NEULAND | txt ft. itzy

Por janearayaa

240K 36K 13.2K

Selamat! Anda telah terpilih sebagai penduduk kota Neuland! 彡Friends for day, foes for night彡 [SUDAH DITERBIT... Más

Intro
TRAILER
00. Prologue #5
00. Prologue #1
00. Prologue #2
00. Prologue #3
00. Prologue #4
02. Infection
03. What is Neuland?
04. Platform 4
05. Incident in the Center of NEUC
06. Chase The Stick Game
07. Postponement Night
08. [1st Night] Player & Controller
09. [1st Night] Snatch the Stick
10. Don't Trust the Girls
NEULAND II - Intro
Neuland's House Plan
🌃 21. Quarantine Day
🌃 22. Subway Crash
🌃 23. Half-Blood
🌃 24. The History of Zoo
🌃 25. Puma Evolution
🌃 26. The First Section, Again
🌃 27. We Adopt The Red Haired Pet
🌃 28. Leader is Not Believer
NEXT FF (bkn update)
00. The Vaccine
00. The Zoo That Became History
00. Pure-Blood
DIBALIK LAYAR
PENGUMUMAN 🌆
PENGUMUMAN II 🌆
NEULAND UNIVERSE
READY STOCK DI SHOPEE 🌆
WEBSITE OPEN! 🌆
NEXT FF
INFO PRE-ORDER 2 🌆
PRE-ORDER 2 🌆

01. Strange City

7.8K 1.5K 442
Por janearayaa

Kota ini berada di kaki gunung dan berada dipinggir laut pula. Itu adalah kota dimana penduduknya dapat menikmati pemandangan gunung dan laut secara bersamaan. Tapi itu bukan hanya sebatas kota dengan pemandangan alam yang indah saja, kota itu juga memiliki banyak gedung bertingkat, permukiman warga, dan jalan-jalan yang besar, memberi sedikit bukti bahwa itu bukan kota yang ketinggalan jaman.

Luasnya mungkin hanya sekitar 100 hektar, termasuk wilayah yang sangat sempit jika harus dikategorikan sebagai kota. Gunung, bukit, hutan, gedung menjadi satu dan membuat penduduknya bisa menjangkau wilayah-wilayah tersebut dengan mudah karena kotanya kecil. Hanya saja agak sulit untuk menjangkau pantai, malah mungkin itu hal yang mustahil. Pemandangan laut hanya bisa dilewati dari atas tebing yang tingginya mencapai 400 meter diatas permukaan laut. Jika ingin nekat pergi ke pantai, orang-orang bisa melompat dari atas tebing itu.

Walaupun tidak bisa pergi ke laut, para penduduk masih bisa melakukan penjelajahan di bukit. Disana bisa dibangun villa atau perkebunan. Hutan yang kaya akan bahan pangan juga terbentang dengan luas di kaki gunung. Penduduknya tidak harus khawatir dengan masalah ekonomi walaupun memang sulit untuk makan daging ikan karena butuh perjalanan yang rumit dan waktu yang lama untuk menuju laut.

Namun yang menyedihkan, kota indah itu tidak berpenghuni. Kota itu sudah mati dan dibiarkan kosong dalam waktu yang cukup lama. Tapi untuk malam ini, ada seseorang yang terlihat berkeliaran di kota.

Di suatu malam yang sangat sunyi dan gelap, seorang anak laki-laki bertubuh kecil berjalan di pinggir jalan besar dimana terdapat gedung-gedung kosong berjejer disampingnya. Ia menggendong tubuh anak laki-laki lain yang sedang tidak sadarkan diri dipunggungnya sambil menggeret tas ranselnya dan menggenggam senternya pula.

Tubuhnya sudah penuh dengan keringat, kakinya pun sudah lemas, ditambah lagi harus menggendong seseorang. Tetapi ia masih harus melanjutkan perjalanannya mencari tempat yang aman untuk bisa tidur dengan tenang malam ini. Sekalian mengistirahatkan punggungnya yang sudah pegal karena harus menggendong tubuh orang lain selama hampir satu jam perjalanan.

