[βœ“] HOME: sincerity

By Yeonkkochh

131K 22K 6.9K

β€Ή π‡πŽπŒπ„ β€Ί ft Choi Soobin ❝Ayo menikah. Aku tidak mau rumahku ditinggali orang lain.❞ More

0.1 HOME
0.2 SUDDEN
0.3 FIANCE
0.4 MORNING
0.5 GARDEN
0.6 AWKWARD
0.7 COME
0.8 DOUBT
0.9 SHOULDER
1.0 DISEASE
1.1 HEARTBEAT
1.2 DON'T LIKE
1.3 HE HOPES ...
1.4 SORRY
1.5 FEELING
1.6 YEONBIN
1.7 RELAPSE
1.8 VISIT
1.9 YOU'RE MY HOUSE
2.0 HONEST
2.1 COMPETE
2.2 PROMISE
2.3 CRY
2.4 KNOW
2.5 HOSPITAL
2.6 FAILED
2.7 YEONJUN
2.8 UNEXPECTED
3.0 TIRED
3.1 THREAT
3.2 CALL
3.3 BAM
3.4 SHE
3.5 LOVE
3.6 HAPPINESS AND PAIN
3.7 DISAPPOINTED
3.8 A PLAN
3.9 PLANNING
4.0 YES OR NO
4.1 I'M SORRY
4.2 FIREWORKS
DEAR SOOBIN

2.9 UNEXPECTED Β²

1.9K 443 480
By Yeonkkochh

Ramaikan lagi ya hehe.

Klo ada yg salah kasih tau. Terima kasih.

+×+

Beberapa menit lalu.

Soobin menghampiri Hyeri dan Jiso yang baru saja keluar dari toko setelah membeli beberapa makanan.

"Hey, Nam Hee-nya kemana?" Tanya Soobin pada kedua perempuan itu.

"Eyy, mencari tunangan," goda Jungmo.

"Jangan iri," balas Woobin pada Jungmo.

"Nam Hee, tadi dia..."

Soobin menekuk alis.

"Dia sakit dan berada di ruang kesehatan, begitu?" Terka Soobin.

"Tidak. Nam Hee pergi bersama Yeonjun. Sepertinya ada yang akan mereka bicarakan," jawab Hyeri.

"Apa? Kemana?"

"Mana kita tau, Nam Hee tidak memberitahu," balas Jiso.

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih. Tapi aku harus mencari mereka." Setelah berkata seperti itu, Soobin segera berbalik dan berlari untuk mencari kedua orang tersebut.

"Ya! Choi Soobin, bagaimana dengan traktirannya?" Jungmo berteriak. Namun Soobin menghiraukannya. Lelaki itu terus berlari menjauh.

◍◍◍

Soobin berhenti di dekat tangga yang akan menghubungkan dengan rooftop. Lelaki itu memegang pinggiran tangga sambil mengatur napas.

"Aku tidak akan membiarkan mereka berduaan. Choi sialan itu bukan saingan yang lemah, aku tidak boleh gegabah."

Soobin menghela napas, kemudian dia berlari menaiki tangga sampai melewatinya beberapa anak tangga tersebut agar bisa cepat sampai ke tempat tujuan.

Ceklek

Soobin kembali mengatur napasnya setelah berhasil membuka pintu tanpa sepengetahuan dua orang yang sedang bertatap muka.

Namun seketika saja mata Soobin membola ketika Yeonjun mencium Nam Hee. Melihat itu benar-benar membuatnya merasa panas. Soobin yakin wajahnya sedang memerah karena marah. Dengan gerakan cepat Soobin langsung masuk ke rooftop dan begitu sampai dia menghadiahi tinjuan keras pada pipi Yeonjun.

"Choi Yeonjun sialan!" Murka Soobin. Setelah itu Soobin menghampiri Yeonjun yang terjatuh, lalu kembali meninju wajahnya lelaki itu dengan sangat keras.

