Soal Kita (Revisi)

By Auliamurtias

7.3K 1.9K 1K

"Percuma meminta pulang, sedangkan kamu bukan rumahnya lagi." *** "Gue... More

[1] PROLOG
[2] Satu sekolah lagi?
[3] Perpustakaan Kenangan
[4] Inikah Cinta?
[5] Pahlawan kesiangan
[6] Bidadari Jutek
[7] Nostalgia Rasa
[9] Mantanzone
[10] Mendadak Famous
[11] Gombalan Receh
[12] Aku, kamu dan Musik.
[13] Tamu tak di undang!
[14] Balikan Yang Tertunda
[15] PEKA Terhalang GENGSI!
~CAST!
[16] Dia Siapa?
[17] Dilema
[18] Visi dan Misi Erik
[19] Perasaan Aneh
[20] Mahluk Nyebelin
[21] Hari Kepastian
[22] Epilog Rasa
[23] Jatuh hati, lagi?
[24] Penghujung Kisah

[8] Konsekuensi Hati

265 107 61
By Auliamurtias

"Banyak yang patah sebelum tumbuh, banyak pilu sebelum bersatu."

***

~Happy reading!

   Keyra menatap ke arah sumber suara. Perlahan ia membalikkan badannya, ia menatap lekat ke arah siapa sosok yang berbicara tadi.

"Andra!" pekik Keyra.

Andra tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan Keyra dan teman-temannya.

"Apa mungkin Andra melihat kejadian tadi pagi? " tanya Keyra dalam hati.

Keyra termenung meratapi punggung Andra dari kejauhan. Pagi ini, sikap Andra begitu berbeda.

***

Andra menyeruput jus jeruk miliknya. Semangkuk mie ayam sudah tersaji di depannya. Di depannya, sudah ada 2 sahabatnya, Erik ketua kelasnya Keyra dan Reynal teman kelasnya Andra.

Rey sedang sibuk dengan saos yang sedari tadi tak kunjung keluar dari tempatnya. Sementara Erik sibuk memainkan game online di ponselnya.

Rey meletakkan botol saus yang ia pegang dari tadi. Lalu mencolek tangan Andra yang sedari tadi sibuk melamun dengan posisi tangan di pipinya.

"Dih, lo normal Rey? jangan bilang lu gay?" timpal Andra terkaget kaget dengan perlakuan sahabatnya itu.

"What? Rey lo Gay?" sambar Erik sembari menghentikan aktifitas ngegamenya tadi.

"Wanjir, kalian salah paham nih!" bentak Rey tak menerima tuduhan dari kedua sahabatnya itu.

"So?" tanya Andra.

"Jadi, tadi gue mencolek tangan lu cuma karena...," ucapan Rey tergantung.

"Karena?" tanya Erik dengan ekspresi super keponya.

"Ah dahlah, enggak penting!" ketus Rey.

"Pokoknya lo gay," ledek Andra tak mau kalah.

Rey tak menjawab, ia memilih untuk diam menerima segala ledekan dari kedua sahabat kamvretnya itu.

***

   Dengan langkah ringan, Keyra masuk ke dalam kelas, ia tahu bahwa jam terakhir sudah mulai sejak 5 menit yang lalu. Bukan tanpa alasan Keyra datang terlambat melainkan ada yang harus ia diskusikan bersama anggota PMR lainnya. Meskipun ia termasuk salah satu siswa yang kurang bergaul, tapi ia juga bisa tertarik untuk mengikuti exschool di sekolahnya terutama, PMR.

Tok tok...
"Assalammualaikum," sapa Keyra sembari mengetuk pintu kelasnya.

"Waalaikumussalam neng," balas Erik.

"Lah kok lo? Bukannya hari ini jamnya pak Rangga?"

"Iya emang, tapi hari ini ada rapat sesama guru kata beliau tadi."

"Owalah jadi hari ini enggak belajar dong," ujar Keyra memperlihatkan wajah lesunya, padahal dalam hati ia gembira sekali, seakan akan mulutnya ingin bersorak, "merdeka!"

"Kata siapa?" sahut Erik.

"Gue lah. Emang kalau kita belajar nih, kita mau belajar apaan?"

"Belajar mencintaimu aseeeek," jawab Erik disertai dengan kekehannya.

Kenia mendengar gombalan receh dari ketua kelasnya, Erik.

"Bused bro, sikaaat Rik!" sambar Kenia sembari mengedipkan matanya ke arah Keyra.

