Love Scenario [END-COMPLETE]

By Velova95

562K 33.9K 2.1K

DEWASA MUDA 21++ SEBAGIAN CERITA DIPRIVASI FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA! Sinopsis: Keynal psikopat yang bucin ba... More

PROLOG
Intro: the beginning
SATU: VERANDA
DUA: KEYNAL
TIGA: B o y f r i e n d
EMPAT: T a k e n
LIMA: A l l N i g h t
ENAM: B y M y S i d e
TUJUH: C o m p l i c a t e d
DELAPAN: D r e a m c a t c h e r
SEMBILAN: E u p h o r i a (21+)
SEPULUH: Drama Kotor
SEBELAS: F a l l i n g i n L o v e
DUA BELAS: G a m e O v e r
TIGA BELAS: H o r m o n e s (20+)
EMPAT BELAS: i l l u s i o n
LIMA BELAS: J a m a i s V u
ENAM BELAS: L o v e M a z e
TUJUH BELAS: Kemah Rasa Bulan Madu
SEMBILAN BELAS: Killing Me
DUA PULUH: Nevermind
DUA SATU: 3 Hati 1 Cinta
DUA DUA: Garis Kematian
DUA TIGA: Other People
DUA EMPAT: Please give me one more Chance
DUA LIMA: Pertenakan Cinta
DUA ENAM: Love and secrets
DUA TUJUH: Dia atau Aku
DUA DELAPAN: Reverse
DUA SEMBILAN: Nikmat Dosa Terindah
TIGA PULUH: BACKSTREET(?)
TIGA SATU: Stay With You
TIGA DUA: Mba Leo dan Bang Capricorn
TIGA TIGA: Depression ! ! !
TIGA EMPAT: Pembunuhan, Misteri Kematian!
TIGA LIMA: Veranda Hamil?
TIGA ENAM: Psikopat dan Pembunuh Berantai
TIGA TUJUH: Rahasia Jessica Veranda
TIGA DELAPAN: 'Cause I'm Yours
TIGA SEMBILAN: Terdampar di Pulau Misterius
40. Darah, Keringat dan Air mata
EMPAT PULUH: Rumah Angker di Hutan Belantara
EMPAT SATU: Lukisan Tua Yang Hidup
EMPAT DUA
EMPAT TIGA: Threesome
EMPAT EMPAT : Can I get to your soul?
EMPAT LIMA: Love and Relationship
EMPAT ENAM: Menuju Akhir
EMPAT TUJUH:
EMPAT DELAPAN: Dia pergi
Epilog: LOVE IS NOT OVER

DELAPAN BELAS: Berkemah 2

9.1K 663 30
By Velova95

“Welcome to Mobile Legends”

“You have slain an enemy!”

“Double Kill!”

Keynal memainkan jarinya dengan malas, asal menekan saja. Ia tak selera memainkan game MOBA nya. Sebab sekarang Keynal, lebih menginginkan Veranda.

“Ve...”

Keynal merebut iPhone 30 Juta milik Veranda,
baru kemarin Alif membelikannya untuk menganti Smartphone yang dirusak oleh Keynal.

Kekasihnya itu memang bisa memberikan segalanya. Beda dengan Keynal yang tak punya apa-apa alias miskin. Ya begitu kira-kira yang dipikirkan Veranda.

Alif adalah anak seorang konglomerat yang berdarah bangsawan di Malaysia. Serta pendiri CANO Corp sebuah grup bisnis yang bergerak di bidang resort, kasino, judi, Club malam, hingga ritel.

Salah satunya yang terkenal dari bisnisnya adalah Cano Highlands Resort, destinasi wisata di Malaysia. Veranda sangat beruntung memiliki Alif secara materi tidak akan kekurangan satu apa pun.

Keluarga Alif merupakan 5 orang terkaya di Malaysia, dengan harta kekayaan berlimpah kekayaan tersebut tidak akan habis hingga 7 turunan.

Namun ada satu misteri yang disembunyikan Alif, dari semua orang termasuk Veranda. Yakni Alif merahasiakan nama belakangnya pada dunia.

Lain kisah, jika Veranda harus hidup dengan Keynal. Jangankan membelikan Veranda barang branded. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja, Keynal harus Gali Lobang Tutup Lobang, pinjam uang bayar hutang.

Keynal hanya manusia biasa. Ia tidak sekuat superhero, juga tidak kaya seperti putra para sultan. Dia tampan tapi masih manusiawi, tidak seperti sosok pangeran yang ada di cerita-cerita dongeng, fiksi maupun tokoh anime.

Kulit cerah, matanya sehitam biji almond, leher jenjangnya serta bibir tipis merah keunguan itu tersenyum ke arah Veranda. Keynal tak menyangka jika pertemuan pertamanya dengan Veranda adalah hal yang tak terduga sebelumnya.

Keynal pikir mereka akan bertemu di sekolah dengan Keynal yang bertindak sebagai pahlawan. Tubuh tabrakan, buku berjatuhan, jemari bersentuhan, mata bertatapan dan tralaaaaa... layaknya adegan romance di sebuah drama, sungguh pemikiran yang klise bukan?

Namun siapa sangka jika pertemuan mereka justru tragis. Veranda membencinya untuk yang pertama kalinya. Ketampanannya yang Keynal miliki, tidak beda jauh dari kebanyakan cowok Indonesia.

Layaknya pemuda-pemuda sunda pada umumnya kasep. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari sosok Keynal, selain otak jeniusnya.

Jam sepuluh malam Keynal melangkah keluar tenda sambil memakai kaos biru navi nya. Ia berjalan mengumpulkan kayu bakar dan ranting-ranting lalu merogoh saku celananya mengambil sehelai tissue dan menyalakannya menggunakan korek elektrik.

🍓🍓🍓🍓

Keynal PoV

Api sudah menyala, aku menggunakan minyak untuk mempercepat nyala apinya. Tidak terasa hari semakin larut, Veranda keluar tenda dan memilih duduk di sampingku.

“Cantik,” batinku, saat pancaran gerhana bulan menyinari kulit putih susu gadis di sampingku.

“Mau dengar aku bernyanyi?” Ucapku seraya mengambil gitar klasik milikku.

“Emang kamu bisa nyanyi?”

Veranda menatapku tak percaya. Aku tersenyum mendengarnya. Aku mengubah posisi dudukku, menghadap ke arahhnya.

Sejak kecil aku bercita-cita menjadi seorang idol, sempat punya keinginan debut sebagai aktor.”
Kukatakan dengan jujur Veranda semakin membelalakan matanya.

“Buktikanlah jika kau bisa bernyanyi~”

🍓🍓🍓🍓

Veranda PoV

Tepat di hadapanku. Keynal tersenyum manis padaku, dia adalah cowok dengan senyum temanis yang pernah aku temui dalam hidupku. Senyum yang menghangatkan kalbu.

