Hi, Captain! [COMPLETED]

By niqceye_

27.5M 1.6M 368K

18+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang dua orang yang tidak mengenal, tiba tiba dijodohkan. Namun seiring... More

REYGAN ADITAMA
JENNIFER ALASYA
1|Kesan Pertama.
2| Berdebar
3| Look at her.
4 | Pilihan
5 | Tentang keduanya
6| Wedding day.
7| A night with you
8 | About caring
[REVISI] Feeling
[REVISI] Respect
[REVISI] Mulai berani
[REVISI] Keputusan
[REVISI] Broken
[REVISI] Satu permintaan
[REVISI] Pahit
[REVISI] A Regret
[REVISI] Unexpected
[REVISI] After all happened
[REVISI] A mistakes
[REVISI] A Chance
[REVISI] QuΓ­tatelo
[REVISI] Beginning
[REVISI] Heart Beating
[REVISI] Daily Routine
[REVISI] Meet Again & Feeling
[REVISI] A Happiness with you
[REVISI] Surprised
[REVISI] What's going on?
[REVISI] Honestly
[REVISI] Curious
[REVISI] True or False?
[REVISI] A Statement
[REVISI] Uncomfortable + CAST
[REVISI] Ardan and Rain
[REVISI] Salahkah?
[REVISI] Penyelesaian
[REVISI] Truth
[REVISI] Keputusan^
[REVISI] Sebenarnya ada apa?
[REVISI] Feeling good
[REVISI] Yay/Nay
[REVISI] U hurt Me
[REVISI] U Hurt Me^2
[REVISI] Apologize
[REVISI] Knowing
[REVISI] Knowing^2
[REVISI] Ingin Bertemu
[REVISI] Akhirnya bertemu
[REVISI] Kisah kita
[REVISI] Indonesia-Milan
[REVISI] Papi
[REVISI] Ketegasan
[REVISI] Finding you
[REVISI] Finally found you
[REVISI] Ragu dan rayu
[REVISI] The most beautiful day
[REVISI] A New Life Begin
[REVISI] Samudera Raga A
[REVISI] Raga & Reygan
[REVISI] Raga & Reygan^2
[REVISI] Happy Family
[REVISI] Happy family^2
[REVISI] Piccola Famiglia
[REVISI] Perfect day
[REVISI] A New Born
[REVISI] Piccola Famiglia^2
Hi, Captain! : Last chapter
SEKUEL

[REVISI] Spend the time with you

301K 17.5K 4.6K
By niqceye_

*****
Jangan bosan ya, ada notif cerita ini terus:(

****
Jangan lupa vote okaii🌟

*****
Happy reading💙

*****

Air mata Reygan menetes begitu saja dari pelupuk matanya, Reygan jatuh berlutut didepan Jennie, menangisi nasibnya yang miris dan menyedihkan.

Jennie mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ternyata mereka menjadi pusat perhatian. Dengan agak susah karena perutnya yang membesar, Jennie berlutut didepan Reygan mengusap rambut Reygan yang berantakan tapi membuat kesan tampan pada mantan suaminya itu.

"Reygan?" katanya lembut.

Laki-laki itu terdiam, lalu menatap Jennie yang tampak sangat cantik dimatanya. "Kenapa? Kenapa secepat ini?" katanya lirih.

Jennie tidak menjawab, dia menggandeng tangan Reygan, membawa laki-laki itu ke taman kota, dekat dengan danau dan hamparan rumput yang hijau. "Gan, waktu terus berjalan, dan kamu nggak mungkin stuck kaya gini. Hidupmu harus terus berjalan, tanpa adanya aku."

"K-kenapa secepat itu kamu lupain aku? Semudah itu cari pengganti aku?"

Jennie menunduk, mengulum bibirnya. Lalu mendongak menatap Reygan. Tatapan mata laki-laki itu kosong, tampak sangat terpukul.

"Kamu cepat cari pengganti ku, tapi aku susah buat lupain kamu, aku hancur, aku sendirian. Orang tua aku, nggak tau dimana sekarang. Hidupku hancur benar-benar hancur. Nggak ada artinya."

