Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOL...

By hanwistereia

32.2K 5.2K 1.9K

"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini... More

00 : prolog
01 : new page
03 : as if it's
04 : inner
05 : mood
06 : Jongho
07 : play date
08 : all day long
09 : move on? system not found
10 : don't die
11 : I like him
12 : focus
13 : lunch
14 : thinking out loud
15 : day and night
16 : pleasure
17 : like always
18 : conversation
19 : followed
20 : boy-space-friend
21 : reason
22 : let it all go
23 : sweet talking
24 : attached
25 : Cause I'm Envy
26 : coming home
27 : from home
28 : for home
29 : hands on me
30 : next to you
31 : meet up
32 : sick
33 : almost ended
34 : just a dream
35 : how it's ended
36 : summer break
37 : affirmation
38 : another page
39 : roommate
40 : bothered
41 : daily of college
42 : dating on the festival
43 : dating on the festival (2)
44 : two is better than one
45 : confident
46 : under control
47 : who's knows?
48 : he knows
49 : tossed around
50 : the bitter part of life

02 : another side

1.2K 168 43
By hanwistereia

"Lo masih chat-an sama Minkyu?"

"Gak."

Jeongin melirik Beomgyu yang rebahan di sebelahnya.

Tahu lah tatapan Jeongin tuh menusuk-nusuk kayak laser. Bodoh banget kalau Beomgyu sampai gak sadar.

"Ck, gak sering maksudnya." jawabnya lagi sambil menggeser semakin rapat ke tembok, pokoknya ngejauhin Jeongin. Meski cuman sesenti pokoknya ngejauh!

Jadi sehabis kuliah, Jeongin main ke asrama Beomgyu. Lagian dia juga males harus langsung pulang, mending melipir di asrama sambil mabar.

"Move on lah cuk." kata Jeongin lagi, tapi mata sama tangannya fokus ke game.

"Mupan mupon, gue kaga pernah pacaran sama dia."

"Hubungannya gak ada, tapi perasaannya yang ada. Auw auw."

Langsung aja muka Jeongin dicium sama telapak kaki Beomgyu. Kurang ajar memang.

"Kaga ada apa-apa anjir, kita tuh cuman temen! Gue ngomong harus sampai berbusa sambil kejang-kejang dulu kali ya baru lo ngerti?!"

"Iyalah! Soalnya sampai sekarang lo masih jomblo!"

"Punya kaca gak sih di rumah?!"

"Punya! Lebih gede dari punya lo malah! Sini tanding lah besaran mana punya lo sama punya gue!"

"Gak jelas goblok!"

"Kasar lo asu!"

"Lo sama aja!"

"Lo-nya mancing!"

"Gue mah lagi nge-game!"

"Ya, sama, gue juga!"

"Ya udah, diem!"

"Iya, diem!"

Oh yah, pantes mereka temenan gak bosen-bosen ye. Sel sarafnya sama.

Habis itu mereka fokus mabar sampai berjam-jam. Mentang-mentang baru awal kuliah jadi melakukan hal yang tidak produktif itu sangat mengisi waktu luang.

Panas ini mata dipakai mantengin ponsel terus. Jempolan mereka juga rasanya kayak kecengklak (?)

"Gyu, laper..."

"Ya makanlah." ya gak salah sih, tapi maksud Jeongin tuh dia punya makanan apa kagak??? Susah memang ngomong sama kodok ngorek, huft.

"Gyu, udahan mainnya, gue capek."

"Bentar, gue belum puas Jeong."

Agak gimana ya....

Biar gak sayang, Jeongin akhirnya matiin player-nya sendiri. Kemudian dia matiin ponselnya terus berguling merapat ke Beomgyu yang posisinya masih mojok dan agak membelakangi Jeongin.

"Gyu... laper nih..." tangan Jeongin malah melingkar dari pinggang belakang Beomgyu bikin sang empu bergidik.

"GELI WOIII, GELIIIIII!"

