Hangyul sudah datang di rumah sakit. Sementara itu, Sihyun pamit pulang diantar Sihun, karena mereka besok sama-sama ada kuliah pagi.
Hangyul diceramahi oleh Yena dan Yohan dan dia hanya pasrah.
Hangyul juga mulai bercerita tentang Hyewon dan meminta Yena agar menjaga jarak darinya.
"Lo yang ati-ati.. Jangan terlalu deket, takutnya entar lo diajak yang enggak-enggak.."
"Buhakakakakakakakak.."
Hangyul melongo melihat Yena yang malah tertawa terbahak-bahak mendengar nasehatnya.
"Lo seotak-otaknya ikutan sakit apa ya ?" omel Hangyul sambil menaruh telapak tangannya di dahi Yena.
"Lo tuh yang sakit.. Hadeh.." Yena menyeka air mata tawanya. "Sok tau banget sih lo jadi manusia.."
"Gue ngeliat pake mata kepala sendiri kali.."
"Yang minggu lalu itu kakaknya Hyewon.. Dan yang hari ini tuh adeknya.."
"Itu kan pamitnya ke elo.."
"Bentar-bentar.. Lo liat muka mereka dengan jelas kan ?" tanya Yohan.
"Iya lah.. Orang gue ngikutin terus.."
"Coba lo cek postingan Hyewon yang terbaru deh.." kata Yohan kemudian.
Hangyul pun mengecek instagramnya dan kaget sekaligus malu.
***
***
"Bener kedua cowok itu nggak yang lo liat ?" tanya Yohan.
Hangyul cuma ngangguk dan nyengir sambil garuk-garuk kepalanya.
"Hyewon kalau tau lo ngira dia yang enggak-enggak, abis lo.. Hahaha.." Yena terus menertawakan kebodohan sahabatnya itu.
"Ya nggak usah dikasih tau tuh anak.." Hangyul pasang tampang melas.
"Wani piro ?"
"Hilih.. Kinci kiyik tilik.."
"Oh, berani lo ya ngatain gue.."
"Ehehehe.. Ampun Yena imut imuuut.."
"Gyuuul.. Gyuuul.. Lagian lo tuh kenapa sih bisa sampe sekepo itu sama Hyewon ? Jangan-jangan looo.." Yena sengaja tidak menyelesaikan kata-katanya.
"Kagak lah.. Mana mungkin gue suka sama si Dora.."
"Emang gue ada ngomong lo suka sama Dora ?" balas Yena sambil naik turunin alisnya.
Hangyul langsung kicep.
"Hahaha.. Keceplosan kan looo.. Itu justru isi hati lo yang sebenernya, Gyul.." timpal Yohan.
Muka Hangyul sudah merah karena malu.
"Ah, udah ah.. Gue mau balik dulu.. Lengket banget badan gue seharian belum mandi.."
"Siapa suruh lo nguntit Hyewon coba ? Hahaha.."
"Diem lo ah, Ompol ! Gue balik dulu.. Besok kesini lagi.. Cepet sembuh.."
"Merinding gue denger lo sok perhatian gitu.." ujar Yena bergidik.
"Ah, serba salah gue.. Nitip si bawel ya, Yo.."
Hangyul menepuk pundak Yohan dan Yohan menganggukinya.
"Siap, Gyul.."
"Jangan pada nakal ya.."
Hangyul melambaikan tangannya dan keluar dari kamar tersebut.
Kini hanya ada Yohan dan Yena di dalam kamar itu, dan mereka hanya terdiam agak canggung.
"BAAA !!!"
Yena dan Yohan menoleh ke pintu dan mendapati muka Hangyul melongok, yang sedang berusaha mengagetkan mereka berdua.
Mereka bertiga malah mematung. Yena dan Yohan bingung dengan apa yang sedang dilakukan Hangyul. Hangyul sendiri merasa bego, karena tidak ada yang kaget dengan kejutannya.
"Yah, belum terjadi asdfghjkl ya ?"
Hangyul garuk-garuk tengkuk menahan malu, lalu keluar lagi dari kamar begitu saja.
