THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

596K 44.7K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

FOR YOU DAD

3.6K 361 25
By gazella05ezra

# Beberapa menit sebelumnya...

Dari kedalaman sekitar tiga sampai empat ratus meter, Sean mulai merasakan ada yang berbeda dengan kondisi air yang menyentuh setiap permukaan kulitnya. Air di kedalaman tersebut yang biasanya terasa cukup dingin, tiba-tiba menjadi sedikit lebih hangat. Bahkan aroma asing yang kuat dan terkesan mengancam juga mulai tercium.

Pemuda itu segera menegakkan semua siripnya lebih tinggi, bersikap begitu waspada. Ia menyadari kalau saat itu mungkin ia telah memasuki area yang menjadi tujuannya beberapa waktu ini.

Dan benar, tak lama ia berhenti ketika tiba-tiba terlihat kilatan dari sensor berwarna merah tak jauh dari sana. Seperti sebuah benang panjang yang melintang mengepung sesuatu. Sean tahu benar hal itu bukan sesuatu yang alami muncul dari lautan, melainkan salah satu serangan dari Alexa ibunya di atas sana.

Sean tak ingin menebak apa yang akan terjadi jika ia menerobos kilatan tersebut. Ia lebih memilih menghindarinya dan beralih ke arah lain. Sebenarnya, Ini bukan yang pertama ia lihat. Tak jauh di belakang, ia juga telah melihat kilatan yang sama. Dan sama seperti sebelumnya, pasti ada satu titik di mana ia dapat menemukan asal kilatan tersebut untuk kemudian ia hentikan.

Ekornya terkibas lagi, pemuda itu berenang kembali sekitar seratus meter. Air terus menghangat. Sangat berlawanan dengan tekanan yang ada. Cahaya juga mendadak menerangi sebagian area itu perlahan-lahan. Membuat apapun di sekitarnya makin jelas terlihat. Dan tak lama, ia pun mulai mencium sesuatu. William. Mendadak aroma William sangat kuat. Disusul sebuah raungan yang juga tiba-tiba terdengar. Raungan sangat keras dari mahkluk yang tak beda jauh darinya.

'Meree?

Betina itu..

Sean telah menduga Meree juga pasti ada di sana. Dan ia mengerti benar raungan itu adalah sebuah raungan perlawanan dari spesies mereka. Sean benar-benar tak bisa menyia-nyiakan waktu sedikit pun sebelum Alexa, ibunya, bertindak lebih buruk lagi.

Ia berenang mengikuti arah datangnya raungan tersebut. Miliaran plankton yang terkena cahaya tertangkap pandangannya seperti butiran debu yang melayang di udara. Cukup banyak menghias di mana pun. Namun, bukan hanya organisme itu saja yang mendominasi panca indera Sean, pemuda itu lambat laun juga merasakan ada kejanggalan dari air yang menyentuh tubuhnya. Aliran listrik seakan merasuk melalui pori kulit terkecilnya. Melakukan serangan terhadap apapun di balik kulit dan sisik-sisiknya.

Ia dapat sedikit merasa lega ketika akhirnya melihat sumber cahaya tersebut. Bahkan ia juga melihat William tak jauh dari sana yang sedang memberikan dirinya untuk melindungi Meree dari pancaran sinar berbahaya itu.

Sean mendapati kondisi ayahnya semakin buruk dari terakhir mereka bertemu. William memiliki luka hampir di setiap bagian tubuhnya. Ruam dan bilur-bilur parah, serta beberapa bekas luka bakar. Ia juga mencium aroma darah sangat kuat dari ayahnya tersebut. Seakan ada serangan dahsyat yang baru saja William terima dan membuatnya mengeluarkan banyak darah hingga mencemari air. Sean tahu benar kondisi itu sangat fatal. Namun melihat ayahnya masih dapat bertahan seperti itu, ia merasa cukup lega.