Jari jemarinya memetik dawai-dawai gitar dengan baik. Petikan gitar itu, begitu enak didengar−saat jemari indahnya itu kembali memetik senar gitar kord satu ke kord yang lain, perpindahannya terdengar begitu halus dan lembut. Keynal memetik gitarnya sembari melantunkan lagu.

Aku tak tahu apa yang ku rasakan.

Dalam hatiku saat pertama kali lihat dirimu, melihatmu~

Seluruh tubuhku terpaku dan membisu.

Detak jantungku berdebar tak menentu.

Sepertinya aku, tak ingin berlalu.

Saat ku tahu kau akan pergi jauh.

Izinkan aku tuk selalu menantimu.

Untuk katakan ku ingin dirimu.

Agar kau tahu betapa ku terlalu
Mencintaimu.

Aku akan menunggu.

Hingga dirimu kembali untukku.

Tolonglah aku bagaimana diriku.

Ungkapkan itu rasa yang membelenggu.

Dalam hatiku ku cinta padamu.

Berikan cintamu juga sayangmu.

Percaya padaku ku kan menjagamu.

Hingga akhir waktu menjemputku.

Kuberikan cintaku juga sayangku.

Percaya padaku ku kan menjagamu.

Hingga akhir waktu menjemputku.

Ve, aku gak punya istri ,
Aku gak punya pacar.
Yang kupunya hanyalah hati yang setia~
Tulus padamuu.

Nada lembut itu terdengar pelan, mengisi heningnya rimba. Merangkai nada, demi nada menjadi melodi yang indah. Suara merdunya menggetarkan hatiku. Tanpa sadar air mataku terjatuh, aku pun menangis dalam diam lagi.

🍓🍓🍓🍓


Keynal PoV

Lewat tengah malam aku terbangun. Aku memilih untuk tidur di luar beralaskan sleeping bag kepompong milikku, sementara itu aku menyuruh Veranda tidur di dalam tenda. Aku membuka netraku perlahan.

Aku membawa lampu LED ke dalam kantung tidurku. Aku tidak bisa tidur tanpa penerangan. Aku pun bangkit, aku terbangun sebab merasa dahaga. Aku duduk di kursi lipatku sembari meminum botol air mineral ditanganku.

Saat tengah melamun, aku tak sengaja melihat kepulan asap hitam berjarak 10 meter di depanku. Ketika kalian sendiri, tanpa kalian ketahui berbagai mata tertuju padamu. Menunggu lengah dan mengambil alih hidup mu. Maka jangan biarkan pikiran kalian kosong.

Tiba-tiba udara di sekitarku, menjadi terasa sangat dingin. Bahkan mulai terasa menusuk kulitku. Aku mulai merasa ada yang janggal karena sebelumnya terasa biasa saja. Aku mencium aroma kentang. Namun baunya sangat busuk, lalu berganti bau darah dan bau kembang.

“Veranda?” Batinku.

Sekelebat aku melihat sosok Veranda. Berjalan sendiri menuju pohon besar di depanku. Dengan segera aku berdiri dan mengejar sosok yang aku yakini, itu adalah Verandaku, bidadariku.

Aku berjalan melusuri hutan menuju pohon besar, lokasi pertama aku melihat Veranda. Aku mendengar ada suara yang memanggilku dari balik semak belukar. Tapi ketika dicari wujudnya tidak ada.

Aku mulai merasa ada seseorang yang diam-diam mengikuti diriku. Aku tak hanya mendengar suara langkah di belakangku. Aku dengan cepat menoleh ke belakang, namun aku mendapati siapa-siapa.

Bau minyak wangi murah, bau busuk yang menyengat menyeruak ke indra penciumku rasanya aku ingin muntah, dan kepulan asap merayap semakin dekat, menambah rasa jeriku. Aku mempercepat langkahku.

“Keynal...” suara lembut itu menyapa gendang telingaku. Aku berbalik. Aku melihat Veranda.

“Ve?”

Aku memperhatikan wajah Veranda, tampak berbeda. Wajahnya pucat dari sebelumnya. Aku segera memeluknya membawa gadisku ini, ke dalam dekapan hangatku. Namun ada hal aneh yang aku rasakan, saat aku memeluk Veranda tubuhnya terasa lemah dan dingin.

Aku melepas pelukanku. “Ve, kamu baik-baik saja?”

Aku meletakkan punggung tanganku, di keningnya. Tubuh Veranda sedingin es, kulitnya pucat seperti mayat hidup.

“Ikut aku yuk!”

Sosok yang aku yakini adalah Veranda ini, menarik lembut tanganku. Aku hanya pasrah dan patuh mengikuti sosok di depanku.

“Ve, kita ngapain ke sini?”

Tanyaku, Veranda membawaku menuju balik pohon besar, ah suka Veranda yang nakal seperti ini. Aku semakin menginginkan dirinya. Tapi sosok yang kutanya lebih banyak diam,

Ve memperhatikan diriku dengan tatapan lapar. Tatapan tak biasa, aku tak pernah melihat tatapan itu sebelumnya dari seorang Jessica Veranda.

“Ve, AKH!!!”

Dia mendorong keras tubuhku, membentur pohon hingga aku menjadi bersandar pada pohon besar di belakangku. Punggungku terasa sakit sekali, Veranda terlalu kasar mendorongku. Gadis di depanku ini perlahan melangkah maju, dekat semakin dekat.

Tatapan gadis itu jatuh pada bibirku. Aku merasakan napas Veranda menerpa wajahku, sosok itu memiringkan kepalanya. Wajahnya semakin dekat dengan muka ku refleks aku menutup mata.

🍓🍓🍓🍓

Veranda PoV

'Tuk...tuk...tuk...'

Aku terbangun, saat aku mendengar suara-suara aneh. Karena perasaan aku memutuskan keluar tenda. Di luar aku mendapati tempat tidur Keynal kosong, kemana perginya dia?

“Keynal ngapain dia sana?”

Aku melihat Keynal berlari. Sepertinya dia sedang mengejar suatu, tapi apa? Entahlah aku pun tak tahu. Karena penasaran aku pun mengikuti dirinya.

“Key..!!” Panggilku.

“Ve?”

Keynal menatapku seperti orang linglung. Dia kebingungan aku mengerutkan kening. Ada apa dengannya? Kenapa dia sering bertingkah laku aneh seperti ini. Kalian tahu, sudah berapa kali sering aku melihatnya tertawa dan mengobrol sendiri.

Lama-lama aku takut, bagaima jika Keynal benar-benar gila? “Kamu ngapain disini?”

“Lho bukannya kamu yang menarikku ke sini?”

