REASON โœ” [Draco Malfoy x Read...

By nairanonna

480K 57.8K 14.8K

JANGAN TERJEMAHKAN/REPUBLISH CERITA INI DI PLATFORM MANAPUN. __________________________________ [C O M P L E... More

1.
2.
๐๐Ž๐“๐„
3. [Name]
4. Cedric
5. [Name]
6. [Name]
๐๐Ž๐“๐„
7. [Name]
8. [Name]
9. [Name]
10. [Name]
11. [Name]
12. Draco Malfoy
โ•ฏ๏นโ•ฐ
13. [Name]
14. [Name]
MAAF
15. [Name]
16. [Name]
18. [Name] END
NOTE!
BOOK II

17. [Name]

16.9K 2.3K 500
By nairanonna

Pernahkah kau merasa tidak percaya akan suatu hal, padahal itu jelas-jelas nyata ada di hadapanmu?

Aku tidak bisa berkata-kata. Tidak bisa meraung-raung seperi gadis-gadis lain yang kehilangan Cedric. Tidak bisa seperti Cho yang menatap Cedric dengan tangis parah sesenggukan. Aku juga tak akan bisa seperti Amos Diggory yang berteriak-teriak soal Cedric. Semua berduka.

Aku kembali tak bisa berkata-kata.

Rasanya baru sesaat saja ketika dia mengatakan segala hal mengenai rasa. Dalam hitungan sekejap hal itu lenyap tak berbekas. Kepalaku bahkan masih belum ingat sempurna apa yang dikatakannya. Tapi aku ingat jelas pelukan perpisahan itu, pelukan yang penuh arti. Wajah seputih vampire itu tidak akan lagi aku tatap, dan tangannya tidak akan lagi mengacak-acak rambutku.

Aku merasa kehilangan. Sangat. Aku ingin menatapnya lagi. Aku ingin berkata bahwa kita masih punya banyak mimpi untuk diseleseikan. Ayo kita buat masa depan indah dimana aku dan kamu bisa saling bekerja sama selamanya. Aku ingin mengatakan banyak hal selama ini, aku ingin kamu mengetahui bahwa kamulah pemilik dekapan hangat yang selalu aku rindukan. Kuanggap kamu lebih dari segalaku. Kamu keluargaku. Kamu seperti sosok Ayah saat aku membutuhkan, seperti seorang kakak, dan bahkan kamu bisa melebihi ekspetasiku. Segalanya yang ada dalam diri Cedric selalu spesial. Tidak ada kekurangan khusus darinya.

Aku menutup mulutku dan menangis tertahan. Tenggorokanku tercekat, pandanganku kabur oleh air mata yang semakin jatuh. Aku ingin memeluknya... lagi... di musim dingin ini.

Seseorang langsung menarik bahuku dan mendekap kepalaku tepat di dadanya-aku mulai menangis dan meraung-raung sekeras-kerasnya, walaupun suaraku teredam. 

Terimakasih, Malfoy

Aku balas memeluknya sekuat tenaga. Aku tidak peduli meski Malfoy merasakan sesak. Meski tribun tempat kami berdiri mulai bergoyang-goyang karena banyaknya massa yang ingin melihat tubuh Cedric.

Orang-orang tidak ada yang tahu kalau aku dan Cedric punya hubungan jauh lebih spesial.

Aku mendengar bisikan Malfoy, "Dia, dia pasti bahagia pernah bertemu denganmu. Percayalah itu."

Kata-katanya justru membuatku semakin menangis.

Aku kehilangan kesadaranku.

***

Berbagai kejadian telah terlewati dengan begitu lambat. Hari-hari tanpa adanya Cedric jauh membuatku merasa seperti orang lain. Kutukan tak termaafkan--Avada Kedavra--itu yang menyebabkan dia tiada. Rasanya jadi membenci Voldemort beberapa kali lipat. Aku jauh lebih tenang daripada di tribun. Waktu itu, aku pingsan dan Malfoy buru-buru membawaku ke rumah sakit.

Meski aku merasa hari berjalan bagitu lambat, ada kejadian penting yang telah terlewati. Professor Mad Eye-Moody, belakangan ini kutahu bahwa dia bukanlah Mad-Eye yang sebenarnya. Barty Crouch Junior, itulah sosok yang selalu meminum ramuan polyjus demi mempertahankan tubuhnya. Intinya dia adalah pelahap maut yang ditugaskan membawa Harry menemui Voldemort untuk mewujudkan tubuh sempurnanya menyerupai manusia. Dia menjebak Harry melalui portkey di piala Triwizard. Mencoba membuat Fleur, Krum, dan Cedric kalah. Tapi-ah sudahlah. Itu sudah terjadi.

