Wanita itu melangkahkan kaki ke dalam kamar. Ia menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa biru putih itu lalu menatap sederet foto yang berada di meja belajarnya. Ia sangat rindu.
Perempuan paruh baya itu mengetuk pintu untuk memberi makan dan minum. Setiap hari begitu .
"Boleh bunda masuk??" Ucapnya
Tidak ada jawaban, hening!
"Bunda taroh sini ya makanannya" hanya di angguki oleh DIA
"Gimana kondisi kamu sayang? Kata papa akhir-akhir ini kamu sering ninggalin terapi, apa bener?" Dan hanya di angguki oleh DIA
"Kenapa?"
"Gapapa" singkat
Firasat seorang ibu itu tidak pernah salah, bunda?? Wanita itu sangat sayang kepada putrinya, bahkan dengan kondisi anaknya yang seperti ini, ia masih dengan telaten mengurusnya .
"Aku pengen sekolah lagi" ujar gadis itu
"Tunggu ajaran baru sayang, karna nggak mungkin buat kamu harus sekolah dengan riwayat kamu yang sudah di ketahui banyak orang" tegas bundanya
"Ganti nama. Dengan cara itu aku bisa sekolah lagi, dan aku mau ngulang kelas 11 biar semuanya nggak ada yang curiga"
"Biar bunda bicara dulu sama papa"
••••••
Devano berjalan di sepanjang koridor, kali ini dia sendirian. Tidak ada teman-temannya maupun Keysa. Hari ini Devano sengaja berangkat pagi karna ia harus mencaritahu siapa perempuan yang sangat mirip dengan Steffy. Dia harus segara menemui Adel, hanya dia orang pertama yang tahu soal masalah ini pikir devano
Saat Devano sampai di kelas Adel, rupanya dia belum datang .
Sial batin Devano
Devano memutuskan untuk pergi ke kelasnya sambil menunggu kedatangan Adel.
Kring...kring...kring..
Bel sudah berbunyi, tandanya semua siswa sudah berada di dalam kelas. Tapi mengapa koridor kelas 11 sangat ramai? Apakah hari ini lagi freeclass karna sebentar lagi ujian kelas 12?
Braaakkkkk
Gilang dengan kencangnya menabrak pintu kelas. Ia tergesa-gesa nafasnya juga tersengal-sengal
"Dev.. Dev.. hah...hah...hah..."
"Lo Lo Lo harus tau sesuatu"
"Apaan?" Jawab devano cuek
"Wanita yang pernah kita liat itu?? Dia ada di sini Dev. Dia murid baru kelas 11" tegas Gilang.
Hal itu sontak membuat Devano terkejut, ia langsung bangkit keluar dari kelas dan menghampiri wanita itu yang sekarang berada di kelas 11. Mungkinkah itu hanya mirip? Devano ingin memastikan
Saat Devano sudah berada di kelas XI MIPA 3 ia menghentikan langkahnya, ia melihat wanita itu sedang berdiri di depan kelas sambil memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan nama saya Nayra Permatasari, saya pindahan dari Jakarta. kalian boleh panggil saya Nayra. Semoga kita menjadi teman baik" ujar Nayra dengan senyum manisnya
Kenapa Lo mirip banget sama Steffy? Batin Devano
"Bener kan Dev? Itu wanita yang pernah kita liat kemarin?? Sumpah mirip banget sama Steffy" Gilang menyenggol bahu devano
"Kenalin nama gue Fifi, semoga Lo betah sekolah di sini" ucap Fifi sambil mengulurkan tangannya dan di balas ramah oleh Nayra
"Lo mau kemana Dev??" Ujar Gilang lalu menyusul langkah devano yang semakin menjauh
Kali ini Devano menunggu jam istirahat untuk menemui wanita itu, ia sangat yakin jika wanita tadi bukanlah Nayra, Tapi Steffy! Mana ada di dunia ini manusia yang tingkat kemiripan nya nyaris 99%. Yang membedakan hanya rambut, rambut Nayra memang sebahu lebih pendek dari rambut Steffy yang panjangnya di atas bokong.
"Kalian dari mana?" Ujar Keysa lembut
"Kamar mandi" jawab devano lalu mengusap lembut rambut Keysa
"Nanti kita ke kantin bareng ya Dev"
"Iya"
Devano duduk bersama Gilang, ia melihat bara dan juga Alvaro yang tengah asik menyalin jawaban PR bahasa Inggris dari Miss Rina.
"Lo udah belum Miss Rina?" Ujar bara sambil menulis
"Miss Rina ? Kenapa?" Jawab Gilang
"Lo udah?"
Gilang melempar pandang ke arah Devano, rupanya otak mereka saat ini sedang bekerja. Gilang mempunyai ide untuk menjahili bara .
"Udah dong" jawab Gilang terkekeh
"Kok udah? Curang Lo" ujar Alvaro . Mereka berdua masih sama-sama menulis. Sibuk banget sampai tidak sadar omongan mereka mengarah kemana!
