Sudah tidak selera untuk mengenang masa lalu
••••••
"Dev Lo dicari sama Gilang" ujar salah satu siswa di angkasa
Tidak perlu berfikir lama, ia melangkahkan kaki menuju ke markas. Devano tetaplah Devano, laki-laki yang memiliki paket komplit. Tapi sayangnya ia tidak pandai dalam memilih sesuatu!
Pandangan Devano jatuh pada Gilang yang sudah babak belur, dari sudut bibir, pelipis dahi, siku-siku tangan, hingga sedikit ada goresan di lehernya. Devano masih bersikap tenang sebelum Gilang menjelaskan apa yang yang terjadi padanya
"Gilang di kroyok sama taruna" ujar bara sambil mengoles obat ke luka Gilang
"BANGSAT" umpat devano
"Ternyata Alex adalah anak buah taruna. Dia lumayan Deket sama Reyhan. Mangkanya dia dengan mudah deketin Steffy" lanjut bara
Sialan!!
"Tadi pagi Surya cerita ke gue kalo Alex ikut dalam pengeroyokan ini" jelas bara. Tadi pagi memang Gilang dan Surya berangkat bersama namun berbeda kendaraan
"Gue yakin dia juga mata-mata taruna" saut Gilang yang sedang menahan perih dari luka nya
"Awwww ishh. Pelan-pelan bego. Sakitttt" rengeknya
"Manja banget sih Lo. Pengen gue tampol"
"Tampol sini tampol! Tega banget sama temen sendiri"
"Utu utu utu utuuu... Sakit? Unch kasihan banget sih dedek Gilang ku"
"Najis"
Devano yang tadinya duduk sambil mendengarkan penjelasan dari Gilang, ia berdiri dan berjalan keluar dari markas. Entah apa yang sedang ada di pikirannya. Tapi ekspresi dari wajahnya seperti ingin memakan orang!
Ihh seremm
Seragam sekolah Devano kini di keluarkan, tidak memakai atribut lengkap sudah menjadi kebiasaan baginya. Ia berjalan menuju ke kelas seseorang, tangannya mengepal kuat, rahangnya mengeras, langkah kakinya pun kini lebih cepat dari biasanya.
Beruntung sekali kelas itu sedang tidak ada gurunya, pintu yang sedikit tertutup itu pun di dobrak oleh devano membuat siswa yang ada di dalam kelas itu terkejut bukan main!
Gubraaakk
"MANA ALEX?" teriaknya membuat seisi kelas terdiam seperti patung Pancoran
"HEH LO! CEWEK YANG DI BELAKANG! MANA ALEX?"
"Gu..gu..gue ng..nggak ta...ta..tau Dev" jawabnya dengan Gimik wajah yang gugub
"BRENGSEK" tangan devano terkepal kuat, ia meninju dinding yang ada di sampingnya . Hal itu membuat mereka semua hanya bisa menelan ludah dengan pasrah
Saat Devano hendak pergi dari kelas tersebut, seseorang yang sedang ia cari kini tengah berdiri di belakangnya dengan raut wajah tenang dan biasa aja
"Kenapa Lo cari gue?" Ujarnya
Devano sudah hilang kendali, ia tidak butuh mulut Alex berbicara, ia meninju Alex berkali-kali. Devano menyeret Alex ke tengah lapangan. Ia terus meninju Alex hingga ia babak belur. Semua siswa yang berada di dalam kelas pun berhamburan keluar untuk menonton Devano yang sedang berkelahi dengan Alex! Tidak ada yang berani memisah perkelahian mereka berdua.
Bughkk
"BANGUN LO ANJING"
Bughkk
"GUE TAU LO ANAK BUAH TARUNA"
Bughkk
Bughkk
"JANGAN PERNAH LO MAIN-MAIN DI WILAYAH KEKUASAAN GUE"
Bughkk
Adel yang saat itu sedang keluar dari toilet langsung ikut berlari menuju ke tengah lapangan. Sedetik setelah itu ia langsung berlari ke kelas dan mencari Steffy . Ia akan memberitahu Steffy soal ini
"Fy.... Steffyyy. Devano berantem" ujar Adel dengan napas ngos-ngosan
"Hah"
Steffy keluar kelas, ia berlari ke tengah lapangan. Saat ia sampai di lapangan, ia mendapati teman-teman devano yang sedang berusaha memisah perkelahian tersebut!
Jangan di tanya lagi! Wajah Alex saat ini sudah tidak berbentuk. Satu Bogeman dari devano bisa membuat orang satu Minggu di rumah sakit, tapi ini Alex mendapat berkali-kali lipat Bogeman devano!
