IPA vs IPS [BlackVelvet]

By ayiyafyu

791K 51.1K 7.8K

[Republish] [Slow Update] Udah hal yang wajar kalau anak jurusan IPA dan IPS disuatu sekolah saling bermusuha... More

heyo
prologue
01. Asal Muasal
02. Pertemuan di kantin sekolah
03. Luapan emosi
04. Raka Sehun Mahendra
05. Sepenggal gosip tentang dia
06. Butuh kejelasan
07. Terlihat dari kejauhan
08. Keadaan Yang Sebenarnya
09. Si pelopor, Rose
10. Obrolan tentang mereka
11. Ada apa dengan Jungkook?
12. Aksi labrak
13. Keputusan Yeri
14. Perang dingin
15. Mereka yang dihakimi
16. Percakapan antara mereka
17. Suho vs Sehun
18.Cukup sampai disini
19. Sikap manis seorang Kai
20. Gadis pujaan Chanyeol
21. Bambam, si pengungkap rahasia
22. Terciduk
23. Kabar putus
24. Tiga hari tanpa keterangan
25. Rumah sakit
26. Diantara mereka
27. Untuk terakhir kalinya
selingan...lessgo!!!

28. Penenang

12.5K 1.7K 830
By ayiyafyu

C-o-m-m-e-n-t!!!

"Ngapain?"

Jisoo menoleh, terlihat sosok pria jangkung berdiri agak jauh darinya.

"Mau nyari udara segar, lo sendiri ngapain disini? Ngikutin gue ye lo?"

Pria jangkung itu mendekat, ikut duduk disamping Jisoo.

"Niatnya mau beli minum tapi gak sengaja lihat lo mau ke rooftop, yaudah gue ikutin, takutnya lo ngelakuin aneh-aneh, bundir gitu misalnya"

Sehabis dari kamar rawat almarhum sang ayah, Jisoo memang sengaja ke rooftop untuk memulihkan pikirannya yabg kacau. Setidaknya saat ini pikirannya sedikit memulih walau hatinya masih terasa sakit.

Jisoo terkekeh kecil.

"Pemikiran gue gak sesempit itu kali, sampai harus bundir" ucapnya sambil melihat kearah gedung-gedung yang menjulang tinggi.

"Ya, gue kan gak tau" ucap pria itu sambil mengedikkan bahunya, dan mengalihkan pandangannya kearah depan.

"Lo gak kaget?"

Pria itu menoleh, nampak jelas alisnya yang saling menyatu menandakan dirinya tak paham.

"Kaget kenapa?"

"Kaget karena ternyata gue sama Irene saudaraan"

Pria itu menggeleng, "Gue udah ngira lo pasti ada hubungan sama Irene dari semenjak Irene ngajak lo ngobrol empat mata waktu itu"

Jisoo mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Sehun, lo mau dengerin cerita gue gak?"

Pria itu--Sehun menatap sebentar Jisoo yang pandangannya masih kearah gedung-gedung.

"Silahkan, gue bakal dengerin baik-baik"

"Gue sama Irene itu kembar tak seiras"

Sehun tak menjawab, membiarkan Jisoo untuk melanjutkan ceritanya.

"Dulu sebelum kejadian itu, gue sama dia deket banget layaknya seorang saudara, kita slalu nempel, apa-apa bareng, pokoknya gak boleh pisah"

Memori Jisoo seketika kembali ke masa lalu, sedikit cuplikan tentang dirinya bersama Irene yang sedang bermain bersama ditaman terlintas. Senyuman tulus tercetak diwajah Jisoo.

Sehun yang melihatnya tanpa sadar ikut tersenyum.

"Kita selalu main boneka bareng, dan lo tau, gue versi kecil gak mau main boneka kalau bukan punyanya Irene, aneh kan?"

Jisoo tertawa garing. Sehun tau tawa itu hanya untuk menutupi segala kesedihan gadis itu.