Apa? See

Liat dia mulai membual. Untuk apa aku membawanya ke tempat sepi seperti ini. Dasar cowok cabul. “Kamu nggak lagi minum Whisky kan?” Dia dengan cepat menggeleng.

Aku mencium aroma napasnya, barangkali dia mabuk sehingga berfantasi yang bukan-bukan. Tapi aku tidak mencuim bau alkohol sedikitpun dari mulutnya. Oke, sepertinya dia berkata jujur.

🍓🍓🍓🍓

Keesokan harinya...

Style layering Keynal hari ini, jaket kulit dan kaos putih polos dengan kemeja flannel yang diikat di pinggang, dipadukan dengan ripped jeans untuk kesan bad boy look yang cool, serta sepatu boots cokelat berbahan kulit dan jam tangan kesayangannya yang membuat penampilannya maskulin dan macho.

Keynal sadar dengan siapa ia bersama Jessica Veranda baginya fashion adalah segalanya. Meski Keynal harus menghabiskan semua tabungannya tak masalah, apa pun demi Veranda. Keynal juga rajin pergi ke gym untuk membentuk tubuh atletisnya.

Keynal membuat penampilan sesempurna mungkin, berharap Veranda menyukainya. Walaupun sampai detik ini Veranda tetap acuh tak acuh terhadapnya. Sepertinya sampai kapanpun Veranda tidak akan pernah memaafkan dosa terbesar yang Keynal atas dirinya. Sesaat kemudian Veranda keluar dari tenda.

Gadis itu baru bangun tidur. Rambut bergelombang hitam kecoklatannya dibiarkan terurai. Hari ini Veranda menggunakan short pants jeans setengah paha, yang dipadukan dengan white t-shirt, lengan pendek bahan katun asli yang lembut. Serta sepatu sneakers putih. Terlihat simple, elegan dan casual juga sempurna apa lagi.

Keynal mengarahkan kamera DSLR miliknya bermerk sony yang ia kalungkan di lehernya. Keynal mulai membidikkan kamera digitalnya, membingkai wajah indah Veranda.

*CEKREK..!! CEKREK..!! CEKREK..!!

Tiga potret berhasil ia ambil. ...

Aku hanya mengingat kenangan manisku denganmu.Batinnya.

Veranda yang awalnya melakukan peregangan otot, mulai tersadar. Akan cahaya lensa kamera yang mengarah kepadanya.

“KEYNAL!!! YA KAU HAPUS FOTONYA, AKU BELUM MANDI!”

Veranda terlihat kesal. Keynal yang diam-diam mengambil gambar tanpa seizinnya. Veranda mengejar Keynal yang hanya berjarak beberapa meter di depannya. Sontak saja Keynal berusaha menghindar dari amukan Veranda. Ia berlari dan menjauhkan cameranya dari jangkauan Veranda.

🍓🍓🍓🍓

Pagi ini, Keynal menemani Veranda mandi, di pemandian yang sama seperti kemarin. Keynal menunggu Veranda dengan duduk di atas batu besar yang ada di pinggir sungai. Pemuda itu sudah mandi sejak subuh tadi karena ia juga harus melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim untuk sholat subuh.

Keynal membingkai senyum semanis gula di wajahnya, senyum itu yang sangat disukai Veranda. Keynal melihat hasil galeri fotonya. Siluet Veranda dalam lensa begitu sempurna. Ia mengeser icon kameranya memperhatikan hasil jepretannya satu-persatu.

Tiga puluh menit kemudian, Veranda menyelesaikan ritual mandi paginya. Keynal bangkit dari duduknya ia menepuk-nepuk bokongnya sekilas lalu beralih pada Veranda. Keynal kembali mengalungkan kamera di lehernya. Tangan kanannya bergerak menggenggam tangan kiri Veranda. Mengajak Veranda kembali ke tenda mereka.

🍓🍓🍓🍓

Jam setengah lima sore Keynal dan Veranda mencari kayu di tengah hutan sedikit jauh dari tenda. Veranda mengekor di belakang Keynal yang hanya berjarak beberapa meter saja.

Namun semakin jauh mereka masuk ke dalam hutan, keduanya tanpa sadar berpencar arah. “Ve, malam ini kamu mau makan apa? Ve...” Keynal menoleh ke belakang dan tak mendapati sosok Veranda.

“VEEE, KAMU DIMANA?”

Keynal berteriak memanggil Veranda, tapi tak kunjung ada jawaban. Keynal meletakkan kayu bakar yang dibawanya, ia berlari membelah hutan mencari keberadaan Veranda.

🍓🍓🍓🍓

Pukul 17:00, Veranda duduk di tanah karena merasa lelah ia pun beristirahat sementara. Beberapa saat kemudian Veranda tersandar sedari tadi ia tidak melihat Keynal. Veranda segera bangkit dari duduknya, ia mengambil kayu bakarnya dan kembali melangkah.

Sekitar sepuluh menit Veranda mencari jalan keluar dari hutan itu namun hasilnya nihil, ia tersesat. Kepercayaan bahwa orang yang tersesat memang hanya berjalan berputar-putar dan selalu kembali ke tempat semula.

Hal itu dialami Veranda, sejauh apa Veranda berjalan. Ve tetap kembali ke tempat itu lagi. Hari semakin gelap Veranda ketakutan dan bingung. Tapi ia tak putus asa, Veranda terus berjalan mencari jalan keluar dari hutan terkutuk itu. Veranda berjalan tak tentu arah, Ve hanya bisa berlari, menghindari segala bahaya yang mungkin terjadi.

“AKH~”

Karena kurangnya kehati-hatiaan dibalut perasaan panik. Entah bagaimana caranya Veranda justru kini terperosok. Tubuhnya berguling-guling, terglincir dan hampir jatuh ke dalam jurang yang terjal. Tubuhnya yang ringan beruntung, ia tak sampai jatuh ke dalam jurang di bawahnya.

Veranda menahan tubuhnya dengan berpegangan kuat pada akar-akar pohon besar yang tumbuh menjalar. Dengan perlahan Veranda menarik akar belukar itu, dan merangkak naik ke atas. Baju Veranda tak sengaja tersangkut batang kayu.

*Sreekk..!!

Veranda menarik pakaiannya, sehingga ujung kaos yang ia gunakan robek.

🍓🍓🍓🍓

Lepas dari maut Veranda kembali berjalan ke luar hutan. Veranda akhirnya menemukan jalan setapak itu artinya perkemahan tak jauh dari sini. Namun saat di tengah jalan, entah dari mana datangnya.

Tiba-tiba Ve dihadang oleh 2 orang brandalan berumur sekitar 28 dan 30 tahun, keduanya sama-sama dalam keadaan mabuk. Dua orang itu maju menghampiri Veranda.

