Te Amo Rama

By wulanda-

4.2K 1.7K 3.8K

" Lupain Rama! Tinggalin Rama! Jangan ganggu Rama! Ikhlasin Rama buat gue!! Karena yang Rama suka, itu gue. L... More

Prolog
TAR~ 1
TAR~2
TAR~3
TAR~4
TAR~5
TAR~6
TAR~7
TAR~8
TAR~9
TAR~10
CAST
TAR~11
TAR~12
TAR~13
TAR~14
TAR~15
TAR~16
TAR~17
TAR~18
TAR~19
TAR~20
TAR~22
TAR~23
TAR~24
TAR~25
TAR~26
TAR~27
TAR~28
TAR~29
TAR~30
TAR~31
TAR~32
TAR~33
TAR~34
TAR~35
TAR~36
TAR~37
TAR~38
TAR~39
TAR~40
TAR~41
TAR~42
TAR~43
TAR~44
TAR~45
TAR~46
TAR~47
TAR~48
TAR~49

TAR~21

83 34 134
By wulanda-

Segala sesuatu yang ber-latar belakang "paksaan" itu tidak akan berjalan dengan baik dan tidak akan bisa memberikan hasil yang terbaik.
______________________________________


Bonne Lecture😘💐


" Ada yang memberi laporan pada kami bahwa kalian berdua adalah siswa aktif pada saat KBM, bukan hanya siswa yang memberi laporan tapi guru pun ikut serta mengakui bahwa kalian siswa yang memiliki potensi dan itu membuat Pak Ali tertarik untuk menjadikan kalian bagian dari kami " jelas Andika.

" Tapikan masih banyak siswa yang lebih aktif dari saya kak! Saya juga tidak minat, tidak memiliki bekal, pengalaman, bahkan saya belum begitu mengerti dengan organisasi dari Osis sendiri. Saya rasa saya tidak pantas! " protes Deva tak ingin kalah.

" Benar! Mungkin memang banyak yang lebih aktif dari kalian. Namun Pak Untung lebih tertarik sama kalian berdua. "

" Haduh kak, tapikan-" Deva belum menyelesaikan ucapannya, tapi lengannya disenggol oleh Luki.

Deva mendelik kesal kearah Luki " Lo apaan sih Kii?? Gue belum selesai ngomong, gue gamau jadi osis ah! " Deva pun dibuat kesal oleh ulah Luki.

" Lo gak liat itu Pak Untung datang? " ucap Luki sambil mengarahkan dagunya menuju keluar pintu. Deva pun mengikuti arah pandang Luki.

" Udahlah terima aja De! " Luki yang pasrah dengan permintaan anggota osis pun mulai merayu Deva.

" Gak! "

" Apakah mereka sudah datang? " suara itu membuat Deva dan Luki saling berpandangan satu sama lain.

Luki yang seakan tau tatapan dari Deva seolah bertanya " Gimana ini? " pun hanya menghedikkan kedua bahunya.

" Bapak memanggil kami? " tanya Luki.

" Oh sudah datang rupanya " Pak Untung mengatakannya sambil berjalan menuju tempat duduknya yang berada didepan tempat Deva dan Luki, hanya saja posisi mereka dan Pak Untung dibatasi terbatasi oleh meja.

" Mungkin tadi sudah ada yang memberitahu alasan kenapa saya memanggil kalian berdua kemari. " ujar Pak Untung yang dibalas anggukan oleh Luki dan Deva.

" Jadi gimana? Apakah kalian minat bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah ini? " tanya Pak Untung.

Luki yang pasrah pun mengangguk, sedangkan Deva tetap pada pendiriannya bahwa ia tidak setuju " Saya keberatan pak. Saya tidak minat dengan organisasi ini, saya tidak ingin nilai saya terganggu oleh kegiatan osis. Lagi pula ada ya pak, Jadi osis tanpa ikut seleksi? Mana ada yang seperti itu. " jawab Deva dengan cepat, tegas tanpa gugup.

Pak Untung tersenyum mendengar jawaban Deva " Nah ini yang saya suka, siswa tegas, jujur dan itu sangat disayangkan jika tidak dijadikan sebagai anggota osis. " Keukeh Pak Untung.

" Jadi begini Deva, sebelumnya sangat banyak yang mendaftarkan diri untuk menjadi osis, namun disaat ada berbagai tes untuk menguji kemampuan mereka beberapa ada yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi anggota osis, jadi saya sarankan sama kamu untuk menerima tawaran ini. Bahkan Pak Rohan bilang kepada saya, jika kamu tidak menerima tawaran maka nilai Matematika mu akan dikurangi. " lanjut Pak Untung dengan panjang dan lebar.

Skakmat!

Deva membelalakan matanya ketika mendengar kalimat terakhir Pak Untung.

'Bagaimana mungkin nilai mat jadi taruhan? Yang benar aja, sedangkan nilai mat gue sedang dan gue sangat lemah sama pelajaran itu, astagaaa' Deva

" Kok jadi nilai matematika sih pak? " keluh Deva dengan suara yang terdengar frustasi.

" Gabisa begitu dong pak! " sambungnya lagi.

" Jadi gimana dengan tawaran saya apa kamu mau menerima? " Pak Untung tidak menghirauhkan keluhan Deva dan lanjut memberi pertanyaan tersebut membuat Deva tambah lesuh.

" Yaudah pak saya mau. Tapi jika nanti saya lebih mengutamakan pelajaran, saya mohon pengertian dan toleransinya pak! " suara yang sangat lirih namun masih bisa didengar oleh Pak Untung.

" Baik, sekarang kalian gabung bersama mereka. " Pak Untung mengarahkan dagunya dimana Andika dan anggota osis yang lainnya.

