Sweet Husband [END]

By Rarasprasasti22

1.7M 122K 2.9K

[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada k... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh
Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua
Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat
Laras Story
Kevin story

Enam

37.9K 3.1K 133
By Rarasprasasti22

Hari ini adalah hari kepulangan Sita kembali ke Yogyakarta. Satu bulan sudah ia berada di Singapura, Sita merindukan Yogyakarta. Mr. Aland bahkan sampai menyewakan jet untuknya. Supaya dirinya nyaman, kata pria itu.

Sita menunggu Laras yang akan menjemputnya. Gadis itu membawa botol air mineral di tangannya. Dirinya menoleh ke kanan dan kiri, matanya menyipit tatkala melihat seorang pria berkulit putih yang berjalan mendekat ke arahnya.

Sita menundukkan kepalanya, beruntung dirinya memakai masker dan mengecat rambutnya kemarin bersama dengan Elle. Orang itu menoleh ke arah Sita lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Dilihatnya, pria itu menghampiri seorang wanita yang sudah menunggu di depan mobil sport berwarna merah. Pria itu mencium bibir sang wanita tanpa memperdulikan pandangan orang di sekitarnya. Itu wanita adalah wanita yang sama yang Sita lihat satu bulan lalu.

Sita tersenyum getir, lalu mengusap sudut matanya yang entah kapan sudah mengeluarkan air. "Kamu emang brengsek Yan." Ucapnya pelan. "Aku kira kamu benar-benar berubah."

Sita sudah membulatkan tekatnya untuk tidak akan menerima Rian kembali di hidupnya. Cukup satu pria yang membuatnya tersakiti setiap harinya, tidak perlu Rian masuk ke dalamnya.

Lima belas menit sudah berlalu. Sita masih setia memandangi parkiran mobil yang sekarang sudah kosong karena si pemilik mobil sudah meninggalkan parkiran tersebut.

Ponselnya bergetar, Sita merogoh kantong celana panjangnya. Gadis itu membuka salah satu aplikasi chat yang sering digunakan saat mengirim pesan pada Laras.

Laras Bar-bar: Lo pakai baju apa?

Natalia Sita: Kaos putih sama celana panjang coklat

Laras Bar-bar: Oke, gue udah lihat lo

Sita memutar badannya ketika ada yang memanggil namanya dari belakang. Laras berjalan ke arahnya, gadis itu terlihat senang melihat ia kembali ke kota ini.

"Gue kira lo gak bakal balik setelah yang dilakuin Rian." Ucap Laras saat sudah berada dihadapan Sita.

"Gue udah cukup menenangkan diri," Sita membuka maskernya dan membuangnya di tempat sampah terdekat. "Gue terbiasa hidup dengan kalian, tanpa Rian gue juga gak akan kehilangan apapun."

"Gue juga udah kasih pelajaran buat dia."

Mereka berdua berjalan menuju kendaraan Laras sambil berbincang kecil. Satu bulan tidak bertemu membuat keduanya sibuk dengan perbincangan tentang kegiatan sebulan ini dan kabar Elle yang masih menikmati kesendiriannya.

"Lo tau gak Ras. Bang Adrian itu gak sekaku yang kita kira."

"Maksud lo?"

"Bang Adrian itu orangnya asik kok, walau emang bahasanya formal."

"Tunggu Ta, kenapa kita jadi bahas Bang Adrian ya?"

"Gak apa-apa sih, gue cuma pengen ngasih tau. Selama di Singapura kemarin, gue selalu ditemenin sama Bang Adrian."

"Bagus deh kalau di sana lo udah gak inget Rian lagi." Laras memberhentikan mobilnya di depan rumah makan padang langganannya. "Makan dulu ya Ta. Gue lapar banget soalnya."

"Ayo aja gue mah."

"Lo udah makan?"

Sita menggangguk, lalu melihat ke dalam rumah makan padang yang dipilih Laras, kebetulan sekali di sebelah rumah makan Padang tersebut terdapat taman yang sangat indah. Sepertinya Sita akan pergi ke sana saja.

"Lo mau ke taman?" Tanya Laras setelah mengambil nasi dan sambal ijo. "Ya udah lo ke sana aja. Gue nanti nyusul,"

Sita meninggalkan Laras, gadis itu menyusuri taman yang terbilang sangat sepi. Taman ini sangat sedap untuk dipandang. Suasananya juga membuat Sita betah berlama-lama di tempat ini, sunyi dan sepi. Seperti hidupnya.

Sita merasa ada mengikutinya dari belakang. Namun, saat ia menoleh ke belakang, tidak ada siapapun, hanya dirinya yang berada di sini. Sita mengangkat bahunya acuh lalu kembali melanjutkan langkahnya. Gadis itu berhenti karena di arah yang berlawanan ada seorang pria yang cukup ia kenal. Sita memutar arah tujuannya.

Langkahnya semakin cepat saat suara derap langkah sepatu pantofel juga semakin dekat dengan dirinya. Jelas-jelas tadi sita melihat orang itu sedang menaiki mobil dengan wanita dan pergi meninggalkan bandara. Mengapa sekarang bisa berada di tempat yang sama dengannya?!

"Sita! Tunggu!" Pria itu mengambil tangannya dan memutar tubuhnya.

Sita menghentakkan tangannya. "Mau apa lagi kamu Rian?!" Ucap Sita terpancing emosi. "Kita udah gak ada apa-apa lagi. Aku sudah gak mau kenal sama kamu,"

"Aku bisa jelasin semua sama kamu."

"Jelasin apa lagi?" Sita memandang Rian remeh. "Semua sudah jelas. Kita putus."

"Aku bakalan berubah."

"Seorang playboy kayak kamu mustahil untuk berubah. Walau kamu berubah pun itu cuma semu."

