SEPTIHAN

By PoppiPertiwi

54.6M 4.2M 4.2M

Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaks... More

SEPTIAN AIDAN NUGROHO
1. RAVISPA!
2. SELAMAT BERJUANG, JIHAN
3. AVEGAR! PENGKHIANAT SMA GANESHA
4. ONE BY ONE
5. SEPTIAN JELEKKKK
6. KEJUTAN PAGI
7. RASA YANG BERBEDA
8. KARENA TERPAKSA
9. DIA PERNAH SINGGAH LALU MENJAUH BEGITU SAJA
10. DIA TIDAK CINTA KAMU
11. TERNYATA TIDAK UNTUKKU
12. DIA YANG SEDERHANA
13. SEBASTIAN: SEBATAS TEMAN TANPA KEPASTIAN
14. EUFORIA
15. PERASAAN BARU
16. KEPINGAN
17. CEMBURU
18. UNTUK YANG PERTAMA
19. KITA
20. FEELING + MNG
21. PERGI
22. AWAL BARU
23. KEMAJUAN PESAT
24. ISI KAMERA SEPTIAN? (1)
24. ISI KAMERA SEPTIAN (2)
25. KAMU MAU JADI PACAR SAYA?
27. KEJUTAN
28. MEMAAFKAN
29. PESTA
30. PROBLEM
31. TITIK AWAL
32. PERTANDINGAN BASKET GANESHA
33. HIS CHARACTER
INTERMEZZO: WARJOK, QNA & Trailer Story
34. RUANG FOTOGRAFI: Jihan?
35. AWAN
36. 9X - 7i > 3 (3x - 7u)
37. EVERYTHING I DIDN'T SAY
VOTE COVER NOVEL SEPTIHAN + VISUAL
38. FILOSOFI MAWAR, BUNNY & RASA SAKIT (1)
38. SEPTIAN, THALITA & JIHAN + INFO NOVEL SEPTIHAN(2)
38. EXCLUSIVE: BERJUANG (3)
39. EXLUSIVE: 520 & PERAHU KERTAS : NOVEL SEPTIHAN
40. EXLUSIVE: PERINGKAT PERTAMA | JIHAN HALANA (SELESAI)
1. EXTRA PART SEPTIHAN: DISTRO SEPTIAN AIDAN NUGROHO
2. EXTRA PART SEPTIHAN: PERAYAAN UNTUK SEPTIAN AIDAN NUGROHO
3. EXTRA PART SEPTIHAN: LANTAI 80 || A SKY FULL OF STARS
4.1 EXTRA PART SEPTIHAN: PARADE KUMPUL RAVISPA [RULES OPEN RPPI]
4.2 EXTRA PART SEPTIHAN: SUIT & LUXURY
4.3 EXTRA PART SEPTIHAN: PODIUM
4.4 EXTRA PART SEPTIHAN: RESTU
4.5 EXTRA PART SEPTIHAN: MENGERTI?
4.6 MENENANGKANNYA
4.7 EXTRA PART SEPTIHAN: TENTANG WAKTU
4.8 EXTRA PART SEPTIHAN: BETTER BELIEVE ME
4.9 EXTRA PART SEPTIHAN: DITERIMA

26. DAY 1

1.1M 86.9K 73.4K
By PoppiPertiwi

HALO TEMEN-TEMEN INI PENTING BANGET UNTUK KALIAN TAHU & IKUT PO NOVEL SEPTIHAN NANTI. SEBELUM BACA PART INI. FOLLOW DULU (WAJIB) SHOPEE: Poppipertiwi_ yaa❤❤ Nanti PO NOVEL-NOVEL POPPI PERTIWI DARI SANA KARENA BAKAL ADA BANYAK HADIAH NANTINYA❤. Terima kasih banyak untuk segala supportnya. Sudah follow belum?

26. DAY 1

“Aku pikir-pikir dulu ya Septian,” itulah jawaban yang diberikan Jihan.

Septian terdiam kaku. Cowok itu tidak menuntut lebih. Septian memang pantas menerimanya setelah apa yang ia lakukan dulu pada Jihan.

“Kamu marah ya?” tanya Jihan.

“Enggak,” jawab Septian. “Aku emang pantes dapetin itu.”

Jawaban tadi memang bukan seperti yang Septian harapkan. Tapi itu cukup baik mengingat bagaimana dulu Septian bersikeras menolak Jihan.

“Tapi aku tetep suka kamu,” ucap Jihan.

“Iya,” hanya itu balasan Septian. Ada senyum di bibir Septian.

“Jangan marah ya?” ucap Jihan mencoba membujuk.

“Aku enggak marah,” ucap Septian meski kecewa sangat membekas di wajah cowok itu. Namun cowok itu juga sadar diri.

Jihan mengulum senyum. “Iya udah jangan cemberut gitu dong,” Jihan memegang pipi Septian.

“Udah balik?”

“Apanya?”