Yohan dan Yena saling pandang, bingung, lalu menertawakan tingkah absurd Hangyul yang sok-sok'an mau menangkap basah mereka, padahal mereka nggak ngapa-ngapain. Kan bego.
"Ngapain sih tu si Kepo.. Hadeeeh.." Yohan geleng-geleng heran.
"Nggak jelas banget emang tuh anak.. Kebanyakan nyemilin micin ya gitu.."
"Hahaha.."
"Ya udah, buruan istirahat, Na.." ucap Yohan sambil mengusap kening Yena.
Yena mengangguk dan menutup matanya, padahal dia sama sekali belum mengantuk, bahkan pikirannya tertuju pada pria di depannya itu.
"Oh ya, Yo.. Keluarga aku udah dikasih tau belum ya ?" tanya Yena yang kembali membuka mata.
"Iya, ya ampun.. Sampai lupa.." Yohan menepuk jidatnya. "Minta nomernya mas Seungwoo ya, Na.."
"Cari aja di kontak HPku, Yo.. Nggak pake password kok.."
"Iya.."
Yohan segera membuka HP Yena dan menyimpan kontak Seungwoo.
"Udah, kamu nggak usah mikirin lagi, biar aku hubungin.. Kamu istirahat gih.." kini Yohan membelai pipi Yena, lalu meletakkan HPnya di telinga untuk menelpon Seungwoo.
Yohan berdiri membelakangi Yena dan Yena memandangi punggung Yohan sambil tersenyum, lalu memejamkan matanya. Tidak perlu waktu lama, Yena sudah jatuh tertidur.
Sepanjang malam, Yohan hampir selalu terjaga. Saat tertidur, dia kembali bangun dan mengecek keadaan Yena, hingga dia begitu kelelahan dan tertidur pulas di samping Yena dengan tangannya yang terus menggenggam tangan Yena.
Yena sudah terbangun dari tidurnya dan mendapati Yohan yang terlelap di sampingnya sambil menggenggam tangan kanannya. Yena memandangi Yohan dan tanpa sadar membelai rambutnya dengan tangan kirinya.
"Kangen.." lirih Yena.
"Hmm.." Yohan mulai terbangun dan meregangkan otot-ototnya.
Yena segera pura-pura tertidur lagi, karena tidak mau ketahuan.
Yohan memandangi Yena yang sedang memejamkan mata, lalu mengecup telapak tangan Yena yang digenggamnya.
"Cepet sembuh, Naaa.."
Wajah Yena memanas dan menjadi merah. Akhirnya Yena memberanikan diri untuk membuka matanya, bukan lagi menghindari Yohan.
"Udah bangun ?" tanya Yohan, Yena mengangguk.
"Na.."
Yena menatap Yohan yang menggantungkan kata-katanya.
"Hm ?"
"Na, aku masih sayang banget sama kamu.."
Jantung Yena berdebar mendengar pernyataan Yohan.
"Aku balik kesini buat nyari kamu dan pengen bisa terus sama kamu.."
Yena masih termangu.
"Disana aku terus kepikiran kamu.. Dan ngeliat kamu terbaring sakit kayak gini, bener-bener ngancurin perasaanku.. Aku pengen jagain kamu lagi, Na.."
"Na.. Aku pengen kita bisa balik kayak dulu lagi.. Aku janji nggak akan ninggalin kamu lagi, apapun yang terjadi.."
"Kamu bisa percaya lagi sama aku ?" lanjut Yohan.
Yena tampak berpikir. Memang Yena juga masih sangat menyayangi Yohan. Tapi Yena terlalu takut untuk kehilangan lagi.
Butuh waktu lama bagi Yena untuk akhirnya bisa terbiasa menjalani hari-harinya tanpa Yohan, dan itu tidak mudah. Apalagi jika sekarang perasaan sayangnya semakin besar, maka akan semakin sakit dan sulit pula jika mereka harus berpisah lagi. Yena masih belum bisa membayangkannya.
"Yohan.."
"Hm ?"
"Bisa kasih aku waktu buat mikirin soal ini ?"
Yohan tersenyum dan mengangguk.
