Hangyul sampai di kosannya hampir jam 9 malam dalam kondisi capek dan langsung duduk di sofa ruang tengah.
Disana sudah kumpul hampir semua para penghuni kosan, cuma kurang 2 orang aja nggak tau kemana.
"Lama amat lo bantuin temen lo pindahan ?" tanya Ong Seongwoo
"Iya nih bang, capek gue.."
"Udah makan ?" tanya Minhyun yang kebapakan.
"Udah kok bang.. Eh, kita nggak kenalan sama semua penghuni kosan nih ?" usul Hangyul.
"Kita tadi udah kenalan sama semuanya, termasuk Yohan yang dateng terakhir.. Lo pas pindahan kemarin kan juga udah kenalan sama kita semua.." jawab Jaehwan.
"Oh iya ya ?"
"Mandi dulu sana lo.. Biar segeran.." Yohan ikut komentar.
"Iya deh.." Hangyul pun beranjak.
"Eh Gyul, lo besok berangkat naek apa ?" tanya Yohan lagi.
"Motoran aja gue.. Mau bareng ?"
"Lo nggak jemput temen lo ?"
"Dia mau bareng anak kosannya, yang sama-sama camaba banyak kok.."
"Oke deh, bareng ya.."
"Sipp.. Mandi dulu dah gue.."
"Ya sono.." ucap yang lainnya dan ngelanjutin kegiatan mereka masing-masing.
Di kosan ini ada Hangyul, Yohan dan Yoon Seobin yang camaba. Seobin ambil fakultas ekonomi. Terus ada Kim Jaehwan fakultas Seni Pertunjukan semester 7, Ong Seongwoo Fiskom jurusan broadcasting yang nggak kelar-kelar urusin skripsi dan Hwang Minhyun yang ambil S2 fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Sekitar 15 menit kemudian, Hangyul udah selesai mandi, lalu datang seorang lagi yang tampak kecapekan juga dan langsung goleran di karpet depan TV.
"Darimana sih lo ?" tanya Jaehwan.
"Nganterin adek gue belanja buat pindahan kos.." jawab Wooseok lemas.
Kim Wooseok ini kuliah semester 7 di fakultas Teknik Sipil dan masih sepupuan sama Yoon Seobin. Pas Seobin pertama kali pindahan juga pada ngira Wooseok tiba-tiba tambah tinggi, soalnya mukanya mirip.
"Hai semuaaa.." sapa seorang lagi yang baru sampai kosan, tapi nggak keliatan capek.
"Baru balik lo ?" tanya Wooseok.
"Iya.. Sengaja gue balik dari kampung malem, biar nggak dibabuin sepupu gue yang pindahan hari ini.." Seungyeon terkekeh.
"Iya.. Tapi jadinya gue bang yang dibabuin sampe malem.." sahut Hangyul.
"Hahaha.. Sapa suruh lo mau.." ejek Seungyeon.
"Kalo nolak bisa abis gue bang.. Tau sendiri kelakuannya.." Hangyul geleng-geleng sambil handukin kepalanya.
Yang lain ketawa, Seungyeon paling kenceng. Cuma Yohan yang ikut ketawa tapi garing, nggak begitu paham, ikutan aja.
"Untung lo cuma temen, bukan pacar.." kata Seungyeon lagi.
"Noh mantannya.." Hangyul nunjuk Yohan pakai dagunya.
Semua mata langsung menuju ke arah Yohan yang jadi salah tingkah.
"LO MANTAN YENA ?!" tanya mereka bebarengan.
Yohan cuma nyengir dan garuk-garuk tengkuknya. Nggak nyangka satu kosan ini kenal sama Yena semua.
"Oh, jadi lo yang bikin adek gue susah move on !" Seungyeon langsung menepuk bahu Yohan semangat.
"Gue bang ?" Yohan masih cengo.
"Iya, Yena cuma pacaran sekali doang.. Kalo lo mantannya, ya berarti lo yang bikin dia nggak move on dong.."
Yohan tersenyum mendengarnya. Ada rasa bangga dalam dirinya jadi satu-satunya pacar Yena, mana bikin Yena nggak bisa move on, padahal udah putus dari satu setengah tahun yang lalu.
"Emang, nggak bisa move on gimana sih bang ?" tanya Yohan penasaran.
"Lo tanya aja sama Hangyul yang sama si Yena mulu noh.."
"Gyul, malem ini gue bobok sama lo ya.." rayu Yohan sambil nyengir dan kedip-kedipin matanya.
"Anjir, jijik gue !" teriak Hangyul langsung masuk kamar dan kunciin pintunya.
Yang lain cuma tertawa terbahak-bahak liat reaksinya.
"Ehm, abang ini ?" Yohan mulai kepoin Seungyeon.
"Ah iya.. Gue Cho Seungyeon, sepupunya Yena.. Kuliah semester 7 FSP sama kayak Jaehwan, cuma gue ambil music compossing gitu, kalo Jaehwan vocal."
Yohan ngangguk-ngangguk paham.
