
27 | ULANG TAHUN IMAH💙
28 | (MENIK)MATI
29 | RUMAH TAK BERTUAN
30 | (TANPA) KAMU
31 | (HAMPIR) TAK BERNYAWA
32 | BERPAYUNG JANJI
33 | A BEAUTIFUL MISTAKE
34 | TITIK TEMU
35 | SEBUAH RASA
bagian 36 | berhenti berotasi
bagian 37 | mari kita usahakan perasaan itu
bagian 38 | restu semesta
EPILOG
UNTUK READERS AKUNTAN(GENG)SI
APA INI, HAYO?

23 | SELINGAN

557 69 4
By Merynft

- Keandra Alkarim Diningrat dan Tioza Aldebaran -

"Jangan berhenti percaya, sekalipun aku tak lagi ada," Untuk Keandra.


***

"WELL, gua juga ikut keganggu sejak datengnya si Kaleng Sarden itu."

Ratu menengahi ketika Aulia dan Kirana sama-sama mengeluhkan kedatangan Kalion. Meski kantin tengah ramai, ketiganya tetap berada dalam perbincangan serius.

"Padahal dia itu baru tiga hari sekolah di sini, tapi fansnya udah nggak ngira-ngira banyaknya. Belum lagi akun fake dari fans yang ternyata uwwah banget!" Aulia memperlihatkan hasil pencarian akun fake dan fanbase Kalion.

Kirana menggeleng tak percaya, "Parah! Kalo mereka tau si Kalion ini punya ambisi buat dapetin gua, bisa digorok hidup-hidup gua sama fansnya!"

Ratu menghela napas panjang sebelum ikut berpikir. Aulia kembali men-scroll layar instagramnya sembari menikmati cilok buatan Mbok Jah. Sedangkan Kirana kian lesu dengan wajahnya.

"Ternyata, hampir setengah dari fansnya Keandra pindah ke Kaleng Sarden." Aulia memberitahu tanpa memindahkan tatapannya dari ponsel.

"Penyebabnya?" Ratu bertanya diikuti arah pandang Kirana pada Aulia.

Aulia meletakkan ponselnya sebelum berbicara lebih detail.

"Mereka patah hati gara-gara tau kedekatan Keandra sama Kirana. Kalo si Kaleng Sarden ini, kan, masih adem ayem aja dari pertama dateng. Dia juga agak misterius gitu."

Kirana berdecak sebal, "Untungnya fans mereka itu nggak serusuh fans artis entertainment. Seenggaknya, selama gua deket sama Keandra, gua nggak pernah dapet teror nggak penting itu."

Ratu menggeleng tak setuju, "I think, justru kali ini lu bakal dapet sensasi itu, Ran."

Ratu melanjutkan ucapannya, "Si Kaleng Sarden sama Keandra bakal nyoba dapetin lu. Hidup lu yang biasanya cuma dapet teror dari Om lu, sekarang bakal--"

Aulia memotong, "Fiks! Kirana jadi artis dadakan."

Kirana semakin mengacak rambutnya dengan wajah frustrasi. Beban hidupnya kian bertambah meski kebahagiaannya juga menjadi berkali-kali lipat.

"Hai, Lion."

Aroma maskulin itu membuat Kirana dan kedua temannya menoleh. Belum sempat menolak, cowok itu sudah mengambil posisi di bangku sebelah Kirana.

"Bisa nggak, sih, lu jauh-jauh dari gua?" Kirana bertanya dengan ketus.

Cowok itu menoleh, "Emangnya ada orang pacaran yang saling jauh-jauhan?"

"Dih, siapa juga yang jadi pacar lu? Lu sama Ratu, atau sama Aulia? Gua rasa selera cowok mereka nggak serendah itu!" sinis Kirana.

"Gua lupa kalo cewek itu butuh peresmian. Padahal, sejak kalahnya lu di sirkuit waktu itu, lu udah jadi pacar gua, Lion."

Kirana menyentak, "Itu nggak fair! Gua jatoh dan lawan lu ini cewek. Nggak ngerasa jadi pecundang karena lawan cewek?!"

