Hi, Captain! [COMPLETED]

By niqceye_

27.2M 1.6M 367K

18+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang dua orang yang tidak mengenal, tiba tiba dijodohkan. Namun seiring... More

REYGAN ADITAMA
JENNIFER ALASYA
1|Kesan Pertama.
2| Berdebar
3| Look at her.
4 | Pilihan
5 | Tentang keduanya
6| Wedding day.
7| A night with you
8 | About caring
[REVISI] Feeling
[REVISI] Respect
[REVISI] Mulai berani
[REVISI] Keputusan
[REVISI] Broken
[REVISI] Satu permintaan
[REVISI] Pahit
[REVISI] A Regret
[REVISI] Unexpected
[REVISI] After all happened
[REVISI] A mistakes
[REVISI] A Chance
[REVISI] QuΓ­tatelo
[REVISI] Beginning
[REVISI] Heart Beating
[REVISI] Daily Routine
[REVISI] Meet Again & Feeling
[REVISI] A Happiness with you
[REVISI] Surprised
[REVISI] What's going on?
[REVISI] Honestly
[REVISI] Curious
[REVISI] True or False?
[REVISI] A Statement
[REVISI] Uncomfortable + CAST
[REVISI] Ardan and Rain
[REVISI] Salahkah?
[REVISI] Penyelesaian
[REVISI] Truth
[REVISI] Sebenarnya ada apa?
[REVISI] Feeling good
[REVISI] Yay/Nay
[REVISI] U hurt Me
[REVISI] U Hurt Me^2
[REVISI] Apologize
[REVISI] Knowing
[REVISI] Knowing^2
[REVISI] Ingin Bertemu
[REVISI] Akhirnya bertemu
[REVISI] Kisah kita
[REVISI] Indonesia-Milan
[REVISI] Papi
[REVISI] Ketegasan
[REVISI] Finding you
[REVISI] Finally found you
[REVISI] Spend the time with you
[REVISI] Ragu dan rayu
[REVISI] The most beautiful day
[REVISI] A New Life Begin
[REVISI] Samudera Raga A
[REVISI] Raga & Reygan
[REVISI] Raga & Reygan^2
[REVISI] Happy Family
[REVISI] Happy family^2
[REVISI] Piccola Famiglia
[REVISI] Perfect day
[REVISI] A New Born
[REVISI] Piccola Famiglia^2
Hi, Captain! : Last chapter
SEKUEL

[REVISI] Keputusan^

279K 17.5K 1.9K
By niqceye_

******


Reygan merenungi kesalahannya, bisa-bisanya dia melupakan Jennie hanya karena Fannesa. Mulai dari makan satu meja, bercerita banyak hal, sampai perempuan itu ingin ditemani untuk beli kado dan nonton kemarin.

Itu semua, Reygan lakukan hanya ajakan biasa, dan sebagai teman, dan Reygan juga merasa tidak ada Fannesa yang agresif seperti tempo lalu, dimana Fannesa berani menciumnya. Dan lagi, semua itu Reygan lakukan sebagai permintaan maaf atas tamparan yang Reygan berikan untuk Fannesa.

Berulangkali Reygan melirik pintu kamar, berdiri diatas ambang tangga, memperhatikan kamar mereka, sayup-sayup Reygan juga mendengar suara isak tangis. Astaga, keadaan Jennie juga tadi jauh dari baik-baik saja. Apa yang telah terjadi?

Keadaan Jennie tadi membuat Reygan mengutuk dirinya sendiri, dia kembali membuat kesalahan. Kalau Jennie saja bisa menjauhi laki-laki yang mendekatinya, seharusnya Reygan pun begitu, menjauhi semua perempuan yang mencoba mendekatinya, tidak perduli siapapun itu.

Reygan perlahan menaiki tangga, menempelkan telinganya di pintu, mencoba mendengarkan sesuatu dari dalam. Tidak terdengar apapun disana.

Reygan jadi teringat, Jennie pernah depresi ringan karena perbuatannya dulu, bagaimana kalau kejadian itu terulang?

Tok tok

Reygan mencoba, mengetuk pintu kamar mereka, panik sekali apalagi pintu kamar mereka dikunci.

