Zuhaus

By leenamarui

29.8K 3.9K 196

Home is simple but hard to find. [ taekook ; ooc ; au ; bxb ; chaptered] 2020 leenamarui More

part of-
part of 1
part of 2
part of 3
part of 4
part of 5
part of 6
part ot 7
part of 8
part of 9
part of 10
part of 11
part of 12
part of 13
part of 14

part of 15

2.4K 248 22
By leenamarui

Siang itu, akhirnya Taehyung bisa beristirahat tenang setelah setengah hari menjalani kegiatan yang padat. Dari mulai turun ke lapangan sampai mengadakan rapat dadakan karena ada beberapa kendalan dalam proyeknya. Naasnya, Jimin sang sahabat tidak ada karena mendapat bagian di luar kota.

Lalu di sinilah Taehyung, di dalam ruangannya tepat duduk di atas kursi kerjanya. Memandang kotak bekal di atas meja yang sudah terbuka dan tersaji dengan cantik. Tersenyum senang karena tahu siapa yang memasak dan akan bagaimana rasanya. Taehyung baru saja meraih sumpit, hendak mengambil satu potong telur gulung sesaat sebelum sebuah suara menginterupsi pergerakannya.

"Sudah lama tidak bertemu, Son."

Taehyung terdiam begitu melihat siapa yang datang. Tidak pernah ada yang berani masuk ke dalam ruangannya tanpa izin, ada pengecualian untuk sosok di hadapannya. Sosok yang bahkan Taehyung nyaris lupa kapan terakhir bertemu.

"Ayah."

"Bahagia dengan pernikahamu?"

Mendengar pertanyaan sederhana itu membuat Taehyung agak geram. Menunda makan siangnya, kembali menyimpan bekal itu. Menatap pria berumur di hadapannya yang belum dia persilakan duduk. Persetan, bahkan pria itu masuk ke dalam ruangannya tanpa izin sama sekali.

"Ada apa? ... Ayah?" Taehyung berusaha menjadi profesional, membenarkan letak jasnya sedikit dan memberi gestur kepada ayahnya untuk duduk di hadapannya.

"Tidak ada yang khusus. Hanya ingin melihat putraku susah sesukses apa dan sebahagia apa. Ketika dulu bekerja dan berpenghasilan secara diam-diam, kini menikah pun sama. Apa memang begini sifatmu, Kim Taehyung?"

Raut wajahnya tidak memperlihatkan reaksi apapun. Taehyung berlindung di balik wajah tanpa ekspresinya. Bagaimana perasaannya? Terlalu rumit dijelaskan. Napasnya agak memberat sementara dadanya mulai sesak.

"Aku hanya... ya, tidak mau ada yang mengganggu." Tersenyum di akhir kalimatnya.

Sang ayah tertawa puas mendengarnya. Tapi bagi Taehyung, tawa itu adalah hinaan paling mencelos hatinya.

"Begitu? Siapa yang akan menggangumu, Son?"

"Mungkin Ayah tahu."

Ayahnya terdiam mendengar jawabannya. Tak pernah Taehyung menganggap bahwa dirinya sedang berdebat dengan ayahnya. Pria itu mau bagaimana pun adalah ayah kandungnya. Tanpa jasa pria itu, Taehyung tidak akan bisa seperti sekarang.

"Kau, memang anak kurang tahu diri."

. . .

Bekerja itu memang melelahkan tapi libur ketika harusnya bekerja tidak selamanya menjadi hal yang menyenangkan. Jungkook terpaksa tidak bisa masuk karena tugasnya hari ini tidak ada. Rapatnya ditunda dan di kantor pun dirinya tidak mendapat tugas lagi.

Kini kegiatannya hanya berbaring di atas sofa malas. Menonton teve dengan tidak bersemangat bersama Yeontan di pangkuannya. Perutnya sudah kenyang sementara hari masihlah sore, Taehyung belum ada tanda-tanda akan pulang. Terakhir pria itu belum membalas chat-nya sejak siang tadi.

"Astaga, mengapa semembosankan ini?" Jungkook menatap jengah teve di hadapannya.

Ingin rasanya pergi keluar atau menghampiri Taehyung di kantornya. Namun pria itu belum membalas chat-nya dan Jungkook hanya takut menganggu.

Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu samping dibuka. Jungkook segera menoleh ke arah pintu begitu pun Yeontan yang langsung turun dari pangkuannya. Itu Taehyung, datang bersama tas kerjanya dengan wajah lesu dan langkah lemah.

"Hyung, kau kenapa?"

Jungkook segera menghampirinya, tepat setelah berdiri di hadapan pria itu. Taehyung memeluknya erat, membiarkan tas kerjanya jatuh dan adegan berikutnya suara isakan lirih terdengar. Kedua mata Jungkook membulat, terkejut luar biasa dan seketika bingung atas apa yang terjadi saat ini. Kedua tangannya refleks membalas pelukan suaminya, mengusap lembut punggung tegap itu yang pastinya benar-benar merasa lelah.

"Aku ingin mati, Jungkook."

"Hyung, jangan gila!"