"Gender itu bukan pertimbangan kalo kita udah ada di sikuit. Lagian, ambisi pas balapan itu sama, kan?" Kalion menjeda.

"Cuma mau sampai di garis finis." Kalion melanjutkan.

Kirana memutar matanya dengan jengah. Begitu hendak menimpali ucapan Kalion, suara Keandra dan dua cunguk itu sudah menyerobot.

"Loh, Den, kok di sini? Tadi dicari sama Bu Kaila." Reno memberitahu.

Kalion mengangguk singkat sebelum meneruskan makannya. Keandra menarik kursi dari meja lain untuk duduk di samping Kirana.

"Darling, lu ngapain sih deket-deket sama si Kaleng Sarden?" Keandra berbisik.

Kirana menoleh dengan senyum lebarnya, "Cemburu, ya?"

"Enggak, sih. Cuma ngerasa gerah aja." Keandra sedikit mendengus.

"Pinjem kipasnya Ratu sana." Kirana menyahuti.

"Panasnya nggak ilang-ilang kalo lu nggak jauh-jauh dari dia. Lagian, dia itu bukannya cari temen cowok malah deket-deket sama cewek."

Kalion yang merasa diperbincangkan lantas menoleh ke arah keduanya, "Ada masalah apa sama gua?"

"Banyak." Keandra dan Kirana menyahut bersamaan.

Dari ketujuh orang yang ada di bangku itu, hanya Kalion yang terlihat datar. Rahangnya mengeras menatap Kirana yang tampak menahan tawa. Belum lagi hatinya yang mendadak panas mendapati pasutri di sampingnya masih baik-baik saja.

"Well, gua mungkin nggak sebanding sama jumlah kalian. Kali ini, kalian bisa ngetawain gua." Kalion angkat suara sembari beranjak dari kursinya.

Aldo mendongak untuk menatap Kalion, "Inget kata kupon undian; coba lagi ya, Broh!"

Keandra tersenyum remeh, "Gua ini majikannya Kirana. Sekiranya mau deketin, harus atas seizin gua."

"Whateverlah, ya. Tunggu aja tanggal main dari gua." Kalion mengerlingkan sebelah matanya pada Kirana.

Kirana bergidik ngeri menatap punggung Kalion yang mulai menjauh dari kantin. Membiarkan banyak pasang mata kaum Hawa menatapnya bergantian dengan kepergian Kalion.

"Sok jual mahal banget sih, kayak yang laku-laku aja."

Keenam orang yang duduk melingkar itu menoleh ke sumber suara. Si Congkak Febby dengan tiga orang temannya yang merupakan senior di SMK 02 Cendekia.

Ratu berdecih pelan, "Kalo Kirana sih wajar jual mahal trus lakunya susah. Nyari investor, kan, juga harus pilih-pilih."

Aulia menyahut sembari melirik sinis pada Febby, "Kalo lu nasibnya emang langit bumi sama Kirana, Feb. Udah jual murah, tapi masih nggak laku-laku."

"Eh! Jaga, ya, mulut lu!" Febby menentang.

Welda yang merupakan salah satu senior lantas menarik Febby untuk segera pergi dari lingkup Kirana. Tinggalah Viola dan Alecia yang menatap Kirana dengan pandangan menusuk.

"Kalion itu nggak setara kalo harus deket sama cewek amburadul kayak lu. Mending jauh-jauh dari sekarang. Sebelum gua ikut depak lu dari Kalion." Alecia berucap dengan tangannya yang bersidekap.

Keandra terusik, "Amburadul itu hidup lu. Kalo hidupnya Kirana jelas tertata karena gua imamnya!"

Kirana mengusap bahu Keandra sembari melirik dua senior itu, "Simpen tenaga dan pikiran kalian itu buat ujian kelulusan. Karena gua nggak sebego itu kalo harus tertarik sama cowok jahannam kayak dia."

Dua senior itu hanya mengangguk dengan tatapan memberi peringatan. Tanpa berucap pamit, keduanya melengang pergi dan menyisakan tatapan kesal pada sekelompok anak 11 Akuntansi 1. Mereka kembali hening sebelum Aldo dan Reno beranjak untuk memesan makanan.

