Dear Anonymous

By inibulan

90.9K 17.8K 10.3K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Seorang pernah bilang padanya, kehidupan itu selalu berputar. Tidak melu... More

dear anonymous
02. Tentang sang Langit
03. Ada yang berakhir
04. Apa yang salah dari mengagumi diam-diam?
05. I have crush on you
06. Apa pernah ia dianggap ada?
07. Cheesecake
08. Ucapan selamat pagi
09. Bolehkah jika ia semakin jatuh cinta?
10. Hujan dan sosok entah siapa
11. Kentang McD
12. Malam ini ia tidak sendiri
13. Know your place
14. Jealous
15. Alasan untuk menyukai seseorang
16. Album foto dan kilas balik
17. Gosip spektakuler
18. Boneka & Piala pertamanya
19. Melempar Umpan
20. Keluar kandang buaya masuk kandang singa
21. Beauty Privilege
22. Hujan dan segelas kopi
23. Keajaiban Dunia
24. Sebenarnya, salahnya di mana?
25. Aku senang jika nyatanya kamu peduli
26. Angkasa, ayo pacaran!
27. Pacar?
28. Pesta ulang tahun
29. Goodnight, N
30. Hari ini aku ulang tahun
31. Cepat sembuh, Rainne
32. Usapan di kepala
33. Alasan gadis itu tersenyum
34. Promise
35. Feeling
36. Keajaiban Dunia 2
37. Bagaimanapun dia tetap cantik
38. Sebenarnya, sejak kapan?
39. Fanya harus apa?
40. Kamu suka Fanya?
41. Masih sulit dipercaya
42. Mohon ikhlaskan saja
43. Kamu jelek
44. Hari-hari penuh siksaan
45. Under the rain
46. Semuanya akan baik-baik saja
47. Harus dibuat berantakan
48. Lama-lama muak juga
49. Tolong jaga dia
50. Berbalik
51. Dia tahu jawabannya
52. Beban dan tidak berguna
53. Dia benci kehilangan
54. Tidakah cukup?
55. Ia hanya iri
56. Pembohong
57. Tidak ada lagi yang tersisa
58. Hancur
59. Kembali, atau pergi dan mengakhiri?
60. Ia harus memulai hidup baru
61. Red Rain
Epilog

01. Dialog hujan

5.1K 464 97
By inibulan


"Hujan," gumam gadis berambut sepunggung yang bergelombang di bagian bawahnya itu entah pada siapa.

Gadis itu termenung memandangi rintik air hujan yang berjatuhan dari kanopi yang melindungi sebagian tribune lapangan outdoor. Membiarkan tetesan air menciprati sepatu putihnya dan menikmati sensasi dingin yang menggelitik kulitnya. Entah sudah berapa gadis itu bengong di sana seorang diri hanya untuk memandangi hujan.

Tidak seperti kebanyakan orang yang menikmati hujan dengan memunculkan kembali keping-keping kenangan dalam pikiran, gadis itu justu membiarkan pikirannya kosong tanpa satu hal pun di sana.

Dia hanya bengong memandangi hujan tanpa memikirkan apapun. Menikmati kesunyian, kehampaan, ketenangan, dan hanya membiarkan suara hujan mejadi satu-satunya hal yang didengarkan oleh telinganya.

Rasanya damai. Isi kepalanya yang selalu semrawutan akan mendadak tenang saat ia mendengar dialog antara tetesan air hujan.

Ia suka hujan, ayahnya juga suka hujan, dan ia juga menyukai namanya yang berarti hujan. Gadis itu lalu tersenyum sangat samar.

"Artinya, hujan yang menyenangkan," kata Ayahnya beberapa tahun lalu sambil memeluk erat dirinya dibalik selimut tebal saat mereka tengah santai menikmati hujan turun.

Sisa kenangan yang menyenangkan, batinya.

Rintik air yang jatuh dari kanopi mulai berhenti, waktu sudah menujukkan pukul setengah empat dan sudah dipastikan hampir semua penghuni SMA Epsilon sudah tidak berada di area sekolah.

Gadis itu mengembuskan napas berat, melirik jam tangan berwarna putih yang melingkar di lengan kirinya. Ia mengangkat kepalanya dan memandangi area lapangan basket.

"Tiga menit lagi," gumamnya entah pada siapa.

