My Perfect Majikan (Terbit)

By CucuRupiah

9.5M 261K 13.4K

[Romantic Comedy] Ketika seorang Bagus sang Dokter narsis yang telat kawin dipertemukan dengan Viola, gadis m... More

Blurd
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
Iklan Karya Cucu Rofi'ah
TOKOH CAST
Terbit dan Cara pemesanan

11

204K 13.7K 795
By CucuRupiah

Aku kasih Visual dari Marni alias Viola (Terserah kalian mau bayanginnya siapa)

Nama: Viola Maldhani Siregar

Umur : 21 tahun sebentar lagi 22
Profesi : Mahasiswi yang baru menginjak semester 7
Hobby: Akhir-akhir ini masak
Cita-cita : jadi istri Bagus

***

"Maaf Anya, Rumahnya berantakan. pembantu saya lagi pulang kampung"

"Gak papa Dok, santai aja"

Bagus mengambil sampah makanan ringan dan kaleng-kaleng soda yang berantakan diruang tamu. Padahal dia orangnya suka kebersihan, namun semenjak rumahnya diurus Marni, dia jadi malas untuk membersihkan rumah.

"Kamu mau minum apa? biar saya ambilkan"

"Apa aja deh terserah pak dokter"

"Yaudah saya ambilin minum dulu ya"

Bagus dan Anya sepakat untuk membicarakan prihal acara ulang tahun rumah sakit. Terlebih mereka dipercayai sebagai seksi acara, yang membuat mereka mau tidak mau harus membicarakan ini bersama. Padahal dokter yang ditugaskan sebagai seksi acara itu banyak, tapi Anya tetap ngotot ingin membicarakannya berdua bersama Bagus. Dengan alasan Biar tugasnya cepat selesai.

Awalnya mereka ingin berbicara dirumah sakit, namun berhubung rumah Bagus kosong Anya jadi inisiatif ingin berbicara dirumah Bagus. Biar bisa ngemodus juga mungkin.

"Makasih dok Minumannya"

"Kamu jangan panggil saya Dok atau Pak. Saya kan gak tua-tua amat."

"Terus saya harus panggil apa?" Anya merapatkan kedua pahanya. malu-malu.

"Terserah" Bagus mengangkat kedua bahunya.

"Saya panggil Bapak Mas aja ya"

"Yah. itu lebih bagus."

Berjam-jam lamanya mereka membicarakan Prihal acara. hingga waktu tak terasa sudah sore saja. Makanan yang tadi dibeli Bagus disupermarket-pun sudah habis dimakan.

Anya menggeliatkan tangannya ke atas ketika tugas-tugas mereka sudah selesai. Bagus yang masih belum menyelesaikan Datanya, masih mengetikan sesuatu di Laptop.

"Belum selesai Mas?"

Bagus masih mengetikan sesuatu, dan saat itu juga tugasnya selesai. "Ok sudah beres"

Bagus tersenyum bahagia ketika garapannya sudah selesai. Anya yang melihat ikutan tersenyum. Sebenarnya Wanita itu masih ingin berlama-lama dirumah Bagus. Namun Waktu sudah akan Magrib. Sebelum dirinya pulang, dia ingin sekali menanyakan sesuatu pada laki-laki incarannya itu. kenapa Bagus masih sendiri di umurnya yang sudah matang untuk menikah.

Anya ingat ketika Anya untuk pertama kalinya menginjakan kaki dirumah sakit. Bagus masih bersama pacarnya. Namanya Sarah, dia sesama Dokter bedah bersama Bagus. Namun Anya tidak tahu kenapa hubungan mereka bisa kandas. Hingga suatu ketika Anya mendengar jika Dokter Sarah tiba-tiba menikah dengan salah satu pengusaha kaya di Jakarta. Jika awalnya Anya hanya sekedar mengagumi Bagus, namun ketika mendengar berita tersebut, hal itu pula yang membuat perasaan Anya bisa tumbuh menjadi cinta sampai sekarang.


"Mas?" panggilnya.

"Em? Kenapa Nya?"

"Maaf Saya mau tanya sesuatu sama Mas"

"Boleh. Tanya apa?" Bagus menatap Anya serius.

"Apa Mas Bagus sudah punya kekasih?" tanya Anya hati-hati.

Sedetik Bagus menatap lekat manik mata Anya yang menginginkan sebuah jawaban. Lalu dijawabnya dengan menggeleng.

Anya sedikit tersenyum disudut bibirnya. Hatinya bersorak girang. Ketika itu juga Anya pikir ini adalah waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaannya selama ini.

"Apa mau, Mas Bagus jadi Pacar saya?"

Bagus terdiam sejenak. ini bukan pertama kalinya seorang wanita mengajaknya menjalin hubungan yang serius. Namun entah kenapa hatinya tak merasakan apapun. Hati Bagus masih kosong. Dia takut jika harus merasakan sakit untuk kedua kalinya.

"Anya... Saya___" Bagus bangkit berdiri. dan disusul Anya yang ikutan berdiri.

