Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOL...

By hanwistereia

32K 5.2K 1.9K

"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini... More

00 : prolog
01 : new page
02 : another side
03 : as if it's
04 : inner
05 : mood
07 : play date
08 : all day long
09 : move on? system not found
10 : don't die
11 : I like him
12 : focus
13 : lunch
14 : thinking out loud
15 : day and night
16 : pleasure
17 : like always
18 : conversation
19 : followed
20 : boy-space-friend
21 : reason
22 : let it all go
23 : sweet talking
24 : attached
25 : Cause I'm Envy
26 : coming home
27 : from home
28 : for home
29 : hands on me
30 : next to you
31 : meet up
32 : sick
33 : almost ended
34 : just a dream
35 : how it's ended
36 : summer break
37 : affirmation
38 : another page
39 : roommate
40 : bothered
41 : daily of college
42 : dating on the festival
43 : dating on the festival (2)
44 : two is better than one
45 : confident
46 : under control
47 : who's knows?
48 : he knows
49 : tossed around
50 : the bitter part of life

06 : Jongho

729 130 36
By hanwistereia

salah paham ini akan segera terselesaikan





❏❏❏




"Kita itu... apa?"

Beomgyu ingat. Hari itu bukan hari kerja, alias weekend, tapi Beomgyu punya keperluan di kampus sehingga mau tak mau dia pergi ke kampusnya. Jarak yang tidak terlalu jauh dari asrama membuatnya bersiap seadanya. Hanya celana training, kaus, dan jaket. Beomgyu bahkan belum mandi hari itu, cuman mencuci muka dan gosok gigi.

Tapi mereka bertemu. Setelah beberapa hari sebelumnya Beomgyu memang sengaja menghindar, sebab hatinya resah. Diburu tanya oleh isu-isu tak bertanggungjawab tapi sarat keyakinan. Atau memang nampak demikian karena Beomgyu sedang dalam efek 'digantung'?

Tidak mengenakkan sama sekali. Satu-satunya yang Beomgyu bisa lakukan adalah membuang egonya dan melempar tanya.

Mereka saling bertatapan. Ada jeda menggiring, tak lama seperti yang Beomgyu kira. Dia telah disuguhkan jawaban yang... berupa balik tanya.

"Teman... kan?"

Anjing.

Beomgyu membuka matanya. Seiring dengan kepalanya terangkat, kepalanya ikut pusing. Bengong sejenak menyadari kalau lampu kamarnya masih terang benderang. Layar laptop di depannya mati, tapi tombol power berkedip putih tanda kalau benda itu masih aktif.

Anjir, ketiduran. Beomgyu menggosok matanya yang perih karena dipaksa melek. Kemudian menyalakan lagi laptopnya.

Gak bisa dia langsung balik sama tugasnya yang 'sedikit' lagi kelar. Nyawanya belum terkumpul. Jadi dia mencari ponselnya, meraba-raba di meja... gak ada.

Beomgyu berputar di kursi mengarah ke kasurnya. Ada, ponselnya itu tepat di tengah kasur. Diraihnya tanpa beranjak dari kursi, takut malah balik tidur lagi kalau dia sempat rebahan.

Ada chat dari beberapa orang masuk beserta notifikasi lainnya. Beomgyu cuman membaca dari Jeongin.

Dasar, mentang-mentang temen-_-

Tapi tetap saja Beomgyu balas.

Lupakan Jeongin. Mending Beomgyu menyelesaikan tugasnya yang emang tinggal nambah-nambahin dikit biar sreg sama ngerapihin. Habis itu, langsung dia kirim ke Jeongin dan lanjut pergi tidur beneran setelah cuci muka di wastafel. Biar makin nyenyak pikirnya kalau kena air adem. Aneh sih, tapi ya udahlah.


❏❏❏


Paginya, karena kelas pertamanya dimulai agak siang, Beomgyu menyempatkan diri berlama-lama buat mandi dan keramas. Sekalian buat menjernihkan isi kepalanya.

Dan biasanya kalau kelamaan di kamar mandi tuh, otak malah kepikiran beraneka macam.

Kemarin ayam gorengnya pedes tapi enak.

Kak Jongho tuh udah ngebalikin sapu belum sih? Kayaknya udah deh kemarin pas gue baru balik asrama.

Pengen makan ramen tapi masih pagi.

Apa gue pacarin aja ya kak Jongho? Ganteng juga kok. Tapi masalahnya gimana cara PDKT-nya coba? Tauk ah, ngaco.

Goblok banget sih gue kemarin mau marah-marah ke Junseo padahal dia gak salah apa-apa.

Pengen rebahan lagi...