"Lo fakultas apa Yo ?" tanya Seungyeon.
"Teknik bang.." Yohan nyengir.
"Emang jodoh lo kayaknya.."
Yohan nyengirnya tambah lebar. Nggak berapa lama, Minhyun nyuruh mereka semua buat segera tidur, karena besok yang mahasiswa baru mesti bangun pagi buat Ospek.
Yena sedang kipas-kipas di bawah pohon sambil menunggu upacara pembukaan Ospek dimulai. Masih pagi, tapi sudah cukup gerah.
"Nih Yen, minum dulu.."
"Thanks Won.." balas Yena menerima sebotol air dan meminumnya.
Tidak berapa lama, datang Hangyul.
"Minta minumnya.." katanya sambil merebut botol yang dipegang Yena.
"Heh ! Bukan punya gue tuh ! Punya Hyewon.." Yena menabok lengan Hangyul yang sebodo amat dan tetap meneguk minuman.
"Hyewon ? Hyewon siapa ?" tanya Hangyul setelah puas minum.
"Ini, temen kosan gue dan satu kelompok buat Ospek ini.." Yena menunjuk Hyewon di sebelahnya.
Hyewon tampak menautkan alisnya, rada jengkel sama sikap Hangyul. Nggak ada senyum terulas di wajahnya, apalagi botolnya udah nggak terisi air lagi, diabisin sampai ludes.
"Eh sorry Won, haus banget gue.. Entar pas istirahat gue ganti deh.." kata Hangyul sambil senyum.
Hyewon masih pasang wajah judesnya. Selain itu dia memperhatikan wajah Yena dan Hangyul secara bergantian, rasanya kayak nggak asing.
"Oh ya, nama gue Lee Hangyul.." Hangyul yang merasa bersalah, ditambah raut muka Hyewon yang kayak kesel banget itu berusaha ramah dan senyum ke Hyewon.
"Hangyul ?!" Hyewon mengerutkan keningnya. "Yena ? Hangyul ?" lanjutnya.
"Temen lo kenapa sih Mpol, Ompol ?" Hangyul nyikut lengan Yena.
"Gara-gara lo tuh ! Dasar Ompong !" jawab Yena.
"Ompol ? Ompong ?" Hyewon semakin mengkerutkan keningnya.
"Eh Won.. Maafin si Hangyul yang nggak tau diri ini ya.. Ntar pas makan siang, minum lo bakal diganti kok.. Ehm, ditambah sama makannya deh.." rayu Yena nggak enak hati.
"Enak aja lo ngomong !" bisik Hangyul tidak terima.
"Diem lo !" bentak Yena.
"Kalian yang pernah jadi temen SD gue bukan sih ?" tanya Hyewon akhirnya.
Yena dan Hangyul saling pandang.
"Emang lo SD mana ?" tanya Yena kemudian.
"Gue pindah-pindah sih.. Tapi kayaknya gue inget kalian.. Gue pernah jadi murid pindahan 2 tahun di SD Mnet, pas kelas 3 dan 4.. Abis lulus kelas 4 gue pindah lagi.." jelas Hyewon.
"Kang Hyewon.." Yena tampak mikir.
"Ah ! Lo dulu yang rambutnya kayak Dora bukan ?" tebak Hangyul.
Hyewon merengut tapi mengangguk.
"Ah ! Dulu yang sering lo gangguin tapi nggak pernah nangis itu, Gyul ?" tambah Yena.
"Iya kayaknya.." Hangyul terkekeh.
"Kalian masih temenan sampai sekarang ? Atau ?" tanya Hyewon kemudian.
"Musuhan gue sama dia, Won.." jawab Yena sambil menatap sinis Hangyul.
"Iya, bukan temen kita.." sahut Hangyul.
"Hahaha.. Dasar kalian dari dulu berantem mulu, tapi awet temenannya.. Kalo gue sih nggak punya temen deket, secara gue pindah-pindah sekolah terus.." kata Hyewon kemudian.
Yena jadi melas dengernya dan memeluk Hyewon.
"Mulai sekarang kita temenan deket dooong.." Yena kedip-kedipin matanya genit, Hyewon sampai risih dan dorong Yena menjauh.
Hangyulnya ketawa sama reaksi Hyewon yang nggak berubah juga dari kecil.
"Lo juga nggak berubah Won, tetep aja flat.." kata Hangyul.
"Flat ?!"
"Cuma lo dulu yang nggak nangis kalo gue jahilin.."
"Ya ngapain juga gue nangis.."
"Duh, gue seneng banget bisa ketemu lo lagi, Won.. Soalnya cuma lo yang bisa bikin si Hangyul dulu marah-marah, hahaha.." semangat Yena.
Hyewon senyum puas. Beberapa saat kemudian, terdengar pengumuman agar seluruh mahasiswa segera berkumpul di lapangan sesuai dengan kelompok masing-masing.
Hangyul pun pamitan sama Yena dan Hyewon menuju ke kelompoknya, mereka juga janjian buat makan siang bareng nanti.
27.11.19
@svdeey