Love Scenario [END-COMPLETE]

By Velova95

562K 33.9K 2.1K

DEWASA MUDA 21++ SEBAGIAN CERITA DIPRIVASI FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA! Sinopsis: Keynal psikopat yang bucin ba... More

PROLOG
Intro: the beginning
SATU: VERANDA
DUA: KEYNAL
TIGA: B o y f r i e n d
EMPAT: T a k e n
LIMA: A l l N i g h t
ENAM: B y M y S i d e
TUJUH: C o m p l i c a t e d
DELAPAN: D r e a m c a t c h e r
SEMBILAN: E u p h o r i a (21+)
SEPULUH: Drama Kotor
SEBELAS: F a l l i n g i n L o v e
DUA BELAS: G a m e O v e r
TIGA BELAS: H o r m o n e s (20+)
EMPAT BELAS: i l l u s i o n
LIMA BELAS: J a m a i s V u
ENAM BELAS: L o v e M a z e
TUJUH BELAS: Kemah Rasa Bulan Madu
DELAPAN BELAS: Berkemah 2
SEMBILAN BELAS: Killing Me
DUA PULUH: Nevermind
DUA SATU: 3 Hati 1 Cinta
DUA DUA: Garis Kematian
DUA TIGA: Other People
DUA EMPAT: Please give me one more Chance
DUA LIMA: Pertenakan Cinta
DUA ENAM: Love and secrets
DUA TUJUH: Dia atau Aku
DUA DELAPAN: Reverse
DUA SEMBILAN: Nikmat Dosa Terindah
TIGA PULUH: BACKSTREET(?)
TIGA SATU: Stay With You
TIGA DUA: Mba Leo dan Bang Capricorn
TIGA TIGA: Depression ! ! !
TIGA EMPAT: Pembunuhan, Misteri Kematian!
TIGA LIMA: Veranda Hamil?
TIGA ENAM: Psikopat dan Pembunuh Berantai
TIGA TUJUH: Rahasia Jessica Veranda
TIGA DELAPAN: 'Cause I'm Yours
TIGA SEMBILAN: Terdampar di Pulau Misterius
40. Darah, Keringat dan Air mata
EMPAT PULUH: Rumah Angker di Hutan Belantara
EMPAT SATU: Lukisan Tua Yang Hidup
EMPAT DUA
EMPAT TIGA: Threesome
EMPAT EMPAT : Can I get to your soul?
EMPAT LIMA: Love and Relationship
EMPAT ENAM: Menuju Akhir
EMPAT TUJUH:
EMPAT DELAPAN: Dia pergi

Epilog: LOVE IS NOT OVER

15.7K 417 106
By Velova95

Empat tahun lamanya, setelah peristiwa itu kini Veranda sudah lulus. Nilainya pun sangat memuaskan, Veranda bisa masuk ke universitas dan fakultas yang dia impikan. Sedangkan Keynal, dia sudah mendapat gelar sarjana S1 Ekonomi-Manajemen dari University Tokyo, Jepang.

Hidup mereka sudah kembali tertata rapi, sesuai dengan yang mereka mau. Untuk hubungan Veranda dan Alif, keduanya sudah putus sejak 4 tahun yang lalu, tepat sehari setelah keberangkatan Keynal keluar negeri.

Suatu malam, ketika Veranda pulang kuliah. Dia menemukan suatu amplop undangan. Mata Veranda membulat seketika, saat melihat kata yang tersusun di dalam amplop itu.

Undangan Reuni SMAN 48 angkatan 47

Sebuah undangan yang langsung membawa Veranda kembali ke masa lalu, masa-masa sekolah yang penuh suka dan duka. Veranda setengah tersenyum saat mengingat kenangan-kenangan itu.

Sampai saat dia jujur akan perasaannya di depan Keynal, hingga detik ini dia masih menggenggam erat perasaan itu. Perasaan yang selalu menemani Veranda disaat-saat susah, menjadi motivasi nyata yang tersimpan selalu di dalam memorinya.

Halo, Ve sayang, ikut reuni kan? Harus ya.
Besok jam 5 aku jemput, bye.

Sebuah pesan masuk ke ponselnya membuat Veranda tersenyum-senyum sendiri. Kemudian segera mengetik pesan balasan,

Okay sayang. Besok aku tunggu jemputnya ya, bye:*

Kemudian dia mengirimkan pesan itu. Sebenarnya Veranda belum tahu kalau Keynal kuliah di luar negeri. Sebab Keynal tidak memberi kabar sedikit pun, setelah dia memutuskan untuk pergi.

💜💜💜💜

Keesokan harinya,

Pukul lima tepat, Veranda sudah selesai berdandan. Dia tidak mau membuat seseorang menunggunya terlalu lama. Veranda cukup mengenakan dress selutut berwarna soft blue, dipadukan dengan memoleskan make up yang natural. Juga rambut panjangnya yang digerai, dia tampak lebih memukau malam ini.

Veranda sayang, aku masuk ya, seru seseorang dari balik pintu.

Itu dia batin Veranda.

Lalu munculah sesosok perempuan cantik mengenakan dress selutut berwarna hitam, hampir sama dengan punya Veranda hanya saja lebih glamour. Rambut panjangnya diberi warna dark brown itu dikepang sangat rapi dan elegan. Dia adalah Shania, sepupunya.

