Hi, Captain! [COMPLETED]

By niqceye_

27.2M 1.6M 367K

18+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang dua orang yang tidak mengenal, tiba tiba dijodohkan. Namun seiring... More

REYGAN ADITAMA
JENNIFER ALASYA
1|Kesan Pertama.
2| Berdebar
3| Look at her.
4 | Pilihan
5 | Tentang keduanya
6| Wedding day.
8 | About caring
[REVISI] Feeling
[REVISI] Respect
[REVISI] Mulai berani
[REVISI] Keputusan
[REVISI] Broken
[REVISI] Satu permintaan
[REVISI] Pahit
[REVISI] A Regret
[REVISI] Unexpected
[REVISI] After all happened
[REVISI] A mistakes
[REVISI] A Chance
[REVISI] QuΓ­tatelo
[REVISI] Beginning
[REVISI] Heart Beating
[REVISI] Daily Routine
[REVISI] Meet Again & Feeling
[REVISI] A Happiness with you
[REVISI] Surprised
[REVISI] What's going on?
[REVISI] Honestly
[REVISI] Curious
[REVISI] True or False?
[REVISI] A Statement
[REVISI] Uncomfortable + CAST
[REVISI] Ardan and Rain
[REVISI] Salahkah?
[REVISI] Penyelesaian
[REVISI] Truth
[REVISI] Keputusan^
[REVISI] Sebenarnya ada apa?
[REVISI] Feeling good
[REVISI] Yay/Nay
[REVISI] U hurt Me
[REVISI] U Hurt Me^2
[REVISI] Apologize
[REVISI] Knowing
[REVISI] Knowing^2
[REVISI] Ingin Bertemu
[REVISI] Akhirnya bertemu
[REVISI] Kisah kita
[REVISI] Indonesia-Milan
[REVISI] Papi
[REVISI] Ketegasan
[REVISI] Finding you
[REVISI] Finally found you
[REVISI] Spend the time with you
[REVISI] Ragu dan rayu
[REVISI] The most beautiful day
[REVISI] A New Life Begin
[REVISI] Samudera Raga A
[REVISI] Raga & Reygan
[REVISI] Raga & Reygan^2
[REVISI] Happy Family
[REVISI] Happy family^2
[REVISI] Piccola Famiglia
[REVISI] Perfect day
[REVISI] A New Born
[REVISI] Piccola Famiglia^2
Hi, Captain! : Last chapter
SEKUEL

7| A night with you

513K 26.4K 6K
By niqceye_

Jennie mengusap keringat di dahinya, rumah ini begitu luas, dan Jennie harus membersihkannya sendirian.

Mulai dari menyapu, mengepel, mencuci piring, membersihkan jendela, memasak, dan sejak pagi tadi Reygan belum turun dari kamar.

Jennie melirik jam, pukul 12;00 nanti dia akan ada kelas, dan sepertinya Jennie harus bersiap-siap sekarang.

Jennie mengetuk pintu kamar, "Gan, aku boleh masuk nggak?"

Tidak ada jawaban.

"Gan, aku masuk ya, mau kuliah, mau siap-siap."

Jennie menekan knop pintu, dan melihat Reygan masih tertidur.

Jennie melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Jennie keluar dari kamar mandi, dan melihat Reygan sudah duduk di ranjang.

"Gan, laper? Mau makan? Aku udah masak,"

Reygan menggeleng.

"Kamu bisa anterin aku kuliah nggak? Jauh kan dari rumah kita,"

Reygan menatapnya tajam. "Lo siapa nyuruh nyuruh gue?!"

Jennie menghela nafasnya. "Yaudah, kalo nggak mau, aku berangkat dulu Gan,"

Jennie mengambil tangan Reygan dan menciumnya. Membuat dada Reygan berdesir hangat.

Tapi,

Reygan menyentak tangannya, "Apaan sih! Kalo mau pergi ya pergi aja!"

