Hi, Captain! [COMPLETED]

By niqceye_

27.2M 1.6M 367K

18+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang dua orang yang tidak mengenal, tiba tiba dijodohkan. Namun seiring... More

REYGAN ADITAMA
JENNIFER ALASYA
1|Kesan Pertama.
2| Berdebar
3| Look at her.
4 | Pilihan
5 | Tentang keduanya
6| Wedding day.
7| A night with you
8 | About caring
[REVISI] Feeling
[REVISI] Respect
[REVISI] Mulai berani
[REVISI] Keputusan
[REVISI] Broken
[REVISI] Satu permintaan
[REVISI] Pahit
[REVISI] A Regret
[REVISI] Unexpected
[REVISI] After all happened
[REVISI] A mistakes
[REVISI] A Chance
[REVISI] QuΓ­tatelo
[REVISI] Beginning
[REVISI] Heart Beating
[REVISI] Daily Routine
[REVISI] Meet Again & Feeling
[REVISI] A Happiness with you
[REVISI] Surprised
[REVISI] What's going on?
[REVISI] Honestly
[REVISI] Curious
[REVISI] True or False?
[REVISI] A Statement
[REVISI] Uncomfortable + CAST
[REVISI] Ardan and Rain
[REVISI] Salahkah?
[REVISI] Penyelesaian
[REVISI] Truth
[REVISI] Keputusan^
[REVISI] Sebenarnya ada apa?
[REVISI] Feeling good
[REVISI] Yay/Nay
[REVISI] U hurt Me
[REVISI] U Hurt Me^2
[REVISI] Apologize
[REVISI] Knowing
[REVISI] Knowing^2
[REVISI] Ingin Bertemu
[REVISI] Akhirnya bertemu
[REVISI] Kisah kita
[REVISI] Indonesia-Milan
[REVISI] Papi
[REVISI] Ketegasan
[REVISI] Finding you
[REVISI] Finally found you
[REVISI] Spend the time with you
[REVISI] Ragu dan rayu
[REVISI] The most beautiful day
[REVISI] A New Life Begin
[REVISI] Samudera Raga A
[REVISI] Raga & Reygan
[REVISI] Raga & Reygan^2
[REVISI] Happy Family
[REVISI] Happy family^2
[REVISI] Piccola Famiglia
[REVISI] Perfect day
[REVISI] Piccola Famiglia^2
Hi, Captain! : Last chapter
SEKUEL

[REVISI] A New Born

308K 16.2K 1.8K
By niqceye_

*****
Note : alur aku percepat, asli aku takut kalian bosen:")

Mungkin sekitar 2-3 chapter menuju ending.

*****
Jangan lupa vote. Happy reading💙

*****

Hari ini hari Sabtu, dan biasanya ketiganya akan bangun lebih siang, mandi dan makan serta bermalas-malasan seperti sekarang, karena Raga juga libur.

Jennie melirik ke arah jam dinding di kamar, matahari mulai masuk ke celah kamar, karena waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Sementara, Reygan masih berbaring menghadapnya sambil bertelanjang dada.

"Mami! Papi! Gaga is heree!"

Jennie terkekeh mendengar suara Raga yang tiap pagi selalu bangun, lalu pindah kamar dan kembali tertidur disamping Reygan. "Bentar Abang."

Jennie membuka connecting door lalu membiarkan Raga merangkak ke tempat tidur, bedanya Raga dengan Reygan adalah. Ketika tidur, Reygan lebih suka bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek selutut. Sementara, Raga lebih suka menggunakan singlet ketika tidur, karena lebih simpel.

Raga langsung berbaring di samping Reygan memeluk lengan Reygan lalu kembali memejamkan matanya.

Jennie melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri, kamarnya dipenuhi oleh perlengkapan anak keduanya karena kamar untuk anak keduanya belum dibuat oleh Reygan.
Rutinitasnya hanya itu-itu saja, berhubung juga perutnya yang membesar membuat Jennie susah bergerak. Pagi ini dia hanya memanaskan makanan yang dia bawah dari rumah orangtuanya.

