My Perfect Majikan (Terbit)

By CucuRupiah

9.5M 261K 13.4K

[Romantic Comedy] Ketika seorang Bagus sang Dokter narsis yang telat kawin dipertemukan dengan Viola, gadis m... More

Blurd
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
Iklan Karya Cucu Rofi'ah
TOKOH CAST
Terbit dan Cara pemesanan

10

217K 13.8K 757
By CucuRupiah

Aku kasih Fisual-nya pak Bagus.
Nama : Tubagus Cahya Utama
Umur : 33 tahun
Profesi : Dokter bedah
Tinggi badan : 186 cm
Hobby : Joging
Sifat : Narsis gak ketulungan
Istri : Belum punya 😫
Saking terlalu Perfect, nyari istri gak ada yang cocok, akhirnya malah dapet pembantu 😌

***

Apa jangan-jangan?

Bagus menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Marni pembantunya anak dari Konglomerat kaya. Beberapa kali dia meyakinkan dirinya, bahwa ini hanya kebetulan.

"Tan Gapapa ko kalo Viola gak saya periksa. Mungkin dia kecapean, di istirahatin aja juga besok pasti mendingan"

"Beneran nih Gus?"

"Iya tan"

"Yaudah deh kalo Dokter sudah bersabda, Tante sebagai manusia biasa hanya bisa nurut"

"Hahaha tante Bisa aja"

Adelia kembali mengetuk pintu kamar Viola, "Vi kamu istirahat aja ya, kalo ada apa-apa panggil aja Mommy!"

"Iya Mom" Teriak Viola dalam kamar.

Setelah Adelia juga Bagus turun kebawah Buru-buru Viola menempelkan telinganya pada pintu kamar. takut-takut Majikannya masih ada diluar kamar. Setelah dirasa Bagus sudah turun, Viola menghembuskan nafasnya lega. untung aja gak ketahuan.

Dia merogoh Hape pemberian Bagus di saku celananya, lalu menelpon Majikannya itu. Dia memastikan agar Bagus tidak curiga.

Bagus baru turun dari lantai atas lalu ikut duduk dimeja makan bersama keluarga Marcel.

"Gimana Gus si Vio?" Tanya Marcel.

"Anaknya gak mau keluar." dijawab Mommynya. Bagus hanya tersenyum.

"Kenapa tuh anak aneh banget. Oh iya Gus Sorry ya gue gak sempet kenalin elo ke Vio nanti kapan-kapan lo main lagi aja kesini. Anggap aja rumah sendiri"

Dhani yang masih memandang makanannya malah kesal. Sedari tadi semua orang yang ada di meja makan tidak juga menyantap makannya. Perutnya sangat lapar.

"Ini makannya kapan? Daddy udah laper nih"

Semuanya tertawa mendengar kepala keluarga mengeluh ingin segera memakan makanan yang ada di meja.

"Iya Gus cepet makan. Nih cobain sup ayam buatan anak tante kamu pasti suka!" Adeli menuangkan sup kedalam mangkuk Bagus.

"Makasih Tan"

Bagus mencoba sesuap sendok sup yang katanya buatan anaknya tante Adel. Dia seperti kenal rasanya.

Macam sup buatan Marni?

Kenapa akhir-akhir ini dia selalu ingat marni sih. serindu itu ya dia dengan masakan pembantunya. oh ini benar-benar candu bagi Bagus.

"Gimana Gus supnya enak?"

Bagus tersenyum, "Iya tan enak"

"Gimana Cel supnya?"

"Emmm iya Mom tumben enak, lah Ko Daddy ambil semua ayamnya?" Marah Marcel saat melihat Dhani mengambil semua ayam goreng yang ada di atas meja.

"Katanya sup ayam enak. Ya Daddy ngambil ayam goreng dong. Kan biar impas"

"Tapi kan Marcel juga mau Dad"

"Diam! Marcel. Daddy. Kenapa kalian selalu rebutan ayam goreng sih? kenapa gak sekalian aja ternak ayam biar Mommy gak cape-cape beli ayamnya" Semuanya terdiam. ketika Kanjeng Mommy sudah ngamuk.