"Tidak apa-apa jika Mas Bagus belum menyukai saya. Saya akan menunggu"

"Bukan itu masalahnya."

"Terus apa masalahnya mas?"

"Saya takut kamu menunggu saya lama. Kamu juga tahu kejadian lima tahun yang lalu saat saya ditinggal menikah oleh mantan saya. itu yang membuat saya terkadang tidak terlalu tertarik kepada perempuan."

Anya menghela nafas berat. "Tapi Mas Bagus masih menyukai Wanita?"

"Tentu. Saya masih normal. Tapi untuk suatu hubungan, rasanya saya masih belum siap. Saya harap kamu mengerti!"

Namun tiba-tiba Anya dengan tanpa ijin mencium Bibir Bagus.

Bagus hanya terdiam tidak membalas. Dia membiarkan Anya untuk melanjutkannya sendiri, karena dia juga ingin mengetahui kenapa dirinya tak merasakan apapun. Berbeda ketika Bagus mencium Marni pembantunya. Justru Bagus yang terus nyosor, meski kejadian di Balkon adalah kejadian terakhir dia mencium pembantunya. (Liat Foto di sampul bab 11 itu adegan Kiss Anya sama Bagus)

Srekk

Viola menjatuhkan kresek jinjingnya ke lantai, entah sejak kapan wanita itu berdiri di ambang pintu. Namun untungnya wanita itu hanya melihat adegan Anya yang mencium Bagus saja. Hingga ketika melihat, dengan kagetnya dia menjatuhkan kresek berisikan sayur hingga menimbulkan suara yang membuat Anya dan Bagus melepaskan tautannya.

Viola membisu melihat adegan didepannya. Hatinya sakit kembali untuk keduakalinya. Matanya mungkin panas tapi tak membuat air matanya terjatuh. Dia tersenyum untuk menyembunyikan sakit.

"Maaf Pak Saya ganggu"

Viola buru-buru melangkah kedalam dapur. Meninggalkan Bagus serta Anya yang masih melihat kepergian wanita itu.

"Ekhmm" Bagus mencairkan suasana.

Anya malu bukan main. Bagaimana dia yang duluan nyosor? ditambah Bagus yang tak membalas pula. Semakin membuat wajah gadis itu memerah.

"Yasudah mas, lagian udah sore juga. Saya mau pulang aja kalo gitu".

"Iya Anya Boleh. Hati-hati dijalan"

Gadis itu buru-buru mengambil tas selempang kecilnya. Kemudian berjalan cepat untuk pulang. Sedangkan Bagus malah tersenyum melihat pembantunya menuruti perkataan dia kemarin. untuk segera pulang hari ini.

Bagus menyusul Viola kedalam dapur. Dia melihat pembantunya yang sedang memasukan sayuran kedalam kulkas.

"Ko pulangnya cepet?" Bagus mendekati Viola.

Viola masih cemberut. dia masih tetap pokus memasukan daging kedalam Freezer.

"Perlu Bantuan?"

Viola masih diam. Tak menanggapi pertanyaan Bagus. Bagus yang diabaikan malah semakin ingin menggoda pembantunya.

"Kamu cemburu?"

Viola mau tidak mau menghadapkan wajahnya ke arah Bagus yang berada di sebelahnya. Bagus menahan tawanya melihat Viola bersemu merah. Dia semakin mendekatkan tubuhnya ke kulkas, mengapit Viola yang juga berada di sana.

"Beneran kamu cemburu?" ulang Bagus.

"Nggak. Kata siapa?"

"Itu wajah kenapa merah?"

"I-ini... S-Saya lagi sakit. uhuk.. uhuk" Viola berbohong.

Bagus mengangguk, "Kalo sakit kenapa cepat pulang. padahal kan jatah kamu lima hari"

"Pak Bagus kan yang nyuruh saya pulang hari ini"

"Tapi kan saya udah bilang bercanda"

"Tapi saya nanggepinnya serius"

Bagus kembali tersenyum. Pembantunya itu makin bisa bikin dia kembali tertawa.

"Iya deh iya saya minta maaf"

"Gak di maafin"

"Lah ko gitu?"

"Ya gak-papa maunya kan emang gak ngemaafin"

"Pokonya kamu harus maafin saya. Kalo ngga saya potong gaji kamu"

Viola hendak tertawa, kalo Bagus tau bahkan tabungan Viola mungkin lebih banyak dibanding dirinya.

"Ih jangan dong entar saya makan apaan?" candanya.

"Makan ati. Udah ah saya mau mandi. Kamu emang gak dingin depan kulkas gitu"

Enggak kalo sambil pelukan sama bapak.

"Bapak sih ganggu saya."

Viola melanjutkan acara memasukan bahan masakan kedalam kulkas. Sedangkan Bagus sudah pergi untuk Mandi kedalam kamarnya.

***

Mommy Maafin Viola.
Mommy sama yang lain jangan khawatir!
Viola ditempat aman ko. Viola mau nyari jati diri Viola .

Mommy Do'ain semoga Vio berhasil!.

Viola.