"Alah, disentuh pinggang doang udah tegang. Lemah."

Beomgyu udah mau misuh—bukan cuman karena nge-gamenya diganggu—dan ternyata Jeongin malah memeluk temannya itu dari belakang ditambah satu kakinya menindih kakinya Beomgyu dan mengikat kedua kakinya dengan kaki Jeongin sendiri.

"PELECEHAN SEKSUAAAAAAALL, AAAAAAAAAAAAAAA!" drama sekali wahai budak ini. "AHAHAHHAHAHA, ANJIR GELI BENERAN—WAKAKAHAHAHAHA!"

"AHAHAHAHAHAHA!" Jeongin malah ngakak ditambah tangannya menggrepe tiap bagian sensitif punya Beomgyu. Maksudnya dia gelitikin sampai temannya itu menggelinjang di tempat seperti cacing besar Alaska ditaburin garam. Uget-uget.

Demi menghindar, Beomgyu sampai membiarkan ponselnya lepas dari tangan dan jatuh membentur lantai. "Ponsel gue—anjeeengg, udah dong! Hahahaha!" memang namanya teman kalau semakin lama kenal malah semakin biadab. Bukannya berhenti, Jeongin masih gencar gelitiki bagian sensitif Beomgyu sampai ke telapak kakinya. Mampus! Pikirnya.

Ekhem, ekhem...

Dua sahabat itu berhenti oleh suara berdehem yang samar-samar terdengar. Beomgyu gak tahu harus berterima kasih atau sebaliknya, karena kalau sampai 'didehem' berarti—

"Lo sih ketawanya kenceng banget kek orang kesurupan. Ganggu tetangga aja lo." bisik Jeongin ke Beomgyu.

"Anjiiirrr, gue korbannya ya coeg." Beomgyu udah mau balas mencekik Jeongin tapi ponselnya yang terkapar di lantai bunyi.

"Kasihan ponsel gue, huhu..." kata Beomgyu sebelum mengambilnya. Ada telepon masuk. "Yooo, Taehyun!" itu teman Beomgyu—yang secara gak langsung jadi teman Jeongin juga—yang kuliah beda universitas tapi masih di kota yang sama.

Dibanding dikacangin, Jeongin pilih rebahan lagi di kasur.

"Oit, Gyu, sibuk gak lu?"

"Sibuk mabar? Hahaha! Kaga, kenapa?"

"Udah makan belum?"

"Makan apa? Makan siang? Udah!"

Nanya sendiri jawab sendiri, memang cerdas banget temen gue, inner Jeongin men-judge.

"Hahaha, mau makan malam bareng gak di luar?"

"Mau mau, mumpung belum sibuk sama tugas biadab harus sering ketemu kita! Buseeettt, selama libur gue gak ketemu sama lu, kangen sumpah!"

Jeongin gak bisa nyalahin karena definisi bacot adalah Choi Beomgyu.

"Hahaha, iya, gue juga kangen banget sama lo. Jam 6 ya, oke fix?"

"Oke, oh iya, ada Jeongin juga lagi main di asrama terus dia belum makan, ikut sekalian juga gak pa-pa ya?" tanya Beomgyu ke Taehyun tapi matanya lirik ke Jeongin.

"Oh, Jeongin...." ada jeda sebentar. "Ya udah, ajak aja kalau dia mau."

"Oke! Lo mau ikut kagak?" tanya Beomgyu langsung tanpa mengakhiri telepon.

"Hah, paan?" lagaknya gak tahu padahal daritadi tanpa perlu nguping pun kedengaran jelas banget.

"Ini si Taehyun ngajak makan di luar. Mau ikut gak?"

"Yah... kalau si Taehyun ngizinin mah yah... terserah,"

"Iya nih jadinya?"

"Iya kali,"

"Ish!" Beomgyu balik lagi ke teleponnya, sebel dia temannya itu gak jelas. "Ya udah, mau ketemu di mana?"

"Nanti gue chat aja."