Hingga tibalah ia di depan sebuah gedung bertingkat yang lumayan tinggi, sekitar 10 lantai dan sepertinya merupakan gedung bekas rumah susun. Ia pun menurunkan tubuh anak laki-laki yang sedari tadi tak sadarkan diri itu. Dengan sangat pelan-pelan ia mendudukkan tubuh anak itu dan disandarkan di dinding. Kemudian ia mulai menyorotkan senternya kearah gedung, ia sorotkan senternya dari lantai pertama sampai lantai paling atas.

Dindingnya sudah penuh dengan lumut dan beberapa kaca jendelanya sudah pecah. Itu adalah gedung tua yang menyeramkan, persis seperti bangunan-bangunan yang biasanya ditampilkan pada film horor. Tetapi anak yang tidak memiliki rasa takut ini tidak berpikir demikian karena hampir semua bangunan di wilayah ini memiliki visual yang horor di malam hari, dan ia sudah bisa dengan hal itu.

Ia masih terus menyorotkan senternya kearah gedung, ke setiap sisinya, untuk memastikan apakah gedung tersebut cukup aman untuk disinggahi malam ini. Ketika sudah merasa aman, ia langsung membuka tas ranselnya dan mencari alat yang sekiranya bisa digunakan untuk menghancurkan pintu utama gedung yang terkunci dengan kuat itu.

Ada banyak sekali perkakas di dalam tasnya. Untuk melakukan aksinya yang satu ini, ia mengambil sebuah linggis berukuran kecil yang muat dimasukkan di tasnya. Kemudian ia mulai menghantam gagang pintunya dengan linggis yang ia genggam. Gagang pintu itu lepas hanya dengan sekali hantam. Anak itu tersenyum bangga sejenak, baru setelah itu ia mulai mengemasi barang-barangnya lagi.

Seorang anak laki-laki lain yang tak kunjung tersadar itu juga masih berada dibawah tanggung jawabnya dan ia harus menggendong anak itu lagi untuk dibawa masuk ke dalam gedung agar aman. Ketika sudah masuk ke dalam, ia masih harus berkeliling di dalam sana untuk mencari tangga atau elevator, dan beruntungnya ia pun dipertemukan dengan sebuah elevator setelah hampir 2 menit berkeliling di lantai utama.

Elevator itu sudah tua dan mungkin agak rusak. Tapi karena tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk naik tangga, ia pun memilih masuk ke elevator tersebut, dan memilih untuk pergi ke lantai paling tinggi, lantai 10. Elevator itu pun berhasil mengantarnya ke lantai paling atas walaupun sesekali macet di tengah karena memang elevatornya sudah tua.

Di lantai paling atas, lantai 10, ia masuk ke salah satu ruangan yang kaca jendelanya sudah pecah. Ia menurunkan tubuh anak yang digendongnya. Ia tidurkan anak itu di lantai dan tak lupa dialasi dengan sleeping bag yang hangat, kemudian ia membetulkan sebuah plester di dahinya yang mulai terlepas. Setelah itu, ia mulai duduk di pojok ruangan dan menyantap sebuah daging dendeng kalengan yang tanggal kedaluwarsanya sudah tiga bulan yang lalu.

Setelah menghabiskan setengah kaleng, ia berjalan menuju jendela terbuka yang tak berkaca itu. Ia mulai mengenakan sebuah kacamata yang lensanya dapat berfungsi untuk melihat di tengah kegelapan, yang tentunya merupakan hasil dari barang curiannya di minimarket terbengkalai. Kacamatanya sudah agak rusak, jadi ia tetap harus menggunakan bantuan cahaya senter.