Dan semuanya buyar ketika Beomgyu lagi bilas rambut, tiba-tiba—pets

"FAK?!" pekiknya spontan.

Lampunya mati.

Gak tahu deh, lampunya atau listriknya yang mati. Pokoknya Beomgyu buru-buru bilas—untungnya air tetap nyala—dan bungkus badan pakai handuk. Saklar lampu kamar mandi ada di luar pintu, persis di sebelahnya.

Beomgyu coba nyalain saklar lampu lain dan nyala. Berarti cuman lampu kamar mandinya doang yang mati.

"Kambing, bikin panik aja lo lampu." omelnya sambil jalan pelan karena takut kepleset, soalnya gak sempat ngeringin kakinya dengan benar karena keburu panik.

Beomgyu gak kepleset, tapi pas buka lemari pakaian karena terlalu semangat malah kepentok ke mukanya sendiri. Jduk! "Anjrit—"

Beomgyu menangkup wajahnya sendiri sampai membungkuk. Man, sakit banget kalau kepentok gak sengaja tuh (lagian juga ngapain kepentok disengaja).

Yah, bodoh.


❏❏❏


"Gue kira hari ini hari baik."

"Maksudnya?"

"Tapi kayaknya enggak. Tadi pas gue mandi lampu tiba-tiba mati, pas buka lemari malah kepentok, pas jalan turun tangga di asrama ternyata tali sepatunya lepas terus keinjek eh gue jatuh—untung gak ada orang lewat. Terus pas beli sarapan di koperasi gue salah ngasih duit dan mau pergi gitu aja. Pas buka botol minum sambil jalan ke kelas, botol minumnya malah lompat dari tangan. Heran, sumpah, heran gue tuh."

"Jangan sampai Beomgyu lupa kirim tugas ke e-mail pak Yoongi." sahut Jiheon.

"Gak gak, tadi pagi gue udah ngecek lagi di laptop sebelum berangkat. Pas di lift mau ke kelas juga gue cek lagi lewat ponsel, tapi gegara itu gue malah nabrak orang di depan terus ponsel gue jatuh dan hampir kejepit pintu lift."

"Apes banget lo, masih pagi juga." komentar Jeongin.

"Enak aja, lo jangan ngomong yang jelek-jelek! Ngedoain lo?"

"Iya, iya, Beomgyu cuman lagi kurang baik aja, gak apes kok." kata Jiheon biar temannya gak pundung. Bete seharian, bisa repot lagi kayak kemarin.

Ralat deh, gak repot tapi bikin awkward.

Gak lama kemudian, sang dosen datang memutuskan obrolan semua mahasiswa di kelas. "Selamat pagi."


❏❏❏


"Bosen gak sih lo pada makan di kantin mulu?"

Jiheon mengangguk. "Tapi kalau mau makan di luar jauh, soalnya hari ini kelas selanjutnya jam 1 dan kita baru bubaran jam 12."

"Tapi kalau makan jajanan juga gak kenyang." sahut Beomgyu.

"Lo mah makannya dikit lagian."

"Nah iya, makanya susah di elo Jeong, makannya sebaskom."

"Kampret." Jeongin ngetekin Beomgyu.

Akhirnya mereka memutuskan melipir ke kantin umum. Gak perlu jauh-jauh meninggalkan kampus, lumayan bisa cuci mata dengan lihat pemandangan berbeda.

"Tuh, tuh, kan ada anak geologi. Cakep banget tapi gondrong." tunjuk Jiheon ke seorang cowok yang sedang melepas jaket himpunannya.

(maap mas hwiyoung numpang lewat buat cuci mata)

Hm, kalau kata Beomgyu sih, "Ketampanan yang hanya untuk dinikmati, bukan dimiliki."

"Hiya hiya hiya," Jeongin malah ngeledek.

Beomgyu selesai makan duluan. Selain dia makannya sedikit, dia juga makannya cepat.

Karena jiwa petakilannya kental banget, Beomgyu gak bisa cuman diem ngelihatin temennya. Tangannya meraba-raba memegangi benda yang ada di sekitarnya. Iseng juga dia masukin tangan ke kolong meja dan ngerasa ada sesuatu, dia pun melongok ke sana.

"Cari apaan sih?" tanya Jeongin sambil nyuap.

"Gak tahu, iseng." Beomgyu muncul lagi kali ini dengan sebuah buku, mirip laporan praktikum dan sepertinya memang iya.

Choi Jongho
Kelas C
19020127

"Apaan tuh?" tanya Jiheon.

