Hi, Captain! [COMPLETED]

Von niqceye_

27.5M 1.6M 368K

18+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang dua orang yang tidak mengenal, tiba tiba dijodohkan. Namun seiring... Mehr

REYGAN ADITAMA
JENNIFER ALASYA
1|Kesan Pertama.
2| Berdebar
3| Look at her.
4 | Pilihan
5 | Tentang keduanya
6| Wedding day.
7| A night with you
8 | About caring
[REVISI] Feeling
[REVISI] Respect
[REVISI] Mulai berani
[REVISI] Keputusan
[REVISI] Broken
[REVISI] Satu permintaan
[REVISI] Pahit
[REVISI] A Regret
[REVISI] Unexpected
[REVISI] After all happened
[REVISI] A mistakes
[REVISI] A Chance
[REVISI] QuΓ­tatelo
[REVISI] Beginning
[REVISI] Heart Beating
[REVISI] Daily Routine
[REVISI] Meet Again & Feeling
[REVISI] A Happiness with you
[REVISI] Surprised
[REVISI] What's going on?
[REVISI] Honestly
[REVISI] Curious
[REVISI] True or False?
[REVISI] A Statement
[REVISI] Uncomfortable + CAST
[REVISI] Ardan and Rain
[REVISI] Salahkah?
[REVISI] Penyelesaian
[REVISI] Truth
[REVISI] Keputusan^
[REVISI] Sebenarnya ada apa?
[REVISI] Feeling good
[REVISI] Yay/Nay
[REVISI] U hurt Me
[REVISI] U Hurt Me^2
[REVISI] Apologize
[REVISI] Knowing
[REVISI] Knowing^2
[REVISI] Ingin Bertemu
[REVISI] Akhirnya bertemu
[REVISI] Kisah kita
[REVISI] Indonesia-Milan
[REVISI] Papi
[REVISI] Ketegasan
[REVISI] Finding you
[REVISI] Finally found you
[REVISI] Spend the time with you
[REVISI] Ragu dan rayu
[REVISI] The most beautiful day
[REVISI] A New Life Begin
[REVISI] Samudera Raga A
[REVISI] Raga & Reygan
[REVISI] Raga & Reygan^2
[REVISI] Happy family^2
[REVISI] Piccola Famiglia
[REVISI] Perfect day
[REVISI] A New Born
[REVISI] Piccola Famiglia^2
Hi, Captain! : Last chapter
SEKUEL

[REVISI] Happy Family

341K 18.3K 2.7K
Von niqceye_

Samudera Raga Aditama.

****

Jangan lupa vote. Happy reading💙

*****

Jennie berulangkali menggandeng tangan Raga yang berlarian kesana kemari, lalu bocah yang belum genap berusia empat tahun itu kembali berlarian ke sana kemari, dan hampir beberapa kali menabrak orang karena mereka ada di bandara. Tiba-tiba saja, Raga ingin ikut menjemput Ayahnya, setelah biasanya ada supir pribadi yang ditugaskan untuk menjemput Reygan.

"Raga, Mami capek lho. Duduk sini, bentar lagi Papi dateng."

Bocah itu duduk di sebelah Jennie, sambil celingak-celinguk ke kanan dan kiri. "Mana Papi Mi?"

Jennie mengelus rambut Raga, sambil mengeluarkan ponselnya bermaksud menelpon Reygan. "Bentar lagi, kita tunggu sama-sama disini. Jangan lari-lari, nanti hilang lho."

Dengan patuh, Raga duduk sambil memainkan topinya yang kembar dengan yang Reygan pakai.

Mata Jennie menangkap Reygan yang baru saja keluar, memakai kacamata hitam, dan topi yang sama dengan Raga, terlihat Reygan celingak-celinguk mungkin mencari keberadaan supir pribadi yang biasa menjemput.

"PAPII!!"

Raga berlari kencang, lalu memeluk kaki Reygan sambil mendongak. "Miss you!"

Reygan terkekeh, lalu berjongkok, mencium kening Raga. "Papi miss you too!"

Raga terkekeh geli, saat Reygan menggendongnya berputar sambil menciumi pipinya.

"Eh, ada Mami."