Jennie mengernyitkan dahinya. "Papa Mama kemana? Kenapa kamu nggak tau mereka dimana sekarang?"

"Aku berantem sama mereka, karena mereka nggak mau aku cerai sama kamu, dan aku nggak dengerin kata mereka. Mereka nggak mau ketemu aku, mereka marah, dan benci sama aku. Dan, kata bodyguard Papa, mereka pergi. Ninggalin aku tanpa sepatah katapun."

Rasa kasihan, iba benar-benar merasuk dalam diri Jennie, hatinya trenyuh, bagaimanapun Reygan adalah orang dari masa lalunya, dan kedatangannya kesini juga karena Jennie.

"Gan, aku nggak tau mau ngomong apa, tapi yang harus kamu tau, nggak ada orang tua yang benci sama anaknya. Kamu sabar ya, tetap baik-baik aja ya Gan."

Reygan menoleh, menatap Jennie. "Buat apa aku baik-baik aja? Kalau ternyata hidup ku hancur berantakan. Nggak ada gunanya lagi Jen, aku hidup. Nggak guna."

Jennie langsung membawa Reygan ke dalam pelukannya, mengelus kepala Reygan yang perlahan terisak. Demi apapun, disini Jennie merasa bersalah atas hancurnya Reygan.

Reygan memeluk pinggang Jennie, dia tidak kuat lagi berpura-pura baik-baik saja, yang dia butuhkan pelukan dari orang-orang yang dicintainya.

Dan, dia dapatkan itu hari ini.

"Jangan kalah dengan keadaan Reygan, kamu harus buktikan kamu kuat." katanya sambil tersenyum tipis menatap Reygan.

Reygan menggeleng. "Jen, jangan pergi ya? Temani aku disini, jangan pernah pergi lagi."

*****

Perasaan Jennie benar-benar ragu sekarang, semenjak mengetahui keadaan Reygan, dia benar-benar kasihan, dan tampaknya Reygan benar-benar menikmati waktunya bersama Jennie. Perlahan, Reygan tersenyum bahkan tertawa, karena Jennie menghabiskan waktu bersamanya hari ini.

"Ih gerak!" katanya girang sambil mengelus perut Jennie dengan senang.

Laki-laki itu mengajak berbicara calon bayinya, memang ini bukan kali pertama anaknya bergerak seperti ini. Tapi, melihat Reygan segirang ini membuat Jennie tersenyum.

"Kalau laki-laki ganteng kaya aku, kalau perempuan pasti cantik kaya kamu."

Jennie terkekeh, tangannya bergerak mengelus poni Reygan yang lembut tapi agak sedikit berantakan.

"Gerak terus, aktif banget. Tapi, sakit nggak di kamunya?" katanya lagi.

Jennie menggeleng. "Awal-awal memang agak nyeri, tapi lama-lama nggak kok."

Reygan mengelus lagi, mengajaknya berbicara, menikmati perut Jennie yang bergerak menendang keluar. Rasanya, Jennie tidak tega meninggalkan Reygan dalam keadaan terpuruknya. "Kamu mau dipanggil apa sama anak kita?"

"Mami? Lucu ya?"

Reygan mengangguk sambil tersenyum. "Kamu Mami, aku Papi. Papi Reygan."

Jennie tertawa. "Iya, itu lucu."

"Halo anak Papi Reygan. Lagi seneng ya didalem, aktif banget sih."

Jennie tersenyum, "Halo Papi." katanya menirukan suara anak kecil yang membuat Reygan tersenyum senang.

Rasanya, berdamai dengan masa lalu mungkin baik.

Laki-laki itu tiba-tiba menatapnya, menegakkan tubuhnya. "Jadi, kamu benar-benar udah punya pacar?"

Jennie terdiam. Lidahnya kelu, sekali menjawabnya.

"Memang, mau kamu punya pacar atau nggak, aku tetap berjuang buat kamu. Tapi, rasanya semua perjuangan aku sia-sia kalau kamu nya, juga nggak mau aku perjuangin."

Jennie menunduk. Astaga, kenapa hatinya jadi ragu begini? Ada apa dengannya?