Jennie menunduk. "Jangan lupa makan Gan,"

****

"Pengantin baru, udah kuliah aja!"

Jennie menatap malas ke arah Vella.

"Gimana malam pertamanya? Lancar?"

Jennie menghembuskan nafasnya, "Lancar apaan, orang dia nginep di apartemen ceweknya,"

"HAH?! Sumpah lo?"

Jennie mengangguk.

"Kejem bener tu orang,"

Jennie mengendikkan bahunya. "Kalo bukan karena orangtua sama mertua gue, ogah gue nikah sama dia!"

Vella menepuk pundak Jennie. "Yaudah, lo coba aja buat bertahan sama pernikahan ini, seenggaknya kalo udah selesai dan harus selesai lo udah kasih yang terbaik,"

Jennie mengangguk. "Lagi gue coba, biar gimanapun, gue juga nggak mau ngejalaninnya terpaksa, gue nyoba buat ngelakuin semua ini tulus dari hati. Bukan karena siapapun, walaupun balesannya gitu."

Vella mengacak rambut Jennie. "Nggak usah sedih, ada gue. Gue siap bantu lo,"

Jennie terkekeh. "Siap 86!"

Kini keduanya berdiri, Jennie untuk mengikuti kelas berikutnya.

Dan, Vella ke perpustakaan kampus, untuk research tentang materi.

Waktu menunjukkan pukul 15;45 Jennie berjalan bersama Vella untuk pulang kerumah.

"Yang,"

Vella tersenyum. "Katanya masih ada urusan sama dosen?"

Satria terkekeh, "Udah kok, langsung balik apa gimana?"

Vella memandang Jennie.

Jennie tersenyum tipis, "Balik gih, gue bisa naik gojek,"

"Bareng aja gimana Jen? Satria bawa mobil kok,"

Jennie memutar bola matanya. "Nggak usah, mana mau gue jadi nyamuk."

Vella dan Satria tertawa.

"Balik gih, kalian. Inget, langsung pulang, nggak usah nakal lo berdua!"

Satria menggandeng tangan Vella. "Gitu tuh pengantin baru tapi belum skidipapap. Bawaannya sensi,"

Jennie memukul lengan Satria. "Congor lo enak banget ngomong!"

Vella menggeleng sambil tertawa.

"Lah kenyataan," celetuk Satria.

Jennie mengibaskan rambutnya. "Udah lah, gue mau balik, cape ngurusin orang macem pacar lo gini Vel,"

Vella tersenyum, "hati-hati ya Jen,"

"Lah, gue nggak dipamitin? Sableng emang tuh orang!"

Vella terkekeh. "Kamu sih usil banget!"

Satria merangkul pinggang Vella. "Yang penting aku sayang kamu,"

Vella tertawa.

****

Jennie memasuki rumahnya, dan tidak menemukan siapapun. "Gan?"

Tidak ada jawaban.

Jennie menaiki tangga, menuju kamar mereka dan matanya membulat.

Jennie menemukan Reygan dan seorang perempuan tengah berciuman dengan posisi duduk, bahkan Reygan tidak menggunakan apapun. Dan perempuan itu, menggunakan tanktop hitam.

Jennie menjatuhkan ponselnya.

Membuat kedua orang itu, menoleh ke arahnya.

Reygan berdecak, "Ngapain sih lo?!"

Jennie memungut ponselnya. "Lo ngapain sama cewek itu? Lo nggak boleh kaya gini Gan, kita udah nikah."

Reygan tertawa, sambil tetap menahan tubuh Fannesa yang ingin beranjak dari pangkuannya.

"Urusan lo apa? Kita urusi urusan masing-masing, nggak usah saling mencampuri."

Jennie menggeleng. "Lo jahat Gan,"

Reygan mengelus pundak Fannesa sambil menatap Jennie. "Udah gue bilang, cewek gue lebih baik dari lo. Lo itu cuman sampah!"

Jennie mengalihkan pandangannya ketika Fannesa merapatkan tubuhnya ke arah Reygan.