Gadis itu membenarkan letak tas punggungnya, ia bangkit dari posisi duduknya dan berjalan menyusuri tribune dengan langkah-langkah pelan sambil terus meliri ke area lapang dan beberapa kali mengecek jam tangannya.

"Tumben," gumamnya lagi setelah tiga menit yang dinantikannya sudah lewat tanpa ada tanda-tanda kemunculan seseorang di lapangan basket. Gadis yang mengenakan seragam sekolah serba ketat hingga mencetak bentuk tubuhnya itu menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga lalu berdecak sebal.

"Lapangnya becek kali ya, masa sih dia sekarang lagi main di lapang indoor?"

Lagi-lagi, ia berdialog sendiri. Gadis berkulit putih bersih itu menimang-nimang sesuatu. Antara pulang saja, menunggu di sini lebih lama lagi, atau pergi ke lapangan indoor yang jaraknya cukup jauh mengingat sekolahnya yang sangat luas.

Belum sempat gadis itu memutuskan pilihannya, suara pantulan bola tiba-tiba saja mengusik indra pendengarnya. Perhatiannya kini terpusat seluruhnya pada lapangan basket. Di mana sosok berkaos hitam dengan celana seragam khas SMA Epsilon baru saja memasuki area lapangan sambil mendribel bola. Gadis itu tersenyum, membuat lekuk kecil di kedua pipinya terbentuk. Senyumannya sangat lebar, bahkan ia sampai memekik kegirangan.

Terburu-buru, gadis itu mencari tempat yang pas untuk menonton sosok berkaus hitam itu bermain basket. Ia melangkah ke sisi tribune yang membuat kehadirannya tidak terlalu mencolok dan tidak dalam radar pandang seseorang yang saat ini tengah bermain basket di lapangan.

Dengan tenang, gadis itu kembali duduk di tribune, memandangi satu-satunya sosok di lapangan basket itu sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Ganteng banget, gue berasa dispoilerin surga kalau liat muka Angkasa," ujarnya gemas sendiri.

Sosok yang bermain basket di sana, namanya Razza Angkasa. Orang-orang terdekatnya biasa memanggil Angka. Kata orang, Razza Angkasa itu high quality. Tentu saja ada banyak sekali aspek yang dimilikinya hingga mendapat cap seperti itu.

Kata orang, Angkasa itu sosok idaman. Banyak sekali siswi yang naksir Angkasa dan tentu saja berharap untuk menjadi pacar seorang Razza Angkasa. Namun sayang, sifat yang dimiliki oleh sosok yang katanya sempurna itu justru membuat siswi-siswi yang naksir berat pada Angkasa mundur dengan teratur.

Angkasa yang itu terlalu dingin, kelabu, dan sangat tidak berperasaan. Tambah lagi, menurut rumor Angkasa itu orangnya intoleran dan agak galak.

Itu hanya kata orang-orang, di mata gadis itu, Razza Angkasa hanyalah seorang Razza Angkasa. Ia tidak terlalu peduli pada segala aspek yang dimiliki pemuda itu hingga mendapatkan cap high quality.

Seperti kebanyakan siswi-siswi di SMA Epsilon, ia juga tidak bisa menampik fakta bahwa dirinya naksir berat pada Angkasa dan kharismanya. Bahkan, ia sudah sangat lama menyukai Angkasa secara diam-diam.

Jika diingat-ingat, perasaan tertariknya pada sosok Razza Angkasa bermula dari saat ia masih mengenakan seragam merah putih. Lama-lama, bahkan hingga seragamnya berganti menjadi biru putih, ia masih dengan perasaanya yang sama terhadap Angkasa. Atau bahkan mungkin dari sana ketertarikan pada sosok itu mulai naik tingkat dan semakin bertambah saja hingga saat ini.

Tidak banyak yang tahu, selama bertahun-tahun, gadis itu selalu setia di posisinya sebagai pengagum sosok Angkas. Dari jauh memerhatikan sosoknya, juga mencari tahu banyak hal tentangnya.

Dari hasilnya mengamati selama bertahun-tahun, ia mengetahui banyak hal tentang Angkasa. Apa warna kesukaanya, makanan yang tidak disukainya, berapa banyak mantannya, siapa teman-teman terdekatnya, bagaimana cara pemuda itu berjalan, menyugar rambut, dan beberapa kebiasaan kecil lainnya yang sering ia lakukan.

