Naughty Kiss

By hellojuni

98.3K 9.6K 1.8K

[ FOLLOW FOR READ ] Song Jaehee, gadis kelas 3F yang menyukai pria kelas 3A, walaupun jatuh bangun dia berusa... More

Part 1 : I Love You, Cold Man
Part 2 : Triple Jeon?!
Part 3 : Love At First Sight
Part 4 : Cute Kookie!
Part 5 : His Brother
Part 6 : Bedroom?
Part 7 : Thank You Kookie!
Part 8 : I Still Love Jungkook
Part 9 : Hurt
Part 10 : New Friend
Part 11 : Feeling
Part 12 : Bad food
Part 13 : Jungkook ...
Part 14 : I'm So Sorry
Part 15 : First Kiss
Part 16 : Sunbae
Part 17 : Engagement Party
Part 18 : He doesn't hate me
Part 19 : Cooking
Part 20 : I Can't
Part 21 : Another Girl
Part 22 : Worried
Part 23 : Jeon Jungkook
Part 25 : Enough
Part 26 : Stupid Girl
Part 27 : Good Food
Part 28 : Arranged Marriage
Part 29 : How?
Part 30 : I Can't Hold My Tears
Part 31 : Goodbye
Part 32 : Date
Part 33 : Serious
Part 34 : Realize
Part 35 : Propose
Part 36 : Seyong
Part 37 : After
Part 38 : The Wedding (END)
NAUGHTY KISS 2

Part 24 : Second Kiss

1.1K 107 18
By hellojuni

Author POV

Jaehee mulai melangkahkan kakinya untuk tidur disamping Jungkook. Jungkook tidur membelakangi Jaehee, dan Jaehee menatap punggung Jungkook dengan perasaan senang dan juga gugup. Karena yang diketahui adalah, Jaehee sangat menyukai pria tersebut.

"Aku tidak akan macam-macam padamu, jadi kau tidur saja," ucap Jungkook tiba-tiba.

Jaehee tersenyum. "Aku belum bisa tidur." Jaehee masih saja menatap belakang punggung Jungkook.

"Aku ... tidak mau melakukan apa yang Ibuku harapkan. Dia pasti tahu kau akan menginap disini."

"Eh?" ucap Jaehee kebingungan, dia tidak mengerti maksud Jungkook.

"Ibu pasti mengharapkan sesuatu terjadi."

"Aku rasa, aku mengerti," ucap Jaehee mulai mengerti. "Aku sudah membayangkannya."

"Itulah kenapa aku tidak memberitahu alamat ini."

"Jadi, karena itu alasannya." Jaehee mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Kini, dia bisa memahami isi hati Jungkook.

"Kau tahu Ibuku. Jika kuberitahu, dia akan membuat kunci cadangan dan datang kemari setiap hari." Jungkook menghela nafasnya. "Jika itu terjadi, aku tidak akan bisa merasakan hidup sendiri," ucap Jungkook dengan datar.

"Hidup sendiri?" tanya Jaehee mulai penasaran.

"Alasanku hanya ingin mencari jati diriku, apa yang aku inginkan."

"Kau akan meneruskan perusahaan Ayahmu, benar?"

"Aku tidak tahu, aku belum yakin dengan itu. Aku tidak mau mengikuti jejak orang tuaku."

"Sekarang yang kau katakan ini ... berarti kau hidup sendiri bukan untuk menghindariku?" Jaehee tersenyum senang. Rasa penasaran dia selama ini kini terjawab.

"Kenapa aku harus melakukan yang seperti itu? cukup sulit untuk hidup sendiri. Aku hanya menyadari bahwa aku dimanjakan jika aku dirumah."

"Ternyata begitu, aku hanya salah paham." Jaehee mengerutkan bibirnya mengerti, dia menyadari betapa bodohnya dia.

"Kau selalu salah paham padaku. Kau memang selalu menjadi orang yang menyebabkan aku dalam masalah, tapi sekarang aku membuatmu kesulitan."

"Itu tidak benar, ini adalah satu-satunya yang bisa aku lakukan."

"Karena kau memang bodoh."

Jaehee mendesis kesal. "Ngomong-ngomong, aku tadi melihat dokter itu, dia dapat membuatmu lebih baik sekarang. Aku berpikir kau bisa menjadi dokter itu."

