All About Us [Terbit]

By susiayuuuu

92.9K 6.1K 192

Natarisha Khumaira, gadis yang sering disapa Icha ini harus melewati masa SMA-nya dengan satu kelas bersama A... More

Prolog
1 || Sepatu Icha
2 || Baper
3 || Arby
4 || Awal
5 || First Day
6 || Usaha
7 || Sahabat Arby
8 || Mencair
9 || Gunjingan
10 || Seblak Level Sepuluh
11 || Care
12 || Meet Erika
14 || Terkuak
15 || Hukuman
16 || Amarah
17 || Jarak
18 || Baikan
19 || The Day
20 || Kilat
21 || The Feeling
22 || PMS Day
23 || Heart to Heart
24 || Tak Sama
25 || Again
26 || Officially
27 || Ide Fahmi
28 || Can't
29 || Yang Tak Bisa Hilang
30 || With Erika
31 || Bentakan
32 || Talk
33 || Listen
34 || Tatapan
35 || Satnight
36 || Berkilah
37 || Between
38 || Be Emotional
39 || Kalimat Yang Tertahan
40 || Waive
41 || Should
42 || Sebuah Pengakuan
43 || Akhir Untuknya
44 || Ini Aku
45 || Tentang Kata Kita [End]
Epilog
PENTING!
Info Penting
VOTE COVER!
OPEN PRE ORDER
PERPANJANGAN PRE-ORDER
- 2

13 || Kotak Bekal dari Erika

1.6K 111 0
By susiayuuuu

Icha sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas Matematikanya ketika pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sosok Oma di sana.

"Kenapa, Oma?" tanya Icha sembari menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Ada Agnan. Temuin gih."

Icha mengerutkan keningnya, "Ngapain?"

"Nggak tau. Tapi Oma liat kayaknya abis berantem deh, mukanya bonyok gitu."

"Hah?! Yang bener?" seru Icha heboh, ia bahkan sudah bangkit dari kursi meja belajarnya. Mengabaikan soal-soal Matematika yang meminta diselesaikan itu sejenak.

"Kamu temuin gih, ada di ruang tamu dianya," ujar Oma. Mau tak mau Icha mengangguk pelan.

Gadis itu sedikit heran kenapa Agnan bisa-bisanya datang ke rumahnya malam-malam begini dengan kondisi bonyok, seperti yang tadi Oma ucapkan. Dan benar saja, di ruang tamu sudah ada Agnan.

Cowok itu bahkan masih mengenakan seragam sekolah yang dilapisi jaket hitamnya. Seperti perkiraan Icha, muka Agnan memang sedikit lebam. Tapi tidak bonyok seperti yang Oma tadi ucapkan. Diam-diam Icha mendengkus pelan mengingat perkataan hiperbola Oma tadi.

"Kenapa lo?" tanya Icha sembari duduk di sofa, tepatnya di samping Agnan.

"Sakit," jawab Agnan singkat sembari sesekali meringis pelan. Penampilan cowok itu kusut dan sangat tidak enak dipandang.

"Kenapa bisa kayak gini sih?!" sembur Icha sedikit ketus. Tangan gadis itu mulai meraba sudut bibir Agnan yang sudah kebiruan. Membuat si empu meringis hebat.

"Ssshh ... pelan-pelan, Cha. Ini sakit bege!"

"Udah tau sakit, kenapa berantem?!"

Agnan terdiam. Bingung ingin berkata apa.

"Lo tunggu di sini, gue ngambil obat dulu."

Icha lantas bangkit dari sana dan segera melenggang pergi. Meninggalkan sosok Agnan yang masih mencoba meraba-raba lukanya. Cowok itu benar-benar merasa kesal dengan preman tadi, berani-beraninya mereka membuatnya kesakitan seperti ini.

Agnan tidak menyangka bahwa bogeman preman tadi bisa membuatnya meringis sakit sedari tadi. Untung saja orangtuanya sedang tidak ada di rumah. Mereka sedang ke Jakarta melakukan perjalanan bisnis. Jadi Agnan bisa sedikit bebas dari pertanyaan-pertanyaan keduanya, terutama dari bundanya. Tapi Agnan tidak akan bisa bebas dari pertanyaan kakaknya nanti. Adnan.

Meskipun Agnan tahu kalau kakaknya itu sibuk, Adnan biasanya akan tetap memperhatikan dirinya. Dan Agnan cukup bingung akan menjawab apa dari mana luka-luka ini didapatkan. Kakaknya itu sangat protektif padanya.

Sedang asyik-asyiknya melamun, sosok Icha muncul dari dalam. Gadis yang malam ini memakai piyama biru muda itu tampak membawa kotak P3K di tangannya.

"Bilang kalo sakit," ujar Icha langsung dan mulai membersihkan luka kebiruan di sudut bibir Agnan.

Cowok yang sedang diobati itu hanya bisa meringis tertahan kala Icha mulai membersihkan lukanya menggunakan kapas yang sudah diberikan alkohol.