"Viooooo" Adelia menjerit melihat secarik kertas yang berada di nakas tempat tidur anaknya. Sebelumnya Viola tadi siang cuma ijin untuk pergi ke pasar. Namun sampai Magrib begini, anaknya belum kunjung pulang. Hingga ketika Adelia pergi kekamar Viola, wanita itu menemukan sesuatu yang membuat dirinya tercengang.

Mendengar Adelia menjerit di lantai atas Marcel dan juga Dhani berlarian ke atas untuk melihat kenapa Mommy-nya berteriak.

"Mommy kenapa?" Tanya Marcel ketika sudah memasuki kamar Viola.

"Vio Cel. Vio kabur lagi"

Adelia menangis. Mengingat anaknya yang baru pulang namun sekarang anaknya malah kembali pergi, membuat hatinya kembali merasakan sakit dan rindu.

Marcel meraih kertas yang digenggam Mommy-nya. Dia mendekati perempuan itu lalu memeluknya.

"Sudahlah Mom. Vio udah gede, dia bisa jaga diri sekarang. Mungkin dengan kepergiannya, ini mungkin saat yang tepat untuknya bisa mandiri"

"Iya sayang betul kata Marcel" tambah Dhani.

"Betul. Betul. Daddy kan gak ngelahirin Vio, jadi Daddy gak tau rasanya sakit ngelahirin. eh pas udah gede tiba-tiba anak yang kita lahirin kabur. Emang ya Daddy tuh gak ngerti sakitnya jadi perempuan."

Dhani membulatkan matanya, dia memandang Marcel. meminta anak sulungnya untuk menjelaskan, namun justru Marcel hanya mengangkat bahunya tidak tahu.

"___udahlah laki-laki emang selalu salah. Pokonya malam ini Daddy gak boleh masuk kamar!"

Ko dia jadi emosi?___Batin Dhani.

"Yah ko gitu sih. terus Daddy tidur dimana?"

"Tidur tuh di dapur"

Adelia melangkah pergi dari kamar sambil menghentak-hentakan kakinya. Bukannya mencari anaknya, suaminya malah justru membiarkan anaknya kabur.

"Gara-gara kamu sih" Dhani menyalahkan Marcel.

"ko nyalahin Marcel?"

"Ya kamu malah ngebiarin Viola pergi"

"Tapi tadi Daddy juga setuju kan?"

"Ya kan daddy cuma ngikutin kamu"

"Ya kenapa daddy juga ngikutin Marcel?"

"Udahlah pokonya salah kamu Marcel. Gara-gara kamu Daddy gak bisa masuk kamar"

Dhani ikutan keluar dari kamar Viola untuk menyusul Adelia. Sedangkan Marcel yang di kamar malah merenung. Apa yang salah? Viola kan bilang dia baik-baik aja.

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Mencoba untuk memahami hati Mommynya. Biar bagaimanapun orang tua akan selalu khawatir jika anaknya pergi. Terlebih sekarang marcel sudah mempunyai istri. Dia jadi harus paham dengan peran sebagai orang tua. Tapi ko tiba-tiba Marcel jadi pengen cepat punya anak?

Dia melangkah pergi dari kamar Viola. "Tiara i'm Coming" teriaknya di lantai dua yang masih bisa didengar oleh Tiara yang sedang menyiapkan makan malam di meja makan.

***

Bagus sedang menikmati hidangan makan malamnya di meja makan. Dia sunggu rindu dengan masakan Pembantunya, hingga dia benar-benar lahap sekali memakan nasinya. Sedangkan Viola sedang mencuci wajan bekas dia masak.

"Wanita yang tadi sore berciuman sama Bapak Siapa?" Viola membuka suara.

"Anya"

Bagus menjawab sambil mengunyah makanannya. Dia tidak menghiraukan perkataan pembantunya itu.

"Oh. Dia siapanya pak Bagus?"

"cuma temen sesama dokter di rumah sakit"

"Oh temen___" Viola menganggukan kepalanya.

"___berarti bapak masih jomblo?" lanjutnya.

"Yah bisa dibilang begiu"

"Berarti bapak belum punya calon buat menikah dong"

"Em" Jawab Bagus yang masih mengunyah.

"Bapak Mau gak nikah sama saya??"


Hayo diterima gak nih sama pak Bagus?
Trimakasih yang udah baca. Vote ya karena Vote itu gratis.

Continue Reading

You'll Also Like

31.6K 1.2K 39
Diva, gadis yang terjerat dalam tarik ulur takdir percintaan. Berawal dari perjodohan, Diva yang sebelumnya sangat cuek akan cinta tidak mampu menge...
5.6M 291K 58
Serina, seorang gadis cantik yang sangat suka dengan pakaian seksi baru lulus sekolah dan akan menjadi aktris terkenal harus pupus karena meninggal o...
2K 255 45
Berisi tentang CURAHAN HATI seseorang yang mungkin sukar terutarakan~ Cover by @SenjaKinanti_26 Start:17Maret2020
7.5M 53.5K 11
❝Gimana rasanya nikah dengan tunangan sahabat yang udah nemanin lo selama 10 tahun?❞ || ©2019