Te Amo Rama

By wulanda-

4.2K 1.7K 3.8K

" Lupain Rama! Tinggalin Rama! Jangan ganggu Rama! Ikhlasin Rama buat gue!! Karena yang Rama suka, itu gue. L... More

Prolog
TAR~ 1
TAR~2
TAR~3
TAR~4
TAR~5
TAR~6
TAR~7
TAR~8
TAR~9
TAR~10
CAST
TAR~11
TAR~12
TAR~13
TAR~14
TAR~15
TAR~16
TAR~17
TAR~18
TAR~19
TAR~20
TAR~21
TAR~22
TAR~23
TAR~25
TAR~26
TAR~27
TAR~28
TAR~29
TAR~30
TAR~31
TAR~32
TAR~33
TAR~34
TAR~35
TAR~36
TAR~37
TAR~38
TAR~39
TAR~40
TAR~41
TAR~42
TAR~43
TAR~44
TAR~45
TAR~46
TAR~47
TAR~48
TAR~49

TAR~24

63 24 67
By wulanda-

Rindu akan selalu hadir di kala jarak itu mulai ada
______________________________________


Bonne lecture😘💐


" AJI SEMANGAT SAYAAAANG!!! JANGAN SAMPE KALAH YAA!! AKU PADAMU DAN UNTUKMU KOK!! AJI AJI AJI SEMANGAAAAT!!! " Mimin kembali berulah. Namun kali ini ia tidak menghiraukan respon yang diberikan oleh 4 orang disampingnya.

Suara tepuk tangan makin riuh ketika pertandingan dimenangkan oleh Aji.

Yah. Lagi-lagi Aji yang menjadi sorotan dipertandingan Taekwondo kali ini. Ia sangat berbakat di bidang Bela Diri Taekwondo, maka dari itu ia selalu mengikuti bahkan menjadi perwakilan dari sekolah jika ada pertandingan Taekwondo dimanapun.

Untuk yang ke sekian kalinya Aji mengharumkan nama sekolahnya dengan memenangkan pertandingan Taekwondo. Bahkan untuk ke tingkat yang lebih tinggi.

Deva dan Nara menangis haru saking bahagianya melihat jagoan yang mereka dukung dan mereka semangati berhasil mewakili Provinsi.

" Yaelah kalian cengeng banget sih, gue kan juga ikutan terharu kalo gini hiks.. hiks.. " kata Mimin sambil mengelap pipinya yang sama sekali tidak ada air mata disana.

Mereka semua tidak menghiraukan keberadaan Mimin dan meninggalkannya sendiri.

Mimin yang menyadari tak ada sautan dari teman-temannya pun menoleh ke arah bangku yang mereka duduki tadi.

Namun yang Mimin lihat hanyalah punggung Rama yang mulai menjauh dari tempat ia duduk.

" Bangsat! Mereka tega banget sih? Mimin kan gabisa diginiin! " umpat Mimin sambil beranjak mengikuti 4 orang yang telah meninggalkan Mimin.

Mereka ber 4 sudah hampir mendekati Aji. Tapi karena Deva yang tidak sabar untuk bertemu Aji pun memutuskan berlari.

" Ka njii congratulations yaa! Ih bangga gue sama lo!! " ucap Deva sambil mengulurkan tangannya kepada Aji.

Rama yang melihat kekasih mungilnya berlari seperti anak kecil, hanya mampu menggelengkan kepalanya sambi tersenyum tipis. Tipis sekali.

" Gamau peluk gue aja? "

Aji yang melihat ke antusiasan dari Deva pun merentangkan tangannya kearah Deva. Dengan senang hati Deva memeluk tubuh kekar milik Aji yang saat ini dibanjiri oleh keringat hasil bertandingnya tadi.

Rama mendengkus tidak suka melihat pemandangan yang membuat matanya sakit.