Ve, ya ampun, cantik banget, pekik Shania yang terdengar sangat histeris.

Nju udah deh. Kamu juga cantik banget kok, serius, puji Veranda yang berhasil membuat Shania tersenyum simpul.

Yuk berangkat! Udah jam segini, nanti telat loh. ajak Shania, kemudian menarik tangan Veranda pelan, hanya dibalas dengan anggukan dari Veranda.

Mereka menghabiskan waktu di mobil Shania dengan bercerita dan bernostalgia bersama. Ve, gimana hubungan kamu dan dia? Gue dengar Keynal sekarang udah jadi sarjana, ucap Shania kehilangan kontrol akan arah pembicaraannya.

Dari pengakuan Shania, dia mendapatkan informasi itu dari Boby suaminya. Ya Shania dan Boby dan telah menikah setahun yang lalu, setelah Shania memutuskan menjadi mualaf.

Jika Keynal bisa menghubungi Boby, lantas kenapa Keynal tak pernah menghubungi Veranda selama ini?

Veranda hanya terdiam dia tidak tahu berita itu, tidak ada yang memberitahunya kalau Keynal ternyata meneruskan kuliah di luar negeri. Hatinya merasa lega sekaligus perih. Melihat Veranda yang hanya terdiam membuat Shania sadar, kalau itu adalah pembicaraan yang harus dihindari.

Eh maaf Ve, udah lah nggak usah dipikirin lagi, ucap Shania mencoba memecahkan keheningan.

Santai, Nju. Nggak apa-apa kok, sahut Veranda kemudian tersenyum kecut.

Selanjutnya dalam perjalanan sampai ke tujuan, mereka hanya diam. Larut dalan pemikiran masing-masing.

Udah sampai, Ve. Yuk turun! ajak Shania yang sudah ke luar mobil lebih dulu kemudian disusul Veranda berjalan anggun di belakangnya.

Wah kok meriah banget ya, Nju. Ada apa nih? ujar Veranda takjub. Shanju terkekeh kemudian mengajak Veranda masuk menemui teman-temannya.

Sampai didalam, Veranda berpisah dengan Shania. ShaNju pamit ingin bertemu seseorang dan Veranda ditinggalkan sendirian. Veranda berdiri mematung mengulas semua kenangan yang pernah tercipta dimasa itu.

Hei! sapa seorang yang langsung membuyarkan lamunan Veranda.

Oh hai, Deni? tanya Veranda ragu-ragu karena takut salah.

Udah nggak ngenalin aja nih. Baru juga berapa tahun,sindir Deni sembari tersenyum miris, Veranda tertawa melihat ekspresi Deni.

Deni ini teman sekelas Veranda di kelas 12.

Maaf, Den. Kamu sih berubah banget gini, jadi nggak bisa diidentifikasi deh.

Jawaban Veranda malah semakin membuat Deni menekuk mukanya. Melihat Deni yang semakin menampilkan ekspresi lucu, tawa Veranda semakin lepas. Sejenak mereka ngobrol dan mengenang masa SMA, sampai Sisil selaku pembawa acara membuka acara itu.

Ya, pertama-tama aku mau ngucapin terimakasih ke temen-temen semuanya untuk kedatangannya. Terutama nih buat yang bela-belain dateng dari belahan dunia seberang, ucap Sisil dengan gembira, Veranda masih belum sadar siapakah yang dimaksud oleh Sisil?

Halo, semuanya!

Suara tenor seseorang terdengar sangat familiar di telinga Veranda, membuat Veranda membeku di tempat.

Ini suara dia.

Tapi Veranda mengabaikannya karena menurutnya, tidak mungkin seseorang yang ada di Tokyo tiba-tiba berada di Indonesia.

Mustahil! letak Veranda yang membelakangi panggung, membuatnya tidak bisa melihat siapa orang yang sedang berbicara di depan sana.

Ya, dibalas dong sapaan dari cowok ganteng yang lagi berdiri di depan, pinta Sisil.

Halo, kak Devin, sapa semua orang serempak membuat Veranda langsung membalikkan badannya. Terlihat disana seseorang yang sangat dia kenal, sedang berbisik kepada Sisil dengan melihat ke arah Veranda.

Seorang Devin Keynal Putra berdiri disana ada perasaan cemburu, kangen, kesal semuanya bercampur menjadi satu. Perasaan Veranda menjadi tidak enak apalagi setelah Sisil juga ikut melihat ke arahnya.

Ini ada permintaan khusus dari tamu spesial kita,ucap Sisil dengan riang, Keynal hanya tersenyum yang membuat perasaan Veranda semakin aneh.

Keynal, mantan senior kita ingin mendengarkan seseorang bernyanyi.

Jantung Veranda semakin bekerja abnormal.

Sambutlah penyanyi kita, Jessica Veranda!!!

Tuh kan.

Veranda merasa jantungnya berhenti bekerja saat itu juga. Dan jika kalian pernah melihat tampang seseorang yang lambungnya diambil, seperti itulah kira-kira ekspresi yang ditampilkan Veranda. Mukanya pucat, dia tidak pernah merasa percaya diri untuk bernyanyi walaupun Veranda sering melakukannya, dengan catatan dia bernyanyi di kamar mandi. Ingat kamar mandi, di bawah shower.