"Sebelum kejadian itu juga hubungan gue sama papa baik-baik aja, intinya keluarga gue yang dulu bahagia banget, selalu ngumpul tiap malem buat bercandaan, terus tiap minggu pasti rekreasi ke kebun binatanglah, ke wahana bermainlah"

Setelah mengatakan itu Jisoo terdiam sejenak.

"Tapi semuanya jadi hancur, udah beda, gak sama kayak dulu lagi setelah mama didiagnosa penyakit tumor. Mama jadi harus dirawat dirumah sakit setelah diagnosa itu"

Jisoo mencoba keras untuk menahan air matanya yang sudah membendung agar tak terjatuh.

"Papa berubah, Irene berubah setelah mama sakit. Papa yang dulunya selalu ada buat gue, mama, mendadak berubah, dia lebih milih lembur dikantor, dan gak pulang-pulang, bahkan sampai mama gak ada papa sama sekali gak pernah jengukin mama"

"Kalau lo gak kuat hentiin aja, gue gak maksa buat lo cerita semuanya" peringat Sehun.

Jisoo menggeleng, "Gue yang pengen ceritain ini"

"Darisana gue mulai kesel sama papa, tiap malem saat gue nemenin mama, satu yang gue harapin yaitu papa untuk dateng, gue sedih ngelihat mama yang juga berharap, gue sedih lihat mama gue sedih Hun."

"Dan untuk Irene, ntah apa yang dipikirin dia sampai-sampai ikut-ikutan kayak papa, dia sama sekali gak pernah mau jengukin mama, tiap kali gue ajak dia slalu nolak, dan berujung berantem. Semenjak itu hubungan gue renggang sama dia, dia berubah, gue gak suka itu, Jisoo yang dulu benci sama perubahan itu"

"Sebulan mama dirawat, sebulan itu mereka gak ada jengukin, gue yang habis pulang sekolah selalu berkunjung kesana, bahkan rumah sakit udah kayak rumah gue sendiri, sampai hari dimana mama meninggal. Jisoo kecil yang habis pulang sekolah langsung dihadiahi wajah pucat mama, semua orang disana nangis, Jisoo kecil gak bodoh, setidaknya dia sadar apa yang udah terjadi, Jisoo kecil nangis, dia nyoba nyari papa dan kembarannya yang nyatanya gak ada disana. Tante Mila, adik mama ngajak Jisoo kecil untuk keluar dari rumah sakit, tapi Jisoo kecil nolak, Jisoo kecil mau nemenin mamanya sampai kesyurga"

Tangisan Jisoo pecah, dipukul-pukul pelan dadanya.

"Sehari setelah itu mama dimakamin, dan dihari itu Jisoo kecil baru ngelihat keberadaan papa sama kembarannya. Mereka gak nangis sama sekali, beda gak kayak Jisoo kecil. Saat waktunya pulang, papa nyuruh Jisoo kecil untuk ikut pulang sama dia, tapi Jisoo kecil terlalu kesel sama papanya, dia nolak, dia lebih memilih tinggal sama adik mamanya, papa gak setuju itu, dipaksalah Jisoo kecil, dan saat itu lah Jisoo kecil berubah, berubah menjadi Jisoo yang pembangkang, gak ada lagi kata kecil yang mendefinisikan kepolosan, dia berubah, dia ngeluarin semua uneg-unegnya dihadapan semua keluarga yang dateng dan ngebuat emosi papa memuncak, ntah sadar atau enggak, tangannya papa meluncur ke pipi Jisoo pembangkang, sakit itu yang hati Jisoo pembangkang rasain waktu itu. Tante Mila yang ngelihat marah, dia ngebela Jisoo, dan bantu biar bisa tinggal dirumahnya. Akhirnya papa setuju, sejak hari itu gue Jisoo pembangkang gak pernah ketemu lagi sama papa sampai hari terakhirnya sekarang."

Jisoo menoleh dan menatap Sehun yang juga sedang menatapnya.

"Sakit Hun, hati gue terlalu sakit nahan semua itu, bahkan rasanya kayak udah mau pecah" ucap Jisoo sambil menangis .