"Oke! Ya udah, dadah!"

"Bye Beomgyu, sampai ketemu."

Kemudian panggilan telepon betulan berakhir. Belum juga Beomgyu ngomong, Jeongin—yang sudah duduk dari posisi rebahannya—natap dia agak gimana... gitu. "Napa sih?"

"Goblok ya lu."


❏❏❏


Kuliah gak jelek dan gak terasa susah-susah amat, apalagi buat yang punya circle. Memang mengesalkan, tapi realistis saja, kalau kalian gak 'gaul' memang bakal agak susah menjalani kehidupan perkuliahan.

Tapi tetap saja, semua itu balik ke pribadi masing-masing.

Kalau Beomgyu sendiri sih, kebetulan dia memang tipikal orang yang 'aktif', jadi meskipun dia gak terikat dalam sebuah sistem per-circle-an yang kedengeran nyebelin banget, dia tetap dengan mudah menjalani kegiatan kuliahnya. Terlebih kalau ada tugas kelompok dan gak bareng sama dua sohibnya tersebut.

"Gila, baru juga seminggu kuliah udah ada tugas aja." kata cowok yang namanya Junseo sambil lihat-lihat kertas silabus tugas. Lihat doang, gak dibaca.

"Sshht, jangan kenceng-kenceng, dosennya masih belum pergi, bodoh." Nakyung natap tajam sambil lempar lirik ke depan, nampak sang dosen masih sibuk dengan laptopnya bersama asisten dosen di sebelahnya.

"Siniin kertasnya kalau cuman buat kipasan doang mah," Yuri merebut kertas dari tangan Junseo.

Beomgyu yang duduk di sebelah Yuri ikut melongok dan baca. Sampai Junseo ngomong lagi, "Gyu lo gak kangen kan?"

"Hah? Kangen paan?"

"Lo misah sendiri di sini, dua temen lo barengan tuh." Junseo nunjuk Jeongin dan Jiheon yang lagi kumpul sama kelompoknya juga, tapi di kursi depan. "Barter aja sama Wonjin, toh dosennya juga gak akan ngeh kan ini kelompoknya juga dipilih acak sama ketua matkul."

"Kenapa harus barter? Lo gak mau sekelompok sama gue?"

"Enggak, bukan gitu elah, siapa tahu lo mau bareng sama circle lo." oh, Beomgyu paham sekarang.

Surkal-saikel-sirkel, yang penting Beomgyu gak ngerjain tugasnya sendiri aja juga udah untung. Tapi sekarang dia jadi bingung, harus jawab omongan Junseo kayak gimana, akhirnya dia cuman ketawa aja. "Gak usah, nanti malah ngerepotin Minju kalau minta barter, kan dia yang nge-koordinirnya ke dosen." jawabnya akhirnya yang dibalas anggukan Junseo.

"Udah jangan ngobrol lagi, bahas aja nih mau kumpul kapan? Soalnya presentasinya ditentuin pas kelas minggu depan."

"Hm, enaknya kapan yah..." udah yang kayak gini gak perlu dibahas lebih jauh, soalnya sampai hari berlanjut pun masih bakal susah nentuinnya.


❏❏❏


Sebenarnya asrama atau kos di luar sistemnya sama saja. Bedanya paling kalau asrama jam 11 malam udah gak bisa masuk gedung karena gerbangnya dikunci, beda kalau ngekos mau jam berapa pun pulang gak ada yang peduli.

Ah, tapi gak juga. Tergantung pemilik kosannya juga sih. Kadang ada juga yang menerapkan jam malam. Intinya, semua punya kebijakannya masing-masing.

(File lu ndro, bahasanya kebijakan ceunah, cuih jjinca)

Kalau mau ngebandingin paling sama yang tinggal sama orang tuanya di rumah. Beneran ya, di rumah Beomgyu kalau sampai lewat jam makan malam masih goleran di kamar udah dikepret sama ibunya. Bilang, "Udah tua gak produktif, makan enggak nugas juga enggak!", kemudian ketika Beomgyu langsung ke luar kamar buat makan malah disahutin gini, "Makan aja inget, belajar enggak!"