Veranda selalu merasa kecil jika disuruh bernyanyi, dan sekarang dia harus menyanyi di depan semua teman-teman se-angkatannya. Ada Keynal pula seseorang yang selama ini rindukan dan dia tunggu kehadirannya.

Ayo naik ke atas panggung, kak Ve. Lagunya sudah diputuskan, dan aku yakin kak Ve, bisa menyanyikannya, ucap Sisil yakin.

Sil, ya ampun, aku nggak bisa nyanyi, jawab Veranda pasrah saat sudah diatas panggung.

Ini permintaan khusus dari kak Keynal loh, jawab Sisil enteng.

Melihat banyak orang yang melihat dan menjadikannya pusat perhatian, membuat badan Veranda menjadi panas dingin tidak karuan.

Ayo Ve, hitung-hitung buat latihan percaya diri, batin Veranda menyemangatinya.

Setelah menghela nafas berkali-kali akhirnya, Veranda memutuskan untuk menerima uluran microphone dari Sisil.

Dengan menyebalkannya, Keynal berdiri tepat di barisan terdepan. Tapi anehnya bukannya membuat Veranda salah tingkah seperti dulu, tetapi malah membuat Veranda lebih tenang. Dan lagu When We Were Young milik Adele sudah mengalun dengan indahnya dari bibir mungil Veranda.

EVERYBODY LOVES THE THINGS YOU DO

(Semua orang menyukai apa yang kamu lakukan)

FROM THE WAY YOU TALK

(Dari caramu berbicara)

TO THE WAY YOU MOVE

(Hingga caramu berjalan)

Veranda terus menatap wajah Keynal.

I was so scared to face my fears

(Dulu aku takut sekali menghadapi ketakutanku)

Cause nobody told me that you'd be here

(Karena tak ada yang memberi tahuku kamu akan di sini)

And I swore you moved overseas

(Dan kubersumpah kamu ke luar negeri)

That's what you said, when you left me

(Itulah yang dulu kamu katakan, saat kamu meninggalkanku)

Beberapa baris lagu memang berhasil menyindir Veranda, seakan lagu itu memang seharusnya dinyanyikan oleh Veranda. Dia berhasil menyanyikan lagu itu dengan indah dan sukses membuat pendengarnya tersentuh.

When we were young,

Lirik terakhir dari lagu tersebut dinyanyikan oleh Veranda lambat. Perlahan, tepuk tangan mulai menggemuruh memenuhi telinga Veranda. Semua mata memandang ke arah Veranda, terpesona. Tapi seorang Veranda hanya akan memandang ke satu arah, Keynal. Keynal tersenyum simpul yang dibalas senyuman juga olehnya.

Wow, suara kak Ve sangat indah, puji Sisil.

Ah, kamu bisa saja, Sil.

Pipi Veranda merona karena pujian yang dilontarkan Sisil. Saat melihat ke arah Keynal, sudah tidak ada Keynal disana, apakah Veranda hanya berhalusinasi?

Tentu saja tidak!

Oh iya sepertinya tadi Kak Ve, menghayati sekali. Memang itu lagu berkesan buat Kak Ve? tanya Sisil.

Iya enggak sih. Tapi udah ah, aku turun ya, pamit Veranda yang kemudian terlonjak kaget, saat mendapati Keynal di belakangnya membawa sebucket bunga mawar putih.

Buat kamu, My little Angel, ucap Keynal lembut.

Veranda yang masih tidak percaya dengan apa yang Keynal lakukan, dia hanya bisa mengambil alih bunga itu dari tangan Keynal. Keynal kemudia mulai berlutut dengan sebelah kakinya, dan mengeluarkan sesuatu dari kantong kemejanya.

Ve, jangan potong ucapanku dan dengarkan saja. Okay? pinta Keynal dan dibalas dengan anggukan dari Veranda.

Sudah 10 tahun yang lalu, saat aku pertama kali melihatmu masuk smp. Pertama kali aku merasa jantungku bekerja tidak normal, melihat kamu yang duduk di pojok ruangan dan tertawa dengan teman-temanmu yang lain. Veranda, sejak dulu aku menyukaimu, bahkan mencintaimu. Kamu tahu aku melakukan perobatan diluar negeri dan memutuskan kuliah di sana, keberadaanku yang jauh bukan berarti aku bisa menghapuskan perasaanku malah membuatnya semakin besar. Aku mencintaimu setiap hari. Jeda sejenak.

Saat kita akhirnya berpisah untuk waktu yang sangat lama, kamu tidak tahu betapa hancurnya aku saat meninggalkanmu sendiri, hidupku terasa sia-sia dan hari ini dimana akhirnya kita dapat menyelesaikan misi terakhir kita. Setelah semua yang kita lewati, hari ini, detik ini juga aku ingin memintamu untuk terus berada di sisiku, menemani setiap langkahku, mengucap namaku dalam setiap doamu, menjadi wanita hebat yang menuntun hidupku….