Jennie memutar bola matanya, lalu tersenyum ketika Reygan mengecup keningnya lama. "Miss you sayang!"

Jennie membalas pelukan Reygan yang hangat, karena hampir tiga minggu Reygan bekerja, mereka hanya berkomunikasi melalui skype.

"Kok tumben, jemput?"

Jennie mengangguk. "Raga minta jemput kamu, minta makan siang bareng."

Reygan terkekeh, lalu menciumi pipi gembil Raga dan mengangkatnya ke lehernya, membuat Raga terkekeh geli. "Ayo, kita makan!"

Jennie memerhatikan interaksi Reygan dan Raga yang dia akui, sering sekali menarik perhatian orang-orang, seperti sekarang, ada yang mengagumi kelucuan Raga, atau mengangumi ketampanan Reygan yang memakai topi dan kacamata hitam.

"Mami? Let's go!"

Reygan dan Jennie berjalan beriringan sambil tertawa, sementara Raga memainkan topi Ayahnya yang sama dengannya.

*****

"Lain kali, nggak usah jemput aku sayang, apalagi nyetir sendiri. Ya?"

Raga yang sedang duduk langsung mendekat ke arah Reygan dan Jennie. "Gaga yang paksa Mami, tadi Gaga nangis dulu, biar Mami mau."

Raga lebih suka memanggil dirinya sendiri sebagai Gaga, karena lebih simpel, berhubung anak itu belum bisa melafalkan huruf R dengan jelas.

Reygan tersenyum, lalu berbalik menatap Raga. "Oh, Raga yang paksa ya? Lain kali, tunggu Papi pulang aja. Bahaya kalo nyetir sendiri, apalagi nggak ada Papi."

"Tapi, Gaga mau lihat Papi, Gaga udah miss Papi banyak-banyak!"

Reygan terkekeh, lalu mengelus rambut Raga dan kembali menghadap depan, sementara Raga berbaring tengkurap di kursi belakang, sambil menonton TV di belakang.

"Kerjaan kamu gimana Mas?"

Reygan tersenyum, lalu menoleh. "Baik kok, lancar juga, sempet sih, ada hambatan waktu mau landing, tapi untungnya masih bisa diatur."

"Hambatan? Bahaya nggak?"

Reygan terkekeh, "Nggak juga kok, biasa itu. Takut, aku kenapa-napa ya?" kekehnya.

Jennie memukul lengan Reygan. "Yaiyalah Mas! Gimana sih."

Reygan menggenggam tangan Jennie, lalu mengecupnya. "I'm oke. Tenang aja sayang."

Jennie mengangguk sambil tersenyum.

"Mau makan apa nih, jagoan Papi?"

Raga menoleh, lalu mendekat ke arah kursi kedua orangtuanya. "Beef steak!"

"Oke, kita meluncur!"

Jennie tertawa, lalu menatap Reygan yang semakin tampan, dengan rambut berponi itu.

****

Raga kembali berlarian setelah mereka sampai di tempat makan, membuat Reygan menggelengkan kepalanya. "Aktif banget dia,"

Jennie terkekeh. "Iya, tiap kamu kerja, bawaannya pengen telpon Papi terus."

Reygan merangkul pinggang Jennie, sambil berbisik. "Kalo Mami, kangen nggak sama Papi?"

"Kangen dong, masa nggak."

Keduanya berjalan, sambil tertawa, mengikuti Raga yang bahkan sudah duduk di salah satu meja, sambil menyengir.

Reygan tertawa lalu duduk didepan Raga. "Berani sendirian nih, anak Papi."

Raga terkekeh sambil melepas topinya dan meletakkannya di atas meja. "Iya dong, anak handsome, nggak boleh takut!"

Jennie tersenyum, lalu meminta buku menu. "Raga mau beef steak aja? Minumnya apa? French Fries nggak mau?"

Raga berpikir sejenak. "Minumnya alpukat Mi, mau itu apa tadi namanya? Kentang ya?"

Jennie terkekeh. "French Fries sayang."

"Iya itu lah pokoknya, Gaga mau."

Sementara, Reygan menatap Jennie yang masih membaca buku menu. "Kamu apa sayang?"

Jennie berdeham, "Aku samain aja kaya Raga, tapi minumnya jus buah naga aja."