Lama berkutat dengan dapur, terdengar suara cekikikan dari Reygan dan Raga yang berjalan menuruni tangga.

"Mami masak apa?"

Jennie yang sedang mencuci piring, mendongak menatap Raga yang berjalan di samping Reygan, keduanya sudah mandi dan sama-sama mengenakan kaos hitam.

"Hangatin makanan dari Oma kemarin. Nggak papa kan Bang?"

Raga mengangguk lalu duduk di kursi.

Jennie tersenyum ketika Reygan mengecup kening Jennie. "Morning my honey bunch!"

Jennie terkekeh. "Morning sayang!"

Raga hanya memutar bola matanya, lalu menegak air putih yang sudah disiapkan oleh Jennie.

Reygan duduk di meja, bersama Raga sementara Jennie masih menyiapkan makanan untuk mereka berdua. "Lho kamu nggak makan?"

Jennie menggeleng. "Kalian duluan aja, aku masih mau nyuci piring, takut numpuk."

Reygan diam, dan mengunyah makanan secara lambat, sambil menatap Jennie yang hendak beranjak dari duduknya.

"Udah makan dulu, cucian piring kan gampang. Ayo, duduk."

Jennie tampak ragu, tangannya masih dicekal oleh Reygan. "Nanti numpuk Mas, mulai banyak nanti."

Reygan ikut berdiri, memegang pundak Jennie. "Udah duduk ya, nanti aku bantuin cuci piring. Makan dulu."

"Iyaudah deh."

Seperti janjinya, Reygan benar-benar membantu Jennie mencuci piring. "Mau pake asisten rumah tangga aja?"

Semenjak, Raga bisa berjalan dulu, Jennie memutuskan untuk tidak lagi memakai asisten rumah tangga, karena dirasa Jennie bisa mengurus rumah sendiri, tanpa bantuan asisten rumah tangga.

Jennie menggeleng. "Ngapain? Nggak usah ah, ini cucian piring banyak, soalnya semalem kan aku nggak cuci piring."

Reygan membasuh piring, dan menyusunnya di rak. "Nggak papa, lho kalo misalnya, mau nyuruh aku bersih-bersih rumah. Serius."

"Masa gitu, kan tugas aku. Gimana sih."

Reygan terkekeh. "Kan kamu lagi hamil, suruh aja aku. Kamu duduk aja, santai-santai. Lagian, selama aku kerja, kamu bener-bener sendirian bersihin rumah."

Jennie mengangguk. "Iya, Raga juga sempet bantuin sih, cuman kan tetep aja akunya nggak tega, masih kecil Raga."

Reygan mengangguk. "Yaudah suruh aku aja, nggak papa kok, beresin rumah doang mah gampang."

Jennie terkekeh. "Nggak papa nih beneran? Makasih lho, pengertian sama aku."

Reygan terkekeh. "Iya dong, masa aku biarin kamu capek, sementara aku santai-santai."

Setelah mencuci piring keduanya kembali ke kamar, karena Raga ingin menonton film bersama, dan pilihan film mereka jatuh pada film animasi kesukaan Raga.

Raga duduk di tengah, sambil mengelus Momo yang juga di bawa ke atas kasur. Reygan dan Jennie sama-sama memegang kaleng berisi snack dan makanan ringan.

"Momo don't go anywhere!"

Reygan menghadang jalannya Momo sambil meluruskan kakinya. "Ambil Bang Momonya."

Raga berdiri sambil memeluk Momo, membawanya ke depannya lagi. "Momo, say hi, ini adiknya Abang! Hai, adiknya Abang!"

Jennie tersenyum. "Hai Abang, hai Momo."

Raga meletakkan Momo ke atas perut buncitnya lalu dielus oleh Jennie. "Adiknya Abang, kapan keluarnya Mami?"

"Belum tau Abang. Emangnya udah nggak sabar main sama adiknya Abang?"

Raga mengangguk sambil memegang perut Jennie yang bergerak itu. "Papi, adiknya bangun nih!"

Reygan yang berbaring menyamping, langsung mengelus perut Jennie. "Hai, anak Papi. Lagi ngapain nih?"