Kalimat Keynal kembali terhenti, kali ini tatapannya sangat serius, mata coklat Veranda ditatapnya begitu dalam. Tanpa keraguan Keynal melamar Veranda malam ini, membuat cerita baru dalam hidup perempuan cantik itu.

WILL YOU MARRY ME? ucap Keynal pada akhinya dengan mengulurkan cincin bermata berlian yang sangat indah.

DEG !!!

Sebuah kalimat yang tak sedikitpun pernah tersirat dalam benaknya, sebuah kalimat yang benar-benar sudah ditunggunya. Airmatanya jatuh tanpa permisi saat mendengar 4 kata tersebut. Will You Marry Me. Veranda menggigit bibir bawahnya berusaha menahan semua emosi yang siap untuk meledak. Perlahan dia merunduk, berhadapan dengan pemuda yang sedang melamarnya.

Sempurna! Cerita bak dongeng cinderella benar-benar memanjakannya malam ini. Bagaimana tidak saat pangeran tampan yang begitu teramat dicintai sekarang sedang bersimpuh di hadapannya, memegang sekotak cincin yang berhasil menyempurnakan impiannya. Bibirnya bergetar tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Keynal memandangnya penuh dengan senyum bahagia, menatap matanya dalam.

Veranda hanya bisa menatap mata Keynal yang sialnya tidak ada tanda-tanda kebohongan didalamnya. Sorot matanya masih setajam dulu, hanya saja sekarang terlihat sangat meneduhkan. Pelan Veranda merasa ada yang menepuk bahunya

Cepat, Ve dijawab. Kasihan Keynal-nya posisi gitu nggak enak loh, ucap Shania bersemangat. Entah dari mana Shania tiba-tiba muncul bersama Boby dan sahabat-sahabatnya yang lain, di sana juga ada Dyo dan Yona.

Apa kamu bisa memastikan aku tidak akan pernah terluka? Apa kamu bisa selalu melindungiku? tanya Veranda menatap Keynal perlu arti.

Pasti, Ve. Aku akan selalu melindungimu dan tidak akan pernah membuatmu terluka lagi, jawab Keynal tegas. Senyuman indah merekah di bibir gadis itu, Veranda meraih tubuh Keynal dan memeluk laki-laki itu erat.

Kenapa baru sekarang melakukannya huh? Aku sudah menunggunya terlalu lama, ucap Veranda kesal memukul punggung kekasihnya.

Dulu aku hanya seorang pecundang tapi sekarang aku memiliki kemampuan untuk terus mencukupi semua kebutuhanmu Ve, aku berjanji akan menjadikanmu ratu di keluarga kita, tungkas Keynal mencium pundak Veranda, memeluknya dengan erat.

Veranda tersenyum penuh bahagia. Kalau gitu pasangkan cincin itu, cepat! perintah Veranda sesaat dia melepas pelukan keduanya. Tanpa ragu Keynal mengisi jari manis gadis itu dan memandang wajah kekasihnya penuh rasa kebahagian.

Aku mencintaimu, Jessica Veranda, bisik Keynal mengelus pipi gadisnya lembut. Veranda tersenyum begitu manis.

Aku lebih mencintaimu, balas Veranda.

Keynal menggigit bibir bawahnya, menatap wajah menggemaskan calon istrinya itu. Langsung direngkuhlah Veranda menuju kepelukannya.

💜💜💜💜

Kenapa kamu bisa begitu manis hm? gumam Keynal menarik dagu Veranda.

Saat ini mereka berada di dalam mobil Keynal mengantar Veranda pulang ke villa lamanya. Belum sempat sang bidadari hati membalas gombalan laki-laki itu, tiba-tiba Keynal menepikan mobil jaguar merahnya di kiri jalan.

Kemudian dia membungkam bibir Veranda dengan ciuman, melumatnya tanpa jeda. Veranda mengalungkan lengannya di leher Keynal, membalas ciuman yang sampai sekarang menjadi bagian favoritnya bersama Keynal. Menghisap bibir bawah Keynal yang begitu menggairahkan menjadi keseruan tersendiri bagi Veranda.

Keynal tak mau kalah, dia menekan punggung Veranda, menghilangkan jarak diantara mereka. Sebuah ciuman yang jika saja Veranda tak lebih dulu menarik tubuhnya menjauh, mungkin akan memberikan cerita berbeda untuk mereka malam ini.

Ga! Aku takut akan menerkammu malam ini, ujar Veranda segera menenggak tubuhnya. Keynal yang mendengarnya, menggeleng tak percaya.

Sejak kapan kamu jadi wanita seberani ini hm? tanya Keynal menaruh tangannya di stir kemudi.

Sejak aku mengenal paus gendut yang bernama Keynal, kenapa? suara Veranda tanpa memandang Keynal. Dia menegak botol air mineral yang sedari tadi dipegangnya sejak pulang dari acara reuni.

Seminggu lagi kita akan menikah, aku sudah mengatur semuanya dan perusahaan tempat ku bekerja sekarang memberikanku cuti beberapa minggu lagi. Persiapkan dirimu, aku ingin melihat pengantin wanita yang sangat cantik di hari bahagia kita.

Minggu depan? Kenapa buru-buru sekali?

