THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

601K 44.8K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

UNDER THE FULL MOON

2.8K 316 25
By gazella05ezra

...

"Sean?" Anna terkejut dengan siapa yang ia lihat, lelaki itu. "Sean kau di sini?"

"Anna?"

"Astaga Sean. Aku.." Gadis itu tak dapat berkata apa-apa lagi. Sean, tak salah lagi, lelaki di depannya itu adalah Sean. Ia benar-benar tak menduga.

Sementara untuk Sean sendiri, sama seperti Anna yang tak menyangka akan pertemuan itu, ia segera mengajukan pertanyaan dengan suara pelan. "Anna, bagaimana bisa kau ikut kemari?" Katanya sembari turun dari pagar setinggi satu meter di mana ia duduk.

Sean masih ingat benar saat menyuruh Anna untuk tak terlibat dengan semua ini, yang tentu demi keselamatan Anna sendiri. Lalu sekarang.. mereka bertemu kembali di sini?

Pemuda itu tak beranjak dari tempatnya saat Anna melangkah lebih dekat. Menghampirinya hingga jarak di antara mereka kini hanya sekitar tujuh kaki.

"Aku.. Ya, aku meminta ibuku, Natalie mengijinkanku ikut kemari." Jawab Anna.

Gadis berbalut blus putih dengan jacket kulit hitam itu kemudian terdiam beberapa saat. Entahlah, ia seperti tak sanggup berkata apa-apa lagi selanjutnya. Terlalu banyak hal yang ingin ia sampaikan pada lelaki muda di depannya sekarang selain menanyakan kenapa Sean sendiri tiba-tiba juga ada di atas kapal ibunya. Namun rasanya sangat berat, ia bahkan tak tahu harus memulai darimana.

Sean yang seakan tahu tentang kegelisahan Anna, hal-hal yang berkutat di pikiran gadis itu mengenai dirinya, juga terdiam ketika purnama di atas mereka membuat semuanya seolah makin berbeda.

Sean, mendadak merasakan lagi gelora besar dalam dirinya ketika memandang lebih jauh sosok Anna di bawah benda penerang tersebut. Kesunyian di antara mereka berdua menjadi celah yang tepat untuk energi besar tersebut terus merasuk selama mereka saling berhadapan.

"Harusnya kau tak kemari. Malam ini sangat berbahaya."

"Aku tak bisa lakukan itu."

"Kenapa?"

"Aku tak bisa meninggalkanmu begitu saja, Sean." Jawab Anna. "Selain aku ingin mengetahui kenyataan yang sebenarnya, tentang siapa saja orang-orang yang terlibat dengan kasus ini. Aku, aku juga tetap ingin melakukan apapun sebisaku, untukmu. Seperti yang pernah kukatakan. Aku tak ingin ibuku atau yang lain melakukan hal-hal buruk terus menerus. Aku sangat mengkhawatirkanmu. " Anna mendadak terdiam beberapa saat, menarik dan menghembuskan nafas sebelum menyambung kalimatnya lagi. "Aku.. Aku benar-benar tak bisa melepaskanmu, dalam pikiranku, Sean."

Sean membuang pandangannya ke lautan yang gelap mendengar itu. Kata-kata manis Anna, damn it! Sepertinya akan memperburuk kondisinya, hasratnya. Bukan saat yang tepat untuk berbicara dengan kata-kata mendalam seperti itu sekarang.

Sean menguatkan hatinya menoleh lagi pada gadis itu. "Terimakasih untuk kepedulianmu. Kalau begitu, jika kau benar-benar ingin membantuku, lebih baik sekarang kau pergi pada ibumu, tetaplah dekat dengannya. Minta pengawalan lebih untuk menjaga kalian berdua selagi kau mengawasi wanita itu, dan James, agar tak lepas kendali." Sean mundur selangkah, menjauhi Anna, beranjak dari sana dan hendak mencari tempat di bagian lain kapal untuk memfokuskan diri kembali pada apa yang akan terjadi malam itu. Namun, belum sempat ia melakukannya, Anna cepat-cepat menahannya.

