When The Jerk Falling in Love

By ara_raara

170K 7.9K 563

"Aku maunya sama kamu sayang" sahut Rio. Ify tersenyum sinis yang membuat kening Rio bertaut bingung. "Dasar... More

1. The Jerk
2. Laki-Laki Menyebalkan
3. Red Rose
4. You're Mine!
5. Calon Istri
6. First Kiss
7. Posesif?
8. Lunch with Jerk
9. Ada apa
10. Menarik Perhatian Camer
11. Lampu Hijau
13. Licik
14. Cemburu?
15. Kesepakatan
16. Pertemuan Keluarga
17. Berusaha Menyangkal
18. Benarkah Jatuh Cinta
19. Tercyduk
20. Mulai Ada Rasa
21. Bertemu Mantan
22. Tulus?
23. Drama Calon Mertua
24. Reuni SMA
25. Karma Berlaku
26. Kecewa
EBOOK READY AGAIN

12. Ancaman

2.8K 198 12
By ara_raara

Rio melangkahkan kakinya menuju toilet setelah dia melirik arloji di pergelangan tangan kanannya. Dia bersandar di dinding depan toilet secara menunggu Ify. Tadinya dia ingin mengantar saat Ify ingin ke toilet, tapi ditolak oleh Ify. Namun tetap saja dengan keras kepalanya dia menyusul Ify hingga ke sini.

Dia melakukan ini semua demi menjaga Ify dari jangkauan laki-laki yang ada di pesta itu. Dia tidak ingin Ify ditatap lapar oleh kaum yang berjenis kelamin sama dengannya.

"Sayang, kok kamu disini?"

Rio mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara itu. Dia terkejut sesaat saat melihat Naila ada di tempat ini juga. Namun kemudian dia kembali bersikap santai. Dia sempat mengira yang memanggilnya tadi adalah Ify. Dia sudah hampir berbunga karena dipanggil sayang. Tapi ternyata,,,,

"Aku lagi nunggu seseorang" Rio bisa melihat tatapan heran yang dilayangkan Naila kepadanya.

"Di depan toilet wanita kayak gini?" Naila merasa Rio benar-benar aneh dari beberapa hari yang lalu semenjak dia menemukan Rio bersama seorang wanita di restoran. Apalagi Rio semakin sulit dihubungi. Dan kini dia menemukan pacarnya itu ada di depan toilet perempuan. Dia semakin yakin kalau Rio sudah memiliki target barunya.

"Wanita mana lagi kali ini?"

Rio baru saja akan menjawab bertepatan dengan Ify keluar dari toilet. Ify sepertinya terkejut ketika melihat dirinya ada di depan toilet wanita itu. Apalagi dia tidak sendirian. Entahlah apakah Ify mengingat wanita yang saat ini bersamanya.

Naila juga terkejut ketika melihat keberadaan Ify. Dia jelas ingat betul rupa perempuan yang waktu itu makan bersama kekasihnya.

"Oh jadi dia?" Tanya Naila tersenyum sinis. Dia menatap memusuhi Ify. Dia melangkah semakin dekat ke arah Ify. Dia berniat menjambak rambut Ify namun Rio lebih dulu menahan tangannya.

"Kamu apa-apaan sih La?" Bentak Rio marah.

"Kamu belain dia? Dia udah rebut kamu dari aku!" Sahut Naila berteriak. Dia semakin menatap benci ke arah Ify.

"Dia ga tau apa-apa. Dan asal kamu tau. Aku yang ngejar-ngejar dia. Bukan dia yang ngejar aku. Aku mau kita putus, aku udah ga ada perasaan apa-apa lagi ke kamu"

Plaaaakkk

"Apa kamu bilang Yo. Kamu tega sama aku"

Rio memegangi wajahnya yang baru saja ditampar Naila. Wanita itu tampak sangat marah dan tidak terima. "Awas lo jalang! Urusan kita belum selesai!" Ancam Naila ke Ify. Dia pun langsung meninggalkan tempat itu dengan kekesalan yang memuncak.