"Iya nih, sumpah enak banget. Ya kan Dev?" Saut gilang , devano hanya tersenyum
"Apanya yang enak?" Jawab bara dan Alvaro barengan.
"Miss Rina"
"Miss Rina Lo apain?"
"Ah gue pegang doang!"
"Lo ngomong apa sih anjir. Gue nggak ngerti"
"Lo tadi tanya apa ke gue??"
Bara mencoba berfikir sejenak !
"Lo udah belum Miss Rina?" Bara mengulangi kalimat itu
"Nah! Lo sekarang paham kan??"
"Ah sumpah otak Lo mesum Mulu.. jijik gue deket-deket sama Lo" umpat bara
"Hahahahaha"
•••••••
Saat ini Nayra dan Fifi berada di kantin, mereka memutuskan untuk pergi bareng karna Fifi yakin murid baru secantik Nayra pasti banyak yang menggoda jika Nayra pergi sendirian!
"Lo mau pesen apa nay? Eh Ra? Aduh gue panggil apa enaknya?" Ujar Fifi bingung
"Terserah kamu aja, yang penting sopan" jawab nayra ramah
"Mang Dadang bakso dua porsi ya, sama es teh manis 2" teriak Fifi
Nayra terdiam ketika mendengar Fifi, ia teringat dengan??? Ah sudahlah itu sudah menjadi masalalu!
"Ngomong-ngomong muka Lo mirip banget sama kakak kelas yang udah meninggal satu bulan lalu" ujar Fifi sambil menatap Nayra
"Hah? Mirip doang kali. Pasti cantikan dia" alibi Nayra
"Dia emang cantik nay, dia itu ramah banget sama adek kelas. Dan yang paling penting, dia itu pernah jadi pacarnya kak Devano, ketua geng di sekolah ini"
"Mirip doang kali fi. Kan gadis Bandung emang cantik-cantik" ujar Nayra
"Tapi beneran deh, Lo mirip banget sama kak Steffy"
Nayra terbatuk ketika nama itu di sebut? Mengapa? Apakah ada kaitannya??
"Minum nay ini" ucap Fifi memberi Nayra minum
"Tapi sekarang kak Devano udah punya pacar lagi, namanya kak Keysa. Dia juga cantik, tapi rada nyebelin" tegas Fifi
Nayra berfikir? Mungkinkah??
Gerombolan devano saat ini memasuki kantin, Keysa memegang lengan Devano, dan yang lain mengikuti dari belakang.
Mereka duduk berhadapan dengan meja Nayra. Devano memandang Nayra lekat tapi Nayra hanya menundukkan kepalanya. Dia takut menatap devano!
"Steffy?" Ujar bara terkejut
"Hah mana? Bercanda Lo"
"Itu?" Tangan bara menunjuk ke arah meja Nayra dan Fifi
"Sumpah! Itu Steffy Dev?" Saut Keysa.
Memang masalah ini hanya Gilang dan Devano yang tau. Tapi cepat atau lambat mereka semua pasti akan tau juga.
"Bukan!" Jawab devano singkat
"Namanya Nayra, dia murid baru kelas XI MIPA 3" tegas devano
"Tapi kenapa mirip banget ya?" Tanya Keysa heran ..
"Kebetulan doang"
Disisi lain, Nayra dengan hati-hati menatap gerombolan Devano,. Tapi setelah itu dia tidak berani lagi menatap wajah devano terlalu lama
Adel juga memasuki kantin, dia berjalan sendirian , Nayra yang mengetahui hal itu hanya bisa menatapnya.
"Lo kenal sama kak Adel?" Ujar Fifi ,ia tau jika Nayra menatap Adel lekat
"Enggak"
"Dia nggak punya temen di sekolah ini" bisik Fifi
"Kenapa?"
"Kak Adel sama kak Steffy itu dulu sahabat Deket, dia ngebelain kak Steffy terus. Dan saat dia di tinggal pergi sama kak Steffy, dia nggak mau berteman sama yang lain. Karna bagi dia nggak ada yang bisa gantiin kak Steffy di hidupnya" Fifi menjelaskan semuanya dengar detail
"Oh" yang
Adel batin Nayra
"FI" Teriak siswa sekelas dengan Nayra dan Fifi. Tapi mengapa Nayra juga ikut menoleh??
"Gue kesana bentar ya nay?"
Devano dan Gilang terus menatap Nayra . Ada yang tidak beres dengan ini semua
"Lo denger Dev?"
"Denger",
"Kenapa dia noleh saat di panggil 'FI'? Apa jangan-jangan Steffy hanya ganti nama?"
"Gue nggak tau"
Saat Nayra tidak nyaman di perhatiin sama devano dan Gilang, ia memilih untuk pergi dari meja itu dan kakinya mengarah ke meja milik Adel, Adel tampang sendirian
"Aku boleh duduk ??" Ujar Nayra sopan
Adel terkejut dengan kedatangan Nayra. Ia langsung membulatkan matanya
"Lo?"
Nayra mengedipkan satu matanya dan tersenyum