"Aku disini cuman dua minggu. Setelah itu aku pulang ke Indonesia. Lain cerita, kalau misalnya kamu mau aku berjuang buat kamu, buat anak kita. Aku bakal disini, selama kamu masih di sini." katanya sambil menggenggam tangan Jennie.

"Jadi, aku mau tanya sama kamu. Kamu masih mau aku berjuang buat kamu, dan anak kita atau nggak? Aku nggak bisa maksa. Aku mau, kamu jujur dari hati kamu. Jangan, karena kasihan ke aku."

Jennie menunduk. "Gan, tapi ada hati yang harus aku jaga." lirihnya.

Reygan terdiam. "Aku nggak perduli, siapapun dia, aku bakal ambil kamu dari dia. Lihat seberapa aku berjuang buat kamu, aku berharap kamu mau nerima aku lagi, dan kita mulai semuanya lagi dari awal. Aku, kamu dan anak kita."

*****

Jennie benar-benar menghabiskan waktu bersama Reygan, rasanya senang juga bisa membuat Reygan ceria seperti ini lagi, mengingat kepingan-kepingan kenangan diantara mereka.

"Gan, beli itu yuk!"

Reygan mengernyitkan dahinya. "Nggak mau, pedes kayaknya. Nanti kamu sakit."

"Ih itu pokoknya! Ayo beli Gan!"

Reygan tetap diam, saat Jennie menarik tangannya ke arah penjual makanan. "Jangan Jen, nanti kamu sakit, makan yang lain deh, masih banyak kok, yang lain."

"Mas Reygan. Beli itu." katanya lembut.

Dada Reygan berdesir hangat, panggilan itu ada lagi, setelah sekian lama hilang dari pendengarannya. "Iyaudah yaudah, tapi nanti kalo sakit perut bilang ya."

"Ay ay captain!"

Reygan berjalan bersama Jennie, bergandengan tangan menuju pedagang itu. "Ordinerò una parmigiana di pollo." (Saya pesan Ayam Parmigiana satu)

Pedagang itu tersenyum. "Va bene, aspetta qualche minuto per favore, siediti per primo. (Baik, tunggu beberapa menit, silahkan duduk dulu.)

Jennie mengikuti Reygan yang mencari tempat duduk untuk mereka, Jennie tersenyum ketika Reygan menarik kursi untuknya, baru setelah Jennie duduk, Reygan duduk di kursinya. "Kamu bisa bahasa Italia?"

"Lumayan. Nggak sejago itu sih, paling hal-hal dasar aja."

Jennie mengangguk. Lalu, menatap tangan mereka yang sedari tadi tidak terlepas. Tangan Reygan terus menerus menggenggamnya, sesekali mengusapnya. "Jen, kamu tinggal dimana? Aku cari-cari dari satu apartemen ke apartemen lain, nama kamu nggak ada."

"Be Mate Via Tivoli."

Reygan mengangguk. "Itu ada di pilihan terakhir di aku, belum sempet kesana. Malah, ketemu di jalan sama----laki-laki yang malam itu, berlutut. Dia Rayn?"

Jennie terkejut. "Kamu tau darimana?"

"Aku udah berdiri disana, udah agak lama. Jadi, dia pacar kamu? Rayn?"

Jennie mengangguk pelan.

"Bilang sama dia, yang berhak sama kamu itu cuma Reygan Aditama. Bukan dia, mending dia mundur teratur aja."

Jennie terkekeh geli.

"Jangan ketawa aja, bilang sama dia. Berani nggak bilang sama pacar kamu kaya gitu? Kalo nggak, aku aja yang bilang sini. Enak aja, ambil kamu dari aku." kekehnya.

Jennie tertawa. "Nggak berani!"

Reygan juga tertawa, melihat Jennie tidak memungkiri hatinya senang, sangat senang. Ini hari yang Reygan tunggu.

Obrolan mereka terinterupsi, karena pesanan mereka datang. Ayam Parmigiana adalah sebuah hidangan klasik Italia. Makanan ini terdiri dari daging ayam goreng yang garing digabung dengan spageti dan keju. Terdapat keju yang berada di atas ayamnya. Daging ayam dibumbui dengan saus napolitan yang terbuat dari tomat.