Sambil menopang dagunya di jendela dan menyorotkan senternya, ia bisa melihat pemandangan kota di malam hari. Tapi sebenarnya ia masih bertanya-tanya dengan sebuah bangkai pesawat yang ditinggalkan di tengah lapangan. Dari atas sana, bangkai pesawat itu terlihat sangat jelas. Ia sedikit curiga dan merasa bahwa pesawat tersebut baru saja jatuh disana sekitar 1-2 bulan yang lalu.

Setelah merenungkan tentang bangkai pesawat, ia mulai meletakkan senternya yang masih menyala. Kemudian ia mengambil dua buah ponsel dari saku celananya. Yang satu adalah ponsel miliknya dan yang satu lagi milik si anak laki-laki yang pingsan itu. Dalam dua ponsel yang berbeda, ia membuka sebuah aplikasi yang sama, aplikasi bernama Neuland.

" Your position is 1 km away from home. Enter the home to join the group chat. "

Kedua ponsel itu menampilkan sebuah tulisan yang sama melalui aplikasi yang sama pula. Kemudian ia mematikan kedua ponselnya dan beralih menyalakan senternya lagi untuk disorotkan keluar. Dari atas sana, ia bisa melihat salah satu rumah paling terang. Jika prediksinya benar, pasti rumah itu adalah rumah yang dimaksud oleh aplikasi di ponselnya.

Haruskah ia pergi kesana?

Ketika ia masih memikirkan hal tersebut, ia mulai mendengar suara pergerakan yang samar-samar dari belakangnya. Hal itu membuatnya otomatis berbalik dan mengarahkan senternya. 

"Ah, silau," ujar seorang anak laki-laki yang baru saja terbangun dari pingsannya. Ia menutupi wajahnya dengan tangan karena kesilauan akan cahaya senter.

Yang menyorotkan senter pun ikut mendekat dan bertanya, "Sudah sadar, Kak Beomgyu?"

Anak yang dipanggil Beomgyu itu kaget dan memundurkan dirinya pelan-pelan ketika orang dihadapannya mulai mendekat. Beomgyu panik, "Kau tahu namaku? Siapa kau? Dimana aku? Kenapa aku bisa ada disini?"

"Namaku Kang Taehyun. Aku melihat profil akunmu di Neuland," anak yang mengaku bernama Taehyun itu memberikan ponsel milik Beomgyu yang sedari tadi ia pegang.

"Neuland?"

"Aku juga tidak tahu apa itu Neuland."

Beomgyu tak membalas. Ia hanya menghembuskan napasnya pelan dan meringis kecil ketika merasa kepalanya sakit. Tetapi kemudian tangannya mulai meraba bagian lehernya dan menyentuh sebuah kalung perak yang menggantung disana.

Taehyun langsung menahan tangan Beomgyu yang mulai meraba tengkuknya sendiri, "Jangan ditarik," ujar Taehyun.

"Apa?"

"Jangan tarik kalungnya. Kalung itu sudah menjadi satu dengan lehermu dan tidak bisa dilepas. Jika ditarik paksa, kau akan terluka."

Beomgyu melotot terkejut, "A-apa maksudmu?"

"Aku akan menjelaskan lebih banyak besok. Malam ini kita harus tidur," ujar Taehyun yang mulai menggelar sleeping bag miliknya disamping Beomgyu. Kemudian melanjutkan, "Ngomong-ngomong, ponselmu keren. Aku kira aku tidak akan pernah menemukan ponsel jenis itu lagi di jaman sekarang ini."

Beomgyu masih melongo kebingungan. Perlahan ia menidurkan tubuhnya lagi dan menghadap ke tembok, membelakangi Taehyun. Ia meraba bagian tengkuknya lagi dan bisa merasakan bahwa kalung itu benar-benar menembus kulit tengkuknya.

Beomgyu bingung sekaligus merasa horor dengan hal tersebut. Ia bahkan sulit untuk tidur lagi karena terlalu banyak hal yang ia pikirkan.

***

Ketika subuh sudah berlalu dan matahari sudah tinggi, Taehyun baru saja selesai mengemas rapi barang-barang di dalam tas ranselnya. Sekarang ia sedang melihat ke luar jendela dengan menggunakan sebuah teropong sederhana. Di pagi hari seperti ini, ia bisa melihat seluruh penjuru kota dengan jelas.