Nam Hee yang melihatnya langsung membekap mulut. Apapun yang terjadi, dia harus segera menghentikan Soobin. Jangan sampai pihak sekolah tahu jika mereka berkelahi.

"Choi Soobin, kumohon berhenti."

◍◍◍

Soobin terdiam di kursi. Tangannya terus memegang tangan Nam Hee yang belum juga membuka mata.

Soobin merasa sangat bersalah. Seharusnya dia berhenti ketika Nam Hee memohon. Tapi karena ingin meluapkan amarahnya pada Yeonjun, dia malah tidak mau berhenti. Dan berhenti-berhenti ketika tau Nam Hee pingsan dengan wajah yang sangat pucat.

"Euh.."

"Nam Hee-ya."

Nam Hee memegang kepalanya yang terasa berat. Kemudian dia menoleh pada Soobin yang ternyata berada di sebelah ranjangnya.

"Soobin-ah..."

"Iya, ini aku. Kau baik-baik saja?"

"Aku kenapa?"

"Tadi kau pingsan."

"Eoh..."

"Aku minta maaf."

"Untuk?"

"Karena tidak mau mendengarkan mu. Tadi aku terlalu emosi hingga terus memukuli Choi sialan itu, maafkan aku. Kau mau, kan, memaafkanku?" Tanya Soobin.

Nam Hee diam. Namun pada akhirnya dia tersenyum simpul dan mengangguk pelan. "Aku memaafkanmu. Tapi berjanji, jangan pernah melukainya lagi. Bukan karena aku tidak ingin dia terluka, tapi aku tidak ingin kau ikut terluka," jelas Nam Hee.

Soobin tersenyum. "Aku berjanji."

"Sekarang dia kemana? Apa dia baik-baik saja?"

"Hanya lebam, tidak perlu khawatir."

"Baiklah, baiklah." Nam Hee berusaha untuk tidak tertawa melihat raut wajah Soobin yang sangat kesal karena mendengar nama Yeonjun. Setelah itu dia duduk di tepi ranjang.

"Nam Hee-ya."

"Eung?"

"Kau tidak ingin meminta maaf padaku?"

"Apa?"

"Kau tau, Yeonjun menjadi first kiss-mu, kan?"

"Eo?"

Nam Hee langsung membatu. Benar. Itu benar. Yeonjun menjadi ciuman pertama Nam Hee. Padahal Nam Hee ingin ciuman pertamanya diambil oleh seseorang yang akan menjadi teman hidupnya nanti.

"Nam Hee-ya, kau tidak menyesal?"

"Tidak, bukan begitu. Maafkan aku, Soobin. Aku benar-benar tidak tau jika Yeonjun meminta syarat seperti itu."

Soobin hanya tersenyum.

"Iya, iya." Tangannya mengacak puncak kepala Nam Hee.

Nam Hee menghela napas. Dia menyentuh bibirnya sendiri ketika mengingat kejadian tadi.

Soobin yang melihat itu langsung bertanya, "kenapa? Tidak usah dipikirkan."

"Tapi..."

"Nam Hee, tatap aku."

Nam Hee langsung menatap Soobin.

"Aku akan membantumu melupakan itu."

"Hah?"

Soobin tersenyum. Lelaki itu bangkit dan menarik tangan Nam Hee hingga perempuan itu ikut berdiri.








Cup







Soobin mencium Nam Hee untuk pertama kalinya, dan perempuan itu yang menjadi first kiss-nya. Nam Hee tentu saja membatu karena mendapat ciuman mendadak, ditambah Soobin yang sedikit melumatnya.

Setelah itu Soobin menarik lagi kepalanya, menjauh dari Nam Hee.

Soobin tersenyum. Nam Hee speechless.

"S—soobin."

"Kau tidak perlu bicara. Aku akan menghapus bekas Yeonjun di bibirmu."









Cup








Satu tangan Soobin memegang pinggang Nam Hee, satu lagi memegang tengkuk Nam Hee. Nam Hee yang awalnya masih merasa kaku langsung saja melingkarkan kedua tangan pada leher lelaki itu. Dan untuk pertama kalinya mereka menikmati ciuman.









