"Gue kemarin ketemu mantan lo Ki"
Ucap Fira heboh
"Mantan apaan? Mana ada gue punya mantan"
Balas Kia nyolot
"Iya secara Kia dari SMP udah kaya macan, masuk SMA langsung sama Gavin"
"Yee bisa nyinyir juga nih anak kecill"
Ledek Kia menjitak jidat Rara pelan.
"Jangan panggil aku anak kecil, Tante--"
"Namaku Rara, namaku adalah Rara. Hahahah"
"Apaan si. Tante? Tante girang?"
Ketus Kia kesal
"Haha. Lo dong. Eh bener kemarin gue liat, mantan lo di lampu merah Ki. Aduh mukanya, abis ditinggalin lo jad--"
Plak
"Biciitt ihhh. Sorry, gebetan lo tuh palingan"
Kiara menabok wajah Fira dengan buku tulisnya.
"Enak ajah, selingkuhannya Rara tuh"
"Siapa??"
Tanya Rara polos
"Burungnya Ryan"
Hahahahahahh
"Apaan nih? Kembarannya Abunsungkar dipanggil-panggil?"
Pake nongol segala.
"Dosa apa Abun sampe punya kembaran kek lo??"
Ledek Kiara
"Kasihan emaknya, abis brojolin Abun yang ganteng, unyu, imut bin manis itu trus brojolin lo. Ya allah, nyebuutt mak nyebutt"
"Ahh dasarr mulut lo pada julid"
Ryan mengerucutkan bibirnya kesal.
"Ryan, katanya punya burung yah??"
"Pffttttt.."
Kia dan Fira menahan tawanya mendengar pertanyaan konyol Rara.
"Burung apaan? Siapa yang bilang??"
Wajah Ryan merah menahan malu. Pasalnya Rara bertanya cukup keras, membuat beberapa siswa yang dikelas menoleh menatap Ryan dengan mulut menahan untuk tidak tertawa.
"Katanya Kia kemarin Ryan punya burung di tempat terlarang. Dimana??"
Ya ampun mak, pake diperjelas lagiii
Ryan menoleh menatap Kia dengan wajah memerah menahan kesal sekaligus menahan malu.
"Kia, sholat duluuu Kii"
Teriak Marvin dari ambang pintu
"Iyaa Viin. G-gue sholat duluu"
Ucap Kia gugup keburu ngacir menyusul Marvin diikuti Fira dan Rara.
Diluar kelas..
"Eh gue kan lagi halangan"
Celetuk Fira
"Lahh ngapain ikut keluar, Jamillah"
"Takut si Ryan ngamuk. Haha"
Kia memutar bola matanya malas.
'Udah tau halangan, ngapain mau ke masjid'
🌸🌸🌸
12.31
"Ehh masa sepatu gue tinggal satu siihh"
Kia celingukan mencari sepatunya yang hanya tingal sebelah, di halaman masjid tempatnya menaruh sepatu tadi.
"Loh tadi Kia naruh dimana??"
Tanya Rara
"Ya disini lahh Ra, di sebelahnya yang kanan. Masa iya gue pisah jauh-jauh ntar rindu dong"
"Ye malah ngelawak"
"Ihh yang bener, masa iya ada setan siang bolong begini?? Ngga takut apa sama gue"
"Husstt, Kia kalo ngomong jangan sembarang iihh"
Tegur Rara membuat Kia meringis.
"Lo balik ke kelas dulu gue cari sepatu"
"Ngga papa Kia sendirian??"
"Ngga papa, ntar lo izinin gue kalo gue telat masuk"
Rara mengangguk mengiyakan.
🎶🎶🎶
"Kia mana? Lo bilang telat masuk, masa sampai pulang gini ngga balik???"
Tanya Marvin emosi menatap Fira dan Rara
"Gue tadi ngga solat, ngga tau"
Balas Fira lalu Marvin menatap Rara meminta jawaban.
"T-tadi se-sepatu Kia ilang sebelah pas abis solat. T-trus Kia bilangnya mau cari sep--"
"Kemana??"
Bentak Marvin lagi memotong ucapan Rara yang sudah gemeteran.
"Rara ngga tau"
"Arrrgghhh" Marvin mengacak rambutnya frustasi.
"Lo ngga usah bentak-bentak Rara juga dong"
Omel Fira
"Jujur!! Lo ngga nyembunyiin sesuatu kan?"
Marvin menatap keduanya penuh selidik
"Sesuatu apa??"
"Kia ngga lagi keluar sama Alvin kan?"
"Kita ngga tau Viin, yang Rara tau Kia tadi pamit nyari sepatunya"
"Gimana Vin??"
Tanya Gavin yang baru saja dari luar.
"Katanya tadi nyari sepatu"
Balas Marvin lalu menjelaskan penjelasan Rara tadi.
"Gue yakin ada sesuatu yang udah direncanain mulai dari sebelah sepatu Kia yang ilang"
Ucap Gavin
"Gue juga mikirnya gitu"
"Sekarang kita gimanaaa??!!"
"Coba pulang aja dulu, siapa tau Kia dirumah"
Usul Ryan yang baru saja bergabung.
"Ngga mungkin Kia pulang, sampe tas, hp dan segala macemnya masih disini"
Jawab Marvin.
"Kan bisa aja Vin, entah kepepet apa gimana?"
"Ini udah jam 4, kalo sampe malem giamana?? Kia tuh phobia gelapp. Gue ngga bisa maafin diri gue sendiri kalo sampe kejadian dulu ke ulang lagi"
Marvin benar-benar frustasi dengan keadaan ini.
"Ngga ada salahnya kita pulang dulu Vin"
Ajak Gavin.
Marvin mengangguk dan disetujui teman-temannya.
☔☔☔
Flashback on
"Uhh kasihan... Ada cinderella kehilangan sebelah sepatunyaaa tuuuuuuuhh"
Ledek seseorang menghadang jalan Kiara.
"Ketauan nih kalo kek gini, pasti bawang merah yang nyurii. Mana sepatu gue??!"
Tanya Kia ketus menatap Ditta, si mak lampir yang obsesi terhadap Gavin.
"Apaan? Fitnah lo!! Nggak level gue ngambil sepatu lo"
Balas Ditta
"Dasar iblis, yang lain solat ini malah nyuri sepatu... Kena azab mampus lo pada"
"Ngga usah sok suci lo!!"
Tania mendorong bahu Kiara kasar
"Gue emang masih suci yahh. Ngga tau kalo lo?? Udah berapa kali masuk??"
Tanya Kia membuat wajah Tania memerah kesal
"Loo..... Dasar perempuan sok cantik--"
"Gue emang cantik" Potong Kiara cepat
"Arrggghhhh. Urusan kita belum selesai"
"Daann...."
Ditta menggantungkan ucapannya
"Sepatu lo di gudang"
Ucapnya lalu pergi meninggalkan Kiara yang masih mengumpat.
Dengan bibir yang tak henti mengucapkan sumpah serapah, Kia berjalan menuju gudang untuk mengambil sebelah sepatunya.
Sampai di depan pintu gudang yang terbuka, Kia bisa melihat sepatunya diatas tumpukan gardus-gardus tak terpakai.
"Emang dasar mak lampiirr kurang kerjaan ya gini nih"
Gerutunya sambil memasuki gudang.
Sampai tiba-tiba....
Brakk!!
Suara pintu gudang yang di tutup keras dari luar kemudian di kunci.
Flashback off
See you...
11-03-2020