Nara, Rama, Vika dan Deva telah memberi ucapan selamat kepada Aji atas keberhasilan yang didapatkannya. Dan sekarang giliran Mimin yang memberi selamat kepada Aji.

" Aji, selamat ya gue bangga sama lo! " kata Mimim sambil mengacungkan kedua ibu jari tangannya.

" Thanks bro! " Aji menepuk bahu Mimin.

" Selamat bro! " ucap Rama pada Aji.

" Yoi bro! "

" Eh ntar kalian tunggu gue ya kita balik bareng. Kalian tunggu aja didepan, gue masih ada sedikit urusan! " ujar Aji sebelum meninggalkan Somplak Telu.

" Siap! " jawab Somplak Telu serempak.

____

Sore ini Somplak Telu merayakan keberhasilan Aji dan yang pasti Aji lah yang menraktir mereka.

Mereka merayakannya di rumah makan pinggir jalan. Mereka sama sekali tidak menyukai hal-hal yang berlebihan malah mereka lebih menikmati semuanya dengan kesederhanaan. Ya walaupun mereka semua golongan dari anak yang berkecukupan bahkan lebih, tapi menurut mereka sederhana adalah sikap yang membuat mereka lebih dekat, solid, dan dan tentunya dapat mereka nikmati bersama.

Daripada harus berkehidupan mewah dan akhirnya menimbulkan gengsi, itu sama sekali bukan somplak telu.

Mereka ber-enam sedang memainkan sebuah game yang selalu mereka mainkan tiap kali makan bareng.

Aturan permainannya tidak rumit, hanya saja siapa yang kalah dalam permainan ini harus memakan makanan yang sangat pedas.

Permainan pun dimulai " Yah yah kok gue yang kalah, ah curang nih pasti kalian!! " keluh Vika.

" Bhahaha!! Mamam tuh cili, itu artinya lo kualat sama gue! " ejek Mimin kepada Vika sambil mengangkat kedua alisnya.

" Issh mulai deh mulaai " cibir Nara.

" Oke lo harus profesional Vik! Kalo kalah ya kalah. Dan jalanin hukumannya! " kata Nara menengahi percekcokan antara Mimin dan Vika.

" Huffttt!!! Yauda deh! " akhirnya Vika pasrah dan menenggelamkan kepalanya dikedua tangannya yang dilipat dimeja.

Aji dan Rama sama-sama tersenyum tipis menatap teman-temannya yang super somplak itu.

" Lo kenapa diem aja? Ga biasanya! " tanya Nara kepada Aji. " Biasanya lo semangat kalo harus toyor menoyor Somplak Telu, selagi ada yang ribut! " sambung Nara.

Setelah mendengar pertanyaan dari Nara wajah Aji langsung berubah menjadi muram. Dan itu membuat yang lain ikut menyelidik kearah Aji.

Tak berselang lama Aji menghembus nafasnya secara kasar.

" 3 hari lagi gue bakal dikarantina selama 10 hari di Jakarta! " ujar Aji sambil memperlihatkan kembali wajah lesuhnya.

Pernyataan yang keluar dari mulut Aji sontak membuat Somplak Telu menjadi mendekat kearah Aji.

Deva yang paling terkejut pun langsung menghambur ke pelukan Aji dan di ikuti oleh, Vika, Mimin dan Nara. Kecuali Rama.

Rama hanya menepuk bahu kanan Aji. Ikut memberikan semangat.

Mereka memeluk Aji dengan sangat erat seolah mereka akan berpisah bertahun-tahun dengan Aji.

Kedekatan mereka semua membuat rasa kenyamanan tersendiri untuk mereka. Jadi jika harus berpisah walau hanya dalam waktu sehari saja, bakal membuat mereka sedih. Apalagi 10 hari? Pasti mereka semua akan galau berat.

Nara, Deva, dan Vika sudah menangis dipelukan Aji. Sedangkan Mimin dan Rama hanya menepuk bahu dan punggung Aji.