◍◍◍

Soobin dan Nam Hee berjalan di trotoar. Di tangan mereka saat ini ada sebuah ice cream. Entah kenapa Nam Hee ingin memakan ice cream malam-malam begini.

"Kau suka rasa strawberry?"

Nam Hee menoleh pada Soobin.

"Eung, menurutku rasanya enak. Kalau cokelat, aku tidak terlalu suka."

"Ah, begitu, ya. Jadi jika aku ingin memberi sesuatu, aku lebih baik bawa strawberry daripada cokelat."

"Eo?"

Soobin tersenyum. "Kau, kan, suka strawberry."

Nam Hee terkekeh dengan kepala yang melihat ke bawah. Dia benar-benar malu saat ini. Apalagi jika mengingat kejadian tadi di ruang kesehatan.

"Nam Hee."

Nam Hee kembali melihat pada Soobin.



Cup



Nam Hee membatu. Mereka menghentikan langkah. Soobin mengecup bibirnya sangat singkat.

"Soobin-ah..."

Soobin tersenyum. "Tenang saja, tidak ada yang lihat."

"Kenapa tiba-tiba?"

"Ingin saja. Aku pernah lihat adegan seperti ini di drama. Jadi aku ingin mencoba, hehe."

"Ih, Soobin."

"Sudah, ayo ke halte. Kau pasti lelah."

Nam Hee mengangguk. Mereka berdua kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi menuju halte.

◍◍◍

"Hari ini kenapa terasa menyenangkan, ya?"

Celetukan Soobin membuat Nam Hee menoleh. "Hah? Benarkah?"

"Eung." Soobin mengangguk. "Aku merasa sangat senang sekarang."

"Kenapa?" Tanya Nam Hee sambil tersenyum.

"Eum... Karena... Itu."

Nam Hee ingin tertawa, tapi dia tahan. "Aku juga senang. Terima kasih."

"Terima kasih?"

Nam Hee menunduk malu. Demi apapun Nam Hee tidak berniat mengucapkan dua kata itu.

"Terima kasih karena... Aku menciummu?"

"Sudah, lupakan." Kata Nam Hee dengan malu.

Soobin yang mendengar itu tidak bisa lagi menahan kekehannya.

"Kau malu?"

"Eung. Memangnya kau tidak malu?"

"Sedikit."

Setelah mengatakan itu, Soobin segera menarik tangan Nam Hee untuk meninggalkan kursi mereka. Lelaki itu membawa Nam Hee pindah ke kursi paling belakang. Keadaan bus yang benar-benar kosong membuat keduanya tidak perlu takut diperhatikan.

Kini, mereka sudah duduk kembali.

"Kenapa pindah?"

Bukannya menjawab, Soobin malah mengambil ponsel dan earphone. Setelah earphone terpasang, Soobin segera memakaikan sebelah benda itu pada telinga Nam Hee.

"Aku lebih suka tempat ini." Soobin membalas.

"Karena itu?"

"Tidak juga."

"Lalu karena apalagi?"













"Mau berciuman lagi?"



























Selamat malam. :)

Continue Reading

You'll Also Like

192K 30.4K 26
Ini adalah definisi sakit, tapi tak berdarah yang sesungguhnya. Starting; May 31, 2018 βœ” Story by @putrisl_
22.5K 1.6K 24
Kata orang, cinta dan bodoh itu tidak beda jauh, hanya pelafalannya saja yang membedakannya. Tinggal kan jejak dengan cara coment atau vote ya guysοΏ½...
142 55 3
Kompleks perumahan Edelweiss merupakan kompleks perumahan elit dan termahal di kota ini. Perumahan ini biasa disebut dengan rumah pengantin baru. Kar...
82.7K 14.4K 33
❝͏Terima kasih karena telah menemaniku selama musim semi, Choi Yeonjun.❞͏