"Lo liat kan? Bahkan ga sampai sejam kita disini udah ada aja yang ngelabrak gue" Ify tertawa sinis. Gara-gara Rio dia dimusuhi pacar-pacar lelaki itu.

"Aku janji ini ga bakalan terjadi lagi Fy"

Ify hanya menanggapi ucapan Rio dengan kekehan sinis. Dia merasa tidak yakin dengan ucapan Rio itu. Dan sepertinya dia harus menyiapkan diri kalau-kalau wanita tadi mendatangi dan melabraknya lagi.

"Malam ini juga aku bakal putusin mereka semua" Rio meraih pergelangan tangan Ify lalu dia bawa ke bibirnya. Dia kecup pergelangan tangan Ify. Ifypun langsung melepaskan tangannya dari tangan Rio.

"Gue ga pernah minta"

"Aku tau. Tapi ini sebagai bukti kalau aku mau lepasin mereka semua demi kamu"

Jfy membuang pandangannya dari Rio. Dia tidak ingin tergoda dengan perkataan manis laki-laki dihadapannya. Mana mungkin Rio ingin berubah hanya karena dirinya. Sangat tidak masuk akal!

"Ayo ikut aku" ajak Rio. Dia menggenggam pergelangan tangan Ify lalu membawanya meninggalkan pesta.

Ify hanya diam saja begitu mereka telah berada di dalam mobil Rio. Dia melirik sekilas ke arah Rio yang sibuk mengotak atik ponselnya. Dia tidak merasa penasaran sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh Rio. Dia hanya membuang pandangannya ke luar jendela.

Perlahan mobil yang mereka naiki bergerak meninggalkan tempat itu. Ify masih bisa melihat sesekali Rio mengotak atik ponselnya itu. Paling juga lagi chatan sama pacarnya. Batin Ify.

Ify mengernyitkan keningnya ketika Rio membelokkan mobilnya ke arah sebuah kafe. Rio keluar dari mobil setelah memarkirkannya. Setelah itu dia berjalan ke samping pintu penumpang dan membukakan pintu untuk Ify.

"Kita mampir bentar" ujar Rio yang seakan tahu kebingungan Ify. Dia pun membawa Ify memasuki kafe itu. Tapi sebelumnya dia melepas jasnya dan menyampirkannya ke pundak Ify.

Ify menoleh ke samping begitu merasakan Rio memakaikan jasnya ke punggungnya. Dia masih merasa bingung untuk apa Rio membawanya keisni sementara mereka sudah sempat makan di acara tadi.

"Ayo" ajak Rio lagi. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Ify. Ify sempat menolak tentu saja. Namun Rio tetap keras kepala. Ify mengernyitkan keningnya ketika Rio membawanya ke arah meja yang ada beberapa orang perempuan disana. Perempuan-perempuan itu saling tatap dengan bingung.

"Sayang,"

Ify terbelalak ketika empat wanita itu memanggil Rio secara serentak.

"Sayang? Ini maksudnya ada apa?" Tanya salah seorang diantara mereka. Dia menatap meminta penjelasan kepada Rio. Juga tatapan tidak suka kepada wanita-wanita lainnya.

"Aku bakal jelasin ini nanti. Tapi kita tunggu yang lainnya dulu" ujar Rio. Dia membawa Ify untuk duduk di salah satu kursi itu. Sementara keempat wanita tadi masih berdiri dengan linglung.

"Apaan maksudnya bawa gue kesini?" Ify menatap Rio meminta penjelasan. Dia heran saat Rio menyuruh menunggu kedatangan yang lainnya. Sebenarnya ada berapa banyak sih pacarnya?

********

Rio langsung berdiri ketika dia rasa semuanya sudah lengkap. "Oke karena kalian udah ada disini. Aku mau bilang sesuatu sama kalian semua. Makasih karena kalian semua udah mau jadi pacar aku selama ini. Tapi maaf kita harus putus. Aku udah punya calon istri yang sangat aku cintai" Rio merangkul Ify yang bahkan masih duduk.