"Hei, rambut tomat! Ayo ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi disini!" protes Beomgyu yang sedari tadi koar-koar meneriaki orang asing di depannya sambil duduk di pojokan, sambil menikmati daging dendeng kalengan sisa Taehyun semalam.

"Sudah kubilang berapa kali, aku bahkan tidak tahu mengapa aku bisa sampai di daerah ini."

"Ceritakan apa saja yang kau ingat."

Taehyun melepas teropongnya dan menoleh ke arah Beomgyu. Ia mendekati Beomgyu dan duduk tepat dihadapannya. Beomgyu menghentikan aktivitas makannya sebentar dan fokus menatap Taehyun, siap untuk mendengarkan dongeng dari pria yang ia panggil rambut tomat itu.

"Sudah seminggu semenjak aku berkeliaran di kota aneh ini. Aku benar-benar lupa awal kejadiannya, yang kuingat hanyalah ketika aku tersadar aku sudah berada di dalam sebuah bus, sendirian, dengan sebuah kalung yang sudah menembus kulit tengkukku. Bus itu sudah dalam keadaan terbakar, untungnya aku cepat tersadar dan bisa meninggalkan bus dengan cepat. Tapi kemudian aku tersesat di kota ini. Kota ini sangat aneh, aku tidak bertemu seorang pun selama seminggu ini sampai aku bertemu denganmu.

Jadi selama itu aku mencoba bertahan hidup dengan berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Jika menemukan minimarket di tengah perjalanan, aku akan mampir untuk mengambil makanan dan barang-barang penting. Tapi ketika melihat tanggal kedaluwarsa makanannya, aku bisa menebak bahwa kota ini sudah lebih dari 2 tahun ditinggalkan tanpa ada penghuni di dalamnya."

Beomgyu bertanya, "Lalu soal aplikasi Neuland itu, apa maksudnya?"

"Aku tidak tahu. Tapi kejadiannya sama sepertimu. Ketika aku baru saja terbangun di dalam bus, aku mengecek ponselku dan muncul sebuah notifikasi yang memberiku selamat karena aku telah menjadi penduduk Neuland. Lucu, sih.

Ah, ya, dan aplikasi Neuland itu memuat nama, foto profil, dan biodata yang sama persis denganku, denganmu pula. Itu menyeramkan.

Lalu pemberitahuan tentang rumah. Setiap aku pergi menjelajah, nomornya selalu berubah menurut seberapa jauh posisi kita dengan rumah tersebut. Sekarang kita berada sejauh 1 km dari rumah itu. Aku pikir kita harus pergi kesana untuk menemukan jawaban dari semua rasa penasaran ini."

"Ayo kita pergi sekarang," Beomgyu dengan cepat melahap daging dendeng itu sampai habis.

"Ah, tunggu. Ada satu lagi yang terlewat,"

"Apa?"

"Setiap pukul 9 malam.."

"Ada apa? Apa yang terjadi setiap pukul 9 malam?"

Taehyun terdiam sejenak. Kemudian ia malah mengurungkan kalimatnya, "Lupakan saja. Akan kuceritakan nanti. Ayo bersiap, kita akan pergi ke rumah itu."

Beomgyu hanya bisa menurut dan mengikuti Taehyun yang mulai menggendong tas ranselnya. Mereka pun menuruni tiap anak tangga hingga sampai ke lantai dasar karena elevatornya rusak.

Pagi itu, Taehyun mulai menjelajah kota lagi dengan teman barunya, tidak sendirian lagi. Mereka berdua pergi menjelajah kota sempit itu seharian penuh. Sesekali beristirahat sebentar sambil mengobrol atau mampir ke minimarket untuk mencari perbekalan.

