Hi, Captain! [COMPLETED]

By niqceye_

27.2M 1.6M 367K

18+ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang dua orang yang tidak mengenal, tiba tiba dijodohkan. Namun seiring... More

REYGAN ADITAMA
JENNIFER ALASYA
1|Kesan Pertama.
2| Berdebar
3| Look at her.
4 | Pilihan
6| Wedding day.
7| A night with you
8 | About caring
[REVISI] Feeling
[REVISI] Respect
[REVISI] Mulai berani
[REVISI] Keputusan
[REVISI] Broken
[REVISI] Satu permintaan
[REVISI] Pahit
[REVISI] A Regret
[REVISI] Unexpected
[REVISI] After all happened
[REVISI] A mistakes
[REVISI] A Chance
[REVISI] QuΓ­tatelo
[REVISI] Beginning
[REVISI] Heart Beating
[REVISI] Daily Routine
[REVISI] Meet Again & Feeling
[REVISI] A Happiness with you
[REVISI] Surprised
[REVISI] What's going on?
[REVISI] Honestly
[REVISI] Curious
[REVISI] True or False?
[REVISI] A Statement
[REVISI] Uncomfortable + CAST
[REVISI] Ardan and Rain
[REVISI] Salahkah?
[REVISI] Penyelesaian
[REVISI] Truth
[REVISI] Keputusan^
[REVISI] Sebenarnya ada apa?
[REVISI] Feeling good
[REVISI] Yay/Nay
[REVISI] U hurt Me
[REVISI] U Hurt Me^2
[REVISI] Apologize
[REVISI] Knowing
[REVISI] Knowing^2
[REVISI] Ingin Bertemu
[REVISI] Akhirnya bertemu
[REVISI] Kisah kita
[REVISI] Indonesia-Milan
[REVISI] Papi
[REVISI] Ketegasan
[REVISI] Finding you
[REVISI] Finally found you
[REVISI] Spend the time with you
[REVISI] Ragu dan rayu
[REVISI] The most beautiful day
[REVISI] A New Life Begin
[REVISI] Samudera Raga A
[REVISI] Raga & Reygan
[REVISI] Raga & Reygan^2
[REVISI] Happy Family
[REVISI] Happy family^2
[REVISI] Piccola Famiglia
[REVISI] Perfect day
[REVISI] A New Born
[REVISI] Piccola Famiglia^2
Hi, Captain! : Last chapter
SEKUEL

5 | Tentang keduanya

371K 27.8K 11.7K
By niqceye_

Reygan melangkah kedalam rumahnya, sore ini dia pulang, yang seharusnya pulang dua hari lagi, tapi dimajukan atas permintaan langsung Ayahnya kepada pihak maskapai karena Reygan akan menikah tiga hari lagi.

Reygan melihat rumahnya ramai, banyak sanak saudara datang. Reygan tersenyum ke arah Ibunya yang duduk bersama kakak sepupunya.

"Gan! Sini duduk, udah lama kita nggak kumpul rame-rame gini," kata ibunya sambil menepuk-nepuk bagian kosong di sofa sebelahnya.

Reygan mengangguk. "Ke atas dulu Ma, taro tas, berat."

Mamanya tersenyum. "Nanti kebawah ya Gan,"

Terlihat sekali bahagianya.

Reygan menaiki tangga, dan berpapasan dengan Gavin sepupunya yang datang dari Manado.

"Reygan!"

Reygan balas memeluk sepupunya itu. "Udah lama Vin?"

Gavin mengangguk. "Lumayan. Gila, saking sibuknya jadi pilot, lama nggak ke Manado."

Reygan tertawa. "Nggak gitu Vin, durasi penerbangan gue berjam-jam setiap harinya. Sekalinya, cuti cuman dua minggu."

Itu pun cuma ketemu Fannesa.

Gavin menepuk pundak Reygan. "Santai aja sih Gan, gue cuma bercanda."

Reygan tertawa. "Tau gue kok, udah ya, gue mau keatas dulu berat nih tasnya."

Gavin mengangguk. "Eh iya, congrats ya buat pernikahan lo. Calon istri lo cantik."

Reygan mengerutkan keningnya, memang tadi Jennie sempat kesini?

"Lo udah ketemu?"

Gavin tertawa sambil menggeleng. "Nggak lah Gan, gue cuman lihat di foto prewedding lo, udah jadi. Noh diruang depan."

Reygan mengangguk. "Oh gitu,"

"Nggak usah takut gitu lah Gan, gue juga nggak bakal nikung kok, walaupun dia cantiknya kelewatan."

****

Jennie duduk di motor besar Kris yang sedang di lampu merah.

Kris menghadap belakang, menatap Jennie. "Mau langsung pulang atau ada yang mau kamu beli?"

Jennie menggeleng. "Langsung pulang aja Kris, Mama udah sms suruh langsung,"

Kris mengangguk, bersiap-siap karena lampu sudah mau hijau.