Ify ternganga tidak percaya ketika mengetahui kalau Rio benar-benar memutuskan pacar-pacarnya. Ify menghitung wanita-wanita itu yang berjumlah dua belas orang. WOW. Benar-benar luar biasa keplayboyan Rio ini.

Namun dia melebarkan matanya ketika Rio mengakuinya sebagai calon istri. Apa-apaan! Dia menatap horor ke dua belas wanita itu yang menatapnya murka.

Plakkkk

Plakkkk

Plakkkk

Rio memegangi pipinya yang berdenyut karena mendapatkan tamparan dari masing-masing wanita itu.

"Dasar brengsek, Bugh!"

Rio mengaduh ketika wanita yang terakhir malah menendang selangkangannya. Mereka semua pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Rio dengan rasa sakit di pipi dan juga nyeri di pangkal pahanya.

"Luar biasa" gumam Ify. Dia meringis ketika melihat wajah Rio yang memerah akibat tamparan. Namun dalam hati dia bersyukur karena Rio telah mendapatkan balasan dari sifat playboynya itu.

*********

Ify keluar dari mobil Rio ketika mereka telah sampai di depan rumahnya. "Thanks udah nganterin. Mending lo langsung pulang dan obatin pipi lo itu"

Rio segera keluar dan menyusul Ify. Dia meraih pergelangan tagan Ify sehingga mau tidak mau Ify menghentikan langkahnya.

"Aku udah mutusin semua pacar-pacar aku. Sekarang kamu mau kan jadi pacar aku?" Tanya Rio.

"Gue ga pernah minta lo putusin mereka semua. Dan gue juga ga pernah janji mau nerima lo meskipun lo udah mutusin mereka" jawab Ify.

"Kamu pasti bakal jadi milik aku Fy. Apapun caranya!" Geram Rio. Dia menarik tangan Ify hingga Ify membentur tubuhnya. Lalu dia menyederkan Ify di mobilnya.

"Kamu mau jadi pacar aku atau aku cium?" Ancam Rio. Dia semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Ify. Tangannya memeluk pinggang ramping Ify hingga tubuh mereka menempel.

"Lepasin Yo....." Tolak Ify. Dia berusaha mendorong dada Rio.

"Ga akan aku lepasin sebelum kamu jawab" seringai Rio.

"Lo gila kalau berani cium gue disini"

"Terus kamu maunya dimana? Di mobil? Kamar atau hotel?"

"Brengsek gue bukan cewek murahan." Ronta Ify. Dia semakin memukuli dada Rio. Namun Rio menangkup tangannya dan menguncinya di depan dada.

"Aku ga bilang kamu murahan, sayang" Rio mengelus pipi Ify dengan sebelah tangannya yang tadi merengkuh pinggang Ify.

"Lepasin, nanti ada yang liat!" Ify tidak berhenti mencoba melepaskan diri dari Rio.

"Bagus dong. Biar sekalian kita dinikahin"

"Dasar gila!" Umpat Ify. Dia langsung menendang selangkangan Rio dengan lututnya. Dan benar saja Rio langsung melepaskannya. Bodo amat dengan Rio yang meringis kesakitan untuk yang kedua kalinya. Yang jelas dia sudah terbebas dari laki-laki gak waras itu.

"Tega kamu Fy. Ini masa depan kamu juga nanti" Lirih Rio menahan ngilu.

"Ga perduli" sahut Ify. Dia melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Rio.

"Sial!"

**********

Rio telah sampai di rumahnya setengah jam yang lalu. Dia sudah bersih-bersih dan berganti pakaian. Saat ini dia sedang mengompres pipinya yang lebam. Beruntung aset vital kebanggaannya tidak kenapa-napa setelah dua kali menerima tendangan. Kalau tidak, dia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.