“Sifat kamu,” ucap Septian. Jihan terdiam setelah mengerti maksud Septian. Cewek itu makin menahan senyumnya mati-matian. Kalau saja Septian tahu. Sekarang Jihan udah teriak-teriak. Tapi dalam hati.

“Jangan lama-lama ya mikirnya,” ucap Septian. Cowok itu lalu berdiri dan menghampiri motornya yang sudah hidup karena ternyata tadi mati sebentar.

“IH SEPTIAN! AKU BELUM TERIMA KAMU LOH!” ucap Jihan.

“Memangnya kamu bisa nolak aku?” tanya Septian.

Hal yang membuat Jihan kaget sambil menggerutu setelah melihat punggung Septian. Lalu Jihan diam-diam bersemu sambil mengulum senyum.

****

“Mati lagi motornya?” tanya Jihan membuat Septian mengangguk. Motor Septian sudah dua kali mati. Tadi sudah hidup dan bisa dikendarai namun tiba-tiba saja mati lagi di pertengahan jalan.

“Kamu sih ngajakin aku. Aku ini bawa sial tau,” ucap Jihan membuat Septian mengernyit sambil menoleh ketika Jihan turun dari motornya.

“Siapa bilang?” tanya Septian. Nadanya terdengar marah.

“Banyak yang bilang,” ucap Jihan.

“Siapa aja?” tanya Septian memaksa.

“Emang kenapa?” tanya Jihan saat melihat wajah marah Septian.

“Jangan ngomong kaya gitu lagi. Aku enggak suka,” ucap Septian. Jihan memperhatikan raut wajah Septian. Cowok itu tidak sedang bercanda. Wajahnya serius. Sangat-sangat serius.

“Tapi emang bener kok. Bukan cuman kata orang tapi kata Mama dulu,” ucap Jihan.

“Hei denger ya. Motor aku mati sama kamu itu enggak ada sangkut pautnya. Ngerti?” ucap Septian pada Jihan membuat Jihan menatap kedua mata Septian.

Cowok itu juga sudah turun dari motor. Mereka terhalang motor di pinggir jalan.

“Iya ngerti.”

“Jadi jangan bilang sial-sial terus. Kamu enggak pernah bawa sial,” ucap Septian.

“Iya maaf...”

“Kamu diem di sini aja. Nanti biar dijemput Jordan trus langsung dianter pulang. Gimana mau?” tawar Septian ketika melihat wajah Jihan yang penuh peluh. Septian tidak tega melihat wajah lelah Jihan meski perempuan itu terus menyangkal.

“Kenapa gitu? Enggak mau ah! Maunya ikut kamu aja,” ucap Jihan.

“Bajunya keringetan. Besok kan dipake lagi,” ucap Septian.

“Enggak pa-pa! Bisa diangin-anginin! Aku kan gak punya 1 baju sekolah aja,” ucap Jihan.

“Nurut kenapa?” ujar Septian pada Jihan.

“Gak mauu!! Wleeeee!” balas Jihan pada Septian.

Septian tidak membalasnya. Cowok itu tetap mendorong motornya dengan memegang kedua stang. Lalu Jihan ada di sebelahnya meski terhalang body motor. Cewek itu berdiri di kiri—dekat trotoar jalan.

“Kamu masih suka sama Banu?” tanya Septian membuat Jihan menoleh.

“Jawaban jujur atau bohong?” tanya Jihan.

“Jujur,” ucap Septian.

“Emm... masih sih... enggak mungkin aku lupain dia gitu aja. Dulu kan dia yang paling lama pacaran sama aku. Banu juga udah kenal Papa. Tapi kalau ditanya untuk sekarang. Lebih suka Septian sih,” ucap Jihan membuat Septian tetap mendengarkannya meski isi kepala cowok itu langsung terpecah karena mereka membahas Banu.

“Kalau masih suka dia kenapa gak balikan?” tanya Septian.

“Enggaklah ngapain. Nanti kamu gimana kalau aku balikan sama dia?” tanya Jihan.

Septian tetap kaku meski bibir cowok itu membentuk senyum tipis. Sebentar. Tidak sampai beberapa menit. Senyumnya sudah hilang.

“Senyum kamu tuh mahal ya Septian?” tanya Jihan.

“Jadi gimana?”

“Apanya?”

“Kita,” ucap Septian.

Jihan terdiam bingung. Baru saja tadi Septian bertanya. Sekarang Jihan harus memikirkannya lagi.

“Kamu yakin bakal berhubungan sama cewek kaya aku? Aku enggak cantik loh Septian. Aku gak sepinter kamu. Aku banyak kekurangan yang bikin kamu ilfeel,” ucap Jihan.

“Yakin,” ucap Septian.

“Yakin?”

“Jihan,” ucap Septian.

“Kamu aja bisa nerima aku yang kaya gini. Kenapa aku gak bisa nerima kamu?” ucap Septian.