Kenapa? Aku hanya ingin melakukannya tanpa ada batasan, bagaimana jika kamu berlari saat aku begitu menginginkanmu? goda Keynal lagi sambil memperhatikan keadaan sekitarnya.

Yya! Kamu menikahiku hanya karena ITU? teriak Veranda, Keynal menggeleng.

Aku ingin menikahi mu karena aku mencintaimu dan aku tidak ingin kehilangan kamu untuk terakhir kalinya.

Kini cinta antara mereka tidak akan mereka batasi, apalagi mereka paksa untuk mati. Karena sejatinya, cinta tidak akan menuju orang yang salah, setiap cinta yang diberikan pasti memiliki alasan. Hubungam keduanya berjalan seperti yang seharusnya tanpa adanya halangan lagi.

💜💜💜💜

HARI PERNIKAHAN

Hari ini, adalah hari yang sangat ditunggu oleh dua keluarga besar, yaitu keluarga Putra dan keluarga Tanumihardja. Karena anak mereka akan segera menikah.

Acara pernikahan mereka diadakan di hotel. Akad nikah akan segera dilaksanakan didepan penghulu, Keynal sudah duduk dengan raut sedikit tegang. Namun juga tetap terlihat sangat tampan ala-ala cowok Sunda, dan mengenakan peci yang menambah ketampanannya.

Semua orang yang ada disana tak henti-hentinya memuji ketampanan Keynal, yang membuat Bu Tuti (ibu tiri Keynal) dan Nyonya Treesye tersenyum bersama.

Tidak menyangka ya Bi, sebentar lagi anakmu yang tampan akan menjadi menantu saya, bisik Treesye kepada Bu tuti.

Nyonya terlalu memuji anak saya, sama seperti Nona Veranda yang cantik, dia juga akan segera menjadi menantu saya, balas Bu Tuti dengan nada halus dan pelan.

Sedangkan disalah satu kamar hotel Veranda yang duduk didepan kaca hias, melihat dirinya kearah kaca dengan balutan gaun pengantin putih panjang, yang dihiasi manik-manik kuning emas menjuntai indah menutupin kaki jenjangnya. Rambutnya yang berwarna hitam disanggul kecil dan diberi hiasan, melengkapi kesempurnannya pada hari ini. Veranda ternyata tidak sendiri karena disana dia ditemani oleh dua sahabatnya, Yona dan Shania.

Lah napa si mempelai wanitanya senyum-senyum sendiri? gila nih jangan-jangan! kata Yona, Veranda langsung mendelik ke arahnya.

Duuhhh sumpah deh, lo cantik banget Ve, nggak salah deh mertua lo dapat mantu, ucap Shania sambil tersenyum kearah Veranda.

Apaan sih Nju, gue biasa aja kali! sahut Veranda dengan nada lembut seperti biasa sembari tersenyum bahagia.

Emang benar kok lo cantik, banget malahan, beruntung tuh si kapten tengil dapatin lo, Shania bersuara.

Eh, tapi ngomong-ngomong kayak apa ya malam pertama lo nanti, apakah akan seromantis yang gue bayangin? Yona tersenyum menggoda Veranda.

Wahwahwah mesum nih anak, udah mikirin malam pertama aja, tegur Shania. Setelah itu terdengar suara dari luar bahwa ijab kabul akan segera di laksanakan.

Keynal mulai memegangi tangan Papa Veranda yang sebentar lagi akan menjadi Papa mertuanya, dan proses akad pun dimulai.

Saya nikahkan, anak saya, Jessica Veranda Tanumihardja binti Verrel Josi Tanumihardja dan engkau, Devin Keynal Putra bin Devan Hariyanto dengan seperangkat alat sholat dan 20 gram emas di bayar tunai.

Sejenak Keynal menarik nafas pelan. Saya terima nikah dan kawinnya, Jessica Veranda Tanumihardja binti Verrel Josi Tanumihardja dengan mas kawin tersebut tunai, ucap Keynal dengan lugas dan lantang.

Bagaimana para saksi sah? tanya penghulu yang duduk di samping Papa Veranda.

Semua orang mengatakan sah secara serentak, kemudian memanjatkan doa. dikamar hotel, Shania, Yona serta Veranda terkejut mendengar kata sah dari luar.

Gila tu simuka mesum, lantang banget ngucapin ijab kabulnya sampai kaget gue. Shania mengelus dadanya.

Selamat ya Ve, sekarang lo udah jadi istri pertamanya Keynal, ntar nyusul gue jadi yang kedua. Yona seraya memeluk Veranda.

Dan langsung dapat tabokan dari Shania. Mulut lo Yon, ngerusak suasana aja.

Akan tetapi, Veranda hanya diam seakan tak menyangka bahwa dia sekarang sudah menjadi istri dari Keynal, cinta monyet sekaligus cinta pertamanya. Yona belum melepaskan pelukannnya dan menggoda Veranda dengan kalimat ghaib.

Nanti malam janga lupa buat ponakan buat kita ya Ve! bisiknya sambil tekikik kecil. Mendengar hal itu Veranda kaget dan membuyarkan lamunannya.

Segera dia mendorong tubuh Yona. Ih dasar lo, otak lo mikir kesana aja dari tadi, keluh Veranda dengan muka memanas menahan malu sekaligus haru.