"Aku pikir tidak bisa."

"Tapi aku merasakan kau bisa. Kau bisa membuat obat baru. Dan kau bisa jadi dokter yang menyembuhkan penyakit dalam satu detik."

Jungkook tak menjawab. Dia hanya memikirkan apa yang diucapkan Jaehee sekarang ini. Mendengar Jaehee seperti itu rasanya menghangatkan hatinya.

"Kau punya peluang untuk menjadi dokter karena kau pintar. Sebenarnya kalau aku pintar, aku akan menjadi dokter untuk menyembuhkanmu," ucap Jaehee lagi. Dan sekarang Jaehee mulai merasa mengantuk.

"Aku bisa melakukan apapun selama ini, dengan kata lain aku ini sedang bosan. Sekarang hidupku berubah, sedikit demi sedikit aku akan mencari hal baru."

Tak ada jawaban dari Jaehee. Yang di dengar Jungkook hanya dengkuran keras dari Jaehee, bertanda dia sudah tertidur pulas.

Jungkook langsung menoleh kearah Jaehee, dan membalikan badannya. Dia menatap wajah Jaehee yang sedang tertidur pulas.

"Kau selalu seperti ini disaat-saat terpenting," ucap Jungkook dengan suara kecil dan masih menatap wajah Jaehee.

Jungkook menatap wajah Jaehee dengan seksama. Dia menyadari bahwa wanita di sampingnya sekarang adalah wanita yang hebat. Yang menemani dia dikala suka maupun duka yang dia alami.

Jungkook membenarkan posisinya, lalu mendekatkan wajahnya pada Jaehee. Jungkook menempelkan bibirnya pada bibir Jaehee, mencium bibirnya dengan lembut.

Jungkook melepaskan ciumannya. "Terimakasih, Jaehee." Jungkook kembali menatap wajah wanita itu lalu kembali tidur.

***

Jungkook terbangun dari tidurnya. Dia melihat wanita di sampingnya sudah pergi begitu saja. Jungkook bangkit dari tidurnya dengan bantuan tongkatnya yang dapat menopang tubuhnya, sambil memegang tengkuk lehernya yang terasa lelah. Lalu dia melihat sebuah kertas di atas mejanya.

Aku pulang dulu, silahkan minum kopinya kalau kau mau, dan terimakasih sudah mau berbicara banyak tadi malam denganku.
-Jaehee.

Jungkook pun meminum kopi yang dibuatkan Jaehee sebelum dia pulang dari tempat itu. Jungkook menikmati kopi buatan Jaehee, dia menyadari bahwa rasanya enak. Padahal yang dia tahu, masakan Jaehee tidak enak.

Di sisi lain Jaehee pulang ke rumahnya, dan dia melihat Nyonya Jeon, Tuan Jeon dan Ayahnya yang sedang menunggunya pulang.

"Ayah, aku minta maaf. Aku tidak mengabarimu, semalam aku menemani Jungkook," ucap Jaehee lalu membungkukkan badannya. "Aku minta maaf."

Ayahnya tidak menjawabnya, Jaehee hanya takut jika Ayahnya marah padanya. "Aku tidak melakukan apa-apa dengan Jungkook, aku bersumpah."

"Aku sudah tahu dari Seyong soal Jungkook. Baiklah, yang terpenting kau pulang," balas Tuan Song pada Jaehee. Dan Jaehee tersenyum puas.

"Bagaimana keadaan Jungkook? Apa dia baik-baik saja?" tanya Nyonya Jeon khawatir. Jaehee mengangguk cepat sambil tersenyum agar Nyonya Jeon tidak khawatir.

"Dia baik-baik saja, Bibi."

Nyonya Jeon memegang kedua tangan Jaehee sambil tersenyum tiba-tiba. "Akhirnya kalian menyadari perasaan kalian masing-masing."

"Kami tidak melakukan apapun semalam."

"Yang terpenting kalian menghabiskan malam bersama, kau tidak boleh menyerah!"

Lagi-lagi Nyonya Jeon terlihat senang. Jaehee sebenarnya bingung harus bagaimana menghadapi Nyonya Jeon. Jaehee hanya tersenyum melihat Nyonya Jeon. Disisi lain dia sangat senang karena keluarga Jungkook menerima dia apa adanya.

