Hello readers Author kembali lagi membawa chapter baru uhuy
Well chapter ini masih kelanjutan cerita chapter sebelumnya
Maaf bila agak gak jelas
Psst boboiboy bukan punya Author!
#
Nah kembali lagi kita ke trio gaje bin abal siapa lagi kalau bukan si Taufan and the gang. Setelah asyik menjahili Ice yang terkena pukulan telak kejahilan mereka, akhirnya si trio memutuskan untuk keluar dari lingkungan rumah karena tidak bisa menemukan korban baru.
Blaze: Aishhhhhh mana tuh para manusia saat dibutuhkan?
Thorn: Mungkin mereka tahu kalau kita mau jahil?
Taufan : Tapi buktinya Ice baru nyadar kena prank habis kita peluk
Thorn : Entah *mengedikkan bahu*
Setelah lama menyusuri jalan *kenapa coba jalan ditelusuri?* akhirnya mereka dekat di kedai koko tiam milik kakek tersayang.
Thorn: Eh liat Sunshine!
Blaze: Cuman lo aja yang ngasih panggilan nama Solar kayak begituan
Thorn : Emang napa? *sewot*
Author :Weyyyy sejak kapan si tukang imut bisa sewot?
Solar : Sejak anda menulis cerita ini
Author: Lah terus ngapain anda datang Surya 1*, kan belom gua panggil?
Solar : Woy! Nama gua bukan merek rokok!
Author :Lah terus mengapa dimu menjawab pertanyaan diku?
Solar : Lu mau dikira ngomong sendiri hah?
Author : Iya juga ya?
Solar : Untung gua baik
Taufan : Heisst tenang wahai saudara – saudara sekalian tidak usah saling sewot. Kalau lo kepingin punya nama panggilan Blaze gua panggil lo kompor
Blaze : Kok kompor!
Taufan: Karena kau telah memanasi hati ini
Thorn : Uhuy, masuk Pak Eko!
Blaze : Sumpah gak nyambung bang!
Taufan : Sudah cukup mari kita semua memulai prank ini
Thorn : Ayo! *antusias*
Korban 2
Mari kita biarkan si penyebar masalah menyusun rencana mereka kita beralih ke Toko Kokotiam milik tok aba. Terlihat toko itu cukup menarik perhatian warga disana, karena hanya toko itu satu – satunya yang menyediakan variasi choco dari minuman hingga makanan. Ya, toko ini sangat terkenal seantero Pulau Rintis bahkan sampai Galaksi, orang dan alien pun suka dengan menu yang dihidangkan tempat ini, mirip sekali dengan cafe tapi jauh dari kata restoran, namanya juga kedai. Kedai ini sangat ramai berkat ketujuh kembar identik yang diberi mandat menjadi superhero bumi, maka tak heran jika banyak orang atau alien sering kesini hanya untuk melihat wujud kembaran super aneh ini. Sepertinya untuk hari ini Kedai Tok Aba terlihat lenggang hanya ada 3 pembeli yang sedang bercakap – cakap santai, tak lupa Solar yang sedang menjaga seorang diri di kedai.
Solar : Tumben kok sepi, macam ada pertanda gak beres aja. Mana sih si kak jutek kok lama benget nganternya padahal pakek kuasa. Sama kak mama mana sih? Masak beli lama amat
Author: Ciyeeeee yang merasa sendiri, jomblo mas?
Solar : Diem lo penulis nggak jelas
Author : Gini – gini gua yang nulis cerita lo!
Solar : Oh ya masak?
Author: Masak kari, udah balik sana
Dipinggir jalan
Halilintar: Hachoo!, sialan siapa yang lagi ngomongin gua! ini pasti si cebong putih yang minta di tabok!
Fang: Lu sehat bro?
Halilintar: Gua bukan abang lo!
Fang: Ya santai kali, jadi orang jangan emosian melulu
Halilintar: Lu minta disetrum?
Fang: Kagak, ampun *kabur*
Ditoko sembako
Gempa: Hachi!
Ochobot: Kamu nggak papa, Gem?
Gempa: Nggak papa kok Ochobot, instingku mengatakan hari ini bakal jadi tidak beres
Ochobot: Kayaknya sih iya. Kalau bukan ulah trio troublemaker terus siapa lagi?
Tok Aba: Ayo kita harus segera mencari bahan – bahannya, kasihan Solar menunggu di kedai seorang diri
Gempa: Betul juga Tok, kasian Solar ayo cepat!
Kembali lagi ke kedai atok, terlihat Solar yang mulai tampak bosan dan agak was – was takut aja tiba – tiba diserang. Gini – gini Solar itu termasuk orang yang suka mengobservasi lingkungan.
Thorn: Solar!