“Untuk rumah yang nyaman. Aku butuh bahan yang bagus. Itu kaya kamu sama aku,” ucap Septian.

“Emang beda ya gombalan orang pinter,” ucap Jihan.

“Tapi aku kan gak pinter. Aku bego, aku males, aku sama kamu itu kaya kamu mungut barang jelek terus kamu rawat,” ucap Jihan.

“Kamu kok suka banget ngerendahin diri sendiri?” ucap Septian.

“Aku kan udah bilang aku nerima kamu apa adanya,” ucap Septian.

Jihan terdiam menatap jalan. Lalu Septian memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan.

“Duduk?” tanya Jihan.

Septian mengangguk. Cowok itu duduk di bangku taman. Sementara Jihan langsung menyusul meski terlambat menyadarinya.

“Capek?” tanya Septian ketika mendengar Jihan menarik dan menghela napas sambil menselonjorkan kakinya.

“Kamu yakin gak mau dijemput Jordan? Dia masih di Warjok sama yang lain,” ucap Septian.

“Enggak perlu. Aku kuat kok,” ucap Jihan. Tapi Septian yang tidak tega.

Septian lalu terdiam. Cowok itu merogoh ponselnya yang ada di kantung celana dan mencoba menelpon salah satu temannya agar datang ke taman dan bisa membantu mereka di sini untuk mencarikan bengkel lain.

“Septian?”

“Apa?”

“Tawaran yang tadi... Em... Masih?” tanya Jihan.

Septian memandang Jihan. “Masih.”

“Aku mau jawab. Aku takut kamu berubah pikiran nantinya,” ucap Jihan pada Septian.

“Kamu mau jadi pacarku?” tanya Septian. Cowok itu masih duduk di samping Jihan sambil mengambil kedua tangan perempuan itu.

“Kita jalanin dulu ya,” ucap Jihan membuat Septian tersenyum ketika Jihan menerimanya.

Eurofia senang langsung membuncah dalam dadanya. Septian tidak tahu rasanya akan selega dan sesenang ini. Tadi rasanya seperti ada dasi yang mencekik leher Septian saat Jihan akan menjawabnya nanti. Namun sekarang punggungnya pun rasanya ikut mengendur karena jawaban Jihan tadi.

Ini adalah pengalaman pertama Septian dengan perempuan. Selama hampir delapan belas tahun Septian hidup.

****

“Gue pikir lo beneran membangun kerjaan mermaid di sekolah Tur,” ucap Jordan.

“Mana ada! Yang ada digetok kepala gue sama kepala sekolah kalau gue beneran membangun,” ucap Guntur.

“Kalau membangun. Lo nyari rakyat ke mana?” tanya Jordan.

“Sekolah dong!”

“Boleh juga tuh idenya.”

“Dasar otak-otak kriminal!” ucap Bams.

“Kok jadi gak jelas gini sih obrolannya?!” ucap Galaksi kesal dengan bahasan mereka. “Kita di sini mau nontonin Asep!”

“Au, Jordan duluan,” ucap Oji.

“Gue teroosss,” ucap Jordan.

“Kucing lo apakabar Tur?” tanya Bams.

“Kok nanyain kucing gue sih? Lo gak nanyain gue apa?” tanya Guntur sewot dengan muka terzolimi.

“Males ah nanyain lo. Sehat walafiat gini,” ucap Bams.

Mereka sedang berdiri di gedung depan tepatnya di lantai atas yang langsung berhadapan dengan lapangan tempat mereka parkir motor.

“Tuh Asep!” ujar Bams.

“Jadi berita dari lo bener Dan?” tanya Galaksi pada Jordan.

“Oiyalah gue selalu up to date membawa berita-berita baru buat lo semua,” ucap Jordan. “TANPA DIGAJI! KURANG BAIK APA GUE JADI TEMEN?”

“Jadi Jihan sama Septian bener pacaran?” tanya Bams.

“Seperti yang lo liat Pak Bambang,” ucap Jordan pada Bams.

“Wah gila. Gue gak tau mana yang beruntung. Septian apa Jihan. Yang satu pinter. Yang satu cantik banget,” ucap Guntur.

“Yang beruntung Septian lah. Gue aja mau punya cewek kaya Jihan,” ucap Jordan.

“Tapi setelah apa yang Septian lakuin ke Jihan. Dia termasuk beruntung,” ucap Oji.

“Beruntung bangetlah. Kalau orang-orang bilang Jihan beruntung dapetin Septian. Itu bagi gue salah. Yang bener itu Septian yang beruntung dapetin Jihan,” ucap Jordan.

“TRAKTIR! TRAKTIR! TRAKTIR!” ucap teman-teman Septian dari atas sana. Menggema sampai ke bawah. Keenam murid laki-laki itu seperti supporter yang tim sepak bolanya siap bertanding. Suara mereka bahkan terdengar oleh murid-murid yang ada di sekolah.

“AYO SEP NANTI KITA PARTY GEDE-GEDEAN di rumah lo!” ucap Bams.