Sekarang adalah bagaimana caranya agar aku bisa membuat Cedric terus hidup dalam hatiku. . Aku berjanji, tidak akan menangis lagi. Aku berjanji pada diriku juga kalau aku akan melesat jauh lebih kuat-secepat terbang Cedric saat menjadi seeker. Banyak hal yang telah Cedric lakukan dalam diriku dan tidak akan pernah hilang dalam ingatan.

Kini, aku sedang melihat langit siang hari di musim dingin. Cuaca tidak berubah, matahari tak nampak. Angin dingin meniup-niup rambutku pelan. Menerpa wajahku dengan titik-titik saljunya.

Harry, Ron, dan Hermione juga ada di sini. Kami saling diam dan mengerti keadaan masing-masing. Terutama Harry yang telah menyaksikan kutukan Avada Kedavra itu telah merenggut Cedric.

"[Name]," Harry bersuara pelan memanggil namaku. Aku menoleh.

"Ya?"

"Aku tahu kau pasti tidak akan suka jika membahas ini, dan aku juga bingung menccari waktu yang tepat mengatakannya." Dia bangkit dan ikut berdiri di sampingku yang menyandar pada dinding balkon.

"Katakan saja" ya, katakan saja. Jika itu tentang Cedric pun, aku tidak boleh sedih jika menyebutkan namanya. Aku harus terbiasa.

"Kau tahu, saat Priori Incantatem terjadi, banyak orang-orang yang telah dibunuh Voldemort bermunculan dalam bentuk bayangan. Orangtuaku ada, Cedric pun ada. Mereka seperti hidup kembali dan menyampaikan pesan,"

Aku menoleh padanya meminta kelanjutan. Mataku mulai panas, dan aku mati-matian menahannya agar tidak tumpah.

"Dia menyuruh aku membawa agar membawa badannya ke Ayahnya. Tentu saja aku menyanggupinya. Tapi pesannya yang kedua, dia bilang, 'Katakan pada [Name], aku mencintainya selalu. Temukan siapapun yang membuatmu bahagia, aku tidak peduli meski itu bukan aku. Asal kau bahagia'. Dia mengatakan itu,"

Sial. Mataku jadi panas.

Harry menghela napa panjang. Seolah melepas beban yang berat dari punggungnya. "Aku ingin kau bercerita apa yang selama ini tidak bisa kau ceritakan,"

Harry. aku memang menyembunyikan banyak hal soal Cedric padamu dan Ron. Mungkin ini saat yang tepat untuk mengakui semuanya. Hermione menunduk dalam, Ron menganga tak percaya. Tapi untung dia tau diri hari ini dan tidak nyolot seperti biasanya.

"Akhir tahun ketiga, dia menyatakan perasaannya padaku. Tentu saja aku menolaknya
Dia seperti kakakku sendiri. Awal tahun keempat, aku sangat terkejut mengetahui secepat itu dia berpaling pada Cho,"

"Aku bersikap biasa saja. Setelah beberapa lama, dia menemuiku dan berkata Cho itu-seperti pelariannya. Jahat sekali kan kalau dipikir? Tapi yah sudahlah. Aku juga tidak berniat mengganggu hubungan mereka. Aku hanya meladeni Cedric seperti waktu kami berteman. Aku juga memberi pengertian padanya. Apalagi kalian tahu, aku agak tertarik dengan---lupakan,"

Nyaris saja aku keceplosan menyebut nama Malfoy. Harry dan Ron yang tidak paham mengabaikan bagian itu, tapi Hermione tertawa kecil.

"Dia bilang dia masih menyukaiku saat sebelum Triwizard berlangsung. Intinya begitu. Dan aku menyayanginya,"

"Wah bisa-bisanya [Name], hal semacam ini kau sembunyikan dari kami," Ron mendengus kesal.

"Maaf. Aku merasa tidak enak saat itu,"

"Tidak penting sekarang. Yang penting kita tahu kebenarannya," ujar Harry pengertian.

Hermione merangkul dan menepuk pundakku "Semuanya sudah terjadi. Dan hidup tentu masih harus berlanjut, semangat menjalani hari."

Aku mengangguk dan tersenyum.

Benar, hidup masih terus berlanjut.