"Selamat makan Mami, biar yang disini sehat terus, aktif terus kaya tadi."

Jennie mengangguk. "Selamat makan juga Papi, makan yang banyak ya."

Reygan tersenyum, hatinya berbunga-bunga seperti baru jatuh cinta. Astaga, dia tidak bisa berbohong, hatinya masih dikuasai oleh Jennie, dia harus berjuang. Demi perempuan yang dia cintai.

*****

"Kamu capek nggak? Kalo capek jangan dipaksa. Kita pulang aja, aku anter kamu."

Jennie menggeleng antusias. "Nggak kok, malah seneng. Ayo kesana!"

Mereka sampai di Piazza Del Duomo, semacam alun-alun kota yang selalu ramai, apalagi dinikmati malam hari seperti ini.


"Duduk dulu, aku nggak mau kamu sakit karena kecapekan. Nanti kalo mau foto-foto."

Jennie mengangguk patuh, dan pasrah ketika Reygan menggandeng tangannya menuju kursi hitam dekat restoran outdoor disana. "Gan, kabar Gavin gimana?"

"Kok kamu nanya Gavin? Kamu kangen ya sama dia? Bukannya kangen aku, malah kangen sama Gavin."

Jennie terkekeh. "Kan kamu baik-baik aja, jadi nggak salah dong aku nanya Gavin."

"Dia baik kok." katanya sambil tersenyum.

Reygan terdiam, menatap Jennie yang sedang membidik kamera ponsel ke arah Piazza Del Duomo. "Jennie, maaf waktu Tama memperkosa kamu, aku nggak ada disana untuk nolong kamu. Maaf."

"Udah lewat, ngapain juga dibahas."

Reygan menunduk. "Tapi, aku benar-benar merasa bersalah, harusnya aku nggak nuduh kamu, nggak nampar kamu, dan nggak cerain kamu. Pasti kita bahagia sekarang. Semua karena aku."

"Gan, nggak usah dibahas. Okey?"

Reygan mengangguk, lalu kembali bersenang-senang seharian penuh dengan Jennie yang juga sepertinya menikmati masa-masa ini.

*****

"Jadi, disini, kamu tinggalnya?"

Jennie mengangguk. "Kamu hati-hati pulangnya ya, tetap baik-baik aja Gan. Aku yakin kamu kuat, kamu pasti bisa lewatin ini semua. Janji ya sama aku bakal terus baik-baik aja. Ya?"

Reygan dan Jennie sama-sama diam. Sementara, Jennie diambang pintu apartemennya, dan Reygan diluar. "Kamu seolah-olah mau ninggalin aku lagi."

Reygan menunduk. Jadi, ini hanya kebahagiaan semu saja? Dan, Jennie tetap akan meninggalkannya? Begitu maksudnya?

"Aku tetap disini. Buat kamu."

Reygan mendongak, lalu memeluk Jennie erat, seakan takut kehilangan wanita itu untuk yang kedua kalinya.

"Jennie?"

Pelukan mereka sontak terlepas, ketika melihat seseorang berdiri memperhatikan keduanya yang sedang berpelukan.

"Kak Rayn?"

******

******
Mas Reygan kita akhirnya bisa senang lagi ya😍😍

*****

Jangan lupa vote dan comment.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

See u next chapter ❤️

******

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 244 55
πŸ“ Kumpulan puisi Karya saya tidak bagus-bagus sangat (pikir saya), tapi saya harap panjenengan (dengan saya sebagai saksi) adalah sebagus-bagusnya s...
159K 4.6K 40
Apa yang akan terjadi jika cowok cuek ketemu sama cewek cuek ? # 29 - cuek 09.08.18 #675 - fiksiremaja 20.08.18
73.5K 2.5K 60
Scarla Cathlyn Vienessa gadis berparas cantik, susah pindah hati, dan memiliki sifat humoris. Yang baru saja patah hati karena seorang Alvierro Calvi...
2.3M 104K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...