Aulia mengangkat wajahnya untuk menatap Keandra, "Udah lama nggak futsal, lu keluar dari klub?"

"Nggaklah. Hari ini baru mulai aktif lagi." Keandra menyahut dengan setengah hati.

"Jyaah, balik sendiri ya, Ran? Gua anterin yok, sekalian mau mampir ke apartemen." Ratu menaik-turunkan alisnya.

Kirana tersenyum kikuk, "Gua udah nggak tinggal di apartemen lagi. Om Darwin minta gua buat tinggal bareng sama keluarganya."

Ratu dan Aulia mengangguk paham, membiarkan Kirana mengembuskan napas lega sebelum Keandra menyikut lengannya dengan pelan. Kirana menoleh pada Keandra yang menunjukkan muka masam.

Dengan tatapannya, Keandra seakan berucap, Jadi lu anggep gua ini om-om?

Tanpa sempat Kirana menyahuti, Almira berlarian menuju meja mereka. Membuat kelima orang yang sedang duduk itu menegak untuk menerima informasi darurat.

"Gawat! Gawat!" Almiran berujar dengan panik meskipun jaraknya dengan kursi masih dua
meter.

Mata-mata penghuni kantin menatap pada kedatangan Almira yang langsung menuju bangku anak kelasnya. Aldo dan Reno yang melangkah sembari membawa baki itu mempercepat untuk memberi minum pada Almira yang terengah-engah.

"Pelan-pelan, By. Ada apa?" Aldo bertanya usai menyerahkan segelas minuman.

Almira meletakkan gelas usai menyesapnya, matanya beralih pada koridor lantai tiga dengan lengan yang menunjuk ruang terujung. Keenam orang itu mengikuti arah pandang dengan kepala sedikit mendongak.

"Si Kaleng Sarden! Dia masuk ke ruang informasi!" Almira melanjutkan.

"Hah?" Kirana gagal paham.

Almira menoleh pada Kirana, "Gara-gara Pak Joko lagi keluar, dia nyerang Tio buat ambil kuncinya pake kekerasan! Sekarang Tio lagi di UKS!"

Keandra berdiri dari posisinya dengan rahang mengeras, "Anak baru tapi belagu banget gayanya! Kurang belaian atau gimana, sih, dia?!"

Kirana ikut berdiri sembari mendorong Keandra agar berjalan keluar dari kantin. Diikuti teman-temannya, Kirana mencoba membuat Keandra tenang.

"Nggak bisa kalo lu emosi, Ke. Sekarang, kita samperin si Kaleng Sarden itu biar nggak bikin malu kelas kita!" Kirana memberitahu.

Menyusuri koridor dengan jalan yang lebih cepat, speaker yang ada di setiap kelas mulai berbunyi dengan suara Kalion yang terdengar. Kirana menjadi semakin getir dengan tingkah cowok itu. Bisa saja ini akan membahayakan dirinya yang berstatus sebagai leader GN.

"Halo. Satu, tes." Suara Kalion terdengar.

Guru-guru yang berasal dari kantor lantas keluar untuk beranjak ke ruang informasi. Koridor mulai dipadati oleh siswa-siswa yang membicarakan tentang Kalion. Belum lagi suara gitar yang mulai terdengar.

Ratu memperlambat langkahnya, "Dia nggak lagi mau nembak cewek, kan?"

Kirana tercekat dengan napasnya yang mulai memburu. Ia harus secepatnya menghentikan tingkah Kalion jika benar seperti praduga dari Ratu. Tanpa memperdulikan teman-temannya, Kirana berlari lebih dulu menuju koridor lantai tiga.

"I found a love, for me... Darling, just dive right in, and follow my lead." Lirik lagu Perfect terdengar dengan suara khas Kalion.

Langkah Kirana memelan dengan napas yang masih tersenggal. Hatinya mengeram marah meskipun koridor lantai dua tampak lengang dengan cewek-cewek yang berdiri dengan wajah tersipu. Kirana tak luluh, perutnya justru ingin mengeluarkan makanan karena tingkat khawatirnya yang begitu tinggi.