Bagus menahan senyumnya melihat pertengkaran keluarga ini. Menurutnya keluarga Marcel adalah keluarga terkocak yang pernah ia temui. Meski keluarga konglomerat dan terpandang, tapi mereka masih rukun dan selalu makan bersama-sama. Bahkan Bagus juga dengar, jika keluarga ini jarang sekali makan diluar karena untuk menghargai masakan tante Adelia. Tidak seperti keluarga kebanyakan yang selalu membeli makanan di Reusturant mewah agar ter Cap orang kaya.

Ponsel Bagus bergetar di dalam saku celananya. Dia melihat nama Marni yang tertulis di layar ponsel. Kenapa dirinya merasa senang pembantunya menelpon.

"Om Tante, ada yang telpon. Saya angkat telpon dulu ya"

"Iya Gus silahkan, santai aja." jawab Marcel sambil mengunyah makanannya.

Bagus keluar dari rumah Marcel dia buru-buru mengangkat telpon pembantunya.

"Hallo Marni?"

"Hallo Pak Bagus"

"Kenapa?"

"Gakpapa. Saya cuma lagi nyobain hape pemberian nyonya" bohong Viola.

Viola keluar dari kamarnya. Dia berdiri di Balkon Kamar, namun betapa kagetnya dia melihat Bagus yang mengangkat telpon didepan pintu rumah yang ternyata masih bisa dilihat oleh Viola. Viola melihat punggung Bagus yang tegap. Rasanya ia ingin sekali menemui langsung laki-laki itu.

"Oh. Gimana kamu bisa pake hapenya? Gampang kan?"

"Emm sedikit-sedikit. Masih perlu belajar pak"

"Saya kangen masakan kamu" celetuk Bagus tiba-tiba.

Deg.

Jantung Viola berdegup mendengar Bagus berkata seperti itu. Dia memegangi dadanya yang mulai deg-degan.

Saya justru malah kangen sama pak Bagus. Kapan Bapak juga kangenin orangnya?

"Hallo? Marni ko diam?"

Viola segera menyadarkan dirinya,
"Eh.. iya pak?"

"Kamu denger ucapan saya tadi?"

"Denger pak"

"Kalo bisa kamu di kampung jangan lama-lama ya! saya kelaparan gak ada kamu"

Pak Bagus Unch banget sih. Sekalian aja kita kawin biar selamanya Vio masakin buat pak Bagus.

"Bapak maunya saya ke Rumah Bapak kapan?"

"Besok!"

"Yaudah Saya besok ke rumah bapak"

"Eh serius?" Padahal Bagus hanya Bercanda.

"Katanya Bapak pengen saya berangkat besok"

"Saya bercanda Mar. Kalo kamu masih kangen Kampung halaman. Gakpapa, kamu kesini kapanpun kamu mau".

"Nggak Pak. Saya juga udah bosen di rumah. mendingan juga di rumah Bapak. Enak ada temennya"

Bagus tersenyum mendengarnya, dan itu dilihat Viola karena Bagus membalikan Badannya. Bagus menyadari seseorang yang berdiri di Balkon kamar dengan ekor matanya, Viola yang menyadarinya buru-buru masuk kedalam kamar.

Fyuuuh hampir aja ketahuan.

"Siapa? adiknya Marcel Kah?" Batin Bagus.

"Pak udah dulu ya, saya dipanggilin ibu" Bohong Viola.

"Iya Mar. Kamu baik-baik ya disana! salamin saya ke ibu Kamu"

"Iya Pak nanti saya salamin."

"Yaudah saya tutup telponnya ya!"

"Tunggu!"

"Kenapa Mar?"

"Selamat malam pak, met bobo"

Bagus mengerutkan keningnya. Ini dia lagi telponan sama pembantu kan? ko kaya telponan sama pacar?

"Iyah malam" Bagus mematikan Ponselnya dengan alis tertaut.

Viola meloncat kegirangan di dalam kamarnya. Hatinya deg-dengan mengingat beberapa detik lalu mereka terlibat percakapan yang menurutnya romantis.

"Pak Bagus Vio kangen. kapan ya kita bisa satu ranjang bersama"

Viola bergumam sambil menelungkupkan wajahnya di atas bantal. Wajahnya memerah membayangkan dirinya tidur bersama majikannya.

Apa jangan-jangan Vio suka sama Pak bagus?