"Aku ngerti, pasti sulit buat kamu bisa percaya lagi sama aku, Na.. Aku bakal tunggu sampai kapanpun kamu siap.."
Yena tersenyum. "Makasih Yohan.. Dan maaf.."
"Maaf ? Maaf buat apa ? Aku justru yang harusnya minta maaf sama kamu.."
"Maaf karena belum bisa percaya sepenuhnya lagi sama kamu, maaf aku masih takut buat mulai lagi sama kamu.."
"Nggak papa.. Jangan minta maaf.. Kamu nggak salah.." Yohan membelai pipi Yena. "Dan makasih mau kasih kesempatan buat aku, dengan pertimbangin permintaanku.."
Mereka berdua sama-sama tersenyum.
Yena sebenarnya sudah yakin bahwa dia memang menyayangi Yohan. Tapi Yena hanya butuh waktu untuk yakin tentang hubungannya nanti dengan Yohan. Dia hanya tidak ingin terluka lagi.
*Tok tok tok*
Seungwoo masuk ke dalam kamar rawat Yena dan langsung memeluk adik tersayangnya itu.
"Mas Seungwoo.." pekik Yena semangat sambil membalas pelukan kakaknya.
"Ya ampun deeek.. Lo tuh ngapain sih kok bisa kayak gini ? Hm ?"
"Hehehe.."
"Malah ketawa.. Nggak tau apa semaleman mas susah tidur.."
"Hehehe.. Mas berangkat jam berapa emang tadi ?"
"Jam 5 subuh mas langsung kesini, nggak tenang mas.."
"Gue nggak papa kok mas.."
"Nggak papa gimana ? Kamu aja sampai terbaring gini kok.. Kamu katanya jatuh dari motor ? Kok bisa sih naik motor lagi ?" omel Seungwoo.
"Yena tuh cuma keluar beli jajan pakai motornya Sihyun.. Pas pulang itu Yena niatnya mau rem malah kegas kenceng, jadinya nabrak tembok pager mas.."
"Ya ampun deeek.."
Seungwoo mengusap-usap kepala adiknya.
"Eh ya ampun.. Motornya Sihyun gimana dong ?" Yena mulai gelisah dan merasa bersalah.
"Udah di bengkelnya Sihun kok, Na.. Nggak usah dipikirin.." jawab Yohan.
Seungwoo lalu menoleh ke arah Yohan dan baru menyadari keberadaannya. Yohan sendiri tersenyum dan mengangguk Seungwoo.
"Halo mas.. Apa kabar ?" sapa Yohan.
"Ya ampun Yohaaan.. Gue sampai nggak nyapa lo.. Sorry, Yohan.."
Seungwoo langsung memeluk Yohan dan menepuk pelan punggungnya.
"Nggak papa mas.. Santai aja.."
"Lo udah makan belum ?"
"Belum mas, masih pagi.."
"Abis ini lo mandi dan makan dulu, biar gue yang gantian jagain Yena.."
"Santai aja mas.. Masih pengen disini juga kok.."
"Lo nggak kuliah ?"
"Udah ijin kok mas.."
"Masuk aja, Yo.. Biar gue yang jaga Yena.."
"Enggak mas.. Yohan masih pengen disini aja nemenin Yena.."
Seungwoo hanya tersenyum menatap Yohan.
"Ya udah deh.. Dari dulu emang lo kan ngeyel mau deket sama Yena terus.."
"Hehehe.." Yohan menggaruk kepalanya.
"Jadi.. Kalian balikan ?" tanya Seungwoo.
"Belum mas.. Tapi Yohan masih usaha sih.. hehe.." jawab Yohan malu-malu.
"Dek, kasian ini Yohan nungguin kamu.."
"Apa sih mas.." Yena jadi tersipu.
"Oya mas, nih anak kosan kalau tahu mas disini, pasti pada heboh.. Mereka pada kangen katanya.."
"Eh.. Sini Yo.."
Yohan ngikut aja ditarik tangannya oleh Seungwoo.
Mau dibawa kemana si Yohan ?
Jangan lupa vomentsnya yaaach..
Happy reading all ❤️
15.01.20
@svdeey