“Cieeee Septian udah ada yang bisa dipeluk-peluk nih!” ucap Nyong.

“Yeee omes!” ucap Galaksi menoyor kepala Nyong.

“IHIYYY ASEP IHIYYY!”

“PACAR BARU ALHAMDULILLAH!” ucap Jordan, Bams dan Oji nyanyi.

“Kamu ngasih tau mereka?” tanya Jihan.

Septian diam lalu turun dari motor dan menaruh helmnya di kaca spion. Tidak menghiraukan kerusuhan teman-temannya dari atas sana yang menyebabkan Septian dan Jihan kembali jadi pusat perhatian.

“Septian... kamu ngasih tau kalau kita pacaran ke mereka?” tanya Jihan.

“Cuman ke Jordan,” ucap Septian.

“Kenapa kamu enggak seneng?”

“Bukan! Bukannya gitu!” ucap Jihan. “Cuman takut aja.”

“Takut apa?” tanya Septian.

“Enggak ada yang perlu ditakutin. Kadang kita harus keluar dari zona nyaman untuk liat dunia itu seperti apa,” ucap Septian.

“Iya tapi takut...”

“Enggak perlu takut. Kamu enggak sendiri. Ada aku,” ucap Septian membuat Jihan ragu tapi saat Septian menatapnya dalam-dalam membuat keraguan itu seketika runtuh.

****

Berita pacaran Septian dan Jihan sampai ke telinga para murid-murid. Berita yang membuat mereka semua menatap aneh ke Jihan dan Septian saat keduanya sedang berjalan di lorong sekolah.

“Kok mereka liatin kita kaya gitu ya Septian?” tanya Jihan di belakang tubuh Septian. Perempuan itu bersembunyi di balik lengan Septian.

“Cuekin aja,” balas Septian.

“Enggak bisa,” ucap Jihan.

“Bisa.”

“Bingung.”

“Enggak perlu bingung. Tetep kaya sekolah biasa,” ucap Septian.

Memang tidak sedikit yang sedang membicarakan mereka. Ada banyak. Saking banyaknya Septian sampai bisa mendengar dari segala sudut namanya dan nama Jihan disebut. Ini pasti ulah Jordan. Kadang mulut cowok itu memang suka tidak kontrol kalau ngomong.

“Kok mendadak berhenti jalan sih Septian?” tanya Jihan ketika Septian tiba-tiba saja berhenti di tengah lorong. Hal yang paling Jihan takuti saat ini adalah lorong sekolah.

“Kenapa kamu jalan di belakang? Tempat kamu di samping bukan di belakang aku,” ucap Septian. Cowok itu mundur agar sejajar dengan Jihan.

Perlakuan yang membuat Jihan terkejut. Rasa hangat mengalir dalam tubuh dan perut Jihan.

“Kamu bukan pembantu yang jalan belakang terus. Kamu pacar aku. Jalannya di sebelah,” ucap Septian.

“Iya Septian...”

Septian tidak menoleh lagi pada Jihan.

“Septian?”

“Hm?” balas Septian ketika mereka berdua berjalan lagi.

“Enggak jadi deh,” ucap Jihan nyengir bersalah.

“Kenapa?”

“Enggak pa-pa kok Tian,”

“Seneng?” tanya Septian.

“Seneng bangettt!” balas Jihan.

“Kenapa?”

“Enggak tau. Seneng aja rasanya,” jawab Jihan meniru kata-katanya kemarin saat mereka jalan ke bengkel.

“Sama,” jawab Septian membuat Jihan terkejut.

Kemarin Jihan sudah lemas karena perlakuan manis Septian. Hari ini pun Septian sepertinya tidak mau Jihan baik-baik saja. Perempuan itu malah lemas. Lebih tepatnya lemas dengan tatapan yang diberikan Septian padanya.

Sesuatu yang berbeda. Pandangan yang Septian berikan pada Jihan bukan lagi pandangan yang dulu pernah Jihan terima.

“Beda ya orang pacaran. Ke kelas aja dianterin,” ucap Guntur tau-tau saja nongol di sebelah Jihan.

“Lo kalau cerita jangan ke Jordan lah Sep. Cerita itu ke gue. Udah tau punya temen ember semua,” ucap Galaksi pada Septian.

“IYA KAN INI YANG GUE TUNGGU-TUNGGU!” ucap Jordan.

“Santai, gue gak masalah sama Jihan,” ucap Septian.

Anjir,” ucap Bams tersadar dari keterpanaannya. “Lo beneran bisa pacaran Sep?”

“Bisalah! Sembarang lo!” ucap Jordan. Malah cowok itu yang sewot.

“Bisalah. Gila lu Bams. Temen lo ini kan kecowokan banget. Lo liat nih ototnya,” ucap Jordan lagi.

“Yah udah gak bisa lagi deh mijet-mijet otot padet Asep,” goda Nyong pada Jihan.