Mereka berperawakan tinggi dan berbadan tegap, serta yang paling tinggi berkulit coklat. Sedang yang satunya yang berbadan gendut. Berkulit hitam legam dan berambut ikal.

“Mau apa kalian? pergi!”

“Cantik! Malam ini kita akan bersenang-senang hahaha...”

Mereka langsung menyeret tubuh Veranda, ke semak-semak. Orang itu menidurkan Veranda di tanah. Kedua orang itu tertawa mengerikan pria di hadapan Veranda segera membuka resleting celananya.

Veranda melawan dengan sekuat tenaga, mencoba untuk bisa lepas dari kedua bajingan di depannya. Kedua orang brandal itu, marah dan membenturkan kepalanya Veranda, pada batang pohon pinus. Membuat pelipis mengeluarkan banyak darah.

“Bruk..!!”

Veranda menendang kedua orang itu, lalu berlari mencari pertolongan. Bulan tampak mencermati dengan sisi bundarnya tatkala Veranda terseok-sengok. Dia berjalan dengan meninggalkan bekas tapak kaki tak beraturan.

Darah yang menetes dari pelipisnya memerahi tanah. Kepalanya berputar menoleh dengan lemah. Ia berharap kalau-kalau ada seseorang yang dapat membantunya. Tangan dan kaki gemetaran. Degup jantung, aliran darah yang cepat, nafas yang tersengal-sengal.

Dengan tubuh bergetar, Veranda beringsut ke tanah dan duduk sebelum terjatuh. keringat dingin menyengat matanya dan Veranda memegangi pelipis.

“Da-darah?” Gadis itu bergumam sambil bergidik ngeri.

Veranda memeluk kedua lututnya, ia bersembunyi di balik pohon. Karena tak sanggup lagi berjalan kaki. Gadis itu terlalu banyak kehilangan darah, kepalanya terasa sangat sakit. Pusing berkunang-kunang. Sementara dari arah belakang dua orang itu, masih terus mengejar Veranda.

🍓🍓🍓🍓

“Bedebah! Kemana larinya gadis cantik itu? Kenapa cepat sekali dia menghilang.”

Itu suara salah satu brandal tadi, ya mereka berdiri tempat di samping pohon tempat Veranda bersembunyi. Dengan perlahan Veranda mengeser tubuhnya dua orang itu berada tepat di sampingnya, sekali saja mereka menoleh maka akan melihat Veranda yang tengah duduk lemah tak berdaya.


*TREEKK..!!

“Suara apa itu?”

Oh astaga! Veranda tak sengaja menginjak ranting kering di bawah kakinya.

“Bos, suara itu berasal dari belakang, sepertinya gadis itu bersembunyi di balik pohon ini.” Ucap pria tinggi berbadan lebih kecil dari pria perut buncit yang tadi membenturkan kepala Veranda.

“Kau benar, ayo kita periksa.”

Kedua penjahat itu, melangkah menuju balik tempat Veranda bersembunyi. Veranda memekik ketakutan. Tubuhnya bergetar, kala ia mendengar langkah kaki yang kian mendekat ke arahhnya. Veranda berusaha menjauh ia berjalan menggunakan bokong dan tangan, sehingga badannya jadi terseret.

“Mpphh!”

Veranda kaget bukan main, saat sebuah telapak tangan membekap mulutnya dari belakang.

“Ssstt.. .Tenanglah, ini aku!”

Suara itu mangalun merdu di telinga Veranda. Karakter vokal yang khas dengan aksen Sunda yang cukup kuat. Gadis itu mendongak menatap rahang kokoh di atasnya.

“Keynal...” Veranda membatin.

Keynal meletakkan jari telunjuknya di bibirnya, mengisyaratkan Veranda untuk diam dan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Veranda menatap Keynal. Pemuda itu memberikan senyum temanisnya di hadapan Veranda.

Senyum itu, Veranda menyukai senyum Keynal. Keynal merasakan langkah kaki dua orang itu, semakin mendekat beberapa langkah lagi...

Menyadari hal itu, Keynal dengan segara melemparkan senter LEDny, jauh ke semak-semak di seberang jalan, sehingga suara benda jatuh itu sukses mengalihkan perhatian dua orang tadi.

“Di sana!”

Dua orang itu memutar arah,

berlari ke arah yang berlawanan.

“Huft,,, syukurlah mereka pergi.”

Keynal melepaskan tangganya yang membekap mulut Veranda, sembari bernapas lega. Keynal membantu Veranda berdiri, lalu menggedong tubuh gadis itu di punggungnya. Beberapa menit kemudian mereka sampai di tenda.

Bersamaan dengan itu sebuah mobil sport hijau berhenti di depannya. Alif keluar dari dalam mobil, entah bagaimana mobil itu, bisa diizinkan masuk. Alif menyusul mereka ke tempat ini, karena sebelumnya Alif memang sengaja memasang alat pelacak di smartphone Veranda.

Tujuannya hanya satu untuk mengetahui keberadaan kekasihnya. Tanpa kata Alif menghampiri Keynal. Ia melirik tubuh Veranda yang lemah. Keynal lebih dulu menurunkan Veranda, ia menyandarkan tubuh Veranda pada pohon di depannya.

“Brng**k!!! lu apaain Veranda Anj*ng lo!”

Alif murka ia mendorong tubuh Keynal.

Tanpa babibu Alif langsung menerjang tubuh sahabatnya. Keynal terpental jauh ke belakang dan terhempas jatuh ke tanah. Alif mencengkeram kerah jaket yang dikenakan Keynal.

Alif meninju muka Keynal, memukulnya tanpa ampun. Keynal berusaha menjelaskan tapi Alif yang kalap dan tersulut emosi, sehingga menghiraukan ucapkan Keynal.

*Bugkhh..!!

Tubuh Keynal ambruk kembali di atas tanah, Alif langsung menduduki perutnya dan kembali menghajarnya tanpa perlawanan sedikitpun.

Keynal yang malang, ia hanya bisa menahan kesakitan yang terasa sampai ke ulu hati. Bercak darah segar mulai menghiasi kaus putih Keynal, darah yang mengalir dari ujung bibirnya yang robek. Akibat pukulan demi pukulan keras yang Alif berikan.

Alif seperti orang kesurupan,  ia membabi buta memukuli Keynal. Meski terkapar lemah kondisi setengah sadar,  perlahan Keynal menutup kedua matanya. Alif nekat ia meraih batu berukuran sedang dan langsung di arahkan ke kepala Keynal.

Tapi tunggu dulu! Keynal dengan cepat tersadar. Alif kaget Keynal menahan kuat kedua tangannya. Terlebih lagi postur tubuh Keynal memang lebih kekar berotot dari tubuh Alif yang biasa saja.