" Baik pak. " jawab Luki.

Sedangkan Deva hanya diam membisu dengan muka lesuh.

*****

" Lo kenapa De? Gue perhatiin dari tadi muka lu lungset amat! " celetuk Liyan.

" Kesel gue! " Deva menelungkupkan kepalanya.

" Cerita aja! " ujar Liyan menawarkan lalu menyeruput jus jeruknya.

" Gue dipaksa jadi osis. "

" Lo mau? " tanya Liyan serius.

Deva menjawab dengan sangat malas " Terpaksa. Kalo gue nolak nilai mat gue yang jadi taruhannya! "

" Wah parah tuh pembina. Tapi ya De harusnya lo seneng dong jadi osis tanpa ikut seleksi! " ujar Liyan.

" Tapi gue ga tertarik sama osis, apa enaknya cobak jadi osis? " kini Deva tengah duduk kembali dan menyandarkan punggungnya pada kursi.

" Yauda, dilakuin dulu jangan ngeluh terus, ntar juga lo enjoy. " ucap Liyan memberi nasihat.

Deva hanya menghedikkan bahunya.

*****

Sore ini Deva akan jalan bersama Rama disuatu tempat yang sudah sangat dirindukan oleh Deva. Sudah hampir sebulan Deva tidak berkunjung ke tempat favoritnya itu.

Tempat yang selalu didatangi oleh Deva jika ia ingin menenangkan hati dan fikirannya.

Tempat dimana ada perpaduan warna yang cukup mempesona dan mengagumkan. Dan itu semua diciptakan oleh Tuhan untuk memanjakan para hambanya yang hidup dibumi.

Saat ini Deva tengah duduk dijembatan paling ujung yang menghadap ke tengah lautan luas berwarna biru indah, yang tentunya itu alami.

Sesekali Deva tersenyum menatap keindahan surga dunianya, seraya mengayunkan kedua kakinya yang tergantung diatas laut biru.

" Gimana kak, indahkan tempat favorit gue? Siapapun yang melihatnya pasti langsung jatuh cinta " ujar Deva disertai senyum manis yang tak kunjung luntur sedari ia datang ke tempat itu.

" Levelmu memang tidak bisa diragukan. " jawab Rama seakan mendukung Deva.

" De, aku punya game buat kamu. "

Eh? Gimana gimana?
Kamu aku? Kok gitu? Ada apasih? Deva gapaham!

Deva yang merasa aneh dengan kata "AKU KAMU" pun bertanya " Eh sejak kapan kakak berbicara aku kamuan haha, lucu battt!! " ledek Deva.

" Biar gak kasar aja sama calon.. " Rama menggantungkan kalimatnya.

Deva yang dibuat salah tingkah hingga pipinya berwarna merah seperti tomat hanya mampu memukul dada bidang milik Rama " Apaan sih, resek!! "

" Yaudah game apaan ini? " sambung Deva untuk mencairkan suasana yang mulai gimana gituh. Wkw

" Jawaban yang kamu lontarkan harus kata pertama dikalimat pertanyaan yang aku ucapkan.
Setuju? " jelas Rama sambil memberikan tangan kanan untuk berjabat tangan.

Deva berpikir terlebih dahulu sebelum ia menerimanya " Emm oke! " Deva pun menerima uluran tangan Rama.

" Mulai ya? " Deva hanya mengangguk tanda mengerti.

Rama pun memberikan pertanyaan pertamanya " Hari ini aku akan makan...? "

" Ya mana gue tau kak.. Ups eh-maksudnya aku " ucap Deva kikuk.

" Kamu hanya jawab pertanyaan dengan kata paling awal dari pertanyaan aja Deva " jelas Rama dengan gemas.

" Jadi.. "

" Jadi jawabannya Hari " Rama memperjelas di kata harinya.

" Oooh, oke oke aku lebih paham sekarang " ucap Deva sambil manggut-manggut.

" Oke kita ulang lagi! " ajak Rama dan Deva hanya menganggukan kepala.

" Hari ini aku akan makan...? "

" Hari. " Deva menjawab dengan cepat karena sudah diberitahukan jawabannya oleh Rama.

" Matahari atau bulan..? "

" Matahari. " jawab Deva lagi.

" Bagaimana aku mengenalmu...? "

" Bagaimana. " Deva semakin menajamkan pendengarannya dan mulai fokus.

" Apa yang sedang dilakukan pak presiden? "

" Apa. "

" Mau ku beri rambutan? " Rama mulai menyeringai.

" Mau mau mau. " jawab Deva antusias.

" Mau jadi pacarku? "

" Mau. " jawab Deva tak kalah antusiasnya dari sebelumnya.

" Makasih! "

" Sama sama, eh... " Deva yang telah sadar pun menutup mulutnya dan menatap Rama bingung.

Rama yang seakan tau dengan maksud tatapan Deva pun memberi pernyataannya dengan enteng " Kita sudah jadian. " singkat padat dan jelas.

" HAH? " Deva sedikit berteriak karena tak percaya dengan pernyataan Rama.

Rama sedikit merubah posisinya lebih menghadap ke Deva. Wajahnya pun mulai berubah menjadi serius.

Jadi gak tuh pacarannya? Hihii

Kok ada sih cara nembak cewek gitu Ram? Belajar dari mana lo?

Tinggalin jejaknya ya❤

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 64.9K 29
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
PUNISHER By Kak Ay

Teen Fiction

1.3M 115K 44
"Kenapa lo nolongin gue, hm? Kenapa nggak lo biarin gue mati aja? Lo benci 'kan sama gue?" - Irene Meredhita "Karena lo mati pun nggak ada gunanya. G...
2.6M 141K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
595K 23.4K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...