Oji tertawa, “Nih ototnya Galak aja.”

“Ah gak mau. Yang ada ditimpuk ntar gue,” ucap Nyong.

“Udahlah ayo jangan gangguin orang pacaran,” ucap Galaksi.

“Gue tau bro kalau lagi pacaran digangguin itu rasanya gimana. Gak enak. Weh ayo pergi,” ucap Galaksi pada teman-temannya.

Galaksi memberi intruksi pada teman-temannya hingga Septian dan Jihan yang sejak tadi diam akhirnya saling pandang.

Septian mungkin tidak melakukan apapun tapi kedua matanya seolah memuja Jihan dari jarak sedekat ini. Seolah-olah kedua mata Septian sudah menunjukan segalanya untuk Jihan.

“Emangnya Nyong sering pegang-pegang kamu?” tanya Jihan pada Septian.

“Cuman bercanda,” balas Septian kalem dengan suara beratnya.

Jihan diam. Dia selalu suka mendengar suara berat Septian. Apalagi ketika sedang mengobrol berdekatan begini.

“Aku ke kelas dulu ya?” ucap Jihan pada Septian.

Septian hanya mengangguk.

Jihan berbalik hendak menuju ke kelasnya namun perempuan itu berbalik badan lagi pada Septian.

“Nanti telpon aku ya?” ujar Jihan namun tidak bersuara sambil memperagakan gaya orang menelpon dengan tangan membentuk gagang telpon pada Septian.

Septian mengangguk kecil membalasnya.

Jihan kembali berbalik badan. Perempuan itu menoleh ke belakang. Ternyata Septian sudah jalan pergi menuju ke kelasnya tanpa mengucapkan apapun untuknya.

“Emang gak dasar gak pernah peka,” ucap Jihan.

Mungkin dia bukan laki-laki yang sempurna. Dia kaku, dingin, ketus dan pendiam. Tapi dibalik semua itu. Aku menerima segala kekurangannya. Seperti apa katanya padaku. Untuk selalu tampil apa adanya.

****

“Lo pacaran sama Jihan Sep? Yahhh makan omongan sendiri dong lo?” ujar Marcus.

Septian tidak membalasnya. Cowok itu tetap berjalan dengan wajah datarnya.

“Mau aja sama bekas gue,” ucap Banu di samping Septian membuat Septian menoleh.

Tapi Septian tidak terpancing. Septian tahu kalau mereka berdua ini sedang sengaja memancing emosinya untuk naik ke permukaan. Septian tetap diam. Menunggu sampai sejauh mana Marcus dan Banu berani.

“Yah gapapalah. Seengaknya gue duluan,” ucap Banu pada Septian.

Septian diam saja. Tidak merespons apa-apa.

Keduanya mulai tampak kesal karena Septian tidak bertindak apapun.

“Tersanjung gue lo jadian sama mantan gue Sep,” ucap Banu lagi. Sengaja.

Tapi nihil. Septian tidak terpancing. Pengendalian diri milik Septian itu kuat. Cowok itu akan mendadak menjadi sangat tenang menghadapi orang-orang yang sengaja menghancurkan harinya.

“Pacar pertama lo kan dia?” tanya Banu.

“Kalau pacar pertama sih biasanya cepet putus,” lanjut Banu pada Septian tapi Septian tidak juga bergerak. Padahal Banu dan Marcus menginginkan agar Septian lepas kendali di sekolah. Tapi cowok ini tetap berdiri di tempatnya dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celananya.

“Lagian cewek kaya Jihan kan banyak. Mau aja lo sama dia,” ucap Marcus.

“Eh Man jangan gangguin temen gue,” ucap Galaksi datang.

“Lo berdua main kroyokan ya,” ucap Galaksi lagi.

“Gue juga bisa main kroyokan kaya gitu. Gampang. Anak-anak sini itu anak buah gue semua,” ucap Galaksi. Baru kali dia bisa menyombongkan teman-temannya.

“Sayangnya gue males urusan sama orang-orang kaya lo. Udah sana balik ke kelas lo berdua. Ribut mulu bisanya,” ucap Galaksi.

“Lo juga sama Gal!” ucap Marcus.

“Widih udah berani. Nantangin gue lo?” ucap Galaksi maju pada Marcus. Suasana mendadak jadi serius.

“Udah Lak,” ucap Septian. "Gak usah diladenin. Enggak penting,” kata Septian pada Galaksi. Menekankan kata enggak penting di ucapannya.

Keempat cowok itu lalu berpisah. Galaksi dengan Septian sementara Marcus dengan Banu. Meski Galaksi masih sempat-sempatnya beradu pandang dengan Marcus. Adu pandang yang tidak bagus alias nyari ribut.

“Cari musuh terus bisanya,” dumel Galaksi pada Septian.

“Udahlah ngapain juga lo ngurusin yang gituan,” ucap Septian.