Setelah waiters itu pergi, Reygan kembali menjahili Raga yang tidak henti-hentinya tertawa karena ulah Reygan, membuat Jennie tersenyum.

Tidak bisa dibayangkan juga ya, dulu apabila Jennie tetap egois, menjauh dari Reygan tidak memberi Reygan kesempatan, pasti anaknya tidak sebahagia sekarang, berusaha seperti apapun Jennie, tidak akan mampu menggantikan posisi Reygan sebagai Ayah Raga.

*****

Mobil hitam mewah milik Reygan, memasuki pekarangan rumah, setelah makan mereka memutuskan untuk mengikuti kemanapun Raga ingin pergi, dan pilihan anak itu, pada pasar malam dekat restoran.

Jennie turun dari pintu lalu membuka pintu untuk Raga, sementara Reygan mengambil barang dibagasi.

Reygan terkekeh melihat Raga yang menggandeng tangan Jennie sambil berceloteh masuk ke dalam rumah, anak itu memang tidak bisa diam. Kalau diam, paling hanya waktu tidur.

Jennie yang sedang memakai masker karena kulitnya yang dirasa kurang dia perhatikan belakangan ini, menoleh ketika connecting door terbuka, Raga dengan singlet oranye miliknya menaiki ranjang kedua orangtuanya, sementara Reygan sedang mandi.

"Mami itu pake apa?"

Jennie menoleh. "Masker, lucu kan?"

"Lucu, tapi kaya ghost pake itu. Tapi, lucu kok Mi." cengirnya.

Raga berbaring tengkurap, sambil menatap Jennie yang memakai headband di kepalanya. "Pake itu biar apa Mi?"

"Biar kulitnya bersih, seger. Kenapa?"

Raga berpikir sejenak. "Gaga mau dong Mi, biar makin handsome. Boleh Mi?"

Jennie berbalik, lalu terkekeh geli. "Beneran mau?"

Raga mengangguk semangat, "Kulit Gaga biar perfect!"

Jennie menghampiri Raga, lalu memakai masker untuk anak itu, mengingatkannya pada Reygan dulu yang dia masker dulu sekali. "Tiduran, biar Makin bikin maskernya."

Dengan patuh, Raga berbaring sambil memeluk guling, menatap Jennie yang sudah memakai masker.

Jennie tersenyum puas, saat masker dipakai Raga, ingin punya anak perempuan yang bisa dia ajak ber-skin care begini sepertinya.

"Dingin Mi, emang gini kan?"

Jennie mengangguk. "Iya, emang dingin gitu. Maskernya lucu kan?"

Raga terkekeh, lalu meraba pipinya. "Ini akan menambah ke handsome an Gaga kan Mi?"


Jennie terkekeh geli, lalu berbaring disamping Raga, sementara Reygan masih mandi.

Keduanya diam, mendengarkan musik dari speaker yang dinyalakan Jennie di kamar.

Raga diam, memandang foto pernikahan kedua orangtuanya. "Mami cantik banget di foto itu."

Jennie tersenyum. "Iya dong, harus."

"Itu di perut Mami, Gaga ya?"

Jennie mengangguk. "Iya, itu Gaga."

Keduanya kembali diam, karena masker semakin mengencang di kulit. "Muka Gaga kaya kaku gitu Mi. Ini nggak salah kan Mi?"

Jennie tertawa. "Nggak, Raga sayang. Bener kok. Mending diem dulu ya, nanti keriputan. Jadi nggak handsome."

Dengan patuh, Raga kembali menutup mulutnya sambil mengelus jari Jennie yang menggenggam tangannya.

Suara pintu kamar mandi terbuka. Reygan menahan tawanya, ketika menyadari anak dan istrinya sedang memakai masker.

"Raga, ikutan pake masker Mami?"

Anak itu hanya diam. Membuat Reygan mengernyitkan dahinya. "Raga?"

"Papi diem dulu, Gaga susah ngomong, kaku banget muka Gaga."

Reygan terkekeh, lalu duduk di ranjang berukuran luas itu, duduk ranjang di dekat anak dan istrinya.

Reygan terkekeh lalu mengambil satu sachet masker Jennie yang ada diatas meja rias perempuan itu. "Papi ikutan ah."