Tak menghabiskan banyak waktu, ia lalu menghampiri batangan tak jauh dari William itu dengan sigap. Berenang makin dekat dan dekat. Terkena cahaya yang semakin terang jujur membuatnya merasa lebih sakit. Kulit keras dan sisik-sisiknya seperti hampir terbakar dari dalam dan melumpuhkan sel sarafnya. Namun itu sama sekali tak bisa menghentikannya. Dan tak lama, setelah ia sampai, tangannya yang kasar segera meraih batangan itu, mematah-matahkannya menjadi beberapa bagian. Membuat sorotan tersebut pun, lenyap.

****

****

Meree dan William sedikit terkejut akan apa yang terjadi. Sinar itu meredup dan lenyap, sesuatu seolah baru saja menghentikannya. Dan mereka makin tak percaya siapa yang melakukan itu. Sesosok mahkluk tak beda jauh dengan Meree tengah menghancurkan serangan Alexa tersebut. Siren dengan sisik-sisik lebih bercorak dan berekor kehijauan. Merman, yang kemudian meraung memanggil William, ayah.

'Sean?!'

William sulit meneguhkan hati akan apa yang ia lihat. Sean? Anaknya? Pria itu melepaskan dekapannya dari Meree. Rasa nyeri masih sedikit menguasai di setiap gerakannya. Namun itu sama sekali tak berpengaruh ketimbang semua hal yang baru saja tertangkap pandangnya. Transmutasi-Spesies. Ia masih ingat benar saat Jason mengatakan itu. Sean mengalami Transmutasi Spesies secara total. Dan inilah yang ia lihat sekarang. Rasanya sulit mempercayai kalau putranya itu, Sean, kini bukan lagi manusia.

'Sean. Kau..'

William terpaku di tempatnya ketika Meree mulai berenang melewatinya dan menghampiri Sean. Betina tersebut mengayun ekornya yang lebih gelap dari milik Sean untuk melihat atau menyapa anakan yang juga sangat ia rindukan.

Meree tak segan memutari Sean sejenak kemudian membelit kan ekornya ke ekor pejantan muda itu. Ia mencium ke bagian leher Sean sambil sesekali meraung. Dan dengan naluri alami yang entah bagaimana keluar dari diri Sean, mendadak pemuda itu merasakannya sebagai bentuk pelampiasan kasih sayang yang biasa seekor indukan berikan pada anak-anak mereka.

Meree menjamah untuk terakhir kali ketika Sean akhirnya merespon. Pemuda itu meraung sejenak menjawab sapaan Meree. Aroma anyir darah yang tadi melingkupi penciuman Sean, kini terganti dengan aroma harum Meree. Seakan oksigen di sekitaran betina itu membuatnya jauh lebih baik.

'...Pergilah dengan ayahku dari sini...'

Sean melepaskan jamahan Meree. Ia berpaling pada William kemudian. Seakan tahu apa yang dipikirkan William mengenai wujudnya saat ini, ia pun mencoba memberinya sedikit ketenangan.

'...Tidak apa-apa ayah. Aku merasa jauh lebih baik. Sekarang, pergilah bersama Meree dan biar aku yang menghadapi ibu...'

Belum lama Sean berhenti mengucapkan itu, kilatan kemerahan yang tadi sesekali terlihat, rupanya belum sepenuhnya berhenti. Kilatan seperti benang yang melintang itu seakan menunjukkan dirinya sebagai sebuah jaring raksasa. Jaring yang mengepung mereka disertai sengatan-sengatan listrik berkekuatan tinggi jika mereka berani menerobosnya.

Sean meremukkan kembali sisa potongan dari batangan perak yang masih ada di tangannya. Menghancurkan hingga menjadi puingan-puingan kecil. Dan seketika kilatan jaring itu pun menghilang.

'...Lihat? Seperti yang ayah tahu, ibu tak berbeda jauh dengan benda ini yang akan melakukan apa saja jika dibiarkan. Dia tidak akan melepaskan kita dengan mudah. Bahkan mungkin, dia bisa membuat ayah terbunuh...'