"Buku, iseng nemu, punya kating (kakak tingkat) kayaknya." jawab Beomgyu sambil buka-buka lembaran yang berisi tulisan ceker ayam—alias, jelek banget tulisannya. Maaf ya kak Jongho.

Jongho... Choi Jongho... Jongho yang sama kayak tetangga gue bukan ya? Kalau iya mau gue balikin, itung-itung amal...

Beomgyu pun menyimpan buku tersebut ke dalam tasnya.

"Kok lo bawa? Kenal sama yang punya."

Beomgyu mengangkat bahu. "Mungkin."


❏❏❏


"Jeong, pulangnya gue bareng." kata Beomgyu sambil nahan lengan temannya.

"Lo mau main ke rumah gue?"

"Kaga, gue mau beli lampu, kan dibilang lampu kamar mandi mati."

"Oh... Jiheon ikut nggak?"

"Enggak, gue mau nonton drama." Jiheon menggeleng.

"Ya udah, kita duluan. Bye!" Beomgyu melambai kemudian merangkul Jeongin supaya jalan beriringan. "Lo mau ikut nemenin beli lampu gak?"

"Boleh, sekalian jalan-jalan. Gabut gue." Jeongin mengangguk, tapi tak lama kemudian ponselnya berdering. Panggilan telepon masuk membuatnya melepas diri dari rangkulan Beomgyu. "Halo, ma? Ah, iya... ini baru pulang... iya ma."

"Gyu, sorry, gue gak jadi ikut lo. Mama nyuruh langsung pulang."

"Kenapa?"

"Gak tahu," Jeongin menatap ponselnya agak gusar. "nanti gue kabarin lagi."

"Oke, hati-hati."

"Iya, lo juga Gyu!"

Beomgyu mengacungkan jempol. Dilihatnya Jeongin berbalik menuju jalan yang lebih besar. Bukan ke arah halte bus, sepertinya Jeongin bakal naik taksi. Berarti memang sesuatu yang agak serius.

Beomgyu cuman berharap semoga gak terjadi hal buruk saja.

Akhirnya Beomgyu pun pergi sendiri dengan berjalan kaki. Setelah menghabiskan waktu berjalan kaki sekitar 15 menit, Beomgyu memasuki sebuah toko yang menjual banyak perabot dan—tentu saja—lampu.

Beomgyu berkeliling di dalam toko. Sengaja, sekalian lihat-lihat barang, memang segabut itu dia. Pas di bagian rak berisi lampu juga dia malah bengong lihatin lampu. Mikir; enaknya yang bentuk apa ya? Pipih atau bulat?

"Eh, elo..."

Sebuah suara menginterupsi membuat Beomgyu menoleh. Seseorang menunjuk ke arahnya. "Kak—"

Orang itu menghampiri. "Beomgyu bukan sih?"

Ya ampun, perasaan Beomgyu sering banget ketemu kak Jongho ini.

Beomgyu nunduk memberi salam. "Iya kak."

"Ngapain?" dia mendekati Beomgyu di sampingnya.

"Beli lampu kak, buat di kamar mandi, tadi pagi mati."

"Oh..." Jongho menjawab pendek.

"Kak Jongho ngapain di sini?"

"Hah?" Jongho mengerjap menatap Beomgyu.

"Kakak mau beli apa?" Beomgyu malah mengulang pertanyaan.

"Oh... sapu, dek. Kan dipatahin sama temen gue kapan tau."

"Oh..." Beomgyu mengangguk paham.

Di sebelahnya, Jongho menatap lekat ke Beomgyu. "Dek—"

"Oh iya kak!" Beomgyu tiba-tiba noleh dan motong ucapan. "Tadi gue ke kantin umum terus nemu buku punya kakak."

Alis cowok berlesung pipi itu terangkat sebelah. "Punya gue? Di kantin?"

"Iya, mungkin, gak tahu sih. Coba cek NIM-nya," Beomgyu memutar tasnya dan mengeluarkan buku yang tadi dia temukan dan menyerahkannya.

Langsung diterima cowok di depannya. Ditatapnya sampul depan buku itu. Dia melirik Beomgyu di depannya yang menatap polos.

"Bener kan punya kakak?" Beomgyu berkedip dan—untuk alasan lain—Jongho hampir terbahak tapi dia cuman tersenyum geli sampai ke matanya.

"B-bukan ya kak?" kalau melihat gelagatnya, Beomgyu rasa dia salah.

Jongho menggeleng, dia gak tahan mau ketawa. "Bener kok ini punya Jongho, tapi..." ucapannya menggantung karena tawanya pecah seketika.

Beomgyu gak ngerti, tapi dia merasa dibegoin karena kak Jongho ini ngetawain dia. Gak jelas gitu woi, KENAPA?????

"Sorry, sorry, aduh gak tahan... lucu banget sih."

Beomgyu tersenyum kaku. Ini dia muji atau ngehina sih???

"Makasih, soal bukunya. Tapi—aduh, bingung gue ngomongnya dek, ya ampun... Gini, gue bukan Choi Jongho yang nawarin kimbab pas di grup chat itu. Gue temen sekamarnya."

"H-ah?"

"Lo salah ngenalin dek, gue temen sekamarnya Jongho yang kebetulan ngasih kimbab-nya Jongho ke elo."

"Hah?"

Si bukan-Jongho itu menghela napas dalam diam. Okay... dia maklum. Pasti cowok di hadapannya ini syok.

"Gue bukan Choi Jongho, dek."

"H-hah?" Beomgyu masih memproses informasi. "Sumpah?"

"Sumpah."

"ANJIIIIIIR!" serunya spontan sambil melotot horor. Saking kerasnya sampai orang lain menoleh ke arah mereka. "SUMPAH KAK?" tanyanya lagi.

"....iya."

"FAK!" Beomgyu menjerit dan tiba-tiba berjongkok di tempat sambil menutup muka. Dalam hati udah merapalkan misuhan.

"Malu banget ya?" dia menunduk ke bawah.

"IYALAH," pake nanya! Masih sambil menutupi wajahnya. Kemudian dia mengintip lewat celah jarinya. "Te-terus lo siapa kak?"

"Hhm... kalau lo nanyanya siapa, 'gue temen sekamarnya Jongho', tadi udah bilang sih. Tapi kalau lo nanya nama, gue Choi Soobin."

Aaahhh, gile gile gile. Mau melebur jadi debu di rak aja rasanya.

Lagi, Beomgyu mengintip lewat celah jarinya. "Sumpah lo kak gak tipu-tipu olshop???"

"Lo mau lihat KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) gue, dek?"

Ahsjamhskandlal, nyebelin banget ih! Beneran Beomgyu pengen berubah jadi amoeba aja!

Beomgyu masih bertahan di posisinya, dan bukannya bantu berdiriin Beomgyu, Soobin malah ketawa. "Ya udah sih dek, kan sekarang udah tahu." dia malah lihat-lihat lampu kemudian mengambil salah satunya dan menunjukkannya pada Beomgyu di bawah karena masih jongkok. "Lo jadi beli lampu gak? Yang ini nyalanya bagus, gue biasanya pakai yang ini dan gak terlalu mahal pula."

Beomgyu masih cuman melirik lewat celah jari. "Anjir, gak tahu lah kak, gue malu banget. AAAAAAAAA, goblok banget sih gue!? Gobloknya sumpah alamiah banget. Jernih dan natural kayak air mata pegunungan!"

Soobin terbahak mendengarnya. "Ya udah, sini gue ikutan jongkok biar lo gak malu banget." Soobin beneran jongkok di hadapan Beomgyu.

"Ahelah! Bukan gitu maksudnya!"

"Yah... terus gimana dong?" Soobin malah bertopang dagu dengan satu tangan.

"Tahu ah!"

"Udahlah, sini bangun, gue traktir es krim deh biar lo seneng."

Beomgyu gak menyahut. Kalau keadaannya bukan gini, mau aja dia mengiyakan penawaran Soobin. Tapi kan—ASDFGHJKL.

Perlahan, Beomgyu menurunkan wajahnya dan menemukan Soobin telah berdiri dan membungkuk sambil mengulurkan tangannya. "Ayo, sini,"

Jantung Beomgyu berdebar kencang. Campuran malu, kesal, dan agak senang—berharap semoga beneran ditraktir es krim. Dia pun menerima uluran tangan Soobin. "Makasih," lirihnya.

"Iya. Nih, lampunya." Soobin memberikan lampu yang diterima Beomgyu dengan dua tangan.

"Nah, sekarang temenin gue cari sapu. Habis itu gue beliin es krim sekalian pulang, yak."

Beomgyu gak menyahut, meski pun Soobin menggandeng tangannya dan menariknya menuju bagian kebersihan. Di dalam otaknya cuman terpikirkan satu hal;

How to be cicak di dinding? Agskwksklakl.


###

[26 April 2020]

Dialogue seharusnya (?):

"Sorry sorry, aduh gak gatahan... (Lo) lucu banget sih (dek Beomgyu)."
[tergelak pelan dengan kegantengan paripurna]

Akhirnya Soobin dikenali dengan benar :')

Continue Reading

You'll Also Like

57.2K 5.9K 19
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
478K 36.4K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
608K 60.8K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
189K 9.2K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...