Solar: Woah! Ya Lord, kaget aku! Kukira apaan kak!
Blaze: Wih, celotehan anda berkelas
Solar: Kak Blaze waras?
Blaze: Ya waras lah!
Solar: Ku kira nggak
Taufan: Mulailah pertengkaraan yang tak ter elakkan ini
Thorn: Wah Solar dan Kak Blaze lagi adu mulut!
Taufan: Eeeeit dah astajim Thorn, ambigu banget!
Solar: Kak Taufan aja yang pikirannya kotor!
Thorn: Huh? Apanya yang ambigu?
Solar: Jangan berani kakak ngomong yang gak jelas, ku pastikan kakak dibantai sama kak Hali dan Kak Gempa
Taufan: Kenapa gua juga yang kena?
Blaze: Ya Kak Upan sih, siapa suruh ngomong begituan wong sudah jelas aku sama Solar cuman teriak – teriak nggak jelas!
Solar: nggak usah dijelasin juga kali Kak
Taufan: Udah ah kembali ke topik kita yang tadi, Thorn sebagai pembuka kau duluan
Thorn: Siap bos! *hormat*
Solar: Ummmmmm aku mau diapain?
Solar sebenarnya udah mulai geliasah melihat trio nggak jelas di depannya, Solar merasa kalau nyawanya terancam jika ia berkumpul dengan ketiga se joli ini. Setelah mendengar aba – aba dari Taufan, Solar sudah ancang – ancang untuk melakukan gerakan cahayanya. Thorn mah dengan santuy melilit akar di tubuh Solar supaya si pemilik baju putih ini nggak main kabur aja.
Thorn: Thorn sayang Solar, jadi terimalah pelukan hangat Thorn
Ucapan Thorn sukses membuat pipi Solar merona merah
Blaze: Wey, ternyata muka bisa jadi tomat ya?
Taufan: Kalau kayak begini terus seharusnya kita bikin adegan fim aja
Solar: Apaan sih kak! *malu*
Solar sadar kalau dirinya lagi difoto sama kedua kakaknya yang nista sedang yang satu lagi masih nempel aja di tubuhnya
???: Mas pesan spesial es choconya 2
Yak mereka terkaget saat tiba – tiba dengan seenak jidat muncul pembeli.
Blaze: **** ku kira jelangkung!
Solar: Kak Thorn lepasin dong
Thorn: Ndak mau Solar hangat
Solar tambah mematung terdiam mukanya tambah merah sampai ke telinganya.
Taufan: Kan dia ibaratkan mentari yang menyinari bumi, pastilah hangat
Jahil Taufan mulai kumat. Dia tahu kalau adiknya ini tambah memerah setiap kali di puji
Thorn: Uhu nggak kayak Blaze panas
Blaze: Wey, emang aku panaslah! Kan api!
Thorn: Kamu kan manusia
Solar: Oy! Pelanggannya jangan dikacang, udah ditungguin!
Taufan: Ya udin layani gih
Solar: Gimana caranya gerak?
Akhirnya akar yang melilit Solar terlepas, tapi si pengguna kuasanya tidak melepaskan Solar
Solar: Mimpi apa tadi malam kok bisa jadi begini? *berbisik*
Thorn: Emang Solar mimpi apa?
Solar: Nggak ada, Kak Thorn lepasin Solar
Thorn: Ndak mau!
Maka dengan berat hati Solar melayani pembeli yang duduk diseberang kedai dengan Thorn yang bergelantungan masih memeluknya. Sedang kedua kakak laknat lainnya sedang asyik mengabadikan momen yang jarang sekali terjadi, bisa saja sekali seumur hidup! Tidak membantu si adek bungsu yang lagi kesusahan. Benar – benar contoh kakak yang tidak patut untuk ditiru. Beberapa orang yang masih nongkrong di kedai menatap aneh kearah Solar saat mengantar pesanan. Solar mah masih tetep cool.
Solar: Ayolah kak aku sudah menerima pelukan super hangat dari Kak Thorn jadi lepasin Solar ya? *ngelepas kacamata, mata berbinar*
Blaze: Sun glass mana sun glass !!!
Taufan: Aaaaaahhhhh mataku tidak tahan melihat adegan ini!
Thorn: Wwaaaah terlalu banyak kilauan, Thorn nggak kuat!
Yak begitulah teriakan gaje mereka bertiga, sedang solar dengan senyum swagnya mengangguk penuh kemenangan karena terbebas dari pelukan maut Thorn.
Blaze: Pelukan maut!
Solar: Adoh!
Blaze bukannya memeluk malah merangkul solar.
Solar: Aduh Kak, bahuku kerasa mau copot!
Blaze: Mangkanya banyak olahraga!
Solar: Lu kira gua nggak bugar,lemah gitu!