Setelah ketiga sahabat itu berbincang-bincang dan sedikit tertawa riang, dengan ocehan Yona yang agak mengarah kemana-mana. Tiba-tiba terdengar ketukan dari luar, ternyata Nyonya Treesye memanggil Veranda dan teman-temannya.

Shania, Yona, segera bawa Veranda kebawah karena suaminya ingin melihatnya, ujar Treesye dari balik pintu.

Iya tant, kami akan segera turun! kata ShaNju setengah berteriak.

Kayanya mama aku udah kebawah lagi deh, Veranda bergumam.

Iya kayaknya, ya udah Yon, kita tuntun pengantinya kebawah. Shania langsung menggandeng tangan Veranda.

Mereka pun keluar menuju kearah dimana Keynal duduk, semua orang menelisik kearah Veranda yang sedang berjalan bersama kedua sahabatnya itu. Mata orang-orang tak berkedip saking terpana melihat pengantinnya yang sangat cantik dan anggun sekali, termasuk Keynal yang terdiam menatap kearah Veranda.

Sampai-sampai Keynal tak menyadari kalau Veranda sudah berdiri disampingnya. Namun Keynal masih menatap Veranda. Veranda yang ditatap oleh Keynal merasa salah tingkah dan pipinya sedikit memerah.

Kenapa Keynal natap aku seperti itu, duuuh kenapa jantung aku nyut-nyutan gini ucap Veranda dalam hati.

Namun pandangan mereka buyar, ketika penghulu memanggil nama Keynal dan Veranda.

Nak Keynal dan Nak Veranda, silahkan bertukar cincin, ucap penghulu.

Mereka pun melakukan pertukaran cincin. Silahkan, nak Veranda mencium tangan suaminya, sebagai tanda hormat kepada suami kamu, perintah pak penghulu.

Veranda pun menarik tangan kanan suaminya dan mencium punggung tangan Keynal. Begitu pula dengan Keynal yang disuruh untuk mencium balik pucuk kepala Veranda dengan kecupan lembut, sebagai tanda rasa sayang suami terhadap istri.

Semua orang tampak bahagia, termasuk kedua pengantin yang sekarang duduk di singgasananya. Dan sesekali tersenyum ketika para tamu hendak menyalami sang pengantin dan memberikan doa kepada kedua pasangan.

Setelah melakukan ijab kabul dan resepsi dengan tamu undangan yang begitu banyak. Keynal dan Veranda memutuskan untuk menginap satu hari lagi di hotel, karena masih lelah dengan acara yang diadakan tadi.

💜💜💜💜

Hari berikutnya,

Veranda POV

Rumah yang berada di atas bukit, jalan menuju rumah pun sedikit menanjak dan dibuatkan jalan setapak yang sangat cantik. Dengan bebatuan yang menjadi pijakan, jalan setapak ini dihias dengan taman hijau yang tidak kalah memanjakan mata.

Selamat datang di surga, kata Keynal dengan diiringi senyum manisnya, saat mobil kami terparkir di pekarangan rumah. Rumah yang menghadap ke danau dan lembah kecil membentang sejauh beberapa mil di depanku.

Ketika kami turun dari mobil, aku langsung memandang ke hamparan dedaunan hijau di atas bukit. Keynal menuntunku menaiki undakan pendek menuju pintu depan dan aku mengikutinya. Halaman rumahnya dipenuhi rumput hijau yang luas. Sebagian besar halaman berisi mobil, ayunan, dan bangku-bangku kayu dengan garasi terpisah dan sedikitnya ada empat mobil modifikasi yang terparkir dalam berbagai warna.

Wah, tempat yang sempurna untuk relaksasi sambil melihat pemandangan panorama. Tingkat struktur bangunan membuat rumah ini terlihat sangat khas, dengan dikelilingi oleh pepohonan yang terawat baik disekitarnya. So beautiful!

Cukup menarik! Tumbuhan-tumbuhan rambat mati yang menutupi tembok akan membuat perbedaan yang cukup jauh di bagian depan rumah. Rumah ini terlihat rumah para bangsawan didesain lebih banyak bergaya baron. Di luar ada sebuah gazebo bambu yang menghadap langsung ke arah Danau.

Keynal memutar kenop pintu dan membukan pintu masuk utamanya. Terdiri dari pintu kayu yang dipadukan dengan dinding dihiasi batu abu-abu, dengan atap kaca serta kayu yang menampilkan gaya modern minimalis. 

Batu-batu besar di bagian bawah dan tiang-tiang kokoh di bagian dalam rumah menahan langit-langit. di bagian tengah ruangan tampak sangat hebat, menghadap langsung ke lembah terjal dan hamparan danau yang luas.

Dari sudut ini kami dapat menikmati pemandangan indah yang terhampar, dan terasa lengkap dengan hadirnya sebuah rumah yang sangat menawan. Rumah 2 lantai ini memiliki ruang basement yang merupakan area istirahat semi-outdoor, didesain bersama kehadiran taman yang indah.

Nah, untuk menikmati pemandangan alam, arsitekku juga membuat area balkon untuk bersantai loh. Ayo kita lihat lebih dekat lagi, ucap Keynal dengan lembut.