Di sepanjang perjalanan itu Beomgyu hanya bisa terkejut dengan setiap pemandangan yang ia lihat. Semua gedung, rumah, tempat-tempat umum, semuanya mati, benar-benar tidak ada tanda-tanda kehidupan. Seakan-akan di dunia ini hanya ada mereka berdua.

Taehyun yang sudah tidak terlalu kaget dengan keadaan kota tersebut lebih fokus menatap layar ponselnya selama perjalanan untuk melihat sudah seberapa dekat posisinya dengan rumah. Sebenarnya Taehyun sudah tahu betul dimana letak rumah tersebut, namun sengaja terus-terusan berkeliaran, menunda waktu, karena masih belum sepenuhnya yakin untuk bertamu disana. Sehingga perjalanan itu berlangsung sampai malam.

Dan malam itu pun, perjalanan mereka mulai terkontrol, angka di ponsel semakin kecil pula, menandakan bahwa rumah semakin dekat. Padahal Taehyun bisa saja menemukan rumah itu hanya dalam 20 menit saja, tetapi ia terlalu banyak berpikir dan butuh waktu banyak demi meyakinkan dirinya untuk pergi ke rumah itu. Jadinya ia hanya berkeliaran di kota ini selama seminggu.

Ketika jam hampir menunjukkan pukul 9 malam, Beomgyu yang sedari tadi berjalan di belakang Taehyun itu terus mengganggu Taehyun dengan pertanyaan yang sudah disebutkannya berkali-kali, "Apa yang terjadi setiap pukul 9 malam?"

Pertanyaan itu terus keluar di sepanjang perjalanan tetapi Taehyun selalu mengabaikannya dan lebih fokus memperhatikan ponselnya karena rumah-nya semakin dekat. Tetapi Beomgyu juga tidak ada lelahnya meneriaki pria itu, "Rambut tomat! Apa yang terjadi setiap pukul 9 malam?"

Pertanyaan Beomgyu masih tidak terjawab sampai kedua anak muda ini tiba tepat di depan rumah yang besar dan terlihat paling mencolok dari rumah-rumah yang lain karena dari luar pun sudah terlihat bahwa lampu di dalam rumah itu menyala.

"Apa yang terjadi setiap pukul 9 malam?" tanya Beomgyu lagi yang ikut menghentikan langkahnya ketika Taehyun berhenti melangkah.

Taehyun memandangi rumah itu sejenak, baru setelah itu menoleh pada Beomgyu, "Aku tidak tahu pasti," jawabnya.

"Ceritakan apa saja yang kau tahu."

"Itu adalah kejadian di malam pertama ketika tersesat di kota ini. Ada makhluk yang menyerangku. Makhluk itu muncul setelah jam 9 malam."

Beomgyu mengecek jam di ponselnya dan sekarang sudah tepat pukul 9 malam. Kemudian ia bertanya, "Makhluk apa?"

Taehyun menarik lengan bajunya yang panjang dan menunjukkan sebuah luka di bagian dalam tangan kirinya. Itu adalah sebuah bekas luka berbentuk 4 garis lurus yang tidak simetris, seperti bekas cakaran hewan buas. Beomgyu sampai bergidik ngeri karena melihat lukanya yang sangat dalam.

"Menurutmu, makhluk apa yang serangannya bisa membuat bekas luka seperti ini?" tanya Taehyun.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

12 Juni 2020

TO BE CONTINUED--

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ








Seguir leyendo

También te gustarán

Reveal | The Boyz ✓ Por MAYA

Misterio / Suspenso

290K 70.8K 16
❝Ayo mengungkap siapa pelaku yang sebenarnya.❞
120K 33.9K 22
Dunia Il itu indah, indah sekali. Sayang, sejak masalah tiba semuanya semakin buruk. Semuanya disebabkan oleh kelompok misterius yang tak pernah dike...
387K 104K 18
❝ Ini bukan lagi permainan, tapi perang. ❞
The Phone | TXT ✓ Por MAYA

Misterio / Suspenso

1.4M 337K 35
❝Pick up the phone or you'll die.❞