Seketika Beomgyu mau jadi amoeba aja. Katanya kehidupan kuliah itu lebih bebas mau ngapain aja. Dusta! Dusta! Setiap pulang ke rumah kalau pas libur, hidupnya diomelin mamanya terus. Padahal niat Beomgyu pulang kan buat istirahat karena capek kuliah. Hiks.

Tapi, lupakan soal itu. Karena hari ini Beomgyu gak terlalu banyak kegiatan dan menggunakan otaknya, dia pikir gak perlu makan malam, tapi begitu lewat jam 7 sekarang perutnya bergetar penuh nafsu. Maksudnya dia kelaparan.

"Alah, kenapa gak daritadi sih lapernya." Beomgyu lagi sibuk nge-game sampai gak fokus.

"Kan udah gue bilang makan dulu lo, ngeyel." kata Daehwi dari sebrang sana.

"Udah tahu kepalanya batu, gak bisa dipaksa dia mah." ini juga Jeongin nyahut dari sebrang lainnya.

"Hahanya ho hinhahen khe hue."

"Bacot Ryujin, telen dulu napa dah."

"Ang henhing hue hiha hain."

"BODOOOOOO," Daehwi emosi.

"Tanggung anjir, bentar lanjut dulu."

"Busung lapar mampus kau Saifudin."

"Wkwkwkwk, lo juga tumben on awet banget, Jeong."

"Lagi sendiri di rumah."

"Awas ada setan ngetok pintu kamar."

"KAGA!"

"Heh, diem lo pada. Gue juga sendiri di kamar."

"BEOMGYU COBA LIHAT ADA APA DI BELAKANG LO?!"

"DIEM RYUJEEEEEAAN," Beomgyu ikut emosi. Setelah puas ketawa, lanjut main lagi. Tapi baru lima menit perut Beomgyu bunyi lagi dan kali ini rasanya kayak diremas kuat. Oke fix, dia lapar banget. "Off dulu lah gue, lapar banget."

"Iya, cepetan lo makan keburu mati gue gak mau ngelayat. Jauh." celetuk Ryujin.

"Bajingan."

"Ada makanan gak? Mau gue pesenin atau gue ke asrama?"

"Gak usah lah, gampang. Lagian udah malem, Jeong." tolak Beomgyu. "Dah ya, gue off. Jangan mati—dalam game—kalian!" habis dia matiin laptop, Beomgyu rebahan dulu di kasurnya. Tiba-tiba kerasa matanya perih dan kepalanya pusing gara-gara kelamaan nge-game, ditambah perutnya sakit udah ya jangan ditanya. Lagian salah Beomgyu juga terlalu terlena.

Setelah istirahat beberapa menit, Beomgyu jalan ke bagian konter dapur. Meski pun Beomgyu menyebutnya konter dapur, tapi gak ada perkakas masak di sana. Cuman ada rak berisi alat makan, dispenser minum sama kardus isi makanan instan, dan wastafel tempat cuci piring di tempat yang sama. Letaknya sebelahan sama kamar mandi di sisi kiri sama beranda tempat jemur baju di sisi satunya.

Beomgyu cuman punya mi instan sama perisa makanan, dia bahkan gak punya nasi instan karena gak mau nyimpan itu di kulkas dapur asramanya—yang keberadaannya ada di tiap lantai. Takut dicuri, soalnya pernah pengalaman dulu Beomgyu nyimpan susu 1,5 liter masih utuh, eh pas diambil segelnya udah kebuka. Dia kapok.

"Masa' makan mie cup? Kuliah belum ada sebulan juga, aish, sedih amat." sepertinya Beomgyu harus memesan makanan, mumpung belum terlalu malam dan gerbang asrama masih dibuka. Dia hendak memesan tapi ada chat dari grup penghuni asrama membuatnya tergerak.