"Aku janji ak—"

"Aku gak butuh janji kamu. Aku lebih baik bersama dengan orang yang bisa mencintaiku tanpa berpaling. Sekarang, aku mau pergi. Kita jalani hidup masing-masing."

"Tapi aku gak bisa. Aku cinta sama kamu."

"Apa ini yang kamu katakan beberapa menit lalu pada wanita yang tadi?"

Raut wajah Rian berubah, terlihat jelas laki-laki itu terkejut. "Dari muka kamu, pasti kamu kaget ya. Kamu belum berubah Rian. Lebih baik kamu mencari wanita lain, bukan aku. Karena kamu minyak dan aku air. Kita gak bakal bisa bersatu."

"Aku bisa berubah menjadi sirup jika kamu ingin."

"Sayangnya aku enggak mau. Kamu paham gak sih Rian?!"

"Gak! Aku gak akan pernah paham."

"Kita gak akan bisa bersama! Sekeras apapun kamu berusaha lagi, aku gak akan pernah mengulangi kebodohanku lagi. Cukup sekali aja."

Sita berbalik, ingin meninggalkan Rian. Sita merasakan tarikan di tangannya kembali, kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Sita tidak bisa melepaskan cekalan Rian pada tangannya, namun tangan Rian menjauh kala ada seseorang yang melepaskan tangan itu dengan paksa.

"Saya dengar Sita sudah tidak ingin bertemu dengan kamu." Suara datar dengan tatapan tajam itu membuat bulu kuduk Sita meremang. "Jauhi dia. Dia tidak ingin bersama dengan kamu lagi."

"Bang Adrian?" 

"Ayo kita pergi." Adrian menggenggam lembut tangan Sita. Adrian menatap Rian sejenak lalu berucap. "Jika kamu berani ganggu dia lagi. Saya akan menghancurkan keluargamu. Ini bukan hanya sekedar bualan."

Sita ikut menatap Rian yang tertegun. Gadis itu melepas genggaman tangan Adrian, sampai pria itu memandangnya binggung. Namun gerakan Sita selanjutnya membuat Adrian mengulum senyum tipis. Gadis itu melingkarkan tangannya di tangan kokoh Adrian.

Mereka berdua mendapat sambutan tatapan heran dari Laras yang telah menghabiskan dua porsi nasi rendang. "Bang Adrian kok bisa nyasar sampai sini?" Gandengan tangan lagi sama Sita. Lanjut Laras dalam hati.

"Tadi Bang Adrian itu berangkat ke sini bareng gue, tapi tadi kita misah di tengah jalan. Eh sekarang malah ketemu."

Laras ber-oh ria. Ada yang aneh di sini. Kecurigaan Laras semakin bertambah, Adrian meminta pada dirinya untuk mengantarkan Sita kembali ke kontrakan mereka.

"Boleh-boleh aja sih Bang." Jawab Laras setelah termenung beberapa saat. "Jangan dibawa kemana-mana ya Bang. Kasian ini bocil, gampang tersesat."

"Kamu tenang saja, semua akan aman."

"Kalau gitu, aku pamit ya Bang. Tugas kuliah numpuk soalnya."

"Ya."

Laras melambaikan tangannya. Ia memasuki mobilnya, menjalankan mobil itu dan meninggalkan Adrian dengan Sita yang masih memeluk tangan Adrian. Tangan Adrian yang terbebas juga mengusap tangan Sita.

"Habis ini mau kemana Bang?" Adrian mempersilahkan Sita masuk ke dalam mobilnya. "Di kontrakan suntuk juga, cuma nunggu Laras ngerjain tugas."

"Memang kamu mau ke mana?"

"Aku pengen ke Taman Pelangi, tapi jam segini masih panas ya?"

"Lumayan."

"Ke butik punya aku aja Bang. Aku lihat kemeja Bang Adrian juga gak ganti-ganti."

"Semua kemeja saya berwarna gelap."

Sita tidak menanggapi balasan Adrian, ada suatu hal yang baru saja ia ingat sekarang. Temannya akan melangsungkan pernikahan minggu depan, ia tidak ingin merepotkan Adrian, Sita juga sudah mengajak Laras, tapi jadwal sahabatnya itu sangat padat dan tugas kuliah yang belum terselesaikan. Salah satu alasan mengapa Sita tidak berminat melanjutkan pendidikannya.

"Hm... Sebenarnya aku mau ajak Bang Adrian ke nikahan teman SMA aku, soalnya Laras gak bisa. Bang Adrian bisa gak?"

"Bisa. Kapan acaranya diadakan?"

"Minggu depan."

"Saya akan kosongkan jadwal."

Terlarut dalam obrolan di perjalanan, Sita terlalu menikmati kebersamaannya dengan Adrian sampai dirinya sendiri tidak sadar ada getaran kecil di hatinya yang mulai meruntuhkan tembok pertahanannya terhadap seorang lelaki.

*****

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

19.7K 915 40
Hari itu, sebuah Pernikahan yang tidak diinginkan terjadi. Dua insan yang tidak saling Mencintai Menikah. Seorang Model Wanita yang cukup terkenal be...
17.5K 1.8K 24
"apa kata kata terakhirmu ratu jimin?" "aku berharap wanita disampingmu itu mati yang mulia" Jemari yang awalnya ragu menghunus pedang kini malah men...
82.4K 5.1K 18
[Completed] Sebuah kejadian mengharuskannya terpaksa kabur dari rumah. Hilangnya arah dan tujuan, tak tahu harus kemana lagi, membuat hidupnya teromb...
3.4M 29.6K 29
Tentang jayden cowok terkenal dingin dimata semua orang dan sangat mesum ketika hanya berdua dengan kekasihnya syerra.