"Papi plagiat. Apa-apa ngikut!"

Reygan memeletkan lidahnya. "Biar Papi makin handsome lah, emang Raga doang yang bisa."

Jennie tertawa, lalu menggeser posisi tidurnya, sedikit ke arah Raga, sementara Reygan berbaring disamping Jennie, sambil menyesuaikan letak maskernya.

Raga tiba-tiba bangkit, membuat ranjang sedikit bergoyang. Jennie menoleh ke arah anaknya itu. "Ga, mau kemana sayang?"

"Gaga ditengah, Mami geser sini aja."

Reygan memutar bola matanya, lalu melipat tangannya didepan dada. Sementara, Jennie tertawa dan bergeser. "Kenapa sih Ga?"

Raga memejamkan matanya. "Biar Papi nggak kiss Mami. Gaga nggak suka."

Reygan dan Jennie saling menatap, lalu terkekeh. "Tau apa soal kiss anak Papi."

"Tau dong Papi."

Lima belas menit, ketiganya kompak mencuci muka. "Raga mau langsung tidur?"

Raga menggeleng. "Nonton yuk Mi, Pi."

Jennie menatap Reygan, menangkap sinyal dari suaminya, untuk menolak ajakan Raga. "Yuk."

Bahu Reygan merosot, padahal dia sudah mengirim kode untuk istrinya, tapi sepertinya Jennie pura-pura tidak mendengar.

Reygan menatap anak dan istrinya yang sudah duduk di ranjang dengan kaleng snack dan disamping nakas, ada susu cokelat hangat milik Raga, kopi susu milik Reygan, dan teh hijau untuk Jennie.

"Film ghost aja Pi!"

Reygan mengangguk pasrah, "Nanti Gaga takut lho."

"Gaga bobo sini kalo takut. Boleh kan Mi?"

Jennie menatap Reygan lagi, lalu mengangguk. "Iya, terserah Raga aja."

Reygan menggaruk pelipisnya, lalu duduk di ranjang, sementara Raga ditengah, sambil makan cemilan, menikmati film horor sesekali menutup matanya.

Tiga puluh menit berlalu, Reygan menatap Raga yang tertidur, menyandarkan kepalanya di lengan Reygan. "Udah tidur Mas, abis minum susu langsung tidur pasti."

Dengan semangat, Reygan mematikan TV, lalu menggendong Raga ke kamarnya. "Mas, Raga minta tidur disini lho."

Reygan menggeleng, sambil menyengir. "Nanti kita nggak bisa dong, malem ini."

Jennie terkekeh, lalu melihat Reygan menggendong Raga dan menidurkan anak itu ke kamarnya.

Tak lama Reygan kembali, wajahnya sumringah sekali. "Udah,"

Jennie mengangguk, lalu menatap Reygan tersenyum jahil ke arahnya. "Kenapa Mas?"

"Jadi kan?"

Belum sempat, Jennie menjawab Reygan mencium bibirnya, melumat, menggigit bibirnya. "Semenjak ada Raga, jadi susah mau berduaan sama kamu."

Jennie terkekeh. "Yaudah, ayo."

Reygan tersenyum, lalu mencium Jennie lebih menuntut, dan melakukannya setelah tiga minggu menahan diri.

*****
Stuck parah.Sorry, lagi buntu banget 🤧

*****
Jangan lupa vote dan comment.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

See u next chapter ❤️

*****

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

4M 30.1K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
1.4K 85 15
"Pondasi sebuah hubungan adalah kepercayaan, namun bagaimana jika hubungan berisi dua manusia yang memiliki masalah dengan sebuah kepercayaan?" - Men...
3.7M 116K 87
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž π‘©π’†π’“π’„π’†π’“π’Šπ’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’”π’†π’π’“π’‚π’π’ˆ π’˜π’‚π’π’Šπ’•π’‚ π’šπ’ˆ π’ƒπ’†π’“π’‘π’Šπ’π’…π’‚π’‰ π’Œπ’† 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’ 𝒅𝒂𝒏 οΏ½...
12.5M 919K 52
(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ "Jika laki-laki itu bisa mengancam akan mengeluarkan Queenzie dari kelas, Queenzie juga bisa mengancam a...