Jennie tidak berbohong, ibunya SMS suruh langsung pulang, sebenernya sih Jennie mau-mau aja berlama-lama dengan Kris seperti ini.

Tapi, waktu tidak memungkinkan.

Jennie turun dari motornya, dan memberikan helm kepada Kris. "Makasih ya Kris,"

Kris mengangguk. "Iya, sama-sama. Aku langsung balik aja ya, salam buat Mama kamu,"

Jennie mengangguk. "Oke, hati-hati ya."

Kris tersenyum. "Bye sayang,"

Jennie membelalak kaget. Sayang?

Astaga, jantungnya langsung berdetak kencang, tangannya dingin, pasti pipinya sudah memerah.

Kris terkekeh melihat respon Jennie, lalu membunyikan klakson dan pergi dari sana.

Sementara Jennie masih terpaku ditempatnya.

Memegangi dadanya yang berdegup kencang.

Jennie melangkahkan kakinya kedalam rumah, melepas sepatu dan meletakkannya di rak.

Jennie melotot melihat Reygan berdiri di sofa ruang tamunya. "Ngapain lo?"

Reygan berdecih, "Yang tadi pacar lo?"

Jennie terdiam. Nyatanya, dia bukan pacar Kris kan?

"Bukan urusan lo kan?"

Reygan mengendikkan bahunya. "Disuruh Mama kerumah."

Jennie mengerutkan alisnya. "Ngapain?"

Reygan mengendikkan bahu dan duduk di sofa. "Gue tunggu. Siap-siap. Nggak pake lama."

"Udah dateng Jen?"

Jennie menoleh ke arah Ibunya yang datang membawa minuman untuk Reygan. "Udah Ma, baru aja,"

Ibunya duduk berhadapan dengan Reygan. "Disuruh sama Tante Sera kerumahnya, siap-siap gih."

"Ini udah malem Ma, Jennie juga baru pulang kuliah,"

Ibunya melotot dan melirik ke arah Reygan yang sedang menyesap kopi susu buatan ibu Jennie. "Buruan, Reygan udah nungguin."

Jennie melirik Reygan yang sedang tersenyum miring ke arahnya. "Yaudah, bentar."

Sayup-sayup Jennie mendengar perkataan ibunya. "Maafin Jennie ya Gan, memang agak grasa-grusu."

"Nggak apa-apa Tan, memang Mama aja yang nggak tau sikon."

Jawaban Reygan sukses membuat Jennie ingin muntah sekarang juga.

****

"Aaa.. Jennie! Duduk sini sayang,"

Jennie melangkah ke sebelah calon ibu mertuanya, dan duduk manis setelah tadi bersalam-salaman dengan keluarga besar Reygan.

Reygan melepas jaket hitamnya, dan duduk disebelah Jennie.

"Maaf ya Mama suruh kesini malem-malem, abisnya keluarga pada dateng."

Jennie tersenyum. "Nggak apa-apa Tante, Jennie juga lagi free kok,"

Free apanya?! Tugas bejibun, laporan keuangan, belum lagi surat ijin untuk magang.

Sera tersenyum. "Mama kira, Mama ganggu."

Reygan mengecek ponselnya, sudah satu minggu Fannesa hilang tanpa kabar.

Kemana ya dia?

Reygan menatap Mamanya yang sedang bercerita dan mengenalkan satu per satu keluarga mereka.

Malam semakin larut, keluarga besarnya sudah pergi ke hotel tempat mereka menginap.

Kini hanya ada Mama, Reygan, Jennie dan Papa yang baru pulang karena meeting.

Jennie menyusun gelas ke rak, karena ia tengah mencuci piring bersama Sera.

"Jen, Reygan ada cerita tentang Fannesa?"

Jennie mengernyitkan dahinya. "Fannesa?"

Sera mengangguk, "Pacarnya Reygan, Reygan sih bilangnya udah nggak berhubungan lagi sama perempuan itu. Udah mantan kayaknya."

Masih pacaran Tante, Kemarin-kemarin sempet jalan bareng!

Jennie menggelengkan kepalanya. "Nggak pernah cerita Tante, memang orangnya gimana ya Tan?"

Sera menghela nafasnya. "Egois, dia mau kuasai Reygan sendirian, padahal Reygan masih punya keluarga. Kalo Reygan cuti, Reygan sama dia terus, pulang kerumah sehari atau dua hari sebelum Reygan kerja lagi. Emang yang kangen Reygan cuman Fannesa?"

Jennie tersenyum tipis. "Namanya juga masih pacaran Tante, bawaannya kangen terus mungkin,"

"Ya tapi, Tante ibunya. Tante juga berhak dong kangen sama Reygan."

Jennie tersenyum. "Iya sih, tapi kenapa Tante nggak coba ngomong sama Fannesa?"