***

Sudah sebulan lebih Jungkook sakit, tidak ada tanda kehidupan lagi di kampus. Jaehee ingin sekali menjenguk Jungkook, tapi menurutnya itu sudah terlalu lancang. Jaehee hanya bisa menunggunya di kampus maupun kafe tempat Jungkook bekerja.

"Kau memikirkan apa?" tanya Sungjae pada Jaehee. Jaehee menatapnya lalu tersenyum.

"Aku rindu sekali dengan Jungkook," ucapnya pelan. Sungjae pun langsung menepuk-nepuk punggung Jaehee guna menenangkan sahabatnya itu.

"Aku juga rindu dengan Sooyoung," ucapnya lagi. Pasalnya sudah lama sekali dia tidak bertemu Sooyoung.

"Mungkin dia sibuk, aku juga sudah lama tidak melihatnya," balas Sungjae.

"Rasanya energiku hilang begitu saja."

"Kau harus semangat." Sungjae menggenggam tangan Jaehee. Jaehee pun membalasnya. "Kau juga."

***

"Ini sudah malam, kau menginap saja," ucap Nyonya Jeon pada Jungkook.

Jungkook pulang sebentar hanya untuk mengambil bajunya, dan juga untuk mengetahui keadaan keluarganya seperti apa sekarang.

"Tidak usah, Bu," balas Jungkook lembut. Keadaan Jungkook saat ini sudah bisa berjalan namun belum seimbang, dia tidak perlu menggunakan tongkatnya lagi.

Jungkook mulai melangkah pelan menuju keluar rumahnya, namun Ibunya memegang lengan tangannya dan membuat Jungkook memberhentikan langkahnya.

"Kookie ... Berhentilah dan kembali ke rumah," ucap Nyonya Jeon memohon. "Aku tahu kau hidup dengan caramu sendiri untuk menemukan tujuan hidupmu, tapi bagaimana dengan mimpiku untuk kita hidup bahagia."

Jungkook tak menjawabnya, Nyonya Jeon semakin memegang erat lengannya Jungkook. "Jika kau seperti ini, kau akan lebih menyulitkan Jaehee. Dari pandangannya, mungkin saja dia berpikir kalau dia adalah alasan kau tidak pulang kerumah."

Pandangan Jungkook berubah menjadi dingin, Nyonya Jeon terus memohon padanya agar Jungkook sedikit lebih mengerti tentang Jaehee. "Jadi, sedikit pedulilah padanya, ya?"

"Biarkan aku membuat keputusan sendiri untuk hidupku, aku tidak mau diatur seperti ini," ucap Jungkook dingin, lalu Jungkook menghela nafasnya.

"Jungkook ...."

"Aku pergi dulu," ucap Jungkook, dia mencoba melepaskan tangan Ibunya dari lengannya. Lalu membalikan badannya keluar rumah dengan berjalan yang tidak seimbang.

Nyonya Jeon langsung duduk di sofanya dengan perasaan sedih. Tuan Jeon yang melihatnya itu langsung menghampiri Nyonya Jeon lalu menenangkan Nyonya Jeon.

"Pahami dia," ucap Tuan Jeon sambil mengelus punggung Nyonya Jeon.

"Aku mencoba memahami dia, tapi dia terus saja dingin pada Jaehee. Aku akan menanyakan dia sekali lagi."

Terlihat Tuan Jeon yang sedang memegang dadanya, dia merasa kesakitan pada bagian itu. Dia terus mengelus-elus dadanya berharap dia tidak akan membuat istri tercintanya khawatir soal keadaannya.

.

.

.

beep beep
aku kembali lagi hehe
vote dan comment lagi juseyoo
see youu~~

oh ya yg berminat buat request cover wattpad, aku lagi open lohhh~ silahkan cek sendiri yaa

Continue Reading

You'll Also Like

36.3M 3.4M 71
Kecelakaan fatal yang dialami Giovani Anendra, perisai geng REVOLVER membuatnya amnesia dan melupakan istrinya, Cheryl Raquella. Namun dengan segala...
2.2M 33.7K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
354K 1.8K 15
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
938K 38.5K 65
Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba - tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi...