Hi, Captain! [COMPLETED]

Galing kay niqceye_

27.2M 1.6M 367K

18+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang dua orang yang tidak mengenal, tiba tiba dijodohkan. Namun seiring... Higit pa

REYGAN ADITAMA
JENNIFER ALASYA
1|Kesan Pertama.
2| Berdebar
3| Look at her.
4 | Pilihan
5 | Tentang keduanya
6| Wedding day.
7| A night with you
8 | About caring
[REVISI] Feeling
[REVISI] Respect
[REVISI] Mulai berani
[REVISI] Keputusan
[REVISI] Broken
[REVISI] Satu permintaan
[REVISI] Pahit
[REVISI] A Regret
[REVISI] Unexpected
[REVISI] After all happened
[REVISI] A mistakes
[REVISI] A Chance
[REVISI] QuΓ­tatelo
[REVISI] Beginning
[REVISI] Heart Beating
[REVISI] Daily Routine
[REVISI] Meet Again & Feeling
[REVISI] A Happiness with you
[REVISI] Surprised
[REVISI] What's going on?
[REVISI] Honestly
[REVISI] Curious
[REVISI] True or False?
[REVISI] A Statement
[REVISI] Uncomfortable + CAST
[REVISI] Ardan and Rain
[REVISI] Salahkah?
[REVISI] Penyelesaian
[REVISI] Truth
[REVISI] Keputusan^
[REVISI] Sebenarnya ada apa?
[REVISI] Yay/Nay
[REVISI] U hurt Me
[REVISI] U Hurt Me^2
[REVISI] Apologize
[REVISI] Knowing
[REVISI] Knowing^2
[REVISI] Ingin Bertemu
[REVISI] Akhirnya bertemu
[REVISI] Kisah kita
[REVISI] Indonesia-Milan
[REVISI] Papi
[REVISI] Ketegasan
[REVISI] Finding you
[REVISI] Finally found you
[REVISI] Spend the time with you
[REVISI] Ragu dan rayu
[REVISI] The most beautiful day
[REVISI] A New Life Begin
[REVISI] Samudera Raga A
[REVISI] Raga & Reygan
[REVISI] Raga & Reygan^2
[REVISI] Happy Family
[REVISI] Happy family^2
[REVISI] Piccola Famiglia
[REVISI] Perfect day
[REVISI] A New Born
[REVISI] Piccola Famiglia^2
Hi, Captain! : Last chapter
SEKUEL

[REVISI] Feeling good

279K 17.4K 1.8K
Galing kay niqceye_

*****


Jennie duduk dengan tenang di hadapan Mama dan mertuanya, karena mereka menginap malam ini. Kamar yang dulu kosong, menjadi kamar tamu dadakan oleh Reygan. Kini mereka sedang ada di meja makan, untuk makan malam.

"Dulu tuh, Reygan emang suka main pesawat-pesawat gitu, udah dari kecil. Nah, pas SMA berantem sama Papanya. Masuk bisnis atau jadi pilot, dia kekeuh milih jadi pilot. Udah kaya burung terbang terbang terus!"

Reygan terkekeh. "Aku nggak suka kuliah, nggak suka buku, mending nerbangin pesawat."

"Tapi, Mama suka kok punya menantu pilot. Yang satu menantunya pengusaha, yang satu lagi pilot." kata Risa.

Reygan terkekeh. "Iya dong Ma, Reygan juga seneng kok, dapet istri model bidadari begini. Iya kan Yang?"

Jennie mengangguk sambil tersenyum manis. "Iya," katanya sambil tertawa kecil.

Sera dan Risa berpandangan, lalu tersenyum tipis mereka sebenarnya menyadari ada sesuatu pada Jennie, perempuan itu sedari tadi hanya diam, sesekali tersenyum, dan menjawab seperlunya saja.

Jennie menyusun piring bekas makan, sementara Risa dan Sera tengah berada di kamar tamu, Reygan yang sudah mengganti bajunya dengan piyama hitam, menghampiri Jennie. "Kamu kenapa sih? Diem aja lho dari tadi. Ada masalah?"

Jennie menggeleng.

"Kalo ada apa-apa cerita, ada apa?"

Jennie mematikan kran, dan berbalik menatap Reygan. "Nggak ada apa-apa. Udah awas, aku mau ke kamar."

Reygan mengikuti Jennie dari belakang, mengejar perempuan itu, belum sampai Jennie masuk kamar, Reygan sudah mencekal tangannya. "Aku tau kamu lagi marah sama aku, tapi kan nggak usah dilihatin banget. Lagi ada Mama dirumah."