Setelah bersih, Icha memberikannya obat merah dan menempelkan plester luka di sana. Kurang dari lima menit pekerjaannya sudah beres. Icha tersenyum puas melihat hasil kerjanya.

"Berantem sama siapa lo?" tanya Icha. Tangan gadis itu kembali membereskan kotak P3K.

"Sama preman."

"Hah? Lo dirampok apa gimana?"

"Nolongin orang."

Icha terdiam sejenak. "Coba jelasin."

Lalu mengalirlah kejadian yang Agnan alami tadi sore. Tentang ia yang menolong seorang perempuan yang ternyata Erika-- Kakak kelas mereka di sekolah dari preman yang ingin membawanya. Semuanya Agnan ceritakan secara detail.

"Jadi, sekarang Kak Erika nggak papa, kan?" tanya Icha setelah Agnan selesai bercerita.

"Yang berantem itu gue! Bukan dia!" sergah Agnan sedikit emosi. Membuat Icha mau tak mau terkekeh pelan.

"Udah sih nggak usah emosi gitu. Gue kan cuma bercanda."

"Nggak lucu!"

Dan Icha hanya menggeleng-gelengkan kepala mendengar ucapan itu. Setelahnya ia kembali memasang raut wajah yang serius.

"Tapi lo beruntung lho, Nan. Bisa nolongin Kak Erika yang famous itu. Apalagi dia itu cantik banget. Putih, mulus, tinggi, langsing, ramah, anak modelling. Kurang apa lagi coba?"

"Yaa ... salah satu alasan kenapa gue nggak nyesel nolong dia," ujar Agnan tertawa kecil. Walaupun tadi cowok itu sempat tidak mengenali kakak kelasnya itu.

Mendengar hal itu membuat Icha memutar bola matanya malas. "Buaya!"

"Biarin."

"Tapi kenapa luka lo gak dia aja yang obatin? Hitung-hitung modus, kan?"

Terlihat Agnan mengangguk-angguk. Jujur saja hal itu tidak terpikirkan olehnya. Ia tadi kan tidak mengenali Erika. Dan cewek itu juga sudah dijemput oleh supirnya.

"Nggak, ah. Ngapain harus modus sama cewek lain di saat ada cewek sendiri yang bagus dimodusin," ujar Agnan tersenyum miring sembari menaik-turunkan alisnya ke Icha.

"Idih, gue bukan cewek lo ya!"

"Semua juga taunya lo cewek gue, Cha!"

"Itu terpaksa, dan gue pastiin dalam waktu dekat ini semuanya akan tau kalo gue bukan pacar lo lagi!"

"Bodo amat."

"AGNAN NGESELIN!"

***

Tepat ketika bel istirahat berbunyi, guru yang mengajar di kelas 12 IPA 1 keluar diikuti oleh sebagian besar para murid di belakang. Bukan hal aneh lagi, pemandangan seperti itu sudah biasa terjadi di sekolah mana pun.

"Tumben bawa bekal," celetuk Stefani pada Erika yang tengah mengeluarkan kotak bekal dari tasnya.

Gadis yang dipanggil Erika itu mengulas senyum manisnya, "Mau ngasih Agnan."

"Hah? Gue nggak salah denger, kan?"

"Nggak Stefani. Gue emang mau ngasih ini ke Agnan."

Kening Stefani sontak saja mengernyit heran. Tidak biasanya sahabatnya itu mau repot-repot membawa bekal untuk orang lain. Apalagi ini untuk adik kelas yang sama sekali tidak terlalu kenal dengan mereka.

"Apa yang mendasari lo tiba-tiba mau ngasiin ini ke dia? Please ya Erika, kita nggak terlalu kenal sama Agnan dan dia adik kelas,"

Terlihat Erika menghela napasnya pelan, "Lo kan tau kemarin gue digangguin sama preman."

Stefani mengangguk cepat, tentang itu Erika sudah cerita semalam. Dan jujur saja gadis itu tidak paham apa hubungannya dengan Agnan.

"Gue nggak sempet cerita sama lo siapa yang nolongin, kan? Nah, orangnya itu Agnan."

"Yang bener?!"

"Masa gue boong sih."

"Pantesan aja lo tiba-tiba mau ngasiin dia bekal, ternyata hutang budi."

Erika memutar bola matanya, "Tepatnya ucapan rasa terima kasih."

"Ya ... ya ... ya terserah elo."

"Udah ah, gue mau ngasiin ini dulu."

"Mau gue temenin?" tawar Stefani.

"Enggak usah, mendingan lo ke kelas pacar tercinta lo aja deh," balas Erika sedikit mengulas senyum mengejeknya. Dan ucapan itu dibalas tabokan manja dari Stefani.

Tujuan pertama Erika mencari Agnan yaitu kelas cowok itu. Meskipun dia tidak tahu apakah Agnan masih stay di kelasnya.

Sepanjang langkahnya menuju kelas 11 IPA 2, banyak murid yang memperhatikannya. Terutama kaum cowok. Bukan tanpa alasan hal itu terjadi. Erika Queensha. Salah satu cewek famous yang memiliki penggemar yang banyak di Star High.