" Lo harus jaga diri dengan baik Ji! " kata Rama memperingati Aji dan hanya dibalas dengan anggukan dari Aji.

Mimin pun ikut menasihati Aji " Iya bener kata Rama, lo harus jaga diri dan kesehatan ya Ji. Gue gamau kalo elo nanti pulang-pulang malah sekarat, jangan sampe dah! " cerocos Mimin.

Aji menganggukan kepalanya dan tersenyum kearah Mimin.

Itulah yang bakal Aji rindukan ketika ia berada di Jakarta nanti. Kehebohan Mimin, dan sikap ajaib milik somplak telulah yang selama ini slalu membuat hari-harinya menyenangkan.

" Mbak mas ini makanannya saya letakkan di meja ya! " suara seorang waiters menginterupsi, membuat Somplak Telu saling memandang satu dengan yang lain kemudian tertawa.

" Iya mbak di situ aja gapapa! " ucap Mimin.

" Kita udah kaya teletubies ya haha!! "

Mereka pun kembali ke tempat awal mereka duduk dan mulai memakan hidangan yang ada dihadapan mereka.

*****

" Kusut banget tuh mukak buk! " cibir Liyan pada Deva.

" Galau gue Li " aku Deva.

Liyan pun kaget dengan jawaban Deva kemudian membenarkan posisi duduknya menghadap Deva.

Tatapan Liyan mulai menyelidik dan serius " Bilang! Kak Rama udah ngapain lo?! " tanya Liyan sambil menajamkan tatapannya.

Deva mengangkat satu alisnya untuk memastikan apa yang ia dengar tadi.

" Lo bilang apa tadi? Kak Rama? " kini giliran Deva yang dibuat bingung oleh Liyan.

Liyan memutar bola matanya dan kembali menatap Deva, kali ini dengan tatapan malas " Yah iyah siapa lagi cobak yang bikin lo galau, kalo bukan pacar lo De? Duh!! " keluh Liyan.

Deva berdecak dan menelungkupkan kepalanya dimeja " Gue galau karena Kak Aji mau menjalani karantina di Jakarta, bukan malah karena Kak Rama! "

" Oooh gue kira lo dibuat galau sama Kak Rama! " Liyan manggut-manggut lega mendengar jawaban dari Deva, ia kira sahabatnya itu galau karena patah hati.

'Malu banget anjirrr!' Liyan

" Jadi, Kak Aji menangin pertandingan Taekwondo kemarin? " tanya Liyan dan hanya diangguki Deva.

" Yaudah si! Harusnya lo seneng dong, lo harus terus nyemangatin Kak Aji bukan malah galau gini, yang ada ntar Kak Aji jadi kepikirankan. " ujar Liyan menenangkan sahabatnya.

Deva pun menatap Liyan tanpa arti. Yang dikatakan oleh Liyan itu benar, bahkan sangat benar.

" Lo payah. Yuk ikut gue ngantin aja haus gue! " ajak Liyan.

" Hmm " Liyan langsung menggandeng lengan Deva hingga ke kantin.

Kebetulan disana juga ada Aji dan Rama yang sedang menyeruput minumannya. Dengan iseng Liyan menambah kecepatan jalannya menuju ke tempat dimana dua orang siswa itu duduk.

" Nih kak temen gue galau berat, gue titipin disini dulu ya gue mau pesen minum! " tanpa menunggu jawaban Liyan langsung pergi memesan minuman.

Deva menggaruk tengkuknya yang tak gatal untuk mengurangi rasa malunya.

" Maaf kak, temen gue yang satu tuh rada gesrek emang! " ujar Deva kemudian menarik salah satu kursi yang berada diantara Aji dan Rama.

Janlup follow dan tinggalin jejaknya ya❤

Continue Reading

You'll Also Like

242K 14.7K 34
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
5.3M 391K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
524K 25.8K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
815K 61.7K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...