Jennie berdecak. "Siapa yang marah sih, aku biasa aja. Emangnya kenapa?"

"Kamu dari tadi diem aja, melamun, nggak banyak omong kaya biasanya. Semua pasti ngerasa kita berantem. Aku ada salah apa lagi sih?"

Jennie menatap Reygan. "Aku nggak kenapa-napa, aku nggak marah. Emang lagi nggak mood aja."

"Nggak mood kenapa? Pasti ada sesuatu kan?"

Belum sempat Jennie menjawab, ada suara  Sera yang terdengar. "Eh, lagi berantem ya?"

"Mama? Sejak kapan disitu?"

Sera tersenyum tipis. "Udah dari tadi sih. Lumayan. Kalian kenceng banget suaranya. Dikecilin ah, udah malem."

Jennie menatap Sera. "Maaf Ma, keganggu ya? Maaf ya Ma."

Sera memandang keduanya, "Berantem emang wajar kok, tapi jangan sampe kaya tadi ah, di dalem kamar aja, itu kan privasi. Gan, jangan pake main tangan ya."

Reygan berdecak. "Enggak Ma. Udah Mama tidur aja deh, Reygan juga udah mau tidur."

Sera mengangguk. "Jen, Mama pinjem hairdryer kamu dong. Punya Mama ketinggalan."

Jennie mengangguk. "Iya Ma, bentar Jennie ambil ke dalem dulu."

Reygan meringis ketika ibunya mencubit pinggangnya. "Ma! Sakit tau."

"Ih kamu tuh, dari dulu hobinya marah-marah. Kalo mau debat kaya tadi, tau tempat dong Gan. Lagian, jadi orang kok pemarah."

Reygan menatap ibunya. "Njeh Mami."

"Awas ya, jangan sampe main tangan. Kamu tuh galak banget dari dulu."

Reygan mengangguk sambil mengelus pinggangnya yang sakit. "Iya Ma Iya."

"Ini Ma hairdryer nya."

Sera tersenyum. "Makasih sayang. Kalo gitu Mama ke kamar dulu ya, selamat tidur."

Reygan menggandeng tangan Jennie. "Yaudah kalo nggak mau cerita. Aku nggak mau maksa. Istirahat dulu, kamu kelihatan nggak bersemangat hari ini. Dari kemarin kita berantem terus."

Jennie mengangguk. "Aku nggak apa-apa kok, beneran. Cuman kepikiran skripsi aja."

Reygan tersenyum. "Iya, makanya tidur dulu. Udah ngantuk?"

Jennie menggeleng. "Belum, kamu?"

"Belum juga. Gimana kalau malam ini kita.."

Jennie mengernyitkan dahinya. "Kita apa?"

"Kita olahraga malam. Mau nggak?" kata Reygan sambil mengerlingkan matanya.

Wajah Jennie memerah, setelah dipikir-pikir mereka memang jarang melakukannya, astaga. "Y-yaudah. Ayo."

Reygan langsung melumat bibir Jennie, menekan tengkuknya, perlahan membaringkan tubuh Jennie ke ranjang, dan membuka kaos putih Jennie, melemparkannya entah kemana.
Dan, melakukannya.

*****

Reygan mencium pundak polos Jennie, membuat Jennie bergerak, lalu membalikkan badannya memeluk Reygan. "Udah bangun dari tadi Mas?"

Reygan menggeleng. "Baru aja."

"Ini jam berapa Mas?"

Reygan mengambil jam kecil di nakas, dan menguap. "Jam setengah sebelas." katanya santai.

Mata Jennie terbelalak. Astaga. Kenapa cepat sekali sudah siang. "Mas! Ini udah siang banget. Ayo bangun."

Jennie celingak-celinguk, mencari kaos putih miliknya. "Ih! Kebiasaan baju aku, dilempar jauh banget."

Reygan terkekeh. "Ya sorry. Pake kemeja aku aja gih, mandi bareng aja yuk. Biar cepet."

Jennie memukul lengan Reygan. "Nggak! Aduh aku ngomong apa nanti sama Mama, bangunnya siang banget."

Reygan menatap Jennie yang sudah berdiri dengan piyama miliknya. "Mama pasti paham kok, kenapa kita bangun nya siang."

"Kamu sih! Kelamaan olahraganya, sampe jam satu pagi. Kan jadi kesiangan."

Reygan berdiri, bertelanjang dada, dengan memakai celana panjang hitam, sepasang dengan piyama yang dipakai Jennie. "Kan udah lama nggak kaya gitu, ya durasinya lama. Kecuali kalo tiap hari."

Jennie tidak menjawab, berlari ke kamar mandi, sementara Reygan melipat selimutnya, dan merapikan ranjang.