“Akhh!!!”

Keynal balik menghantam dengan batu di tangannya. Sepertinya tak sia-sia, selama ini ia pergi ke tempat fitness. Keynal yang sejatinya jago Nge-gym, otomatis sudah biasa terlatih mengangkat beban berat.

Alif tersungkur, kepalanya berdarah. Keynal bangkit. Ia tersenyum remeh, Keynal mengusap pelan darah di sudut bibirnya. Lalu menghampiri Veranda hendak membantunya berdiri. Tapi apa yang dilakukan Veranda? ia justru menendang pangkal paha atau selangkangan Keynal hingga mengenai tepat di area privatnya.

Keynal jatuh ke tanah. Keynal meneteskan air mata, tangannya memenggangi mr.p nya. Miliknya terasa patah. Tak hanya ngilu, rasanya hampir mati beberapa saat kemudian Keynal pun langsung tak sadarkan diri. Veranda tak peduli, ia lebih mementingkan keselamatan kekasih, Alif. Daripada apapun.

Veranda berlari ke arah Alif, ia menepuk-nepuk pelan pipi Alif. Alif membuka mata, Veranda langsung membantu Alif berdiri. Ia memapah tubuh Alif masuk ke dalam mobil. Veranda segera melajukan mobil Alif dan kabur meninggalkan Keynal seorang diri.

🍓🍓🍓🍓

Tiga hari kemudian...

Keynal dan kedua temannya, Boy dan Dyo tengah mengobrol sembari bersenda gurau, mereka tak henti-hentinya melontarkan candaan, di koridor sekolah.

Tempat satu ini menjadi favorit saat SMA. Terlebih, koridor sekolah mereka ini memiliki tempat duduk di depan kelas, agar mereka bisa menikmati waktu istirahat jika sedang malas ke kantin.

Saat ketiganya asik bercanda tiba-tiba lewatlah seorang gadis berparas menawan layaknya bidadari, yang jatuh surga. Apa lagi dengan postur tubuh tinggi dan ramping bak super model, gadis itu melangkah dengan santainya melewati trio semprul itu.

“Hai Shani!”

Sapa Keynal ramah dan bersahaja.

“Hai kak, permisi ya.”

Shani Indira Natio, gadis berparas cantik dan berhati lembut. Ia berjalan dengan sopan di depan ketiga seniornya. Ketiganya hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Cantik ya Nal, 11-12 ama bidadari lu.” Celoteh si Boy cowok dengan pemilik langsung pipi terindah. Dengan kagumnya, sembari memperhatikan punggung Shani yang semakin menjauh.

“Iya cantik, cantik banget malahan.”
Terang Keynal berupa sanjungan.

“Shani sang titisan Veranda. Iya kok bisa ya mereka berdua punya kepribadian yang mirip banget.” Celetuk Dyo dengan khas suara berat, layaknya om-om itu menggelegar di depan ruang kelas.

“Keynal mengedikkan bahunya seraya berkata,
takdir mungkin, biar pas Ve balik ke khayangan ada temannya dan ga sendirian. Kasihan bidadari gua hehe.”

Dyo dan Boy langsung menonyor kepala Keynal secara bergantian, membuat tubuh Keynal oleng ke kiri dan ke kanan.

“Dia, Shani mantannya Vino, pacarnya Cio itu kan?”

“Hooh.”

“Oh iya Nal, btw si Shani, termasuk cewek idaman lo apa bukan?"

Keynal lantas menjawab, “ga semua cewek cantik itu idaman gue, bah gila kau! Emang gue elu boy, liat yang bening dikit langsung belok.”

“Dih asw, gua kan cuma nanya.”

“Lagian di sekolah ini, di hati ini.
Veranda masih ratunya gaada tanding!”

“Ciih bucin!”

“Norak loe!”

Keynal menjitak kedua temannya,
karena telah berani mengejek dirinya.

“Dy, bagi chikinya!” Si Boy memelas.

“Enak aja beli sendiri.”

“Bagi dikit napa pelit amat sih lu. Sini bagi dikit doang!”

Boy merebut chiki snack milik Dyo.

“Ga bisa!!”

“Bagi..!”

Boy menarik chiki tangan Dyo

“Nggak akan!”

Keduanya saling tarik-menarik Dyo, mencoba mempertahankan apa yang dia punya.

“Ah suuttt,, berisik kalean!
Kenapa jadi pada rebutan chiki...”

Keynal mencomot chiki itu dari tangan pemiliknya.

“Chiki gua!” Teriak Dyo ditolehnya, Keynal sudah berlari jauh membawa chiki kesukaannya.

“Ayo kejar!”

Boy menarik kerah seragam Dyo, hingga membuat tubuhnya tertarik paksa. Alhasil ketiganya, terlibat aksi kejar-kejaran seperti di film india.

🍓🍓🍓🍓

Keynal tertawa tanpa suara. Tangannya mengambil sesuatu dari dalam ranselnya. Sebuah batangan kecil berwarna putih yang dalam waktu singkat terhimpit di antara kedua bibirnya.

Keynal menyalakan pematik berwarna merah miliknya, membakar ujung batangan itu dan menghisapnya kuat-kuat lalu menghembuskan nafasnya ke udara.

Tidak ada tempat yang lebih menyenangkan untuk merokok saat ini, kecuali kalian tahu atap sekolah bersama seorang gadis. Gadis yang dikenalnya dua jam yang lalu di toilet cewek. Hari ia senang karena telah berhasil melumpuhkan Johnny .

🍓🍓🍓🍓

Umpatan-umpatan kekalahan terus meluncur dari bibir Johnny, sumpah serapah dan kutukan seperti

“Keynal akan mati membusuk di selokan,”

atau

“Neraka akan membalasnya.” Tak berhenti terucap di sela-sela rintihan sakitnya.

Ia tak bisa-tak akan bisa menerima kenyataan. Keynal membuat kepala terluka parah. Akibat Keynal membenturkan kepalanya ke cermin, yang ada di gudang belakang sekolah.

Dinda mengobati lukanya dan mendengarkan semua unek-uneknya dengan sabar, ia tahu bagaimana Johnny yang tak bisa menerima kekalahannya.

Siapa yang menyuruh dia?

Bahkan Dinda sudah sering memperingatkan, untuk berhubungan dengan si ketos itu dan liat sekarang Keynal berhasil membalas dendam.

Tapi, nyatanya? Kekasihnya itu tak ingin terlihat lemah dan menyulut api pertengkaran. Dengan si setan Keynal yang sewaktu bisa menjadi sangat kuat terlihat seperti monster.

“Aku membencinya, Dinda.” Gumam Johnny tak tenang. “Kita harus membalasnya saat rapat nanti.”

