Brilian

By farizamuzhaffara

392K 16.6K 425

[mohon maaf jika ada kesalahan dan ketidak nyamanan, cerita ini ditulis hanya dengan ketidak sengajaan, deng... More

Prolog
BRILIAN|01
BRILIAN|02
BRILIAN|03
BRILIAN|04
BRILIAN|05
BRILIAN|06
BRILIAN|07
BRILIAN|08
BRILIAN|09
BRILIAN|10
BRILIAN|11
BRILIAN|12
BRILIAN|13
BRILIAN|14
BRILIAN|15
BRILIAN|16
BRILIAN|17
BRILIAN|18
BRILIAN|19
BRILIAN|20
BRILIAN|21
BRILIAN|22
BRILIAN|24
BRILIAN|25
BRILIAN|26
BRILIAN|27
BRILIAN|28
BRILIAN|29
BRILIAN|30
BRILIAN|31
BRILIAN|32
BRILIAN|33
34|DUKA ANGKASA
BRILIAN|35
Epilog
Extra part
INFO!!
PEMBERITAHUAN
CURHATAN
CAST
GC Brilian
Ayo gabung
Seputar Brilian

BRILIAN|23

7.7K 339 1
By farizamuzhaffara

"Saat orang yang kita cintai meninggalkan kita tidak seharusnya kita menjadi orang asing, bangun dan sambut hari barumu dengan lembaran baru karena tidak ada gunanya juga berterus terusan berpaku pada apa yang sudah pergi."

-----

Pagi ini Suasana SMA Nusa Pelita nampak berduka mendengar kabar kematian Renata, semua merasa kehilangan sosoknya terutama Brilian orang yang paling terpukul atas kepergian Renata.

"Kamu yang sabar, nak bri!" ucap pak Setyo sambil menepuk pundak Brilian.

"Iya pak." jawabnya dengan lemah.

"Yasudah nanti, kita barengan pergi ke tempat peristirahatan terakhir Renata." ucap pak Setyo.

"Baik pak." jawab mereka dengan serempak.

"Kalau begitu kalian boleh kembali ke kelas masing-masing." perintah pak Setyo.

-----

"Cepat lari 5 putaran!" perintah Pak Rudi.

"Si bapak, pemanasan aja udah kayak gini." protes Tio.

"Kamu ini! Cepat laksanakan." ulang pak Rudi dengan nada lebih tinggi dari yang tadi.

Semua siswa kelas Venny berlari mengelilingi lapangan tersebut di bawah terik matahari pagi.

Venny gadis itu kini mengubah gaya rambutnya yang semula di ikat dua sekarang menjadi kuncir kuda, peluh telah membasahi seluruh bagian wajahnya.

Brilian cowok tersebut tengah duduk bersandar di bawah pohon belakang sekolah tepatnya menghadap lapangan yang kini tengah di isi oleh kelas Venny.

Wajahnya datar tanpa ekspresi, pikirannya sangat kalut dia merasa kesepian kehilangan seseorang yang kita cintai itu memang berat.

"Arghh!" erangnya seperti orang kesetanan.

"Kamu ngapain disitu?" tanya Pak Rudi.

"Lagi butuh udara Pak." jawabnya.

"Bapak tau kamu merasa kehilangan tapi, jangan buat diri kamu sendiri tersiksa, semua orang wajib bahagia termasuk kamu! Yang sudah pergi mungkin itu belum tentu yang baik buat kamu." ucap Pak Rudi.

"Iya Pak."

Venny gadis itu menatap Brilian sekilas saat mata mereka bertemu, dengan segera Venny mengalihkan pandangannya, dia tak mau berurusan lagi dengan cowok itu, sudah cukup selama ini.

"Yasudah, bapak akhiri." ucap Pak Rudi secara mendadak.

"Kok gitu pak?" tanya Rika.

"Bapak ada urusan, jadi kalian bisa pakai jam bapak secara bebas." ucap Pak Rudi sebelum pergi meninggalkan mereka.

"HAPPY DAY!!" teriak Tio dan Vino secara bersamaan.

"Kantin kuy!" ajak Cika dengan semangat kemudian di angguki oleh Venny serta Rika.

Tanpa sengaja mereka melewati seorang cowok, ya siapa lagi kalau bukan Brilian si dingin! Venny gadis itu berjalan tanpa menoleh sedikitpun pada cowok tersebut, dia merasa kesal jika melihat cowok tersebut pasti dia akan mengingat kejadian itu kembali.

"Ven!" panggilan itu menghentikan langkahnya seorang Venny.

Venny gadis itu membeku di tempatnya, apakah dia sedang bermimpi? Mengapa cowok tersebut memanggil dirinya?

Venny menoleh dan pandangannya bertemu dengan cowok tersebut. "Hmm?"

"Lo bisa kan jauhin gue?" pintanya benar bukan, tak mungkin jika cowok tersebut akan berbaik hati padanya.

Venny terdiam dia sempat terkejut namun, kembali menstabilkan kembali ekspresi wajahnya.

Venny gadis itu menganggukkan kepalanya. "Iya, itu kan mau Lo?" jawab Venny berusaha untuk tetap terlihat kuat dan setelahnya dia langsung pergi.

Rika dan Cika yang melihat hal tersebut segera menyusul Venny, mereka tahu bahwa gadis itu sangat sakit mendengar kata kurang menyenangkan itu keluar dari mulut orang yang dia cintai.

Tidak seharusnya ia berharap lebih pada Brilian jika pada akhirnya dia akan merasakan sakit hati kembali.

-----

Venny gadis itu berjalan menyusuri koridor sekolah sendirian.

"Ven!" panggil seseorang.

Venny menoleh pada suara tersebut dan menemukan seorang cowok sedang berlari ke arahnya.