“Keterlaluan tuh Sep! Masa dia jelek-jelekin pacar lo, lo malah diem aja?!” ucap Galaksi.

“Gue sengaja diem aja,” ucap Septian. “Mau liat seberapa berani dia gituin Jihan. Gue kan bukan lo Gal yang gegabah dan ambil keputusan saat emosi,« ucap Septian lagi.

“Yeee udah dibantuin bukannya makasih malah ngeledekin gue lagi!” ucap Galaksi lalu cowok itu tertawa.

“Makasi Gal,” ucap Septian meski sebenarnya Septian tidak butuh dibantu Galaksi tadi.

“Macem-macem ya mereka?” tanya Galaksi.

“Dendaman banget jadi cowok,” ucap Septian.

“Keliatan sih muka-muka banci,” ucap Galaksi.

“Masalah apa nih?”

“Yang ribut tentang orangtuanya Jihan sama Marcus. Marcusnya masih gak terima,” ucap Septian.

“Oh itu inget gue. Yang tentang Mamanya Jihan sama Papanya Marcus kan?” ucap Galaksi.

“Iya,” ucap Septian. ”Yang gini siapa, yang ribut siapa.“

“Biasa itulah,” ucap Galaksi.

“YOW WASAP BRO!” ucap Nyong datang. “Gibahin apa nih?” tanya Nyong.

“Gibahin lo,” balas Galaksi pada Nyong.

“Sial!” Nyong tertawa.

“Ngomongin lo Nyong,” balas Septian.

“Waaa ngomongin Nyong? Emang tiada hari tanpa ngomongin Inyong. Gue tau Lak, Sep. Gue tau sebenernya gue lebih ganteng dari lo berdua. Gak usah gibahin gue gitu napa. Gue tau gue ganteng maksimal,” ucap Nyong berdiri di tengah-tengah Galaksi dan Septian sambil merangkul kedua pundak cowok itu.

“Apa jangan-jangan ternyata lo berdua mau masuk Bakarbessy fansclub makanya kaya gitu?” tanya Nyong.

“Emang ada?” tanya Septian.

“ADA DONGGG! DI FACEBOOK, DI IG, DI TWITTER, DI HAGO JUGA ADA!” ucap Nyong semangat.

Astagfirullah Nyong,” balas Galaksi sambil tertawa tidak habis pikir. “Lo main Hago?”

“Mainlah,” jawab Nyong cengengesan.

“Cari pacar sana. Main mulu,” ucap Septian.

“Sombongggg baru punya pacar,” balas Galaksi.

“Enaknya juga jomblo. Banyak yang deketin. Banyak juga yang gue deketin. Gak ada yang ngekang mau gue ngapain juga gue jalan!” ucap Nyong bebas.

“Omong-omong kenapa Jihan mau sama lo Sep?” tanya Galaksi.

“Maksud lu apa Lak?” tanya Nyong tertawa.

“Iya maksud gue kan Jihan udah ditolak terus. Kok dia mau nerima Septian lagi?” ucap Galaksi.

“Lo ngomong kaya gak ada gue Gal,” ucap Septian.

“Gue kan bertanya,” ucap Galaksi sambil terkekeh.

“Namanya juga cinta Lak. Cinta itu perjuangan. Sampai titik darah penghabisan!” ucap Nyong meniru pelopor masa lampau.

“Berjuang tapi ditolak? Ya berjuang lagilah!”

“Gaya lo udah kaya pahlawan jaman dulu aja lo Nyong,” ucap Galaksi memiting leher Nyong.

“Hidup itu konsisten bray. Kita harus fokus pada satu tujuan untuk mendapatkan apa yang kita mau. Manusia hidup punya tujuan. Seperti cinta. Cinta emang gak jelas hadirnya. Tapi cinta selalu tahu ke mana dia harus pulang,” ucap Nyong puitis.

“Anjay,” ucap Galaksi sambil tertawa.

“Iyain biar fast,” ucap Galaksi dan Septian berbarengan.

“Mana yang lain Nyong?” tanya Galaksi.

“Biasa kaya gak tau Jordan sama yang lain aja. Lagi ada modeling tuh untuk adik kelas sepuluh buat calon-calon putra putri sekolah. Lo taulah Jordan. Kalau yang gitu-gitu pasti nonton paling depan,” ucap Nyong lalu Galaksi terbayang dengan cepat di kepalanya raut muka teman-temannya.

“Pasti mukanya mupeng,” ucap Galaksi.

“Lo mau ke mana Sep?” tanya Nyong.

“Ada perlu. Sama Jihan,” ucap Septian. Lalu cowok itu pergi begitu saja tanpa menoleh ke belakang lagi.

“WOYYYYYYYYYY SEP INGET TRAKTIRANNYA BUAT ANAK-ANAK INTI!” teriak Nyong di belakang namun Septian tetap berjalan.

****

“ASTAGA!” ucap Jihan kaget karena melihat Septian duduk di sampingnya.