Jennie mendongak ketika mendengar suara ketukan, matanya lelah menangis, memikirkan pelecehan yang baru saja dia alami, belum lagi ternyata Reygan masih berhubungan dengan Fannesa. Kebenaran yang tidak Jennie duga sama sekali, apakah Reygan akan kembali menjadi pria brengsek setelah mendapat kesempatan dari Jennie?

Jennie kembali melamun, bahkan kemejanya belum diganti, terlalu muak melihat dirinya yang sudah digerayangi oleh Tama. Entah, bagaimana lagi kedepannya, Jennie merasa kampus menajdi tempat yang mengerikan.

Tidak ada keinginan untuk bangkit dari sana, tidak ada keinginan untuk membuka pintu untuk Reygan, tidak perduli seberapa seringnya pria itu mengetuk, bahkan sampai jarinya putus sekalipun, Jennie belum ingin membukakan pintu.

Rasa sesak dalam dadanya membuat ulu hatinya nyeri, sekarang bolehkah dia menyesali perbuatannya untuk memberi Reygan kesempatan?

Reygan masih berdiri didepan pintu, mencoba mengetuk. "Yang, kamu baik-baik aja kan didalem? Kita bisa bicarain ini baik-baik."

Jennie berdecih, baik-baik katanya? Bahkan kemarin-kemarin Reygan sampai marah-marah hanya karena Tama, padahal mereka tidak ada bermain dibelakang Reygan.

Dan, ini Reygan ciuman dengan Fannesa di apartemen perempuan itu. Dibicarakan baik-baik katanya? Egois sekali.

Jennie berjalan ke arah meja rias, membuka kemejanya, air matanya turun ketika mengingat perlakuan Tama.
Dan, pergelangan tangannya yang memerah karena diikat dasi oleh pria itu, membuat pergerakan Jennie untuk melawan Tama semakin sulit.

Jennie berjalan ke kamar mandi, untuk membersihkan diri, kalau bisa menghapus semua jejak yang diberikan tangan bajingan itu padanya.

Berendam di bathtub, memejamkan matanya, tetep saja air matanya turun seakan tidak ada habisnya. Banyak pertanyaan muncul dibenak Jennie, kapan Reygan berciuman dengan Fannesa?

Kenapa bisa telat menjemput Jennie tadi? Kemana saja dia, sampai tidak mengangkat teleponnya?
Bayangkan saja kalau itu Jennie, pasti Reygan akan marah ketika Jennie tidak mengangkat telepon, atau tidak membalas pesan Reygan.

Reygan menghela nafasnya, apa yang sudah dia lakukan memang keterlaluan, pantas saja Jennie marah padanya. Astaga, Reygan harus minta maaf, memeluk perempuan itu, meyakinkan dia bahwa ciuman itu hanya tidak sengaja.

Reygan mendongak ketika mendengar suara pintu terbuka. Dengan cepat, Reygan menaiki tangga menghadang jalan Jennie untuk turun. "Yang, aku minta maaf."

Jennie menatap tajam Reygan, berusaha menghindari Reygan. Tapi laki-laki itu dengan gesit, bergerak mengikuti Jennie. "Yang, jangan diem aja, kita duduk dulu ya, bicarakan ini baik-baik."

Reygan terkejut saat Jennie menamparnya, membuat pipi Reygan kembali memanas."Jangan sentuh." katanya dingin.

Kata-kata Jennie, tatapan matanya, seakan mengingatkan Reygan pada Jennie yang dulu, Jennie yang marah dan benci padanya. Apakah perempuan itu memang membencinya?

Jennie turun tangga, melewati Reygan begitu saja. Lalu menuju arah samping rumah, dia ingin duduk disana menenangkan pikirannya.

Reygan dengan cepat berlari, memeluk perempuan itu dari belakang, memeluknya erat. "Yang, aku tau ini salah aku, aku mau jelasin dulu sama kamu."

Jennie diam saja, menghalau air matanya yang akan turun, mencoba menenangkan pikirannya yang masih saja emosi, lalu berbalik, menatap Reygan. "Apa? Mau ngomong apa lagi?"