"Kenapa kak?" tanya Venny.

"Hehehe gak." jawabnya sambil tersenyum.

"Maafin bri ya, dia itu cuman salah paham selalu seperti itu, nanti biar gue aja yang jelasin oke!" ucap Angkasa.

"Iya kak, makasih ya." balas Venny dia tidak tahu lagi mau mengucapkan apa pada Angkasa yang selalu baik padanya.

"Gue pergi dulu." pamit Angkasa kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Terkadang hidup berjalan tak sesuai harapan kita.

"Assalamualaikum wr.wb." ucap Venny kemudian melangkah masuk.

"Waalaikumsalam wr.wb." jawab indah dari dalam.

"Papa kapan balik ma?" tanya Venny dengan sendu.

"Mungkin, lusa." ucapan sang mama membuat gadis itu senang.

"Yaudah Venny ke atas dulu, oh ya kak Revan mana ma?" tanyanya sebelum melenggang pergi.

"Keluar barusan, katanya ada urusan sama temannya." jawaban indah di angguki oleh Venny.

Venny: hai bri, maaf ya bri cuman salah paham! Venny janji deh bakal jauhin bri.

Venny: Terimakasih! Buat semuanya.

Venny: Venny cuman ingin bri gak salah paham lagi, dan tetaplah jadi bri yang selalu Venny kenal! Kak Renata sudah tenang di sana, jadi sekarang tunjukkan bahwa bri juga bisa.

Venny: jaga kesehatan ya! Karena mungkin, Venny gak bakal terlalu perhatian lagi sama bri!

Venny: kepanjangan ya? Hehehe yaudah Venny cuman mau ngucapin itu doang kok :)

Venny: Venny akan selalu perhatikan bri dari jauh, tenang aja Venny gak bakal datang lagi, gak bakal buat bri marahin Venny lagi!

Venny: selamat malam bri!

Venny: iya Venny tahu, bri gak akan baca.

Venny tersenyum menatap pesan yang dia kirim pada Brilian, setidaknya ada rasa lega setelah mengucapkannya.

Mungkin, perjuangannya akan segera berakhir, percayalah berjuang sendiri itu menyakitkan melebihi kita jatuh dan terluka.

Karena jatuh dan terluka hanya beda tipis.

-----

"Dek, harusnya Lo dengerin dulu penjelasan Venny." titah Angkasa.

"Apalagi kak? Dia yang udah buat Renata kayak gitu!" ucap Brilian mulai tersulut emosi.

"Gue cuman ngasih saran! Gak usah emosi dong!" ucap Angkasa tak terima.

"Disaat orang yang kita sayangi pergi, kita harus tenang gitu?" ucap Brilian menantang.

"Iya gue tahu Lo itu terpukul tapi, setidaknya jangan menghakimi sendiri dengarkan dulu penjelasan Venny, Lo belum tahu kan kronologi kejadian tersebut? Kenapa Lo itu selalu menyimpulkan pada apa yang kamu lihat tanpa mau mendengarkan penjelasan orang lain." penjelasan Angkasa membuat Brilian terdiam.

"Jadi? Lo bisa kan buat mendengarkan penjelasan Venny?" tanya Angkasa.

"Gue masih belum siap kak!" ucap Brilian kemudian bangkit meninggalkan Angkasa.

"Dasar adik keras kepala!" gumamnya.

"Sudahlah, dia butuh istirahat adik kamu masih merasa terpukul." ucap Darren pada sang anak.

"Tapi pa, dia selalu seperti itu keras kepala." ucap Angkasa.

"Ya papa tahu, dan sebenarnya kamu juga tahu kan? Tentang kejadian itu?" pernyataan dari Darren sang papa membuatnya terkejut, dari mana papanya itu tahu.

"Kok papa tahu?" tanya Angkasa penasaran.

"Papa selalu mengawasi kalian!" ucapnya dengan tenang.

"Papa juga tahu siapa itu Venny." ucapan sang papa membuat dirinya kembali terkejut.

"Biasa aja dong." ucap Darren sambil tersenyum tipis melihat tingkah Angkasa.

"Menurut papa, Venny itu orang yang tulus." lanjutnya lagi.

"Karena setahu papa, orang tulus gak akan datang dua kali, papa pernah rasakan itu mangkanya papa gak mau bri itu seperti papa! Harusnya papa mendidiknya dengan benar tapi, papa sudah salah mendidik kalian!" ucap Darren menyesal, setiap mengingat kejadian masa lalu dia selalu merasa bersalah.

"Papa, harusnya aku bersyukur karena aku tahu pa setiap masa lalu itu ada untuk di jadikan pembelajaran, papa itu papa terhebat sedunia yang Angkasa kenal!" ucap Angkasa kemudian memeluk Darren, saat memeluk papanya perasaannya selalu tenang.

"Terimakasih nak! Papa sekarang sadar bahwa kebahagiaan itu sederhana, Terimakasih papa bangga sama kamu!" ucap Darren di sela sela pelukannya, dan mengelus punggung sang anak yang sudah beranjak dewasa.

-----

Gimana?

Jangan lupa vote and komen!

Terimakasih ❤️

11 Juni 2020

Continue Reading

You'll Also Like

84.9K 7K 54
"Ketemu kamu adalah salah satu momen sial dalam hidup aku, El." [SEQUEL AIDEN || BISA DI BACA TERPISAH] FOLLOW SEBELUM MEMBACA! - TERBIT- -SERIES AL...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 73.1K 33
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.4M 172K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
8.8K 518 30
Zeeya An-Noura dan Arga Raufandra. adalah dua sahabat sejak kecil. Zee yang memilik sifat manja, cerewet, dan manis. sedangkan Arga memilik sifat bai...