Blaze: Eh, tenang bro, bukan itu maksud gua *takut ditembak pakai gerhana solar*
Solar: Cih, kak Blaze bau kecut
Blaze: Woy, kenapa sih setiap orang mempermasalahkan bau tubuh gua?
Thorn: Karena baunya terlalu semerbak?
Solar: Sejak kapan Kak Thorn tau sarkas?
Thorn: Apa itu sarkas?
SoLaTa: Hadeuh lelah *nepok jidat*
Taufan: Udah ah hup, giliranku!
Belum bisa menikmati kemenangannya Solar sudah diserang balik oleh Taufan, Solar ma hanya bisa pasrah menerima nasib anehnya hari ini. Taufan mendekap Solar, membenamkan wajah si adek di dadanya.
Solar: Hmph!!
Blaze: Kak Upan si Surya tuh keliatan nggak bisa napas
Taufan: Whops sorry, ehe
Solar: Fuwah, akhirnya diku bisa napas lagi, sesak banget disana. Dan you enak banget ganti nama gua jadi Surya!
Thorn: Surya nggak bagus tapi Sunshine lebih bagus
Taufan: Kayak nama lagu
Solar: Emang ada lagunya Bambang
Taufan: Nggak usah ngegas Ferguso
Blaze: Tapi kan lebih cocok Surya!
Thorn: Lebih cocok Sunshine!
Solar: Nama gua tetep Solar! *ngambek*
Taufan: Iya adek gua yang paling terakhir, ku kan mengikuti apa maumu jadi jangan ngambek ya? Diku nggak kuat melihatmu yang ngambek kelewat comel sini ku cubit pipi tembemnya
Ini kedua kalinya Blaze melihat si kakak keduanya mencubit pipi adeknya yang lain.
Thorn: Thorn juga ikut
Solar: Vulup jal wiwi dua zayit (cukup kak pipi gua sakit)
Blaze: Oy, dasar kalian berdua tidak tahu diri! Cukup jangan sakiti dia lagi!
Blaze pun melerai acara cubit mencubit yang korbannya adalah Solar.
Solar: Aduuuuh, pipiku bakal merah. Makasih kak Blaze *megang pipi*
Taufan: Pernyataan anda seperti yang ada di sinetron i*d*s*a*
Thorn: Thorn mau lagi!
Solar: Pipiku udah nggak sanggup Kak
Taufan: Udahlah Thorn kasian Solar, nanti kalau pipinya nggak tembem terus kita mau cubit pipi sapa? Nggak mungkinkan kita mau nyubit pipi Kak Hali?
Blaze: Itu sama aja cari maut!
Thorn: Iya deh *merengut*'
Solar: Ngapain cobak kalian kesini
Taufan: Oh iya, hampir lupa, ehem, selamat anda mendapatkan hadiah spesial yakni pelukan dari kita bertiga
Solar: Huh??????
Blaze: Udahlah terima aja pokoknya
Solar: Aku nggak terima! Hapus semua foto tadi!
Taufan: Loh kok anda tahu kalau kami mengambil gambar anda tadi?
Solar: Sebab gua ini cerdas
TaLaOrn: Betuah punya adek
Solar: Pokoknya aku nggak terima!
Blaze : Yaelah biarian aja napa wong si Ice aja nggak tahu kalau dia di cekrek sedari tadi
Solar: Wait, Kak Ice sudah jadi korban kalian
Taufan: Woh iya dia korban pertama kami
Thorn: Solar mau lihat fotonya? Lucu banget loh!
Solar: Astaga berarti kalian masih mau cari korban lain
Taufan: Yaiyalah belom puas kami
Solar: Semoga para korban betah dengan anda sekalian
Blaze: Cukup sudah kita disini banyak bacot
Solar: Kalian yang minta di baku hantam!
Taufan: Santai bos ku, mana Gempa sama Kak Hali
Solar: Kak Hali mungkin di jalan, kalau Kak Gempa bareng sama Atok dan Ochobot
Taufan: Okey lah kalau begitu kami mau cabut dulu, tunggu album keluaran kami ya!
Thorn: Bye bye Sunshine!
Solar: Album apaan! Woy jangan main tinggal!
Solar berdiri terdiam di Kedai Kokotiam Tok Aba, sebenarnya ia merasa kesal karena telah dijahili oleh ketiga kakak pembuat masalah. Tapi entah mengapa hatinya merasa sangat hangat, jarang sekali Solar merasakan sensasi ini, mungkin karena kesibukannya sampai ia lupa untuk merasakan hangatnya keluarga.
Solar : iiissshhhhhh dasar kakak nggak bertanggung jawab harus kugimanakan rasa ini?
#
Dan selesai
Tunggu chapter selanjutnya ya, pelukan bagian 3