***

Kami lalu menemani Harry ke rumah sakit untuk kontrol pada Madam Pomfrey soal luka-lukanya. Waktu Harry kembali dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, keluarga Weasley langsung datang ke sini. Mereka kan yang paling dekat dengan Harry.

Tapi sepertinya kami datang disaat yang tidak tepat. Keluarga Weasley, para Professor, Pak Menteri, Dumbledore... ada apa mereka berdebat di rumah sakit? Mereka juga tampaknya tidak masalah dengan kami yang sudah membuka pintu.

"Ada apa?" tanya Dumbledore tajam, memandang Fudge dan Profesor McGonagall bergantian. "Kenapa kalian mengganggu orang-orang ini? Minerva, aku heran padamu-kuminta kau menjaga Barty Crouch..."

"Tak perlu lagi menjaganya, Dumbledore!" dia menggeram. "Gara-gara Pak Menteri ini!"

Aku belum pernah melihat Profesor McGonagall kehilangan kendali seperti ini. Pipinya merah padam, dan kedua tangannya terkepal. Tubuhnya gemetar saking marahnya.

"Ketika kami memberitahu Mr Fudge bahwa kita telah menangkap Pelahap Maut yang bertanggung jawab untuk kejadian malam ini," kata Snape, dalam suara rendah, "dia rupanya menganggap keselamatan dirinya dalam bahaya. Dia memaksa memanggil Dementor untuk menemaninya ke dalam kastil. Dia membawa Dementor itu ke dalam kantor tempat Barty Crouch..."

"Sudah kukatakan kalau kau tak akan setuju, Dumbledore!" Profesor McGonagall menggerutu. "Kukatakan padanya kau tak akan pernah mengizinkan Dementor menginjakkan kaki di dalam kastil, tetapi..."

"Profesorku yang baik!" raung Fudge, yang belum pernah tampak semarah ini, "sebagai Menteri Sihir, aku berhak memutuskan apakah aku mau membawa pelindung ketika mewawancarai kriminal yang mungkin berbaha..."

Semua tak perlu menunggunya menyelesaikan kalimatnya. Dia tahu pasti apa yang telah dilakukan si Dementor. Dia telah memberikan kecupan fatalnya kepada Barty Crouch Jr. Dia telah menyedot jiwa Crouch dengan mulutnya. Kini Crouch lebih parah daripada mati.

"Apa ruginya!" gertak Fudge. "Dia toh bertanggung jawab untuk beberapa kematian!"

"Tetapi dia tak dapat memberikan kesaksian, Cornelius," kata Dumbledore. Dia memandang tajam Fudge, seakan baru melihatnya dengan jelas untuk pertama kalinya. "Dia tak dapat memberikan kesaksian tentang kenapa dia membunuh orang-orang itu."

"Kenapa dia membunuh mereka? Sudah jelas, kan?" bentak Fudge. "Dia orang gila! Dari apa yang diceritakan Minerva dan Snape kepadaku, rupanya dia menganggap dia melakukan itu atas perintah Kau-Tahu Siapa!"

"Lord Voldemort memang memberinya perintah, Cornelius," kata Dumbledore.

"Kematian orang-orang itu semata-mata bagian dari rencana untuk mengembalikan kekuasaan Lord Voldemort sepenuhnya. Rencana itu sukses. Voldemort sudah kembali ke tubuhnya."

Fudge tampak seakan baru saja kena pukulan petinju kelas berat di wajahnya. Bengong dan mengedip-ngedip, dia balas memandang Dumbledore seakan dia tak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Dia tergagap, masih terbelalak menatap Dumbledore. "Kau-Tahu-Siapa... kembali? Tak masuk akal. Jangan macam-macam, Dumbledore..."

"Seperti yang pasti telah diceritakan Severus kepadamu," kata Dumbledore, "kami mendengar Barty Crouch Junior mengaku. Di bawah pengaruh Veritaserum, dia menceritakan kepada kami bagaimana dia diselundupkan keluar dari Azkaban dan bagaimana Voldemort setelah mendengar tentang dirinya dari Bertha Jorkins datang untuk membebaskannya dari ayahnya dan memanfaatkan dirinya untuk menangkap Harry. Rencananya berhasil. Crouch telah membantu Voldemort kembali."

"Pikirkan lagi, Dumbledore," kata Fudge, senyum samar di wajahnya, "kau, masa kau serius percaya bahwa, Kau-Tahu-Siapa kembali? Coba pikirkan... Crouch mungkin percaya dia bertindak atas perintah Kau-Tahu-Siapa... tetapi mempercayai kata-kata orang gila seperti itu, Dumbledore..."