Reygan menggenggam tangan Jennie. "Kita duduk dulu biar lebih tenang, duduk dulu ya?"

Jennie menghempaskan tangan Reygan. "Nggak usah basa basi. Lo mau ngomong apa?"

Reygan terkejut, astaga perempuan itu benar-benar marah padanya, kosakatanya berubah, tatapan matanya memang berubah. "Ciuman itu nggak sengaja sayang, itu terjadi waktu aku anter kamu ke kampus, terus aku mampir supermaket dan ketemu Fannesa, dia minta aku anterin pulang ke apartemen--"

"Dan, lo mau?"

Reygan terdiam. Lidahnya kelu. "Dia maksa aku Yang, terus aku dipaksa mampir kalo nggak, dia nggak akan biarin aku pulang, habis itu dia cium aku."

"Lo mikir perasaan gue nggak?"

Reygan terdiam lagi. "Yang, aku bener-bener minta maaf. Please, jangan marah lagi."

"Lo bayangin kalo gue kaya gitu sama laki-laki lain, apa lo mau dengerin omongan atau penjelasan gue? HAH?!"

Reygan masih diam, bahkan terkejut saat Jennie meneriakinya. Air mata perempuan itu turun, membuat Reygan merasa sakit pada hatinya.

"Lo egois, gue mati-matian menjauh dari semua orang yang mencoba mendekati gue, demi lo. Tapi, ini balasan lo? Bajingan!"

Reygan menarik Jennie kedalam pelukannya, walaupun Jennie mencoba melepaskan, tapi Reygan mengeratkan pelukan itu. Isak tangis Jennie, membuat Reygan tidak tega, membiarkan Jennie menangis disana, dalam pelukannya.

"Yang, aku tau aku salah. Aku bener-bener minta maaf. Aku janji nggak akan, mengulangi kesalahan yang sama. Aku janji bakal jauhin Fannesa. Kamu bisa pegang janji aku."

Jennie menggeleng, meremas kemeja Reygan, menyalurkan semua yang dia rasa kecewa yang dia rasa, perlahan Jennie melepaskan pelukan itu.

"Jangan nangis lagi, kamu bisa lakuin apapun ke aku. Asal kamu mau maafin aku."

Jennie terdiam. "Aku kecewa sama kamu. Fannesa selalu aja jadi bayang-bayang pernikahan kita. Kamu tau itu kan? Terus kenapa kamu masih berhubungan sama dia?"

Reygan terdiam. "Aku tau. Ini memang salah aku, aku yang kasih dia akses buat masuk ke dalam rumah tangga kita. Ini memang salah aku."

"Rasa kecewa aku yang memuncak, nggak akan pernah hilang semudah maafin kamu. Kamu terlalu menyepelekan kesempatan yang aku kasih."

Tangan Reygan terasa dingin, Jennie sepertinya serius pada pembahasannya kali ini. Perbuatan Reygan tidak main-main bagi perempuan itu.

"Sayang, please dengerin aku. Bukan maksud aku menyepelekan, nggak sama sekali Yang, sebisa aku, semaksimal mungkin aku lakukan yang terbaik untuk pernikahan kita."

Jennie mengusap kasar air matanya. "Jelasin, kenapa kemarin kamu nggak bisa ditelepon? Nggak biasanya. Terus, kenapa telat jemput? Aku butuh kejujuran kamu."

Badan Reygan menegang. Bagaimana cara menjelaskannya? Reygan tidak ingin Jennie semakin marah.

"Soal itu. Oke, aku bakal jujur."

Reygan menggenggam tangan Jennie erat. "Kemarin aku makan di restoran fastfood, terus aku ketemu,..Fannesa disana. Aku akui memang kita makan satu meja, kita banyak bercerita, terus aku temenin dia buat beli kado untuk adiknya, dan waktu kamu telepon aku, aku baru sadar kalo ponsel aku ketinggalan di mobil. Karena waktu mau belanja sama Fannesa, ada yang mau aku ambil di mobil. Dan, aku nonton sama Fannesa."