“Membalas apa?”

Dinda mendengus kesal. Menjadi satu-satunya orang sabar, di antara orang-orang yang terus bertengkar bukanlah hal yang menyenangkan.

“Semuanya telah selesai, sayang. Jangan memulai pertengkaran lagi, kau hanya akan membuat dirimu kesal sendiri nantinya. Anggaplah ini karma karena kau sudah mematahkan tangannya.” Tuturnya lirih mengharapkan pengertian.

Namun kini ia justru mendapati Johnny terdiam menatapnya. “Apakah kau baru saja mengatakan bahwa aku akan kalah lagi darinya?” Tanya pemuda itu menyengir kesal.

“Bagian mana yang mengatakan seperti itu?
Kau terlalu parno.”

“Kau selalu membelanya!”

“Aku tidak membelanya...”

“Dia musuh kita Dinda, dia adalah si brengsek. Kau lupa dia pernah merendahkan harga dirimu.”

“Dan aku tidak pernah membelanya!!!”

Dinda berteriak lebih kencang, daripada yang diharapkan. Nafasnya terengah dan wajahnya memerah. “Kejadian itu hanya masa lalu. Aku sudah melupakan jadi tolong lagi mengungkitnya.”
Tukasnya lirih.

Dinda menggigit bibir bawahnya yang sediikit bergetar, matanya berkaca-kaca, ia tak bisa menyembunyikan kesedihan itu dari wajahnya. Keynal pernah melecehkan Dinda saat kelas sepuluh, itu alasannya mereka membahas dendam mencelakai Keynal atas permintaan seseorang.

Butuh berbulan-bulan bagi Dinda untuk sembuh dari trauma, dan kini, Johnny mengungkitnya lagi. Pemuda itu mengembungkan pipinya dan menatap langit-langit kamar. Johnny mengutuk dirinya sendiri dengan berbagai makian. Kesedihan yang tergambar jelas di raut wajah Dinda sukses membuatnya (Menyesal).

🍓🍓🍓🍓

Kepulan asap itu, menguar dari sela bibir Keynal dan pergi terbawa angin semilir yang berhembus. Ssedikit lebih kencang di atap sekolah. Keynal membiarkan kemejanya setengah terbuka, di bagian atas. Enggan membenahinya. Namun dengan segala keengganannya itu.

Keynal meraih ranselnya yang tergeletak tak jauh darinya, menyampirkan sembarangan di atas bahunya. Ia mengambil putung rokok menyala itu, dari bibirnya dan menenggelamkan ujungnya pada suatu tempat. Membuatnya rokonya mati lalu Keynal bangkit berdiri dengan malas.

Atap sekolah yang tertutup, menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk melakukan segala hal di sana. Keynal berbalik, menatap gadis di belakangnya. Masih sibuk dengan rok lipit yang tadi, sempat dilepas dan dibuang sembarangan olehnya.

“Jangan lupa kenakan jaketmu, udaranya begitu dingin.” Keynal berucap datar. Gadis itu tersipu senang mendengarnya.

Keynal benar! udara yang berhembus sore itu, memang sedikit lebih dingin daripada biasanya. Bodoh, siapa juga yang peduli tentang udara dingin? Yang Keynal pedulikan adalah bercak merah di leher gadis itu.

“Tadi sangat menyenangkan.” Kata si gadis yang ternyata Keynal baru ingat namanya Citra.

Keynal tersenyum dan memutar bola matanya. “Yeah, kau benar.”

“Kapan kita akan bertemu lagi?”

“Kau tinggal di sekolah asrama, aku akan sering-sering menemuimu.” Keynal berbohong.

Apa? Sering-sering kau bilang?

Jangan bermimpi, ini mungkin akan jadi pertemuan terakhirmu dengannya. Sebelum kau lupa namanya dan baru akan ingat lagi nanti jika kau menginginkannya lagi.

Keynal berhasil membuat gadis itu, kembali tersenyum dan percaya dengan semua yang diucapkannya. “Aku menantimu.”

Keynal membalas senyuman itu, mengedipkan sebelah mata dan mengacungkan jempolnya, tanda bahwa semuanya-akan-baik-baik-saja. Pemuda itu mengucapkan kata sampai jumpa sebelum beranjak ke pintu atap tersebut.

Sialnya, begitu menuruni tangga loteng. Ia baru teringat bahwa sore ini dirinya harus mengikuti rapat OSIS dengan golongan menyedihkan, si jalang Dinda dan si bodoh Johnny. Benar sekali, bagaimana bisa Keynal baru ingat? Bahkan Boy dan Dyo sudah menunggunya di bawah tangga.

“Oemji... Tampaknya kau sibuk, kapten.” Seru Dyo menunjuk sekitaran kemeja Keynal. “Bibir gadis mana yang baru saja mencium kemejamu?”

“Whoaa.. Brengs*k!”

Keynal terkejut mendapati bekas lipstik, di bagian dada kemeja seragamnya. Berani sekali gadis itu. Cepat-cepat Keyn mengambil tissue basah di dalam sakunya, untuk membersihkan noda laknat itu.

Tissue basah? Oh dear Keynal baby, kau membawa tissue basah di saku celanamu? Itu sangat kebanci-bancian dan mengapa kau melakukannya?

“Ini tissue basah milik Naomi, tentu saja.”
Keynal bergumam pada dirinya sendiri.

Keynal lupa bagaimana tissue itu, bisa berada di sakunya. Tapi ia ingat pasti bahwa itu tissue milik Naomi, gadis yang paling sering pergi ke atap sekolah dengannya. “Kalian berdua duluan saja, nanti aku menyusul segara sebelum rapat OSIS dimulai.”

Keynal bergegas meninggalkan kedua sahabatnya. Boy lantas berteriak, “oii Capt! kau mau kemana hah?” Keynal terhenti langkahnya, ia pun menoleh menatap kedua sahabatnya.

“Gue mau ke toilet biasalah.”

Kemudian Keynal berlalu pergi.
Boy dan Dyo hanya bisa mendesah kesal.

“Lihat saja kita akan ngelaporin ini ke Veranda.
Gue akan bongkar semuanya!” Seru Dyo. Langkah Keynal kembali terhenti dan berbalik.

“Lakukanlah kalo kalian udah bosan hidup.”
Keynal langsung emosi, rahangnya mengeras, tatapan matanya setajam silet.

Mengerikan! Dyo dan Boy bergidik ngeri. Mereka tahu Keynal seorang mengidap bipolar yang nekat, lagi kejam cowok itu tak pernah main-main akan ucapannya.

“Key, sampai kapan lo akan seperti ini? Lo ga bisa terus gunain mereka sebagai pelarian semata. Gue tau semuanya terjadi di bawah alam sadar lo tanpa bisa lo kendalikan tapi, ini sama aja nyakitin Veranda dan gancurin diri lo sendiri.”