Kulihat balkonnya. Berukuran cukup luas, teras ini ditaruh sofa nyaman dimana tidak perlu takut kepanasan, karena tepat diatasnya ada lantai dua yang otomatis menjadi 'atap' pada area teras.

Rumah yang sangat menyenangkan dengan pemandangan yang sangat indah. Dikelilingi dengan beberapa teras balkon, rumah ini pun memiliki kolam renang untuk berolahraga dan juga melakukan kegiatan seru bersama.

Ve, kita bisa berolahraga di sini bisiknya nakal di telingaku.

WOW! Rasanya seperti sedang menginap di resort berbintang, kolam renang pun dibuat senyaman mungkin dengan point plus, yaitu pemandangan yang sangat indah. Desain area kolam renang sangat menarik, dimana bagian depan kolam tidak dibatasi dan berhasil menghadirkan spot yang cozy untuk menikmati pemandangan yang cantik.

Keuntungan memiliki rumah di lembah ini adalah pemandangannya. Kamar tidur dengan pemakaian pintu geser dan jendela transparan. Selain sebagai media untuk sirkulasi udara, sehingga rumah tidak pengap, jendela pun berfungsi sebagai jalur sinar matahari yang masuk dari luar rumah ke dalam ruangan.

Konsep rumah yang terbuka pun menghadirkan ruangan yang fungsinya dibuat menyatu. Dimana sudut kosong diubah menjadi tempat untuk bermain kartu, dan ada meja multifungsi yang dijadikan bar mini. Saat berjalan menuju ruang tengah, aku menyusuri lorong panjang dan kami menemukan langit-langit rumah yang dibuat tinggi dengan jendela untuk melihat pemandangan.

Sorotan lain adalah kehadiran tangga yang hampir jarang sekali ditempatkan tepat di depan pintu masuk. Nah, karena hal yang tidak biasa ini membuat rumah menjadi unik dengan gaya simpel yang elegan.

Woah, saat kulangkah kaki ke kamar mandi, kamar mandi ini didekorasi secara modern dan elegan. Yang menarik perhatian kami adalah cermin dekoratif yang disandingkan dengan background gemerlap dan lampu gantung dengan aksen gold. Apalagi perpaduan warna terang dan gelap, nada ini dapat menciptakan rasa relaksasi bagiku. Nyaman dan sangat memikat!

Keynal mengajakku keluar kamar, kami di hadapkan oleh meja makan. Area ini dibuat satu ruangan dengan area bersantai keluarga. Selain aku dan Keynal dapat berkumpul dan melakukan banyak hal di ruangan ini, konsep menyatukan ruangan pun membuat rumah terlihat lebih luas.

Dapur menerapkan kitchen set sesuai ukuran ruangan, dapur terlihat sangat menawan. Dengan dirancang bergaya modern, dapur berbentuk U ini berwarna abu-abu dan putih yang hasilnya menjadi bersih dan terang.

Ditempatkan juga meja tengah pada dapur yang berfungsi untuk memasak dan mencuci piring dan bahan makanan. Selain praktis, penggunaannya juga dapat mempercantik dapur.

Keynal mengajakku berkeliling menyusuri setiap sudut rumah ini, saat ini kami tiba di teras belakang. Aku menatap takjub pemandangan di depanku. Terdapat taman tropis berupa hutan mungil di teras belakang rumah.

Di sana juga ada hutan-hutan kecil. Pepohonan di belakang rumah kami adalah pohon-pohon paling tinggi yang pernah kulihat. Ada bermacam-macam pohon: rumpun semak, cedar. Di sini, aku juga melihat pepohonan pinus yang tinggi dan besar dan tumbuh berdekatan.

Hutan-hutan ini seram, ya? Untuk pertama kalinya, aku mengerti arti hutan yang rimbun.

Hutan penuh semak belukar, ada beberapa akar yang mencuat di permukaan tanah, suara serangga ikut meramaikan, berbunyi bersahutan. Pemandangan indah menuntun kita menuju kegelapan di ujung sana, aku benar-benar merasa seperti berada di surga.

💜💜💜💜

6 enam bulan kemudian,

Veranda menatap keluar jendela. Awan mendung bergelung di kejauhan, siap mencurahkan hujan deras kapan pun. Dia duduk di tepi tempat tidur berseprai putih, mengabaikan aroma tajam dari obat-obatan di ruangan yang hampir seluruhnya didekorasi dengan warna putih itu. Jemarinya bergerak pelan, menggenggam tangan seorang laki-laki yang tertidur lelap di sebelahnya, Keynal. Yang merupakan sahabatnya, kakaknya, suaminya juga cintanya.

Keynal tertidur lelap, wajahnya begitu damai seakan tidak terjadi apapun. Tapi Veranda tahu telah terjadi perubahan besar pada fisik suaminya itu. Kanker mengubah segalanya. Kulitnya yang semula kekuningan kini memucat, dan mata hitam dibalik kelopak yang sedang terpejam itu, biasanya memancarkan semangat dan harapan, tapi kali ini hanya ada keputusasaan. Veranda bahkan sudah tak pernah melihat senyum terkembang di wajah Keynal lagi.