Mata Jennie semakin memanas menatapnya, tidak habis pikir dengan laki-laki ini. Reygan tersentak kala Jennie menghempas kasar tangan pria itu.

"Brengsek! Seenaknya sama orang, aku tau Fannesa lebih dulu datang ke kehidupan kamu. Tapi, bisa nggak sih kamu hargain aku?"

Reygan diam, menunduk.

"Aku tiap hari selalu berusaha jadi istri yang baik buat kamu, berusaha baik-baik aja disaat Kak Anya sama Vella punya anak. Biar apa? Biar kamu nggak merasa bersalah! Biar kamu nggak terus-terusan menyalahkan diri kamu sendiri. Tapi, kamu semakin nggak tau diri."

"Bohong kalo aku nggak iri sama mereka, bohong kalo aku nggak merasa sedih. Aku sedih kehilangan anak aku, tapi aku nggak mau kamu merasa bersalah dan nggak enak ke aku. Karena aku bener-bener sayang sama kamu."

Isak tangis Jennie semakin deras, kepalanya pusing, matanya lelah sekali.

"Ternyata, semua yang aku lakukan belum cukup buat kamu, sampe kamu tega giniin aku. Otak kamu dimana sih?!"

Reygan menatap Jennie, perempuan itu tampak lelah. Tampak, tidak baik-baik saja.

"Aku nggak peduli kamu mau ngapain sama Fannesa, mau kembali sama perempuan itu? Silahkan. Mau selingkuh? Silahkan. Aku bener-bener capek."

Kini air mata Reygan turun, melihat Jennie putus asa seperti ini, tidak ada maksud Reygan menyepelekan apalagi mempermainkan perasaan Jennie.

"Aku rasa, kita perlu waktu masing-masing untuk menyelesaikan urusan kita masing-masing. Kamu tentang masa lalu kamu, kalo memang kamu mau kembali sama perempuan itu, aku nggak akan larang."

Reygan tersentak. "Yang, jangan gini. Aku nggak akan bisa, aku sayang sama kamu, dan nggak mungkin aku tega selingkuhin kamu. Nggak Yang, tolong percaya sama aku."

"Terserah, tapi aku rasa ini bukan soal perasaan kamu aja, tapi juga perasaan aku yang capek mikirin kamu sama Fannesa. Aku capek terus-terusan ketakutan, kalo kamu bakal kembali sama dia. Sekarang, biarin aku bebas, aku juga mau berjuang buat mimpi aku, aku mau fokus sama kuliah aku tanpa terbebani mikirin kamu sama Fannesa yang jadi momok menakutkan buat aku."

"Jangan pernah kamu bilang sayang ke aku, kalau urusan kamu sama masa lalu kamu belum selesai. Jangan mempermainkan perasaan ku."

Reygan masih diam. "Tapi, aku nggak mau Yang, aku sama Fannesa udah selesai. Tolong Yang."

Jennie pergi, melewati Reygan begitu saja, lalu kembali ke kamar mereka. Dia rasa matanya terlalu lelah, dia ingin tidur, mencoba melupakan sementara kejadian ini. Tentang Reygan, Fannesa dan tentang Tama.

****
Jangan lupa vote dan comment.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

See u next chapter ❤️

****

Continue Reading

You'll Also Like

801K 71.7K 65
Alana Putri tidak pernah membayangkan kalau hidupnya akan berubah menjadi begitu rumit karena harus terjebak dalam sebuah ikatan konyol bernama perni...
273K 15.5K 33
[TERSEDIA DI DREAME] Cerita ini pernah saya posting pada tahun 2015, lalu saya selfpublish. Sekarang, cerita ini saya repost di wattpad. Selamat mem...
7.6M 673K 92
[SUDAH TERBIT @COCONUTBOOKS - DIJUAL ONINE] -And in the middle of my chaos, there was you.- Celine tidak mengira bahwa hidupnya, bukan, percintaannya...
2M 22.4K 11
PART TIDAK LENGKAP! SEBAGIAN SUDAH DI HAPUS! Menikah dengan seorang Direktur tak pernah menjadi salah satu impian dalam hidup seorang Gea. Memikirkan...