Boy berkata dengan lirih. Berharap sahabatnya itu, akan mengerti. Lalu menyadari kesalahannya.

“Gue ga bisa Boy, gue ga bisa.”

Lo pasti bisa Nal, “Dyo menepuk pundak kawan baiknya itu. “Lupakan segala obsesi dan ambisi lu. Akhiri semuanya cukup sampai disini dan buktikan pengorbanan cinta lu untuk Veranda.”
Imbuhnya menguatkan Keynal.

“Jangan lu sakiti perempuan ingat bunda lo juga perempuan!”

JANGAN LU SEBUT NAMA WANITA ITU DEPAN GUE!!!”

🍓🍓🍓🍓

Keynal berjalan menuruni tangga, menuju ruang osis yang berada di lantai dua. Hari ini Keynal mengenakan seragam putih, celana abu-abunya dipadukan dengan rompi rajut berwarna senada.

Tatanan rambut yang disisir rapi dan keren menggunakan pomade, rambutnya jadi lebih licin, berkilau dan bikin jantung cewek nggak bisa berhenti berdetak. Serta memakai jam tangan chronox di tangan kanannya yang semakin menunjang penampilannya.

Keynal memiliki daya tarik tersendiri, karismatik, ia memiliki aura yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Siapa yang tidak kenal dirinya?

Satu sekolah pasti tahu Keynal, si ketua osis yang charming dan sangat berbakat. Dari kejauhan tampak 3 orang yang gadis yang tengah mengobrol serius ketiganya adalah; Rahma, Sheyla dan Intan. Mereka berdiri tepat di bawah anak tangga.

“Jadi kemarin gimana Tan?” Tanya Sheyla, samar-samar Keynal mendengar obrolan juniornya itu.

“Ya gitu deh pas gue mergokin mereka,
gue langsung ngacem pinta putus.” Ucap Intan malas.

“Terus reaksi Rio, gimana pas lu mutusin dia?” Rahma mulai kepo dengan cerita temannya.

“Dia malah terima gitu aja dan lebih milih cewek kampungan itu!”

Ada percikan amarah saat Intan mengatakan itu, sorot matanya dipenuhi oleh kebencian. Keynal lewat di depan ketiganya seketika itu, atensi mereka ter-distract oleh kehadiran sang kakak kelas.

“Eh, kak kak tunggu!”

“Iya, ada apa dek?”

Langkah Keynal terhenti.

“Mundur dikit kak Key!” Kata tiga gadis itu heboh.

“Huh? Emang kenapa?”

Keynal pun memilih mundur selangkah.

“Mundur dikit gantengnya kelewatan!!”
Seru ketiganya sambil tersenyum.

“Yaelah aya aya naon, kirain apaan malah ngeprank.”

Keynal menggelengkan kepalanya
sembari melanjutkan langkahnya.

“Eh kak, kita mau curhat atuh!”
Kata Rahma. Keynal menoreh.

“Huh curhat? kalo masalah Skin Care, kakak ga ngerti!”

“Yee, siapa juga mau nanya itu payah!”
Sanggah Sheyla sembari tertawa.

“Ya terus, kalian mau curhat apa?
buruan kakak mau ada rapat osis.”

“Sabar atuh kak, jadi gini. Kemarin aku baru aja mergokin pacar aku, namanya Rio lagi jalan bareng gebetannya di taman.”

“Lalu?”

“Si intan bingung kak, apa kurang dari dia padahal Intan dan selingkuhan cowoknya, lebih cantik intan kemana-mana. Tapi kenapa ya cowoknya lebih milih dia.” Keynal tersenyum mendengar cerita Rahma.

“Jadi gini Intan, menurut kakak. Gak peduli seberapa kaya atau seberapa cantik kalian. Girl yang dibutuhkan seorang cowok itu, cuma perhatian dan kasih kalian aja. Mungkin selama ini, kamu kurang perhatian sama pacar kamu itu. Jadi dia mudah untuk berpaling. Introspeksi diri deh.”

“Iya kakak benar! Selama ini aku emang kurang peka sama doi.” Jawab Intan lesu.

“Nah itu, udah ya kakak mau osis dulu, bye!”

“Eit,,, tunggu kak!”

“Ya Allah, apa lagi?”

“Emm,,, btw kakak mau ga jadi pacar aku?”

“Hm, gimana ya?” Keynal belagak sok mikir, membuat Intan berharap cemas. “Ga deh makasih.” Keynal menolak secara halus

“Yah!” Seru yang lainnya begitu kecewa, dengan jawaban Keynal.

“Kakak pamit dadah!”

Setelah mengatakan itu, Keynal belalu pergi.

“Aishh Tan, lu baru aja nembak ketos kita demi apa?” Tanya Sheyla dengan raut tak percaya.

“Dan sialnya gue ditolak.”

“Yee, elu sih jadi cewek gini amat! Emang lu siapa pake nembak pentolan terbaik sekolah ini, ya jelaslah ditolak.”

“Patah hati kan lu lagi, sabar Tan!” Ucap Rahma, sembari menepuk-nepuk bahu sahabatnya prihatin.

“Lagian gue heran deh, selama gue sekolah di sini, gue belum pernah satu kali pun liat kak Keynal dekat dengan siapa pun. Kecuali kak Naomi doang. Itu pun kabarnya karena mereka emang udah sahabatan dari SD.” Sheyla tampak berpikir keras.

“Iya juga ya, padahal banyak yang suka sama dia tapi ya gitu ujung-ujungnya ditolak semua.” Ujar Rahma tak kalah bingungnya.

“Oh gue paham, jangan-jangan kak Keynal gay?”

🍓🍓🍓🍓

Suasana di kelas Alif saat ini termasuk bising. Di tambah lagi banyaknya gadis-gadis yang berteriak di depan kelas memanggil namanya. Dan hal itu membuat Alif muak. Ketampanannya memang layak untuk di puji, tapi hal ini sudah berjalan hampir 9 bulan sejak dia baru menduduki kelas 10.

Hampir setiap hari, setiap saat banyak siswi yang mengantri di depan Alif. Untuk memberikan hadiah mereka ataupun menyatakan cinta mereka, pada cowok dingin itu. Tapi sudah sering juga mereka melihat Alif membuang hadiah yang mereka berikan tepat di depan mata mereka.

Juga bahkan ada yang sampai pingsan, saat salah satu siswi menyatakan cinta pada Alif. Senior yang terkenal dingin itu menolaknya. Dengan omongan yang sangat pedas, bahkan lebih pedas daripada samyang!!!!