"Ketika Harry menyentuh Piala Triwizard malam ini, dia langsung dibawa ke tempat Voldemort," kata Dumbledore mantap. "Dia menyaksikan kelahiran kembali Voldemort. Aku akan menjelaskan segalanya kepadamu kalau kau berkenan ke kantorku. Sayang aku tidak bisa mengizinkanmu menanyai Harry malam ini."

Fudge masih tersenyum aneh. Kemudian kembali memandang Dumbledore, dan berkata, "Kau... er... mempercayai kata-kata Harry soal ini, Dumbledore?"

"Tentu saja aku mempercayai Harry," kata Dumbledore. Matanya menyala-nyala sekarang. "Aku mendengar pengakuan Crouch, dan aku mendengar cerita Harry tentang apa yang terjadi setelah dia menyentuh Piala Triwizard. Kedua cerita itu masuk akal. Kcdua cerita itu menjelaskan segalanya yang terjadi sejak Bertha Jorkins menghilang musim panas lalu."

Senyum ganjil masih menghias wajah Fudge. Sekali lagi dia mengerling Harry sebelum menjawab. "Kau percaya bahwa Lord Voldemort telah kembali berdasarkan kata-kata seorang pembunuh gila dan anak yang... yah..." Fudge melempar pandang pada Harry lagi, dan Harry tiba-tiba paham.

"Anda rupanya membaca artikel-artikel Rita Skeeter, Mr Fudge," kata Harry tenang.

Wajah Fudge merona merah, tetapi kemudian tampak menantang dan keras kepala. "Lalu kenapa kalau aku baca?" katanya, memandang Dumbledore. "Dengan begitu, aku jadi tahu bahwa kau menyembunyikan beberapa fakta tentang anak ini. Parselmouth, eh? Dan bersikap aneh di segala tempat..." .

"Dengar, saya melihat Voldemort kembali!" Harry berteriak. "Saya melihat para Pelahap Maut! Saya bisa memberikan nama-nama mereka kepada Anda! Lucius Malfoy..."

Snape mendadak bergerak, tetapi ketika Harry memandangnya, mata Snape kembali melayang ke arah Fudge.

"Malfoy sudah dinyatakan bersih!" kata Fudge, jelas-jelas merasa terhina. "Keluarga tua yang sangat terhormat banyak memberi sumbangan untuk maksud-maksud baik..."

"Macnair!" Harry melanjutkan.

"Juga dinyatakan bersih! Sekarang bekerja untuk Kementerian!"

"Avery... Nott... Crabbe... Goyle... "

"Kau cuma mengulang nama-nama yang dibebaskan dari tuduhan sebagai Pelahap Maut tiga belas tahun lalu!" kata Fudge berang. "Kau bisa menemukan nama-nama itu di arsip lama mana saja tentang pengadilan mereka! Astaga, Dumbledore... anak ini juga penuh cerita sinting pada akhir tahun ajaran lalu... bualannya makin menjadi-jadi, dan kau masih mempercayainya... .anak itu bisa bicara kepada ular, Dumbledore, dan kau masih beranggapan dia bisa dipercaya?"

"Dasar bodoh!" sembur Profesor McGonagall. "Cedric Diggory! Mr Crouch! Kematian mereka bukan pekerjaan sembarang orang gila!"

"Aku tidak melihat bukti yang sebaliknya!" teriak Fudge, sekarang mengimbangi kemarahan McGonagall, wajahnya berwarna ungu.

"Tampaknya kalian semua sudah bertekad akan mulai menimbulkan rasa panik yang akan merusak semua kestabilan yang telah kita bangun selama tiga belas tahun terakhir ini!"

Aku mengulas ingatanku barusan. Malfoy?

Keluarga Malfoy?

***

1 Februari 2020.


Continue Reading

You'll Also Like

863K 42K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
76.1K 10.9K 42
[ completed ] โ› i don't know why i'm still stuck with you, ed. โœ - edmund pevensie x fem!reader - fanfiction - berdasarkan cerita The Chronicles of N...
375K 32.6K 27
[M] Jennie Kim wanita cantik yang harus menerima kenyataan bahwa ada kehidupan lain di dalam tubuhnya saat ini. Dunia-nya hancur berkeping-keping set...
432K 57.9K 31
JANGAN TERJEMAHKAN/REPUBLISH CERITA INI DI PLATFORM MANAPUN. __________________________________ [C O M P L E T E D] 13+ โ€ขTahun Kelima: Harry Potter a...