“Ngapain di sini?” tanya Jihan pada Septian.

“Duduk kan?” jawab Septian tenang.

“IYA... IYA TAPI KAN?? INI KELAS... KELAS...,” Jihan terdiam karena Septian terus memandangnya sayang. Mendadak Jihan jadi gugup ditatap oleh laki-laki yang sekarang duduk di sampingnya. Di dalam kelas Jihan dan di bangku yang sama tempat Jihan sering menulis.

“Kamu terganggu?” tanya Septian memandang Jihan yang sekarang menatapnya seperti alien dari planet lain.

ENGGAK! ENGGAK LAH GILA AJA KALI YA GUE TERGANGGU?

“Bukannya gitu tapi kan kaget kalau kamu tiba-tiba kaya gini,” ucap Jihan.

“CIEEE AKU-KAMUUUU,” ucap Baret teman sekelas Jihan membuat pipi Jihan bersemu.

“Apaan sih lo Ret?!” omel Jihan.

“Gue merasakan ada cupid-cupid berterbangan di dalem kelas,” ucap Baret membuat Jihan tertawa.

“Jijay banget sih lo Ret?”

“Udah sana kemana gitu lo berdua. Pacaran di dalem kelas. Gue sebagai penjaga kelas gak terima neh! Hargai jomblo!” ucap Baret.

Jihan dan Septian lalu berdiri. Meninggalkan kelas XII Bahasa 2. Keduanya berjalan di lorong sekolah. Jihan yang dulu sering teriak-teriak, tidak tahu malu, sampai sering lupa bahwa dia suka kelewatan berbicara tanpa henti mendadak bisa jadi anak pendiam di samping Septian.

Jaga image lah biar gak malu-maluin banget jadi pacar Septian, batin Jihan.

“Masih gak percaya,” cetus Jihan ketika berjalan di samping Septian.

“Gak percaya apa?”

“Masih gak percaya aja gitu kamu milih pacaran sama aku,” ucap Jihan malu-malu pada Septian.

“Kenapa gak percaya?”

Jihan mengendikan bahunya. “Iya gituu...”

“Soalnya dulu kamu nolak-nolak aku kan?”

“Tapi kamu harus tetep dapet peringkat satu,” ucap Septian membuat Jihan kaget.

“EH???”

Septian tidak mengatakan apapun lagi. Tidak ada kata-kata manis atau hal-hal special yang Septian berikan pada Jihan. Seperti pacaran pada umumnnya. Cowok ini masih terkesan kaku dan tidak romantis. Bahkan tidak ada kata sayang, cinta atau apapun dari Septian untuk Jihan. Jihan meringis dalam hati jika mengingatnya. Mungkin hal-hal remeh dan alay itu bukan Septian banget.

Tapi itu semua tidaklah penting bagi Jihan. Berjalan berdua dengan Septian begini saja sudah membuat perut Jihan kebat-kebit karena panas. Bahkan Jihan merasa sangat senang karena sekarang Septian tidak seperti dulu lagi padanya.

Jihan menoleh untuk memperhatikan wajah Septian dari samping. Tuhan itu sangat baik. Menciptakan Septian dengan segala kepintarannya. Dengan segala kejeniusannya. Kedua alis yang tebal, hidung yang sangat mancung, rambut yang hitam halus, jakun, juga rahang yang tegas. Perpaduan yang sangat sempurna untuk Septian Aidan Nugroho.

“Kamu ganteng banget,” ceplos Jihan pada Septian membuat Septian menoleh. Perempuan itu masih dengan keterpanaannya.

“Dulu aku sering ngayal. Kapan ya punya pacar kaya kamu?” ucap Jihan.

“Itu dulu waktu kelas sepuluh. Rasanya kaya mimpi. Deket sama kamu aja rasanya kaya udah beruntung banget. Apalagi jadi pacar kamu,” ucap Jihan. Nadanya seperti berandai-andai. Seperti Jihan yang dulu. Septian sangat hafal dengan nada harapan yang dilontarkan Jihan padanya dulu ketika perempuan itu tidak sadar.

“Beruntung?”

“Iya,”

“Kenapa?”

“Iya kan pastinya beruntung,”

“Beruntung banget,”

“Yang beruntung itu aku,” ucap Septian.

"Kok gitu?”

“Aku bisa dapetin orang yang bener-bener tau tentang aku. Cari yang cantik, yang pinter, yang gak males belajar. Aku bisa aja. Tapi buat dapetin yang tulus dan nyaman kaya kamu. Itu yang susah. Gak sembarang orang bisa beruntung dapetin kamu,” ucap Septian.

Gimana keadaan Jihan sekarang? Ngefly. Ngefly banget.

“Untung aku gak keburu move on dari kamu,” ucap Jihan tanpa sadar.

“Emang bisa?” tanya Septian membuat Jihan malu.

****

“Lo tau Sep? Bu Gendut tadi cerita ke gue. Katanya patah hati karena lo punya pacar,” ucap Guntur.