Sera mengelap tangannya di lap yang tergantung di dekat lemari. "Udah, tapi nggak digubris. Malah, sinis gitu responnya."

"Tapi kan Reygan udah disini Tan, sama keluarga juga, yang penting bisa kumpul, bisa ketemu Om dan Tante walaupun sebentar, dan setiap selesai bekerja bisa pulang dengan selamat."

Sera tersenyum. "Kamu manis banget sih, Tante jadi gemes,"

Jennie terkekeh. "Tante bisa aja,"

****

Reygan memberhentikan mobilnya, karena jalanan sedang macet. "Puas?" katanya dingin.

Jennie menoleh. "Puas apa sih Gan?"

Reygan tersenyum sinis, "Puas jelek-jelekin Fannesa didepan nyokap gue?"

Jennie menatap bingung Reygan. "Gue nggak ada jelek-jelekin pacar lo."

"Mau dipuji tapi menjatuhkan orang lain. Emang untungnya apa sih?" kata Reygan sarkas.

"Heh! Gue udah bilang gue nggak ada jelek-jelekin pacar lo! Gue aja nggak tau orangnya gimana, main asal jelek-jelekin segala! Nuduh banget sih!"

Reygan menggelengkan kepalanya. "Kalo lo mau dipuji ya nggak usah menjatuhkan pacar gue, dia lebih baik dari lo."

Jennie melipat tangannya didepan dada. "Kenapa emang kalo nyokap lo lebih suka sama gue ketimbang Fannesa-Fannesa lo itu! Kenapa emang?!"

Reygan menatap tajam Jennie. "Dia jauh lebih baik dari lo."

"Terserah. Gue nggak peduli. Lagian udah tau calon suami orang, tapi tetep betah."

Reygan mengangkat alisnya. "Ya sama kaya pacar lo,"

"Jangan sama-samain Kris sama cewek lo!"

Reygan berdecih. "Jadi Kris? Namanya aja udah kampungan!"

"Ya kenapa emang kalo namanya Kris? Dia baik, dia tau cara memperlakukan perempuan, bukan kaya laki-laki yang asal main ke hotel, check in, terus jebolin ceweknya. Padahal masih pacaran."

Reygan terpaku sesaat.

Check in, terus jebolin ceweknya. Padahal masih pacaran.

Entah kenapa Reygan merasa tersindir dengan perkataan Jennie barusan, padahal Reygan tau kata-kata itu tidak sengaja keluar dari mulut Jennie.

Mana mungkin Jennie tau kalo dia sering melakukan itu dengan Fannesa.

Yang tau hanya Tuhan, Fannesa dan Reygan.

Jennie mengalihkan pandangannya dari Reygan, menuju jendela.

****

Reygan memberhentikan mobilnya di depan rumah Jennie.

"Turun."

Reygan menoleh karena tidak mendengar suara perempuan itu. Ternyata tertidur.

Reygan melepas seat belt, lalu tanpa sengaja menatap wajah Jennie yang polos saat tertidur.

Merasa tidak tega membangunkan.

Reygan keluar dari mobil, dan menggendong Jennie ke dalam rumah.

Tok tok tok..

"Eh, ini kenapa Jennie? Ketiduran ya Gan?"

Reygan tersenyum sopan, "Iya Tan, boleh saya bawa ke kamarnya? Dimana ya Tan kamarnya?"

"Itu di lantai atas, pintunya warna putih."

Reygan turun dari tangga dan berpamitan dengan Mama Jennie. "Saya pamit Tan,"

Mama Jennie tersenyum. "Hati-hati Reygan, udah malem."

"Siap Tan, kalo gitu saya pergi dulu. Selamat malam Tante."

Mama Jeannie tersenyum. "Iyaudah, pelan-pelan ya, jangan ngebut."

Ibu Jeannie menggeleng. "Baik, sopan, ganteng, mapan gitu kok dibilang jahat, galak. Orang lembut gitu orangnya. Jennie jennie." katanya sambil menatap mobil Reygan yang sudah berjalan.

****

Jangan lupa vote dan comment.

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

See u next chapter ❤️

****

Kris Arsenio.


Oh ini yang dibilang, tau cara memperlakukan perempuan. Ehehe.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

5.2M 382K 65
[ver. belum di edit] Jeon Jungkook dan Shin Jinri adalah tetangga yang terkenal selalu tidak akur. Jeon Jungkook sangat suka menjahili Shin Jinri gad...
659K 34.1K 50
"Dia..." "Dia suamiku." Setelah mengucapkan itu Kiara segera tertunduk. "Apa?!" "Kita pulang sekarang." Tanpa kelembutan sama sekali, Azka menarik...
585K 15K 25
Disekolahkan di sekolah putri, disuruh masuk ke asrama selama 3 tahun, diawasi gerak-gerik selama kurang lebih 17 tahun, bagaimana rasanya? Dilarang...
723K 46K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...