Penghuni TB1 (98)

Shin Yechan
Maaf, tutor lantai 4 siapa ya? | 5.17 PM

Seo Woobin
Ada yang bisa nge-print? | 6.38 PM

Kang Minhee
Aku kak @Seo Woobin | 6.38 PM

Seo Woobin
PC @Kang Minhee | 6.39 PM

Choi Jongho
Ada yang mau kimbab? | 8.34 PM

Jung Wooyoung
Gratis? @Choi Jongho | 8.34 PM

Choi Jongho
@Jung Wooyoung iya | 8.34 PM

Choi Jongho
Kimbab masih ada dua kalau ada yang mau | 8.40 PM

Wah, tentu tidak boleh dilewatkan. Beomgyu langsung mengetik dengan kecepatan kilat.

Choi Beomgyu
R | MAU KAK
R | @Choi Jongho
R | maaf capslock

Choi Jongho
E22 @Choi Beomgyu | 8.43 PM

Beomgyu kira dia kalah cepat sama yang lain, tapi ternyata si Choi Jongho cuman slow respon. Tapi dia tersadar sesuatu.

"Anjir, jangan-jangan dia yang waktu itu berdehem pas gue ketawa sakauw? Kalau iya, semoga dia gak sadar kalau gue tetangganya." kemudian Beomgyu segera ngacir ke kamar tetangganya itu. Persis di sebelahnya.

Jujur saja, Beomgyu jarang bersosialisasi sama tetangga asramanya. Tapi kalau gak sengaja papasan, dia masih suka nyapa kok.

Tok tok tok "Permisi,"

"Yaaahh," terdengar suara dari dalam kemudian pintu terbuka dan menampilkan seorang cowok jangkung berkacamata.

Kok agak beda sama yang di foto profil, atau perasaan Beomgyu aja?

"Uhm... Choi Jongho?"

Sebelah alis cowok itu terangkat sesaat. "Oh, kimbab ya? Bentar ya," terus dia masuk ke bagian dapur.

Hoo, mukanya adem, gak sangar kayak di foto. Efek kamera aja kali ya?

"Nih," dia ngasih kreseknya ke Beomgyu.

"Wah, makasih banyak kak!"

"Hahaha, iya." si Choi Jongho balas senyum sampai lesung pipinya kelihatan.

Cakep banget ni Choi Jongho, apa gue gebet aja kali ya? Otak Beomgyu salah fokus.

"Makasih ya kak, met malam." kata Beomgyu lagi.

"Iya, selamat malam juga." dia baru nutup pintu pas Beomgyu balik ke kamarnya.

Beomgyu bahagia sekali, berasa menang lotere. "Huhuhu, gue gak jadi makan mi. Syukurlah, berkat Choi Jongho."


❏❏❏


Sementara itu...

Begitu pintu kamar ditutup, pintu kamar mandi terbuka.

"Oh, si Beomgyu itu udah dateng, Bin?"

"Iya, baru aja pergi."

Dia ngelihatin teman sekamarnya yang telinganya merah. "Cakep ya?"

"Apa?"

"Si Beomgyu?"

Teman sekamarnya itu senyum. "Iya, tapi bukan gitu, gue cuman jadi keinget aja yang dulu lo dehemin pas keberisikan dulu."

"Hah? Gue berdehem pas kapan? Apaan?"

"Itu loh, yang dulu sore-sore lo lagi nonton terus kedengeran suara ketawa dari sebelah terus lo sengaja berdehem buat negur. Itu di sebelah ternyata si Beomgyu."

"Kok lu tahu????"

"Ya gue lihat dia masuk kamar sebelah."

"Oalah..." Jongho mengangguk terus noleh ke temannya lagi. "Terus apa hubungannya?"


###

[20 April 2020]

Continue Reading

You'll Also Like

315K 23.9K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
333K 27.7K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
826K 87.3K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
132K 10.2K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...