Setelah pelajaran B.Inggris selesai, Alif dgn buru-buru keluar dari ruang kelasnya dan berlari menuju ruang osis, karena hari ini ada rapat osis. Sedangkan para fangirl pun harus pasrah, dengan keadaan atau lebih tepatnya kenyataan. Jika Alif tak menginginkan mereka. Setibanya di sana, Alif langsung duduk di sebelah Keynal.

“Karena penggemar lo lagi?” Keynal berbisik.

“Udah biasa.” Jawab Alif seraya meminum air mineralnya.

Sejujurnya Alif ingin membunuh Keynal detik ini juga jika mengingat kemarin. Namun Alif tidak bisa mencampur masalah pribadi dan pekerjaan. Tapi, Alif sudah menyiapkan rencana besar untuk menghancurkan Keynal *BOOM!!!

Rapat sudah dimulai dan sekarang sudah berjalan 3 menit. Tiba-tiba pintu di buka, menampakkan seorang gadis yang sedang memegang tumpukan yang sangat banyak, hingga menutupi wajahnya.

“Naomi, sini gua bantu.” Keynal langsung mengambil alih, kertas-kertas dokumen tersebut.

🍓🍓🍓🍓

Keynal PoV

Rapat OSIS untuk membahas acara pensi yang akan di adakan di sekolah dimulai. Tahu-tahu Veranda lewat di depan ruangan Osis seketika itu pula fokus aku langsung berubah dan terpesona memandangi bidadari tanpa sayap itu.

“Nal, menurut loe gimana konsep acara kita nanti?” Tanya Boy kepadaku.

“Cantik banget, sempurna,” sahutku dengan mata berbinar, terus memandang keluar.

“Nal, Nal sadar Nal nyebut, nyebut!” Dyo menegur sambil menggerakan tangan nya di depan mataku.

“I-iya kenapa?? Sampai mana kita tadi?”

Aku segera tersadar.

“Ehm, kalo ngelihatin Veranda aja sampe lupa segalanya.” Dyo berkata.

“Hahahahahaha.”

seketika ruangan menjadi riuh mendengar celotehan Dyo. Rapat pun terus berlanjut dan menghasilkan konsep yang matang untuk pensi nanti. Dan hari yang dinantipun tiba, pensi yang selama ini kita rencanakan akan di gelar minggu depan.

🍓🍓🍓🍓

Osis disekolah ini terdiri dari

Devin Keynal P. selaku ketua osis,

lalu

Boby Chaesar A. aka si Boy wakil ketua osis,

Maulana Djuhandar atau lebih akrab disapa Dyo penasehat osis dan sekertaris, anak dari wakil kepala sekolah. lalu

Shinta Naomi selaku bendahara osis,

Dan terakhir

Alif Alexander sebagai ketua seksi.

Alif terus memperhatikan Keynal dengan tatapan kebencian. Ia masih tidak terima dengan kejadian yang menimpa Veranda, kekasihnya. Alif berjanji ia akan merusak hidup Keynal. Kehancuran Keynal akan dimulai dari orang-orang yang dicintainya...

NAOMI seperti dia alat yang pas untuk menghancurkan Keynal. Sebab Alif sangat tahu bagaimana Keynal menyayangi Naomi yang sudah dianggapnya seperti adik perempuannya sendiri. Keynal rela melakukan apapun untuk gadis itu.

🍓🍓🍓🍓

Sore hari setelah pulang sekolah. Keynal sengaja datang bertandang ke rumah Naomi. Saat ini keduanya tengah menonton televisi di sofa panjang yang ada di lantai dua ruang keluarga. Mereka tampak asik bercengkerama.

Posisi mereka sangat intim. Bagaimana tidak? Keynal yang saat ini tiduran di paha mulus Naomi yang hanya memakai celana pendek itu. Sementara Naomi terlihat sibuk menyuapi buah anggur ke dalam mulut Keynal.

“Ini yang terakhir Aaa....”

Naomi memasukkan buah anggur saat Keynal membuka mulutnya. Tapi kali ini Keynal tak langsung memakan buah anggurnya. Beberapa saat Keynal mediamkan buah itu, di dalam mulutnya.

Awalnya Keynal mengulum buah anggurnya, lalu menarik tengkuk Naomi tak lagi menyisakan jarak diantara keduanya. Keynal mendaratkan ciuman kecil di bibir mungil itu... Dan gadis atasnya hanya tersenyum gembira sembari membalas ciuman Keynal.

Keynal menyuapkan buah anggur ke mulut Naomi dengan mulutnya. Keynal berbagi buah di dalam mulutnya dengan Naomi. Naomi menggigit lalu memakan buah di mulut mereka. Ciuman dadakan itu sukses merangsang libido Naomi. Rela hingga menciptakan decakan erotis bagi keduanya.

Sesaat Naomi terdiam dengan tatapan kosong. Cowok itu, melumat bibirnya sampai habis. Mengecap setiap sudut bibirnya dengan rakus.

“Manis.” Puji Keynal, di lanjutkan dengan meraba wajah cantik Naomi dengan menggunakan jari telunjuknya, seolah sedang menggodanya.

Keynal melanjutkan ciumannya pada bibir Naomi. Mereka saling mengecup satu sama lain, Naomi merasakan bibir Keynal berada penuh di dalam mulutnya. Dan kali ini sangat lama.

Naomi memejamkan wajah yang lembut, nikmati saat bibir mereka memagut. Bibir mereka saling berpautan lembut, lidah Keynal menyelinap bersama cengkraman Naomi yang kian menguat.

Juga benang saliva yang masih menghubungkan bibir keduanya. Decakan bibir yang membenturkan area rongga mulut, menyisakan benang saliva yang samar. Tidak mereka pedulikan suara televisi yang menemani pertarungan lidah.

Naomi tidak dapat lagi menolak ajakan Keynal untuk saling membelit lidah. Keynal meremas tengkuknya pelan-pelan. Ciuman yang semakin lama semakin menuntut. Suara decak saliva keduanya yang saling tertukar, Nafas mereka memburu.

ToBeContinue!

Continue Reading

You'll Also Like

8.1K 1K 33
[Giselle x Jeno x Mark] Wattpad versi dari au berjudul "Tiga Orang Berbeda" Dibilang teman, iya. Dibilang sahabat, bisa jadi. Dibilang lebih dari tem...
31.1K 5K 63
"From now on, Jauh-jauh dari hidup gue, bisa kan?" #1 in JAYPARK 090921 #1 in ENGENE 141221 #1 in EHYPENJAY 220722
21K 1.4K 47
Perjuangan cowok dingin mendapatkan cewek manja. °Maret 2018
365K 4.6K 21
Mellatha natalia wiksono harus menerima kenyataan pahit jika dirinya akan di jodohkan dengan pilihan ayahnya , ayah yang tidak ia suka selama ini dit...