Creepy? Sepertinya tidak, gadis itu masih di batas normal dalam menyukai Angkasa. Ia tidak pernah melakukan hal gila atau hal-hal aneh selama ia menyukai Angkasa. Selama ini, yang ia lakukan hanya memerhatikan figur Angkasa dari jauh. Itu saja.

Namun, tidak seperti kebanyak perempuan yang naksir Angkasa karena ia begitu sempurna. Gadis itu menyukai Razza Angkasa karena alasan klise sederhana, karena Angkasa kecil dulu baik padanya.

Perasaanya sedari dulu tidak pernah berubah, matanya tidak pernah berhenti menatap hanya pada sosok Angkasa, meskipun kadangkala ia merasa eksistensinya bahkan tidak pernah dianggap ada.

Menyedihkan, tapi ia berusaha untuk tidak apa-apa dengan itu. Sebab bisa melihat Angkasa setiap hari saja ia sudah kegirangan bukan main.

"Ih ganteng banget, untungnya cuma gue yang bisa liat pemandangan seger gini tiap hari," celetuk gadis itu sambil tersenyum sangat lebar dan gemas sendiri. Ia menopang salah satu pipinya sambil terus memerhatikan Angkasa yang sedang bermain basket sendirian di lapangan yang masih basah bekas diguyur hujan.

Memerhatikan Angkasa, adalah bentuk kesenangan lain selain bengong memandangi hujan. Entah sejak kapan, kegiatannya menjadi penonton tunggal saat Angkasa bermain basket menjadi hobinya juga.

Saat asik dengan fantasinya tentang sosok Angkasa sambil tersenyum lebar, objek yang sedari tadi diperhatikannya itu tiba-tiba saja menghentikan gerakannya mendribel bola basket.

Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun lamanya, sosok Angkasa memalingkan wajah dan menatapnya dengan tatapan dingin.

EH?!

Kaget, bagaimana bisa Angkasa menyadari kehadirannya? Padahal selama ini Angkasa tidak pernah sadar dengan keberadaanya di tribune ini saat sedang bermain basket.

Senyum gadis itu mendadak kaku saat menyadari tatapan Angkasa menghunus tajam padanya. Jantungnya mulai berdetak tidak normal, perasaanya mendadak kacau balau karena ditatap dan ketahuan oleh Angkasa. Ia merasakan sejenis perasaan salah tingkah sebab selama ini kehadirannya seolah tak kasat mata dan tidak pernah dilihat oleh Angkasa.

Thanks, Semesta! Dilirik doang gue udah bahagia banget, batinnya girang sendiri

Dengan sifat percaya dirinya yang memang tinggi, gadis itu malah melambai ganit pada sosok Angkasa sambil tersenyum semakin lebar.

"Hai, Angkasa. Semangat ya main basketnya," teriaknya nyaring dengan senyum kelewat lebar.

Detik berikutnya, reaksi masa bodoh dari Angkasa itu langsung membuat lengkungan di bibir gadis itu berubah bentuk. Angkasa membuang muka dan langsung melangkah keluar dari area lapangan basket.

Tentu saja, itu membuat harga diri seorang Rainne Naomi—yang menurut kebanyakan murid laki-laki merupakan siswi paling cantik di SMA Epsilon—terluka.

Gila, gue udah secantik ini aja masih enggak dilirik?

🌨

n ;

New version. Aku udah ngasih tahu di ig kalau aku rombak ulang cerita Rainne.

Abaikan aja isi komentar sampai part 11 ya. Itu komen-komennya buat versi lama yang tentu aja beda banget alurnya sama yang sekarang.

Continue Reading

You'll Also Like

778K 36.7K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.5M 341K 76
#VERNANDOSERIES 4 πŸ‘ΈπŸ» Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengat...
2.4M 170K 44
HIGH RANK #1 in Teenfiction [26 Februari 2019] "kenapa gue mikirin si culun mulu sih?" - Rebeca Anjani "Gue anti cewek populer. sorry" - Satria Geral...
752K 63.2K 50
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Kecelakaan yang dialami Stella membuatnya merasa berada di dasar terendah dalam hidup. Saat itu, Stella membenc...