Gadis yang tergabung dalam klub modelling itu memiliki paras yang sangat cantik. Kulitnya putih bak porselen. Tubuhnya tinggi semampai dan langsing. Bukan hanya menang di fisik saja, Erika juga termasuk cewek yang ramah dan gampang bergaul. Semakin membuat dirinya banyak disukai orang.

"Agnannya ada?" tanya Erika pada salah satu murid kelas 11 IPA 2 yang sedang berdiri di ambang pintu kelas. Cewek itu sekarang sudah sampai di kelasnya Agnan.

"Ada di dalem, Kak," jawab siswi tersebut.

Erika mengulas senyum manisnya, "Makasih, ya."

"Sama-sama, Kak."

Segera saja Erika masuk ke kelas Agnan setelah mengucapkan terima kasih pada siswi tadi. Dan benar saja di bangku bagian belakang, tepatnya di pojok kiri duduklah sosok Agnan yang tampak sedang memainkan ponselnya. Dapat Erika tebak bahwa cowok itu memainkan game karena posisi ponselnya yang landscape.

Murid-murid yang masih berada di dalam kelas cukup kaget melihat sosok cantik yang memasuki kelas mereka. Terlebih lagi, Erika kini sedang berjalan menuju bangku Agnan.

"Hey," sapa Erika ramah, yang langsung saja mengalihkan atensi Agnan.

Dapat dilihat jelas bahwa Agnan cukup terkejut akan kedatangan kakak kelasnya ini. Cowok itu memilih menghentikan game Mobile Legends yang sedang ia mainkan.

"Eh, Kak Erika, kan ya?"

Erika mengangguk sembari tersenyum manis. Senyum yang cukup membuat Agnan terlena sejenak.

"Ada apa ya, Kak?"

"Ini gue mau ngasih bekal, diterima ya." Erika menyodorkan kotak bekal berwarna hijau itu di meja. Hal yang membuat Agnan sempat cengo sejenak.

"I-ini maksudnya apaan, ya?"

Erika terkekeh geli saat melihat raut wajah Agnan yang tampak bingung. Ditambah lagi nada cowok itu yang terdengar gugup.

"Kemarin kan lo udah nolongin gue, ini sebagai ucapan rasa terima kasih aja sih."

Mendengar hal itu sontak membuat Agnan tersenyum sumringah. Merasa sudah mengetahui maksud tiba-tiba Erika ini.

"Padahal gue ikhlas kok nolongin Kakak kemarin," ujar Agnan tersenyum.

"Dan sebagai apresiasi gue ngasiin lo bekal. Dimakan ya, gue yang masak sendiri."

"Iya, Kak. Nanti gue makan."

Setelah berbasa-basi sejenak, Erika segera pamit dari sana. Meninggalkan Agnan yang sedang senyum-senyum sendiri.

Sedangkan teman kelasnya yang memperhatikan interaksi mereka barusan menggeleng tidak percaya. Salut dengan Agnan karena bisa diberikan bekal dari cewek secantik Erika.

"Agnan?!" panggil Tita keras. Cewek berambut model Dora itu duduk tak jauh dari bangkunya Agnan dan tentu saja ia memperhatikan interaksi Agnan dan Erika tadi dengan jelas.

"Apaan?" sahut Agnan malas-malasan. Tangan cowok itu sibuk membuka penutup kotak bekal yang diberikan Erika tadi. Dan langsung tersenyum sumringah saat menemukan nasi goreng seafood di dalamnya.

Makanan favorit gue!

"Lo selingkuh?!"

"Hah?!"

"Iya! Lo selingkuh dari Icha?" tanya Tita.

Agnan terdiam sejenak mendengarnya. Lalu ia menggeleng cepat saat ia sudah connect dengan maksud Tita barusan.

"Ya enggaklah!"

"Terus itu tadi apaan?" Kini Nara ikutan menyambar. Gadis itu yang tadi berdiri di ambang pintu.

Terlihat Agnan menghembuskan napasnya jengah, "Cuman ucapan terima kasih doang. Lo-lo pada denger, kan, tadi? Jadi nggak usah fitnah yang enggak-enggak."

Dan suasananya langsung hening. Semua murid yang ada di kelas itu tidak ada yang bersuara kembali. Merasa sudah cukup puas akan penjelasan Agnan tadi. Mereka memang tadi mendengar obrolan mereka, tapi mereka hanya sedikit kaget dengan kejadian barusan. Makanya langsung bertanya kepada Agnan, takut ada salah paham.

Continue Reading

You'll Also Like

82.7K 12.6K 65
🌼 Follow akunku sebelum membaca! 🌼 Dilarang plagiat karena ide itu MAHAL! 🌼 Status cerita sudah end, jadi bisa marathon sampai akhir. 🌼 Jangan lu...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5M 284K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
359K 20K 78
FOLLOW SEBELUM BACA!! SALWA ALAMANDA. gadis cantik yang memiliki tubuh munggil. Ceria, pecicilan, cerewet itu adalah sifat yang ia miliki. Menjadi pa...
960K 68.5K 37
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...