"Lo keluar sana! Ganggu aja!" kata Reygan.

Jennie berdecih, berjalan ke arah keduanya. Dan menjambak kuat rambut panjang Fannesa.

Membuat Fannesa mau tidak mau berdiri, karena jambakan Fannesa yang kuat.

"Lo perempuan murah banget sih! Ngapain lo tetep berhubungan sama suami orang?!"

Fannesa mencakar tangan Jennie. "Gue lebih dulu pacaran sama Reygan, sebelum lo datang dan merusak semuanya!"

Jennie semakin berang, dia menambah kekuatannya menjambak rambut Fannesa, membuat Fannesa meringis. "Dia suami gue! Gue istri sahnya! Gue lebih berhak atas Reygan dibandingkan lo!"

Reygan melotot, menyentak tangan Jennie yang sedang menjambak Fannesa.

Plak!

Reygan menampar Jennie, sampai hampir terjatuh. "NGGAK USAH LO SENTUH CEWEK GUE! PAKE TANGAN KOTOR LO!!"

Jennie dan Fannesa berjengkit kaget.

Jennie mengusap pipinya yang berkedut. "Gan, lo nggak boleh gini, kita udah nikah, nggak seharusnya lo gini ke gue!"

Reygan berdecih, merangkul pinggang Fannesa. "Udah gue bilang, urusi urusan masing-masing! Ini cewek gue, jadi urusan gue! Gue nggak perduli sama pernikahan sialan itu!"

Reygan menatap Fannesa. "Sakit? Kita pergi yuk dari sini,"

Fannesa menggeleng. "Nggak usah, aku aja yang pergi, kamu disini sama dia."

Reygan menggeleng. "Dia bukan siapa-siapa, kamu yang berhak atas aku, dia nggak!"

Fannesa menatap Jennie.

Reygan mendekati Jennie, membuat Jennie mundur ke belakang. "Sekali lagi lo sakitin atau sentuh cewek gue, jangan salahin gue kalo gue bakal balas yang lebih dari ini!"

Reygan menggandeng tangan Fannesa, membawanya keluar dari kamar itu, meninggalkan Jennie yang kini terduduk di ranjang, menangis tersedu-sedu.

Jennie menatap pintu kamar, sungguh hatinya sakit sekali.

Tidakkah Reygan mencoba sedikit saja menghargai perasaannya?

****

Jennie mengompres pipinya dengan es batu, air matanya tiba-tiba mengalir.

Jennie masih sakit hati terhadap perlakuan Reygan.

Sambil duduk di meja makan, Jennie melamun. Bahkan masakannya siang tadi tidak disentuh sedikitpun oleh Reygan.

Membuat Jennie menghela nafasnya.

Jennie bangkit berdiri, bersiap untuk makan, karena perutnya sudah lapar.

Selesai makan, Jennie mencuci piring. Dia menoleh ke arah pintu, karena mendengar pintu terbuka.

Jennie mengelap tangannya, lalu menghampiri Reygan. "Gan, udah pulang?"

Reygan menoleh ke arah Jennie dengan tatapan tajam.

"Mau makan? Aku masakin lagi deh,"

Reygan mendorong Jennie dengan kuat. "Tolol!"

Jennie mengerutkan alisnya. "Kenapa sih Gan?"

"Gara-gara lo, cewek gue marah sama gue! Lo itu pembawa sial banget sih! Semenjak ada lo, hubungan gue sama Fannesa jadi berantakan!"

Jennie terdiam, "Gan, aku nggak ada maksud gitu, cuman ya kita kan uda--"

"UDAH APA?! MENIKAH? GUE TERPAKSA! TER.PAK.SA!!"

Jennie memejamkan matanya, mendengar bentakan Reygan. "Gan, tapi aku merasa aku benar, aku berhak atas kamu, aku istri sah kamu, dan dia seharusnya pergi, nggak ganggu kita lagi."