Air mata jatuh membasahi pipi putih Veranda, bersamaan dengan turunnya titik hujan pertama.

Ve…. bibir Keynal bergerak perlahan, menyebut nama istrinya dengan suaranya yang melemah itu.

Veranda cepat-cepat menghapus air matanya. Ia tidak ingin Keynal melihatnya menangis, suaminya itu selalu berkata kalau senyumanlah yang harus mengiringi kepergiannya, dan Veranda sebisa mungkin akan mengabulkan hal itu, walaupun itu adalah keinginan terakhir Keynal.

Keynal hanya tersenyum kecil. Senyum tulus pertama yang Veranda lihat sejak empat tahun yang lalu, ketika Keynal pertama kali divonis mengidap kanker mematikan. Meski sudah melakukan perobatan mahal di luar negeri, Keynal tak benar-benar sembuh semakin hari kanker semakin menggerogoti tubuhnya.

Tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan jalan cerita seseorang. Pun tidak ada yang tahu bahwa Veranda kehilangan suami tercintanya di saat dia dan suami masih menyandang status sebagai pengantin baru. Jika pada umumnya pengantin baru akan menikmati hari-hari mereka dengan sangat bahagia sebagai pasangan baru, Veranda dan Keynal justru harus berjuang keras melalui cobaan demi cobaan yang datang pada keduanya.

Kita hadapi semuanya hanya berdua dengan prosedur rumah sakit yang teramat berat, tapi kamu dan aku semangat asal kamu sembuh, semangat kamu sangat tinggi, nggak pernah ngeluh dan selalu ceria. Selama kamu dalam perawatan, banyak perawat dan dokter yg mengenal kita, pasangan pengantin baru yang honeymoon di rumah sakit, mereka sudah seperti keluarga kita jadinya sampai menjadi bahan ledekan,

Veranda memegang dadanya. Terasa panas dan tercabik-cabik di sana. Yang paling menyakitkan adalah melihat suaminya berbaring lemah di atas bangsal rumah sakit.

Veranda POV

Seminggu kemudian Keynal mulai operasi dan berjalan lancar. Namun setelah dokter memanggilku dan mengatakan bahwa sepertinya Keynal terkena kanker otak stadium 4, terasa seperti petir yang mendadak menyambar hatiku. Akhirnya aku putuskan kos di belakang rumah sakit agar mempermudah akses kontrol ke dokter, kos dengan peralatan kursi roda dan gas oksigen disediakan.

Walau telah melakukan perawatan intensif, kondisi Keynal tak kunjung membaik. Kondisinya justru semakin memburuk dengan berbagai masalah kesehatan lain yang datang. Dengan kondisinya yang terus memburuk, Aku tahu bahwa suamiku tak pernah mengeluh. Keynal tetap tegar dan selalu menyemangatiku untuk sama tegarnya dengan dirinya.

Perlahan nadi Keynal menurun dan menurun, aku kecup keningnya aku bilang,selamat tinggal, selamat berjumpa lagi di tempat yang lebih indah, lalu air mataku sedikit keluar dan napas Keynal perlahan hilang dengan lembut dan tersenyum.

Nadi Keynal nol, dokter bilang, Dia sudah tidak ada bu, aku masih tidak percaya, aku pegang dadanya memastikan tidak nafas barangkali salah, ditegaskan lagi dokter bilang ikhlas ya bu, lemah kaki ini berdiri, suara tangisku nangis tidak terbendung.

Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku.

Bahkan saat Keynal hendak menghembuskan napas terakhirnya, Keynal tersenyum seolah dia ingin memberi tahu bahwa dia bahagia memiliki istri yang sangat setia dan mencintainya dengan tulus. Di detik-detik terakhirnya Keynal masih sempat menyeka air mataku dan berkata, Jangan menangis Ve, Aku mencintaimu selamanya. Aku pasti sangat merindukan, suaranya, wajahnya juga senyumnya.

Aku sendiri yang mengantarnya pergi.
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Udara sangat sejuk saat itu, tapi ketika sudah dikebumikan, udara panas lagi, kamu memang lelaki pilihan Allah, semoga kamu sudah bahagia nggak kesakitan lagi ya sayang. Sampai jumpa kembali di sana, aku akan tetap menjadi bidadari surgamu. Aku sangat sayang kamu Keynal. Selamat jalan suamiku, Dia lebih menginginkanmu.


~TAMAT~

Ok selanjutnya kalian mau cerita apa nih?

Horor, Thriller atau Sci-Fi?

Continue Reading

You'll Also Like

31.1K 5K 63
"From now on, Jauh-jauh dari hidup gue, bisa kan?" #1 in JAYPARK 090921 #1 in ENGENE 141221 #1 in EHYPENJAY 220722
2.4M 108K 31
"Satu-satunya alesan aku menutup diri adalah karena hanya untuk keselamatan anak -anakku, dan kamu seenaknya mengklaim bahwa aku adalah milikmu. Yan...
2M 112K 53
"Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri...
383K 6K 79
follow instagram @caption_harini aku harap ini menarik bagimu, dan pas dengan porsi bacaanmu. * Silakan copy dan paste jika kamu sedang bingung memb...