Sehun dengan sigap membawa gadis itu kepelukannya, dan tepat setelah itu tangisan keras Jisoo keluarkan.

"Gue udah gak kuat Hun, hati gue sakit banget" lirih Jisoo dalam pelukannya.

Pelukan itu semakin Sehun eratkan, kepalanya ia tindihkan pada kepala Jisoo.

"Mama meninggal karena gue, karena gue yang gagal bawa papa kehadapan mama, dan sekarang, gue nyebabin papa meninggal juga. Gue pembunuh Hun, gue pembunuh!!"

Sehun merasakan dada bidangnya yang dipukul-pukul keras.

"Mereka pergi bukan karena lo Jisoo, percaya sama gue, Tuhan sayang sama mereka, maka dari itu ngerebut mereka dari lo"

Jisoo dalam perlukannya menggeleng.

"Bukan, semua itu karena gue Hun"

Sehun melepaskan pelukannya, dibawa kepala Jisoo agar bisa menatap langsung manik matanya.

"Lihat gue"

Jisoo yang awalnya enggan, terpaksa menuruti kemauan pria itu.

"Semua yang terjadi bukan kesalahan lo, itu semua takdir Tuhan, jadi berhenti menyalahkan diri lo sendiri, lo  sama kayak Irene, kalian berdua sosok yang kuat, jadi please, jangan putus asa gini"

Diusapkan pipi Jisoo yang basah akan air mata.

"Dari setiap kelas kita ketemu, lo sosok yang paling beda diantara mereka dari apa yang gue lihat. Lo kuat, pinter, dan berani, bahkan Suho ketua lo sekalipun kalah sama lo, lo berani ngelawan siapapun tanpa takut gender atau posisi orang itu. Lo bisa bikin orang lain mati kutu dengan ucapan halus tapi menyakitkan lo, lo itu bukan lagi Jisoo kecil atau Jisoo yang pembangkang, tapi  lo Jisoo dewasa yang dipenuhi dengan keberanian dan kekuatan. Jadi gue mohon, tetap jadi Jisoo yang kayak gitu, jangan berubah, itu perisai lo buat jalani hidup selanjutnya."

"Sekarang tujuan lo cuma satu, perbaiki hubungan lo sama Irene, kalian saudara, bahkan kembaran, dan yang gue tau, Irene sayang lo kok, sayang banget malah. Jangan nunggu dia yang datengin lo, lo yang harus datengi dia duluan, bicarain masalah kalian dengan baik-baik, pasti semuanya bakal balik kayak dulu, ngerti?"

Jisoo mengangguk.

"Yaudah ayo balik, angin disini kenceng, lo bisa masuk angin"

"Lo duluan, nanti gue nyusul"

"Oke kalau gitu, jangan kelamaan, gue duluan"

Sehun beranjak dari duduknya dan segera melangkahkan kakinya keluar.

Lagi lima langkah dirinya bisa keluar dari sana, panggilan Jisoo menahannya.

"SEHUN!!"

Sehun berbalik tanpa menjawab.

"Makasih"

"Untuk?" Tanya Sehun tak paham.

"Kata-kata penenang lo buat gue, makasih banyak!!"

"Itu gak gratis btw, habis semuanya beres gue minta bayarannya"

Terlihat dari kejauhan ekspresi kesal Jisoo.

"Yaudah, makasih nya dicancel!"

Sehun mengangguk "Terserah, yang penting lo inget aja kalau masih punya utang bayaran ke gue! Udah bye! Gue duluan" setelahnya berbalik lagi dan melanjutkan langkahnya.

Tanpa Jisoo ketahui, Sehun tersenyum diam-diam, senyumnya begitu lebar bahkan sampai-sampai matanya menyipit.

IPA vs IPS



Continue Reading

You'll Also Like

197K 24.5K 43
Sentuhan cinta, kasih sayang, dan kehangatan yang hanya untuknya. Dimohon untuk membaca season pertama dulu ya luv agar tidak bingung saat membaca s...
149K 11.4K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
406K 29.8K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
559K 57.1K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...