Malamnya keadaan menjadi lebih baik. Setelah nyaris satu jam menangis dalam keadaan berdiri. Bahkan Jungkook nyaris kesemutan, namun Taehyung enggan untuk beranjak. Akhirnya pria itu mau membersihkan diri kemudian makan malam. Lalu di sinilah mereka sekarang, duduk di atas sofa malas dengan Taehyung memeluk Jungkook dengan erat seolah tidak mau lepas barang sedikit pun.

"Jadi, apa Hyung mau cerita atas apa yang terjadi hari ini?"

Jungkook saat ini tengah mengusap lembut rambut Taehyung yang dalam keadaan setengah kering. Sesekali memainkan rambut hitam yang baru dipotong beberapa minggu yang lalu. Taehyung menyamankan posisinya, membiarkan Jungkook semakin memanjakannya.

"Tadi siang, seseorang datang."

"Siapa?"

"Sebenarnya aku malas menceritakannya."

Jungkook menepuk-nepuk bahu Taehyung. Merasa mulai gemas dan malah mendapat pelukan yang semakin erat pada perutnya.

"Siapa?"

"Untuk apa?"

"Ish, mantan kekasihmu?"

"Aku tidak pernah pacaran, Sayang."

"Lalu siapa?"

Kini gantian Taehyung yang merasa gemas. Mengangkat kepalanya, mencium lembut pipi gembil Jungkook yang mendapat rengekan dari empunya. Sungguh Jungkook tengah berusaha serius sekarang tapi Taehyung seolah mengacaukannya.

"Hyung!"

"Ayah, Jungkook."

Lalu hening di antara mereka. Taehyung berdecak sebal. Inilah mengapa dia malas menceritakannya, suasana di antara mereka langsung berubah seketika. Taehyung pernah menceritakan sosok ayahnya dan dia sadar bahwa hal itu membuatnya semakin terlihat mengenaskan.

"Dia bilang apa?" Nada bicara Jungkook menjadi serius. Kedua matanya memandang wajah Taehyung dengan sendu.

Taehyung benci tatapan itu.

"Tidak banyak. Awalnya dia hanya mengejekku, berkata bahwa selalu melakukan semuanya diam-diam tapi akhirnya dia memberiku selamat."

Pelukan itu terpaksa dilepas. Taehyung menahan kesal dalam hati. Mengapa topik ini harus dibawakan di saat seperti ini. Sudah cukup tubuhnya lelah seharian.

"Apa hubungan kalian baik-baik saja?"

"Entahlah." Taehyung kembali duduk tegak, mengalihkan pandangannya ke arah teve. Mendadak mood-nya hancur karena topik pembicaraan mereka.

"Hyung."

"Apa?"

Tanpa diduga, kepalanya ditangkup dan terpaksa dibuat menoleh ke samping. Menatap wajah Jungkook yang kini sudah berubah drastis. Taehyung terkejut, ada air mata di sana dan Taehyung sangat membenci hal itu.

"Hei, jangan menangis, Kookie."

"A-apa ini salahku?"

Taehyung menggeleng tidak setuju. Melepas tangkupan di wajahnya, kini memeluk Jungkook dalam hangat. Mengusap rambut pemuda itu dengan halus. Tidak ada yang bisa disalahkan di sini.

"Sudah berapa kali aku bilang? Aku bahagia menikah denganmu."

"Tapi... kau seperti mendapat banyak cobaan, Hyung. Apa ayahmu membencimu?"

Taehyung tertegun. Bahkan hal itu tak pernah dirinya pikirkan. Untuk apa? Bahkan dari dulu pun sudah ada jawabannya. Ayahnya tak pernah berkonstribusi besar dalam hidupnya. Sungguh. Taehyung bukan anak durhaka tapi faktanya demikian. Pria itu hanya menyumbang marga pada namanya, membiayainya sampai legal dan sisanya ada di keputusan dirinya sendiri. Jika bukan benci, kata apa yang harus dilontarkan?

"Jungkook. Aku tidak peduli apakah ayahku membenciku apa tidak. Selama dia tidak mengganggmu, aku baik-baik saja. Aku tidak pernah mendapat kasih sayang sebagaimana keluarga pada umumnya, jadi ketika aku bisa mendapatkannya maka aku tidak segan mengorbankan semuanya dan itu aku lakukan semuanya untukmu."

Pelukan itu mengerat. Taehyung tersenyum seiring dengan suara Jungkook yang menganggapnya berlebihan. Tidak masalah. Taehyung bersungguh-sungguh untuk itu semua.

"Hyung, kumohon janji padaku."

"Janji apa?"

Jungkook membisikkan kalimatnya dan Taehyung hanya tersenyum dan mengangguk mendengarnya,

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 25.7K 51
and all at once, you are the one I have been waiting for theodore nott x fem oc social media x real life lowercase intended started: 3.25.23 finished...
465K 31.5K 47
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...
1.1M 20K 44
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
227K 7.8K 98
Ahsoka Velaryon. Unlike her brothers Jacaerys, Lucaerys, and Joffery. Ahsoka was born with stark white hair that was incredibly thick and coarse, eye...