"Sean," Gadis itu menggenggam tangannya. "Aku sudah bilang aku tak ingin meninggalkanmu. Bisakah kita tetap bersama? Kau takkan selamat jika mereka berhasil menemukanmu. Tapi, jika aku berada di pihakmu, di sisimu, setidaknya ibuku takkan berani melakukan apapun padamu. Bahkan mungkin, ia akan melindungi kita dari, Alexa. Yah.. Meski hanya untuk malam ini saja. Paling tidak kau bisa memiliki kesempatan lebih." Kata Anna. Untuk sejenak ia merasa bodoh karena tiba-tiba mengungkit tentang Alexa. Tapi sepertinya Sean sudah tak terlalu peduli. "Ayolah Sean. Jangan meninggalkanku lagi seperti sebelumnya. Ya?"

"Anna..-"

"Kumohon." Anna mempererat genggamannya, mengusap-usapkan perlahan permukaan ibu jarinya ke punggung tangan pemuda itu, mencoba meminta kepercayaan.

Mereka terdiam beberapa saat. Sean, jujur untuk sejenak ia cukup tersentuh dengan pernyataan Anna. Gairah dalam dirinya akan gadis itu makin besar berkobar. Sikap Anna, wajah Anna, suara lembut Anna yang terus-terusan mengiang di telinganya memohon kepercayaan. Ditambah lagi dengan sentuhan tangan itu, di saat Purnama seperti ini? 'Fuck!' Anna benar-benar berhasil menghanyutkannya.

Seperti telah kehilangan dirinya, Sean yang tanpa berkata apa-apa kemudian melangkah mendekati Anna. Melepaskan tangannya dari genggaman gadis itu dan mulai menggunakannya untuk, menyentuh wajah tirus yang terlihat makin memikat dari jarak dekat tersebut. Membelainya. Punggung jari telunjuk Sean menyentuh pelipis Anna yang kemudian turun perlahan-lahan hingga ke dagu. Menjamah begitu lembut layaknya seorang, kekasih.

"Sean kau..-"

"Kenapa kau lakukan ini padaku? Aku merasa sangat sulit." Kata Sean kemudian sambil membungkukkan badan makin dekat hingga membuat wajah mereka kini hanya berjarak beberapa centimeter saja.

Anna membatu. Tak tahu harus berkata apa saat Sean, Sean Alex, pria yang sangat ia sukai itu, entah kenapa tiba-tiba berlaku sangat intim. Membuat jantungnya berdetak lebih cepat terutama saat Sean, kemudian juga mendaratkan sebuah ciuman ke permukaan bibirnya.

Sean mencium Anna dengan lembut. Awalnya hanya berupa seperti kecupan, namun perlahan menjadi lebih intim. Tak menggubris rasa terkejut gadis itu, Sean terus saja memainkan ciumannya sembari tangannya menahan bagian bawah kepala Anna, tepat di bawah telinga agar posisi mereka sedikit lebih nyaman.

Anna pasrah dan memejamkan mata menerima serangan yang tiba-tiba itu. Sean, ia tak tahu apa yang membuat Sean mendadak melakukannya. Lelaki berdarah campuran itu menjadi sangat berbeda. Tapi kalau boleh jujur, setiap sentuhan yang mendarat tersebut, membuat Anna perlahan juga ikut menggila. Terutama jika mengingat perasaannya pada Sean yang terpendam selama ini.

'Sean..

#Baton Rouge 2016

"Sean.. Hei Sean, kau dengar ibu?" Alexa menghampiri anak kecil itu yang kini duduk di tepian tangga di belakang rumahnya, bocah lelaki kurus yang hampir lima belas menit membuang pandangannya ke langit malam.

"Ibu?"

"Sayang, apa yang kau lakukan di sini? Cepat masuk ke dalam rumah. Ini sudah malam."

"Ibu kau lihat bulan di atas sana?" Sean-kecil, dengan tangannya yang memucat, menunjuk ke langit. Pemandangan benda langit yang indah yang seakan berpadu dengan hijaunya rumput taman belakang rumah mereka di bawahnya.