"Well, I found a girl, beautiful and sweet. I never knew you were the someone waiting for me"

Menyambung menuju reff, Kirana terhenti sejenak. Menyaksikan gadis-gadis yang mulai histeris.

"'Cause we were just kids when we fell in love. Not knowing what it was. I will not give you up this time."

"Darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes, you're holding mine."

Sungguh. Rasanya dilema mendapati diri yang terombang-ambing. Ini manis, Kirana mengakuinya dengan yakin. Tapi justru menyebalkan ketika Kalion yang melakukan semua ini.

Inginnya Keandra yang melakukan untuknya.

Sekalipun semuanya terasa mustahil.

"Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms. Barefoot on the grass, we're listenin' to our favorite song."

"When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath. But you heard it, Darling, you look perfect tonight"

Mengabaikan lelah dan suara Kalion yang kian membuatnya geram, Kirana kembali berlarian menuju anak tangga yang menghubungkannya dengan koridor lantai tiga. Napasnya sudah tak beraturan dengan jemari yang mulai mengeluarkan keringat dingin.

"Well, I found a woman, stronger than anyone I know. She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home."

"I found a love, to carry more than just my secrets. To carry love, to carry children,"

Ia ketakutan. Seluruh kekhawatirannya berkecamuk dengan jantung yang berdegup kian kencang.

"Kirana! Kamu bisa menghentikan aksi konyolnya Kalion?" Bu Kaila menghampirinya yang baru tiba di koridor lantai tiga.

Kirana sedikit tersenggal, "Kenapa nggak Ibu aja?"

"Kata Tio, Kalion ingin mempersembahkannya untuk kamu. Ibu pikir juga, pasti kamu yang bisa menghentikannya." Bu Kaila menunjukkan raut memohonnya.

"Oke, kasih saya kunci cadangannya, Bu." Kirana berucap pasrah.

"Kuncinya dibawa Kalion semua, Ran. Ibu nggak tau harus gimana."

Tanpa menerima kunci yang diberikan oleh Bu Kaila, Kirana kembali berlarian menuju ruang informasi yang terletak di ujung. Suara nyanyian Kalion tak lagi terdengar. Justru hening menyeruak, membuat Kirana ragu untuk berteriak dan meminta Kalion keluar.

"Lagu tadi khusus buat Kirana Lionel. Jodoh gua yang ditikung sama Keandra." Suara Kalion memenuhi speaker sekolah.

Kirana yang tersadarkan oleh kalimat Kalion lantas menegakkan kepalanya sembari menedang pintu ruang informasi yang terkunci. Matanya memerah akibat terlalu banyak mengeram marah.

"Buka, Kaleng Sarden! Jangan norak dan malu-maluin!" Kirana berteriak.

Terdengar kekehan Kalion dari dalam, "Gua nggak mau basa-basi lagi, Kirana Lionel itu pacar gua. Satu orang aja berani deketin dia, siap-siap mati di tangan gua."

"Kalion! Buka!" Pak Dedi ikut mendobrak pintu meski berujung gagal.

Suara Kalion tak lagi terdengar. Kunci di balik pintu juga diputar untuk dibuka. Dengan wajah sumringah setelah membuka pintu, Kalion melangkah menuju Kirana.

"Sinting, ya, lu?! Sampai kapanpun gua nggak bakal sudi jadi pacar lu, Sampah!" Kirana memekik tak suka.

Pak Dedi menggeleng menyaksikannya, "Peringatan pertama, Kalion. Jangan lakukan ini lagi."

Bu Kaila yang baru tiba lantas berujar, "Nggak ada pacar-pacaran! Kalian ini sebentar lagi kenaikan kelas, jangan buat ulah macam-macam!"

Kalion melirik sinis sembari merangkulkan tangannya ke bahu Kirana, "Emangnya saya salah kalo macarin jodoh saya sendiri?!"

Bu Kaila dan Pak Dedi mendelik tajam. Dengan wajah tak lagi peduli, keduanya meninggalkan Kirana dan Kalion.