Raga mengecup perut Jennie. "Abang nggak sabar Mami!"

Reygan terkekeh. "Nanti jangan berantem sama adiknya, jadi Abang harus yang baik, jangan usil sama adiknya."

Raga mengangguk.

"Nanti, kalo dia lahir, berarti pas dong, kita punya sepasang. Iya kan Yang?"

****

Raga merasa tidurnya terusik, sesekali mendengar suara rintihan kesakitan. "Mami? Kenapa?"

Jennie merintih sambil meremas sprei tempat tidur. "Bangunin Papi Bang!"

Raga duduk di ranjang, mengguncang badan Reygan. "Papi! Bangun Mami sakit!"

"Hah?"

Raga menjambak rambut Reygan. "MAMI SAKIT PAPI!!"

Reygan langsung duduk tegap, melihat Jennie yang sudah berkeringat sampai meneteskan air matanya. "Mas, sakit.."

Reygan memakai kemejanya, "Abang ambilin tas Mami yang udah disiapin. Kita kerumah sakit sekarang."

"Iya Papi."

Reygan menggendong Jennie, sambil menggigit kunci mobilnya, menuruni tangga lalu mendudukan Jennie di sebelah kursi kemudi. "Mas, buruan.."

Raga langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, sambil membawa tas besar berisi perlengkapan Mami dan calon adiknya.

"Papi buruan! Mami nangis nih!"

Reygan melajukan mobilnya. "Bentar Bang, ini juga udah ngebut."

Raga menunduk sambil memegang ponsel Reygan, menunggu kedatangan Oma, Opa, Kakek dan Neneknya. Sementara, Reygan menemani Jennie di dalam ruangan, karena Maminya akan dioperasi.

"Raga!"

Bocah laki-laki itu menoleh ke arah Risa dan Sera yang berlarian, diikuti Prayoga dan Jordi di belakangnya. "Mami sama Papi di dalam?"

Raga mengangguk. "Nenek, Oma. Tadi, Mami kesakitan, Mami nggak bakal kenapa-napa kan? Abang takut."

Sera memeluk Raga, mengelusnya rambutnya. Bocah kecil yang mengingatkannya pada Reygan saat kecil. "Nggak apa-apa, Mami sama adik Abang baik-baik aja kok."

Raga mengangguk lesu, lalu melihat ke arah pintu, seraya berdoa agar Mami dan adiknya baik-baik saja.

*****

Reygan meneteskan air matanya, ketika melihat anak perempuannya menangis kencang. "Mirip kamu Yang."

Jennie terkekeh kecil, karena masih kelelahan. "Cantik ya?"

Reygan mengecup kening anak perempuannya. "Welcome to the world, baby."

Raga tersentak ketika pintu terbuka, disana ada Reygan yang tersenyum ke arahnya. "Papi, Mami mana? Adik Abang mana?"

Reygan berjongkok sambil mengelus kepala Raga. "Baik-baik aja kok Bang. Adiknya Abang perempuan. Cantik."

Raga memeluk Reygan. "Abang takut lihat Mami kaya tadi. Takut banget Papi."

"Mami sama adik Abang baik-baik aja kok, Abang jangan nangis. Nanti sama-sama lihat Mami ya?"

Raga mengangguk.

*****

Raga duduk di ranjang, sambil memegang tangan Jennie, dan melihat ke arah box bayi disana ada adiknya yang dibungkus kain pink. "Halo adiknya Abang!"

Raga mengelus pipi adiknya sambil tersenyum. "Cantik banget adiknya Abang."

Marsya juga berjinjit mencium pipi gembil sepupunya. "Mama, Aca mana adiknya?"

Anya memandang suaminya yang juga menatapnya. "Hah? Eh, kan udah ada Aca."

"Aca nggak ada temennya, Aca mau adik kaya Gaga." katanya sambil menunduk.

Jennie memandang ke arah kakak perempuan dan kakak iparnya. "Ini adiknya Aca juga kok, main sama-sama."

Marsya mengangguk. Lalu duduk di sebelah Raga. "Ga, cantikan Aca atau adiknya Gaga?"

Raga terdiam berpikir. "Adiknya Gaga lah."