Dia memegangi dadanya yang masih berdegup kencang. dan dia mengangguk membenarkan, jika ini memang rasa cinta. Dan kalian tau apa yang akan dilakukan Viola ketika menginginkan sesuatu?

Gue harus dapetin Pak Bagus gimanapun caranya. Fix besok gue harus pulang ke rumah pak Bagus. Gue gak mau sia-siain kesempatan ini.

**

Bagus sudah pulang dari kediaman rumah Marcel dengan mobil Portuner hitamnaya. Viola memandangi kepergian Bagus dari balik jendela kamar.

Bye Bye Pak Bagusku sayang..

Dia segera keluar kamarnya lalu membantu Mommy dan Mbak Tiara yang sedang membereskan piring kotor ke dapur.

"Mommy" Teriak Viola.

"Ko Udah turun? katanya kepala kamu pusing__" Ucap Mommy-nya yang sedang mencuci piring.

"___Tia tolong beresin meja makan ya!"

"Iya Mom"

Viola mendekati Mommynya, sedangkan Tiara beranjak ke ruang makan.

"Mom!"

"Emm. Kenapa?"

"Gimana kalo Viola Nikah? terus nikahnya sama laki-lakinya seumuran mas Marcel?"

"Ya gak papa. Berarti udah mateng"

"Terus si cowoknya Dokter"

Adelia menghentikan acara mencucinya, dia menatap Vioal lekat-lekat "Kamu suka sama Bagus?"

"Nggak" jawab Viola buru-buru.

Ko Mommy Bisa tau?

"Oh iya ya, kamu aja belum sempet ketemu Bagus" Adelia kembali mencuci piring.

"Ya itu Mommy tau. Viola cuma nanya. kalo Viola nikah sama orang yang karakternya kaya temennya Mas Marcel gimana?"

"Ya Mommy setuju banget, kalo orangnya kaya Bagus. Tapi kalo Bagus sendiri Mommy gak yakin suka sama perempuan kayak kamu"

"Ko Mommy ngomongnya kaya gitu?"

"Secara si Bagus itu selalu nolak sama perempuan yang cantik sekalipun. Apalagi kamu, masih kekanak-kanakan kayak gini"

"Ih Mommy ko malah ngehina anaknya sendiri sih" Viola menghentakan kakinya kesal.

Adelia menahan tawanya, "Makanya kamu dewasaan dikit"

"Viola tuh harus dewasa kayak apa lagi sih di mata Mommy?"

"Selesain dulu kuliah kamu baru mikirin nikah!"

"Tuh kan mulai ngomongin kuliah lagi, Viola aja lagi libur semester pendek, jadi masih bebas dalam hal perkuliahan"

"Iya iya deh. Mommy mah terserah, cuma satu aja pesen mommy. Selesain dulu kuliah kamu!"

"Iya Mommy duh bawel banget"

"Dasar! simpenin nih piring ke rak"

Viola nurut ketika Adelia menyuruhnya menyimpan piring. Biasanya anak itu mana mau ngebantuin Mommy-nya. Palingan juga ngabisin makan sama kayak masnya. Emang ya adik sama kakak gak beda jauh.

***

Mommy maafin Viola. Mommy sama yang lain jangan khawatir, viola ditempat aman ko. Vio mau nyari jati diri Viola. Mommy do'ain semoga Viola berhasil.

Viola.

Semoga suka ya novel yang gaje ini. Aku masih banyak perlu belajar, beri vote apalagi komen itu ngaruh banget buat mood aku nulis Trimakasih

Cucu Rofi'ah

Continue Reading

You'll Also Like

21.7K 1.2K 95
𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ karena mencintaimu dengan cara biasa adalah ketidakmungkinan bagiku, maka biarkan aku mencintaimu dengan cara ngegas da...
2K 255 45
Berisi tentang CURAHAN HATI seseorang yang mungkin sukar terutarakan~ Cover by @SenjaKinanti_26 Start:17Maret2020
777K 3.4K 12
Hts dengan om-om? bukan hanya sekedar chatan pada malam hari, namun mereka sampai tinggal bersama tanpa ada hubungan yang jelas. 🔛🔝 my storys by m...
568K 8.8K 6
"Oceana bibir kamu-" "Hah? emangnya kenapa sama bibir saya Pak?" "Bibir kamu terlalu merah!" ujar Sean seraya menempelkan tisu di atas kening Oceana...