Alexa duduk di sebelah putra mungilnya dan ikut memandang ke atas. "Ya, ibu lihat. Kenapa?"

"Bulan itu tampak berbeda malam ini."

"Itu bulan Purnama Sean."

"Bulan Purnama?"

"Ya, Purnama. Dia hanya muncul di saat-saat tertentu, dan dia memiliki energi yang kuat." Kata Alexa lalu memperhatikan putranya. Tangannya meraih rambut Sean dan mengusap-usapnya lembut.

"Energi yang kuat?"

"Benar, sangat kuat. Namun juga berbahaya. Kau tahu? Sebenarnya, dia sangat jahat nak." Wanita itu setengah berbisik ke telinga Sean seperti seseorang yang sedang membicarakan orang lainnya.

"Kenapa? Kenapa sangat jahat?"

"Karena jika dia muncul seperti malam ini, banyak manusia dan hewan di luar sana akan berubah sikap." Alexa menggeser duduknya lebih dekat, setengah memeluk tubuh kurus Sean di antara lengan dan dadanya.

Sean mendongak ke arah wajah ibunya. "Berubah seperti apa bu?"

"Percaya atau tidak, menurut catatan kepolisian di negara bagian lain, tindak kriminalitas selalu meningkat di malam-malam Purnama. Artinya, manusia, bisa menjadi sangat jahat saat Purnama seperti ini berlangsung. Orang-orang berubah menjadi jahat dan menyakiti yang lain, karena-dia."

"Apa ibu juga akan berubah menjadi jahat di malam purnama? Aku tidak mau ibu jadi jahat dan menyakitiku." Kata Sean dengan polos.

Alexa terdiam beberapa saat, memandangi putra kecilnya itu sejenak sebelum memulai kalimatnya lagi. "Bagaimana denganmu? Kau sendiri, apa juga akan berubah, Sean?"

"Aku tidak akan berubah. Aku tidak ingin jadi jahat. Aku anak baik."

"Anak baik? Ouh, hebat." Alexa mengecup kening Sean, membuat bocah itu tersenyum bangga sebelum ia menyambung lagi kalimatnya. "Yah.. Mungkin kau takkan berubah menjadi jahat seperti yang dialami-manusia di luar sana. Tapi, bagaimana jika perubahan yang kau alami justru menjadi seperti, hewan?"

"He-wan?"

"Ayo bermain sebentar sayang. Anggap kau justru akan berubah menjadi seperti hewan. Sebagian diriku tak berharap ini sungguh terjadi. Tapi ayo kita berandai sejenak. Bagaimana jika kau justru berubah menjadi seperti hewan yang tinggal di laut dalam, yang belum banyak dipercayai orang keberadaannya. Yang bisa jadi sangat menguntungkan, untukku, James dan Natalie, jika kami berhasil mendapatkanmu di purnama ketiga seperti ini."

"Hewan apa itu bu?"

"Siren. Sejenis siren. Apa yang kau lakukan untuk perubahan gejolak dalam dirimu itu? Sebagai laki-laki, ibu yakin, kau pasti tidak akan bisa MELAWAN." Alexa tertawa.[]


Continue Reading

You'll Also Like

652 150 7
kita yang sejak kecil sudah dipaksa untuk sempurna dalam segala aspek apapun, mulai dari orang tua dan orang-orang yang disekitar kita. Ia pun terku...
79K 1.3K 9
Vampire-Romance Elin, seorang wanita yang dengan senang menjalani hidupnya secara normal. Namun semua itu harus berubah ketika ia bertemu seorang Vam...
24.4K 3.2K 38
Sebagian orang bertanya, siapa itu Romeo? Dia bukan pangeran yang memiliki kisah indah seperti di dongeng. Semua orang mengetahui namanya, tapi tidak...
1.7K 351 23
Gissel yang selalu membuat keadaan menjadi buruk. Sifat kecemburuannya itu membuat orang benci dengannya. Terlalu sayang, takut kehilangan itu lah Gi...