“SUMPAH LO TUR?!” ucap Bams.

“IYA! GUE BELI NASI TADI KE SANA PAS BANGET BU GENDUT NGOMONG GITU!”

“TANYA NYONG!” ucap Guntur lagi.

Nyong yang merasa terpanggil langsung menyahut.

“Iya Bu Gendut kayanya patah hati banget,” ucap Nyong. “Bukan Bu Gendut doang. Rata-rata cewek di sekolah juga pasti patah hati lah pujaan hatinya punya pacar,” ucap Nyong.

“Tadi juga gue cuci tangan ke depan malah satu ruangan guru ngomongin Asep sama Jihan. Apa nggak bader telinga gue?” ucap Jordan.

“Lo semua ngomongin apa sih? Septian aja anteng-anteng bae,” ucap Galaksi.

“NAH MASALAHNYA ITU SEP! TRAKTIRAN BUAT KITA MANA???” ucap Oji dibarengi anggukan Nyong dan kawan-kawannya.

“Dateng nanti ke rumah gue,” ucap Septian enteng.

“WIDIHHH DENGAN SENANG HATI!” balas teman-temannya seperti habis menang lotre.

Pengumuman-pengumuman diberitahukan untuk Septian Aidan Nugroho agar ke ruang guru sekarang juga. Dicari oleh orangtuanya.

Semua orang menoleh ke arah Septian. Semua orang tahu bahwa Septian tidak punya orangtua sejak lahir. Sementara raut wajah Septian jelas menegang mendengarnya.

“Sep itu siapa?” panggil Galaksi namun tidak ada yang menyahut.

*****

GANTUNG YAA?

PENASARAN APA PENASARAN BANGET?

AN (BIASAKAN BACA AN SAMPAI BAWAH YAA TEMAN-TEMAN KARENA AKU BAKAL UMUMIN HAL YANG PENTING SAAT INI): HAI TEMEN-TEMEN GIMANA KANGEN GAK SAMA POPPI APA SAMA SEPTIHAN?

SPAM NEXT UNTUK LANJUT? BIAR GAK SIDER AJA

SPAM SEPTIHAN SUPAYA INGET TERUS JUDUL CERITANYA?

GANTUNG YAA PART INI?

1 KATA BUAT PART INI?

KAMU TIM SEPTIHAN / SEPTHALITA?

PENTINGGGG: AYO-AYO TEMEN-TEMEN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN SHOPEE: POPPIPERTIWI_ / CARI POPPIPERTIWINOVEL dan FOLLOW, SHARE SEKARANG JUGA KARENA NANTI KALIAN SUPAYA GAK BINGUNG UNTUK PESAN SEMUA NOVEL-NOVEL PO POPPIPERTIWI & MENYAMBUT NOVEL SEPTIHAN HADIR DI SANA AKAN DIBUKA PO DARI SANA YAA<3 GO FOLLOW SEKARANG JUGA<3 KAMU SUDAH FOLLOW BELUM?

NEXT LAGI KAPAN???

SEBUT 1 TOKOH TERBAIK VERSIMU DI CERITA SEPTIHAN<3

SEBUT 1 TOKOH TEMAN SEPTIHAN YANG PALING KAMU SUKA

Add line: @xgv8109t & @856kszhn untuk info update. Jadi bakal ada BC dari Line untuk update-update cerita Poppi Pertiwi

OH IYA YANG BELUM ADD LINE@ GALAKSI ALDEBARAN ADD @bdz5193b YAA NANTI AKAN DIBALAS OTOMATIS <3

FOLLOW INSTAGRAM:

POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWII
POPPIPERTIWISTORY
WATTPADPI

GALAKSIMOVIE (Jangan lupa follow akun ini yaa untuk info-info selengkapnya)

SEPTIANAIDAN
JIHANHALANA
RAVISPA

GALAKSIALDEBARANNN
JORDANADITAMA
BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGARS
NYONGBRAY

FOLLOW IG BARU OJI: OJIANURAGARS & GALAKSIALDEBARANNN

Follow Twitter:

@PoppiPertiwi_
Septianaidan
Jihanhalana

Subscribe Youtube: Poppipertiwi (Ada dua channelnya)

Order novel Galaksi di shopee: Melvanamediastore, Order novel Mozachiko di shopee: Tokotmindo / bisa kalian dapatkan di seluruh Gramedia Indonesia. Please temen-temen aku selalu tulis ini di sini. Jadi buat yang tanya-tanya dimohon untuk baca AN sampai bawah yaa

Masih terbuka buat yang mau kirim trailer cerita Septihan kirim ke ID LINE: Poppipertiwi yaa. Masih terbuka sampai cerita ini selesai di WP. Baik kan aku?

Salam sayang, Poppi Pertiwi<3

Mau next lagi kapan?

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1M 60K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.4M 128K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
6.7M 218K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
343K 12K 26
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...