Kirana menyikut perut Kalion hingga cowok itu meringis sakit. Dengan wajah murkanya, Kirana menginjak salah satu kaki Kalion sepenuh tenaga.

"AWHH!!" Kalion mengaduh.

"Gua nggak pernah sudi jadi pacar lu!" Kirana menyentak sekali lagi.

Tepukan tangan dengan ritme santai terdengar. Kirana dan Kalion menoleh bersamaan pada kelima orang yang baru datang. Wajah Kirana pias seketika mendapati Keandra berekspresi datar. Ini lebih buruk dari apapun.

"Lu punya hubungan apa sama Biang Onar satu ini?" Keandra bertanya dengan raut datar.

Kirana menggeleng pelan, namun suara Kalion menginterupsi pembicaraan.

"Nggak denger ya, Pak Ketua? Sekretaris lu ini sekarang jadi pacar gua. Satu lagi, lu nggak punya hak buat deketin pacar gua."

Ratu menyanggah, "Lu nggak bisa seenaknya dong, Kaleng Sarden! Kalahnya Kirana itu murni karena kecelakaan, berarti semuanya belum fair!"

"Jadi ini balesan lu ke gua, Ki?" Keandra memancar kekecewaan di balik matanya.

Kirana menatap bingung, "Balesan apa? Perjelas semuanya biar gua paham, Ke."

Keandra meraup wajahnya dengan kasar, "Setelah semua hal yang gua lakuin ke lu, ternyata lu masih anggep semua itu semu?"

Belum juga Kirana menyahut, Keandra sudah melanjutkan.

"Dari awal gua udah bilang, jangan masuk GN. Sekarang terserah! Lu mau jungkir balik pun gua nggak peduli!" Keandra tak memberi celah agar Kirana menjawab.

Tanpa berujar lagi, Keandra melengang diikuti keempat orang termasuk Ratu dan Aulia. Kirana memijit pelipisnya dengan mata memanas. Dengan wajah murka, ia menatap Kalion dengan suram.

"Udah puas?! Inikan yang lu mau?!" Kirana menyentak.

Kalion tertawa pelan, "Ini baru dimulai, Lion. Masih ada hari-hari menyenangkan lainnya."

Kirana menggeleng tak percaya, "Sinting ya lu?!"

Tanpa menunggu Kalion berucap, Kirana membalikkan badannya untuk pergi. Namun lengannya tercekal dengan jemari Kalion.

"Kalo lu nggak ngakuin gua pacar lu, termasuk ke Keandra, status pernikahan kalian bakal gua sebar. Dan lu tau akibatnya apa? Drop out dari sekolah." Kalion menjeda.

"Parahnya lagi kalo Keandra tau anceman ini, hidup lu yang semulus roller coaster itu bakal semengerikan terjun dari gunung Everest."

Kirana membalikkan badannya untuk melayangkan tamparan pada Kalion, namun tangannya justru tertahan lagi.

"Sstt, jangan buang-buang tenaga, By. Nanti pulang sekolah bareng gua dan siap-siap nggak akan pulang ke rumah, ya." Kalion melepaskan cekalan pada kedua tangan Kirana.

Melangkah mendahului gadis itu, Kalion kembali berujar, "Quality time sama pacar, nggak ada salahnya, kan? Anggep aja dating pertama."

***

Continue Reading

You'll Also Like

22.5K 4.2K 64
[Follow emak dulu, baru lanjut baca] _________________________________________ "Megiska cantik, kali ini gue nggak bohong, lo emang cantik kalau dili...
356K 24.3K 57
"Maaf ...." "Berhenti merasa bersalah karena hal-hal yang sebenarnya di luar kuasa kamu!" Niat hati ingin rehat dari aktifitas yang melelahkan sebagi...
3.8K 1K 42
Katastrofe pertama Juni terjadi tujuh belas tahun selang kelahirannya sebagai bulan yang menahtai hari-hari cerah. Para pewaris Gerodito telah datang...
5.6K 1.4K 38
Sagara, seorang mahasiswa semester lima jurusan teknik informatika. Dia memiliki otak yang cerdas dan termasuk pemuda yang tampan, bahkan kaya raya...