"Lo harus tanggung jawab karena udah buat gue kayak gini Fy"

Rio meremas kuat handuk yang dia gunakan untuk mengompres pipinya.

"Gue bakal dapetin lo" kata Rio tesenyum sinis.

"Rio, kamu ngapain malam-malam begini di dapur?" Tanya Arum. Dia melangkah mendekati Rio dan terkejut begitu melihat wajah Rio yang lebam.

"Astaga Rio.... Wajah kamu kenapa?"

Arum panik dan tak sengaja malah menekan di memar yang ada di wajah Rio hingga Rio mengaduh kesakitan.

"Rio gapapa ma. Ini ga seberapa" jawab Rio sambil meringis.

"Ga seberapa apanya. Orang kamu meringis kayak gitu"

********

Seharian ini Ify merasa tentram karena Rio tidak mengganggunya. Sepertinya dia masih kesakitan akibat yang semalam. Tapi baguslah, karena tanpa kehadiran Rio dia bisa bernapas lega.

"Keliatan senang banget muka kamu hari ini? Ada apaan?"

Ify tersenyum ketika mendapati pertanyaan seperti dari Alvin. Ketahuan sekali kah kalau dia merasa senang hari ini karena tidak diganggu oleh Rio.

"Masa sih? Perasaan biasa aja"

"Jangan-jangan kamu udah pacaran sama Rio makanya muka kamu cerah banget kayak gini"

Ify melotot sebal mendengar ucapan Alvin barusan. "Apaan, ogah banget pacaran sama dia" kesal Ify.

"Kali aja kamu udah luluh sama rayuan dia"

"Apaan sih Vin. Aku lagi ga mau bahas dia"

"Sorry"

*********

Rio mengikuti Ify yang baru saja keluar dari kantornya. Dia sengaja hanya mengamati Ify dari jauh. Selain karena wajahnya yang masih lebam, sepertinya dia memang harus menghindar dari Ify dulu. Biar dia tahu apakah wanita itu mencari keberadaannya. Dia merasa  yakin kalau rencananya kali ini akan berhasil.

********

Ify merasa ada yang aneh karena Rio tidak menampakkan batang hidungnya. Padahal ini sudah hari ketiga dari kejadian malam itu. Tidak mungkin kan kalau Rio masih sakit.

"Woi, ngapain ngelamun sih. Mikirin Rio ya?" Goda Shilla begitu melihat Ify yang melamun di kafetaria kantor.

"Apaan sih Shil ngagetin aja" kesal Ify.

"Tapi bener kan lagi mikirin Rio?" Tebak Shilla lagi. Ify pun hanya mendengus malas.

"Gue ga mikirin dia" Ify menjawab dengan penuh keyakinan yang membuat Shilla malah tersenyum aneh.

"Masa sih?"

"Lo rese banget deh"

"Hahaha habisnya lu tumben ngelamun aja. Kangen ya digangguin sama dia. Beberapa hari ini kan dia ga keliatan"

"Mana ada orang yang digangguin kangen Shila. Ada-ada aja sih lo"

"Ada. Dan itu elo"

"Serah lo deh"

************

Bersambung........

Jangan lupa voment nya yaaaa
Insyallah aku bakal rutin up kok 😁
Love kalian yang masih setia nunggu cerita ini😘

Continue Reading

You'll Also Like

5.8K 94 13
Navisha dan William pernah bersama saat di bangku sekolah menengah atas. Tapi, bukan cinta monyet penuh dengan romantika remaja, seperti pada umumnya...
6.1M 317K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
83.8K 4.8K 17
Ceisya berpacaran dengan Daniel. Pacaran yang tidak sehat sampai membuatnya hamil diluar nikah. Ceisya tentu saja akan meminta pertanggung jawaban, n...
430K 843 4
[UNPUBLISHED.] ❝No matter how hard he runs away from reality. No matter how hard he ran from destiny. No matter how hard he searched for...