"Dih, aneh lo berdua!" ketus Keyra lalu memilih untuk duduk menyendiri di pojokan kelasnya.

Erik meratapi kepergian Keyra dengan tatapan sendu nan sayu. Ingin rasanya ia memberitahu Keyra tentang perasaan yang telah ia pendam bertahun-tahun. Akan tetapi, gengsinya masih menghantui dirinya.

   Bagaimana rasanya memendam perasaan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Tentu saja akan ada pahit dan manisnya. Pahit dan manis ialah satu kompenen yang selalu hadir dalam kehidupan. Jika bisa dipungkiri, mungkin semua orang bisa menolak kehadiran si pahit. Namun tidak, itu ialah salah satu kemustahilan dalam hidup. Pada akhirnya, siap tidak siap ya harus siap.

***

  Keyra berjalan menuju mejanya lalu mengambil sebuah buku novel. Kemudian, ia mulai membaca lembar demi lembar dari buku novel yang di kini sedang berada di genggamannya.

Erik berjalan mendekati Keyra lalu memilih duduk di sampingnya.

"Hai cantik," sapa Erik dengan nada alaynya.

"Kenapa sih? lo lagi lo lagi. Bisa enggak sih, sehari aja jangan ganggu gue!" ketus Keyra tanpa melihat ke arah lawan bicaranya, Erik.

  Erik terdiam. Ia menatap ke arah Keyra dengan tatapan sendu. Perkataan Keyra benar-benar menusuk hati Erik. Tiba-tiba Erik terbangun dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Keyra sendirian disana.

  Keyra tak menghiraukan kepergian Erik. Ia lebih memfokuskan diri ke arah buku novel yang sedari tadi ia pegang. Berhubung tinggal beberapa halaman lagi yang harus ia selesaikan.

***

Tin...tin....tin....

Dari arah belakang ada suara klakson motor sport. Semua menatap laki-laki itu, kecuali Keyra. Keyra hanya memutar bola matanya malas.

"Key!"

Terdengar suara cowok yang sangat familiar di telinganya. Keyra membalikkan badannya dan menatap ke arah sumber suara.

"Gue?"

"Bukan lo, tapi janda!"

"Njir, gue yang imutnya lahir batin ini lo panggil janda? lo waras?"

"Waras banget. Makanya gue panggil lo Janda!"

"Eh kata-kata gue, kenapa lo copas hah?!"

"Bodo!"

  Keyra menatap tajam ke arah lawan bicaranya, Andra.

"Kenapa lihat gue gitu amat? naksir? atau belum move on?"

"Gue belum move on? yang ada, lo yang belum move on dari cewek seimut gue gini."

"Au ah."

  Hari ini style Andra telah jauh berbeda seperti sebelumnya. Sekarang, ia tidak mengenakan kaca mata lagi dan juga motornya yang matic telah ia ganti dengan motor ninja berwarna hitam. Entah apa yang merasukinya.

Andra menepikan motornya, lalu duduk di samping Keyra. Andra kikuk, jantungnya berdetak lebih kencang. Ia tak tahu harus mulai pembicaraannya dari topik apa. Tiba-tiba ide modus keluar.

"Key, 3 hari lagi kan kita ada lomba debat."

"So?"

"Gimana kalau sekarang lo ikut gue ke rumah?"

"Maaf ya, gue masih muda belum mau nikah."

"Njir geer banget sih. Jadi maksud gue itu gini, karena sebentar lagi kita ada lomba debat. Gimana kalau kita latihan atau belajar materinya di rumah gue. Sesekali lah kita belajar kompak, enggak ada salahnya kan?"

Keyra mengetuk ngetuk dagunya, ia mulai berfikir dan mencerna perkataan Andra tadi.

"Wait, di rumah lo ada orangkan?"

"Banyak."

"Sebelumnya gue harus izin dulu nih ke ibu."

"Mana ponsel lu?"

"Ngapain?"

"Kasih gue aja dulu."

Tanpa ragu Keyra langsung memberikan ponselnya.

"Cariin gue nomer HP orang tua lo!"

Keyra menuruti perintah Andra.
Andra langsung menelpon ke nomer yang Keyra berikan tadi. Tak butuh waktu lama, kini orang tua Keyra telah menyetujuinya.


Bersambung....
Halo semua, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya. Kuy, yang mau di followback / feedback pc author aja!😉

Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 390K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
1.2M 112K 59
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
593K 7.5K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
320K 24K 35
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...