"Ih! Waktu itu bilangnya, Aca auroranya Gaga!"

Raga terkekeh lalu merangkul pundak Marsya dan memandang adik perempuannya. "Dua-duanya cantik semua dimata Gaga."

Reygan tersenyum lalu mendekat ke arah ranjang istrinya. "Kamu mau kasih nama sayang?"

Jennie terdiam. Berpikir sejenak.

"Aurestella Kinar Aditama."

Reygan tersenyum, lalu mengecup kening Jennie lama. "Bagus namanya, kita panggil Kinar? Gimana?"

Jennie mengangguk.

Reygan tersenyum sambil menggendong anak perempuannya. "Welcome to the world, Kinar anak Papi."

*****

Raga merengek di pinggir kasur, sudah tiga hari Raga tidak berangkat sekolah, karena ingin dirumah bersama adiknya. "Abang nggak mau Papi, Abang mau dirumah."

Reygan berdecak. "Abang, kalo nggak sekolah, mau jadi apa? Nanti adiknya sedih kalo Abang nggak sekolah."

Raga terdiam, lalu menatap adiknya yang tertidur tenang. "Abang sekolah dulu ya, nanti pulangnya kita main sama-sama."

Jennie mengangguk. "Iya, sekolahnya yang rajin ya Abang. Biar Kinarnya seneng."

Raga mengecup kening Kinar. "Bye adik Abang! Nanti pulangnya kita main ya?"

Jennie menatap Reygan. "Hati-hati bawa mobilnya Mas, jangan ngebut."

Reygan mengecup kening Jennie. "Iya sayang. Anak Papi yang cantik, Papi anter Abang sekolah dulu ya?"

Reygan terkekeh ketika Kinar terusik karena dicium lama olehnya.

"Bye adik Abang!"

Jennie melambaikan tangannya."Bye Abang!"

****

Reygan menggendong Kinar, di pinggir kolam renang sementara Jennie sedang makan. "Kinar cantik banget lho."

Kinar menggerakkan tangannya karena sedang dijemur, mungkin karena sinar matahari.

"Mas, sama kamu nggak nangis lho."

Reygan terkekeh. "Udah dibilang pro nya sama aku. Iya kan?"

Jennie terkekeh. "Kamu makan dulu Mas, itu udah aku bawain."

"Suapin dong, udah lama nggak disuapin kamu. Aku jarang dimanja sama kamu."

Jennie terkekeh, lalu mengambil makanan Reygan dan menyuapi Reygan. "Mana sini buka mulutnya. Papinya manja banget."

"Daripada minta disusuin?" kekehnya bercanda.

Jennie memicingkan matanya. "Tuh kan, mesum terus. Otak kamu isinya tuh gitu terus ya?"

"Lihat kamu otomatis kaya gitu sendiri pikirannya. Kamu sih."

Jennie mencebikkan bibirnya. "Jangan sampe Raga denger, dia lagi banyak nanya."

Reygan terkekeh, sambil mengunyah dan menggoyang-goyangkan tubuh Kinar.

*****
Mau double update nggak? Bentar lagi selesai huhuuu:")

****

Kira-kira pemeran Raga waktu besar siapa ya? Cari visual susah banget:") tolong bantu ya gais💛

*****
Jangan lupa vote dan comment.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

See u next chapter ❤️

****

8 Mei 2020

Continue Reading

You'll Also Like

160K 7.1K 45
β€’completeβ€’ -ON REVISI- Saat doi bilang, ❝Janji ya, bantuin gue nembak dia❞ -dan saat hubungan hanya sebatas pertemanan memutuskan semua harapan-;frie...
2.6M 97.3K 64
[ #16 in teenlit 09/05/18 ] [ #240 in teenfiction 06/08/18 ] [ #1 In enemy 24/03/19] (beberapa part ada yang di private. silahkan follow terlebih...
273K 15.5K 33
[TERSEDIA DI DREAME] Cerita ini pernah saya posting pada tahun 2015, lalu saya selfpublish. Sekarang, cerita ini saya repost di wattpad. Selamat mem...
2.4M 35.7K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...