Tragis banget
Bughkk
"JANGANKAN NGABISIN LO. SATU TARUNA PUN GUE SANGGUP NGEBERANTAS MEREKA SEMUA"
Bughkk
"GUE DIEMIN LO BUKAN BERARTI LO BISA SEENAKNYA. ANJING"
"TARUNA ANJING BANGSATT"
Bughkk
"STOP DEV STOP" Alvaro berusaha menarik tangan devano tapi tetap gagal
"STOP DEV" lanjut bara
"DEV STOP KENDALIIN DIRI LO"teriak Gilang . Meskipun ia sedang terluka tapi ia tidak bisa membiarkan temenannya berkelahi seperti ini
"STOP DEV"
Semua teman-teman devano menarik tangannya, tapi mereka semua kalah dengan satu badan yang sedang di rasuki oleh jin jahat tersebut. Lagi-lagi Devano membogem wajah Alex. Darah sudah bercucuran di wajah Alex, devano tidak perduli karna Alex sudah bermain-main di daerah kekuasaan devano
Steffy membelah kerumunan tersebut, ia mau memisahkan devano dengan Alex. Steffy tidak perduli jika nantinya ia akan terkena tinju oleh Devano
"Dev Udah" Steffy mengusap lengan Devano lembut. Bahkan ia bisa berhenti dengan dua kata dari mulut Steffy. Sedangkan tadi teman-teman nya susah payah memisahkan mereka berdua
Lebay
"Udah Dev udah" lanjutnya
Devano menghentikan pukulannya terhadap Alex, napasnya tersengal-sengal, bahkan membuat keringat Devano mengalir deras, saat ini devano seperti orang yang hilang akal sehatnya
Steffy menarik tangan devano untuk pergi dari sana, sedangkan para guru dan siswa lain membatu Alex agar nyawanya bisa tertolong.
Mungkin Steffy berbohong jika ia mengatakan tidak peduli dengan Devano! Nyatanya ia saat ini sudah berada di taman belakang sekolah. Mereka duduk di bangku. Sedikit ada kecanggungan diantara mereka berdua
"Kenapa?" Ucap Steffy
"Apanya?"
"Kamu kenapa berantem?"
"Pemanasan buat ikut lomba karate" jawabnya
"Aku serius Dev"
"Aku dua riuss" jawab nya lagi
"Fy,". Steffy yang di panggil pun menoleh ke arah Devano
"Aku minta maaf soal-"
"Udah aku maafin" potongnya
"Semoga kamu bahagia sama Keysa" steffy menjulurkan tangannya seraya mengucapkan selamat kepada devano. Tapi devano malah menariknya ke dalam pelukannya
"Aku lakuin itu karna dia ngancem mau bunuh diri lompat dari rooftop fy"
Steffy melepas pelukan dari Devano!
"Tapi tetep aja Dev, yang namanya berkhianat mau apapun alasannya itu tetep aja berkhianat"
"Tunggu aku buat nyelesain masalah ini fy"
"Sorry Dev. Aku udah nggak bisa sama kamu lagi"
•••••
Adel yang sedari tadi mencari keberadaan Steffy kini di buat sebal, pasalnya ia sama sekali tidak bertemu dengan Steffy. Di tambah lagi Steffy kembali ke kelas dengan muka tak berdosa
"Lo kemana aja sih" ujar Adel dengan raut wajah yang bete
"Dari sana. Ah udah ah. Kantin yuk. Laper ni"
Steffy menarik tangan Adel paksa, karna ia tidak mau di interogasi soal Devano yang tadi berantem sama Alex di lapangan.
Sial banget mereka berdua harus bertemu dengan Keysa si wanita ULER itu. Ia sedang berjalan dengan devano, tidak mereka berdua! Di belakang juga ada antek-antek devano yang mengekorinya dari belakang.
Steffy tidak peduli, ia tidak mau kenyang makin ati, ia butuh satu porsi bakso bahkan bisa lebih.
"Misi gue mau duduk sama cowok gue tercinta" ujar Keysa manja
Steffy tetap tidak menjawab ia tetap melanjutkan makan. Ia bodo amat
"Helloow gue mau makan disini"ujarnya lagi
"MAKAN YA MAKAN AJA. NGGAK LIAT ITU MEJA MASIH BANYAK YANG KOSONG" Jawab Adel bangkit dari kursi nya
"tapi gue mau makan di meja ini. Gimana dong"
"EMANG DASARNYA PEREMPUAN PEREBUT YA GITU. SEMUA DI REBUT DENGAN NGGAK TAU DIRI"
"Bisa nggak sih Lo diem. Kuping gue panas denger Lo bicara"
"Lo mau makan?" Ujar Steffy masih dengan nada pelan
"Iya nih. Gue, Devano sama yang lainnya mau makan . Laper"
"AMBIL NIH MEJA. SEKALIAN MAKAN!" Ujar Steffy menendang meja yang ada di kantin dengan kasar
"Wew santai dong neng Steffy. Kita bisa cari tempat lain kok" ujar bara
"Neng Steffy kalo mau biar bang bara yang nemenin makan"
"Kita cari tempat lain" ujar devano
"Nggak mau Dev. Aku mau makan di sini" rengeknya
"Gue mau duduk di meja biasa kita nongkrong" ujar Devano lalu pergi
"Pokoknya aku mau makan disini Dev"
Devano tidak mau berdebat panjang dengan Keysa hari ini. Ia menuruti kemauannya. Meskipun nantinya ia akan semakin di benci oleh Steffy
"Tadi minta maaf, sekarang mulai lagi. DASAR COWOK BRENGSEK" dumel Steffy ketika pergi dari hadapan mereka semua
Devano hanya bisa menatap Steffy sendu, ia sudah banyak mengecewakannya. Awalnya memang devano ingin balas dendam karna Alvaro yang tak kunjung sadar dari koma. Tapi saat ini ia mau memperbaiki diri untuk lebih dekat lagi dengan Steffy. Mungkin ia akan nyerahin diri ke Reyhan agar dia mengizinkan Steffy berpacaran dengannya. Persetan dengan itu semua. Devano pusing untuk mengambil keputusan saat ini