****

Alexa menggebrak meja ketika melihat serangannya dapat dihentikan oleh Sean dengan mudah. Sebagian dirinya memang cukup senang dengan kehadiran Sean yang tiba-tiba itu, namun sebagian lagi sangat marah. Ia berpaling ke para pekerjanya yang sibuk mengotak-atik layar operasional mereka masing-masing.

"Kenapa kehadirannya tidak terdeteksi?! Coba lihat! Dia ada di sana! Bukankah kalian bisa melumpuhkannya begitu dia memasuki titik area kita?! Kenapa kalian bisa tidak mengetahuinya?!" Serunya.

"Maaf Nyonya. Kami juga tidak mengerti."

"Sepertinya Sean sedikit berbahaya kali ini." Sahut Rachel sambil tak henti memandangi hasil pantauan dari beberapa LRC yang tak meledak.

"Apa katamu?"

"Putramu, sepertinya kita harus berhati-hati dengannya. Entah kenapa tiba-tiba aku memiliki firasat buruk mengenai apa yang akan dia lakukan."

"Jangan berlebihan Rachel. Dia hanya seekor duyung. Dan dia juga sendirian. Tidak akan ada yang bisa dia lakukan." Alexa kembali memperhatikan layar raksasa di hadapan mereka.

Rachel berdiri dari kursinya. "Mungkin tidak sesederhana itu."

"Berhenti menebak-nebak hal tak masuk akal."

"Dia banyak mengalami sesuatu yang berat beberapa waktu terakhir ini. Kurasa kita tak boleh meremehkan itu." Rachel berpaling pada Alexa yang berdiri tak jauh darinya.

"Apa maksudmu?"

"Sean. Anakmu itu baru saja mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan. Sesuatu yang menimpa dirinya, dan ayahnya, William. Semua hal buruk dari James, Nathalie, dan terutama darimu, ibu kandungnya sendiri. Entahlah, aku tidak berani pastikan kita bisa mengatasinya. Jika dilihat, semua yang menimpanya selama ini tersebut, justru bisa membuatnya semakin agresif. Semakin kuat. Dia bisa saja menggagalkan rencanamu. Membalasmu. Membuatmu tak ingin menyentuh lautan lagi."

Alexa terdiam. Memperhatikan lebih seksama semua yang direkam ratusan meter di bawah mereka itu. Wujud Sean memang sedikit berubah dari saat ia di dalam kubus kaca itu. Ketika ia dan Jason mengurungnya. Sirip-siripnya terlihat lebih besar dan tajam, kilauan di ekornya lebih menyala, dan cara bertingkahnya terkesan lebih brutal.

"O-ke, kalau begitu kita juga harus lebih kuat darinya." Ujar Alexa. Wanita itu lalu kembali menoleh ke beberapa pekerjanya. "Sebenarnya aku tidak ingin mengubah rencana awalku. Aku menginginkan mereka dalam keadaan hidup. Namun sepertinya rencana kedua selalu muncul di saat yang tak diduga. Lakukan lagi serangan berikutnya untuk meringkus ikan-ikan kecil itu. Jangan sampai ada yang lolos. Dan untuk putraku, Sean, jika dia benar-benar sulit dijinakkan dan justru melakukan hal-hal bodoh pada kita, aku tak keberatan jika terpaksa harus memamerkan, jasadnya saja, pada dunia. Jasad dari seekor merman yang dipenuhi amarah pada ibunya sendiri." Kata Alexa yang kemudian tertawa.[]

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 104K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
3.3K 631 62
[LOCAL BASED] rumor samudra dan yoan pacaran membuat bella penasaran. kenapa bisa rumor itu ada? dirinya juga penasaran mengapa samudra sangat posesi...
1.2M 86.2K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
2K 210 11
Waktu itu, Orchie tengah menikmati secangkir teh hangat bersama dengan kepala peri rumah kepercayaannya. Malam itu bintang bersinar terang di langit...