Kaki Jennie menuruni tangga, dan menemukan Mama serta mertuanya sedang masak. "Eh, udah bangun?"

Jennie meringis malu. "Maaf ya Ma kesiangan. Mama sama Mama Sera udah sarapan?"

Sera terkekeh. "Udah pake roti. Ini lagi masak makan siang. Kamu laper nggak?"

Jennie menggeleng, padahal perutnya sudah keroncongan. "Nggak kok Ma, Jennie bantu ya."

Risa menatap Jennie. "Beneran nggak laper? Tapi, ini udah mau jadi sih, makanannya."

"Nggak Ma, beneran. Jennie bantu aja, masaknya."

Risa mengaduk sayur sop yang dimasaknya, sementara Jennie menggoreng ayam, dan Sera mencuci piring.

Reygan menuruni tangga dengan sumringah, wajahnya berseri-seri. Lalu langkahnya terhenti melihat orang-orang sedang berada di dapur.

"Kenapa senyum-senyum kamu disitu Gan?"

Reygan terkekeh menatap ibunya. "Lagi seneng aja Ma. Ada roti nggak ya, Reygan laper banget."

"Itu disitu. Bantuin Mama cuci piring nih."

Reygan mencibir. "Laper Ma, bentar dulu."

"Jennie aja nggak laper, malah lagi goreng ayam. Nah kamu, emang pemalas banget."

Reygan menghela nafasnya. "Iyaudah, mana sini." Reygan bergerak ke arah Jennie, lalu mengecup ringan pelipis perempuan itu.

"Mama sama Mama Risa duduk aja."

Risa terkekeh. "Bentar lagi kok ini."

Reygan dan Jennie berdiri di depan rumah, melihat Sera dan Risa masuk mobil dan melambaikan tangannya, ketika mobilnya pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Reygan mencium pipi Jennie. "Masuk yuk."

Jennie mengangguk. "Ayo."

"Kamu kapan masuk kuliahnya? Aku empat hari lagi masuk kerja."

Jennie mendongak. "Besok kok Mas. Kamu empat hari lagi? Kemana?"

"Tokyo." katanya sambil mengelus rambut Jennie. "Mau ikut?"

Jennie terkekeh. "Ngawur. Aku kuliah, bimbingan skripsi."

Reygan tersenyum. "Gitu dong, ceria. Jangan sedih terus, aku bener-bener minta maaf. Aku janji jauhin Fannesa."

"Nggak kamu jauhin juga nggak papa, barangkali mau balikan."

Reygan memutar bola matanya. "Jangan mulai deh Yang. Aku cintanya sama kamu."

"Bercanda." kekehnya.

Reygan tersenyum. "Liat senyum kamu tuh, bikin jantung deg-degan tau nggak."

"Liat kamu senyum juga bikin hati jadi adem. Daripada marah-marah kaya kemarin."

Reygan mengangguk. "Sini sini peluk dulu, dari kemarin kita berantem terus. Peluk sini."

Jennie mendekat, dan memeluk Reygan erat, menikmati degup jantung Reygan yang memang cepat sekali.

"Jangan pernah takut. Aku punya kamu. Kamu juga punya aku."

Jennie mengangguk dalam pelukan Reygan. "Iya."

"Harusnya aku yang takut kehilangan kamu. Banyak pengganggu yang suka sama kamu, ada Ardan, ada Kris sama si Tama anjing."

Mendengar nama Tama, tubuh Jennie menegang, tangannya kembali dingin, bayangan kejadian itu kembali muncul di otaknya.

Reygan menatap Jennie. "Kok denger nama Tama langsung tegang gitu. Kenapa?"

*****

Jangan lupa vote dan comment.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

See u next chapter ❤️

*****

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

5.7M 275K 51
Cerita ini bisa membuatmu gila!! Hati-hati jadi SARJANA BUCIN🚫🚫 [Follow dulu sebelum baca] *** Ini tentang Ana si gadis polos dan pekerja keras. Da...
160K 7.1K 45
β€’completeβ€’ -ON REVISI- Saat doi bilang, ❝Janji ya, bantuin gue nembak dia❞ -dan saat hubungan hanya sebatas pertemanan memutuskan semua harapan-;frie...
980K 99.6K 73
"Dari satu sampai sepuluh, seberapa besar keinginan kamu untuk saya bertanggung-jawab?" "Nol?"
273K 15.5K 33
[TERSEDIA DI DREAME] Cerita ini pernah saya posting pada tahun 2015, lalu saya selfpublish. Sekarang, cerita ini saya repost di wattpad. Selamat mem...