Reygan mencengkeram kuat kedua pipi Jennie. "Fannesa maksud lo ganggu? LO YANG GANGGU!"

Jennie meneteskan air matanya, pipinya bekas tamparan Reygan saja masih sakit, ini sudah dicengkeram kuat.

"Jangan bikin gue tambah emosi dan benci liat lo! Mending lo diem, jauh-jauh dari gue. Sebelum, tangan gue melayang buat nampar lo atau bahkan lebih." katanya sambil melepas cengkraman tangannya pada pipi Jennie.

Jennie menunduk, dan berjongkok menangis disana, melihat Reygan menaiki tangga menuju kamar mereka.

****

Dari sore sampai malam, Jennie fokus menyusun laporan untuk persiapan magangnya.

Jennie mengetik di ruang tamu, karena belum berani ke kamar karena ada Reygan disana yang juga belum turun sejak tadi.

Jennie merenggangkan otot-otot di badannya, berdiri membereskan laptop dan kertas-kertas karena Jennie akan menyiapkan makan malam.

Jennie menghangatkan soto ayam buatannya, lalu meletakkannya di meja, mengambil kerupuk, beserta buah-buahan yang sudah dia cuci.

Jennie melangkahkan kakinya ke kamarnya, dan mengetuk pintu. "Gan, makan malam yuk, dibawah ada soto, aku angetin. Makan bareng yuk?"

Jennie menghela nafasnya, tidak ada jawaban.

Jennie menekan knop pintu, dan melihat Reygan tertidur dengan posisi tengkurap bahkan sepatunya belum dilepas.

Jennie melangkahkan kakinya, masuk ke dalam kamar, melepas sepatu Reygan dan menyimpannya di rak.

Jennie tersenyum, melihat ekspresi polos Reygan saat tertidur. Tangan lentik Jeje menelusuri wajah Reygan, matanya agak sipit, hidungnya mancung, bibirnya berwarna pink, membuat Jennie betah melihatnya.

Jennie mengelus rambut hitam lebat dan halus milik Reygan, mengelusnya dengan lembut, tanpa menganggu tidur nyenyak Reygan.

Ganteng.

Jennie terkekeh, "Pantes aja Fannesa tergila-gila,"

Jennie menyalakan lampu tidur, dan berjalan mematikan lampu kamar.

Supaya Reygan nyenyak tidurnya.

Jennie turun kebawah untuk makan malam, karena perutnya sudah berbunyi minta diisi.

****

Setelah makan dan mencuci piring, serta mematikan lampu, Jennie berjalan ke kamar, melihat Reygan masih dengan posisi yang sama.

Jennie melepas ikatan rambutnya, berbaring di sebelah Reygan, dimana Reygan juga berbaring tengkurap menghadapnya.

Jennie tersenyum, dan mencium kening Reygan. "Good night,"

Tak lama, Jennie tertidur dengan posisi menghadap Reygan.

Tidur bersama seranjang untuk yang pertama kali.

****

Jangan lupa vote dan comment.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

See u next chapter❤️

***



Continue Reading

You'll Also Like

160K 7.1K 45
β€’completeβ€’ -ON REVISI- Saat doi bilang, ❝Janji ya, bantuin gue nembak dia❞ -dan saat hubungan hanya sebatas pertemanan memutuskan semua harapan-;frie...
2M 22.4K 11
PART TIDAK LENGKAP! SEBAGIAN SUDAH DI HAPUS! Menikah dengan seorang Direktur tak pernah menjadi salah satu impian dalam hidup seorang Gea. Memikirkan...
5.7M 275K 51
Cerita ini bisa membuatmu gila!! Hati-hati jadi SARJANA BUCIN🚫🚫 [Follow dulu sebelum baca] *** Ini tentang Ana si gadis polos dan pekerja keras. Da...
801K 71.7K 65
Alana Putri tidak pernah membayangkan kalau hidupnya akan berubah menjadi begitu rumit karena harus terjebak dalam sebuah ikatan konyol bernama perni...